//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sutra Bakti Seorang Anak  (Read 31176 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Sutra Bakti Seorang Anak
« on: 25 November 2007, 10:30:59 PM »
Sutra Bakti Seorang Anak         


Ayah Dan Ibu adalah dua Buddha yang hidup dalam keluarga. Sutra ini adalah sutra tentang kebaikan hati orang tua dan bagaimana sulitnya untuk membalas budi baik mereka.
 
Demikianlah yang aku dengar, suatu ketika Hyang Buddha berdiam di Shravasti, di Hutan Jeta, bersama-sama dengan sekumpulan bhiksu-bhiksu besar, yang seluruhnya berjumlah 1250, dan para Bodhisattva, yang semuanya berjumlah 38.000.
  
Pada saat itu, Sang Bhagava memimpin kumpulan besar tersebut dalam perjalanan menuju selatan.
 
 Tiba-tiba rombongan Hyang Buddha menjumpai seonggok tulang manusia disamping jalan. Hyang Bhagava berpaling menghadapinya, dan bersikap Anjali dengan penuh hormat. Guru Buddha lalu menghampiri sekumpulan tulang tersebut, seraya bersujud dan memberi hormat. Ananda dan anggota rombongan lainnya tidak mengerti mengapa Guru Buddha bertindak demikian.
 
Ananda dengan bersikap Anjali kemudian bertanya kepada Sang Bhagava, "Tathagata adalah Guru Agung dari Tri Loka dan bapak yang terkasih dari makhluk-makhluk yang berasal dari Empat Jenis Kelahiran. Beliau dihormati dan dicintai seluruh umat. Apakah sebabnya kini beliau menghormati seonggok tulang-tulang kering?" Buddha lalu menjawab kepada Ananda, "Meskipun Kalian adalah siswa-siswaku yang utama dan telah lama menjadi anggota Sangha, namun pengertian kalian belum cukup. Onggokan tulang ini mungkin adalah milik para leluhurku pada kehidupan yang lalu. Bagaimana mungkin manusia tidak menghormati orang tuanya, karena itulah Aku bersujud dan menghormat".
 
Sang Buddha menerangkan lebih lanjut  kepada Ananda, "Tulang-tulang yang kita lihat ini dapatlah dibagi menjadi dua kelompok. Yang satu adalah tulang-tulang Pria, yang berat dan putih warnanya. Kelompok yang lain adalah tulang-tulang Wanita, yang ringan dan warnanya hitam." Ananda lalu berkata, "Duhai Sang Bhagava, saat  masih hidup didunia para pria menghiasi badan mereka dengan jubah, pengikat pinggang, sepatu, topi dan pakaian-pakaian indah lainnya untuk menunjukkan bahwa mereka adalah pria perkasa. Ketika masih hidup para wanita, mereka mengenakan kosmetik, minyak wangi, bedak dan wangi-wangian yang menarik untuk menghiasi tubuh mereka, sehingga dengan jelas menampakkan kewanitaannya.
 
Namun tatkala para pria dan wanita itu meninggal, semua yang tertinggal adalah tulang-tulang. Bagaimana seseorang dapat membedakan nya? Mohon ajarilah kami Guru, bagaimana cara membedakannya?" Buddha menerangkan, ”Semasa hidup didunia ada pria yang rajin memasuki Vihara, mendengarkan penjelasan tentang Sutra dan Vinaya, menghormati Tri Ratna. Karena kebajikannya luar biasa, tatkala mereka meninggal tulang-tulangnya menjadi berat dan putih warnanya.
 
Wanita pada umumnya kurang bijaksana   dan terbawa emosi. Mereka melahirkan   dan membesarkan anak-anak, sebagai    suatu kewajiban. Setiap anak meminum 1200 galon susu ibunya. Ibu menjadi   letih dan menderita, dan karenanya tulang-tulang mereka berubah menjadi hitam & ringan ketika mereka meninggal."  Ketika Ananda mendengar kata-kata ini, dia merasakan kepedihan dalam hatinya, karena seolah-olah telah tertusuk pedang dan karenanya ia diam-diam menangis. Dia mengatakan kepada Sang Bhagava, "Bagaimanakah caranya seseorang dapat membalas kasih dan kebaikan ibunya?"
 
Sang Buddha mengatakan kepada Ananda, "Dengarkanlah baik-baik, Aku akan jelaskan hal ini kepadamu dengan terperinci. Janin tumbuh dalam kandungan selama sepuluh bulan perhitungan Candra Sengkala. Alangkah menderitanya ibu selama janin berada disitu! Pada bulan pertama kehamilan, hidup janin tidaklah menentu seperti titik embun pada daun yang kemungkinan tidak akan bertahan dari pagi hingga sore, tetapi akan menguap pada tengah hari!" "Pada bulan kedua, janin menjadi kental seperti susu kental.
 
Pada bulan ketiga, ia seperti darah yang mengental. Hingga pada bulan keempat, janin mulai berwujud sedikit seperti manusia. Selama bulan kelima dalam kandungan, kelima anggota badan anak (dua kaki,  dua tangan, dan kepala) mulai terbentuk. Pada bulan keenam kehamilan, anak mulai mengembangkan inti ke enam alat indera nya yaitu mata, telinga, hidung, lidah, badan dan pikiran.
 
Selama bulan ketujuh, ketiga ratus enam puluh tulang-tulang dan persendian terbentuk, dan kedelapan puluh empat ribu pori-pori rambut juga telah sempurna. Dalam bulan kedelapan kehamilan, kecerdasan dan kesembilan lubang terbentuk. Pada bulan kesembilan, janin suka meng-gerakkan tangan dan kakinya membuat ibu tidak nyaman dan kehilangan selera makan. Janin telah belajar menyerap berbagai zat makanan. misalnya janin dapat menyerap sari buah-buahan, akar tanaman tertentu, dan kelima macam padi-padian."
 
Selama kehamilan, pembekuan darah ibu dari organ-organ dalamnya membentuk zat tunggal yang menjadi makanan anak. Selama bulan ke sepuluh kehamilan, badan janin disempurnakan dan siap untuk dilahirkan. Setelah sepuluh bulan merasakan kesusahan, darah ibu akan mengalir deras seperti sungai agar janin bisa lahir dengan sempurna. Bila janin ini kelak akan menjadi anak yang ber-bakti, dia akan lahir dengan telapak tangan disatukan sebagai hormat dan kelahiran itu akan aman dan baik. Ibunya tidak akan terluka oleh kelahirannya dan tidak akan membawa derita kesakitan bagi sang Ibu.

Tetapi, bila anak tersebut akan menjadi pembangkang maka ia akan merusak dan melukai kandungan ibunya, membuatnya sangat menderita Saat melahirkan Ibu akan merasa seperti di sayat seribu pisau atau seperti ribuan pedang yang menikam jantungnya, mengoyak hati dan jantung, menyangkut ditulang ibunya. Itulah ke-sakitan yang dialami saat kelahiran anak yang nakal dan pembangkang. Sebagai seorang anak, kita tidak boleh melupa-kan penderitaan orang tua, dalam merawat dan membesarkan kita. Jika kita lupa, kita bahkan lebih kejam dan jahat dari binatang buas.Untuk menambah bakti kita dan lebih jelasnya, kita harus mengerti ada 10 jenis kebajikan yang diperbuat oleh seorang ibu kepada anaknya :

Kebaikan Pertama ialah kebaikan didalam mem berikan perlindungan dan penjagaan selama anak dalam kandungan. Kebaikan Kedua adalah kebaikan dalam menanggung penderitaan selama kelahiran. "Kebaikan pertama: Menyediakan makanan dan per-lindungan. Sungguh sulit terlahir sebagai manusia bagi kelahiran-kelahiran kita yang tak terhitung jumlahnya." "Tidak mudah bisa berada di dalam kandungan ibu, dibutuhkan hubungan karma dengan orang tua." "Dengan berlalunya bulan, kelima organ penting berkembang. Dalam waktu tujuh minggu, keenam alat indera mulai tumbuh, dan ter-bentuk." "Saat janin mulai tumbuh, beban ibu semakin berat dan badannya pun menjadi seberat gunung."

Diam atau gerakan-gerakan janin adalah laksana gempa bumi & bencana angin ribut, baju-baju ibu yang cantik tidak dapat dipakai dengan baik lagi, dan begitu juga cerminnya pun berdebu karena hanya memikirkan bayinya, ibu tidak sempat dan terlalu letih untuk berdandan. Kebaikan kedua: "Kehamilan berlangsung selama sepuluh bulan. Masa kehamilan semakin lama semakin tidak menyenangkan." "Saat kelahiran semakin dekat, kesusahan dan kesulitan ibu semakin berat." Setiap pagi ibu merasa sangat sakit, sepanjang hari terasa mengantuk dan lamban. Ketakutannya dan ke-gelisahannya sukar dilukiskan.

Dengan khawatir ibu memberitahu keluarganya, bahwa dia hanya takut maut akan menimpa bayi atau dirinya. Kebaikan Ketiga adalah kebaikan untuk melupa kan semua kesakitan begitu anak telah dilahirkan. Saat bersalin, kelima organ semua terbuka lebar, Membuat tubuh  dan pikiran Ibu sangat letih. Darah mengalir laksana seekor domba yang disembelih, hingga ibu pingsan beberapa kali. Tetapi ketika mendengar bahwa anaknya terlahir sehat, dia dipenuhi dengan kegembiraan yang me limpah, tetapi sesudah kegembiraan, rasa sakit kembali mengaduk-ngaduk bagian dalam tubuhnya.

Kebaikan Keempat adalah kebaikan dari me-makan bagian yang pahit bagi dirinya dan menyimpan yang manis bagi anak. Kebaikan kedua orangtua sangat besar dan dalam, penjagaan dan pengabdiannya tidak pernah ber henti, tidak pernah beristirahat, ibu senantiasa menyimpan yang manis untuk anak, dan tanpa mengeluh menelan yang pahit bagi dirinya. cintanya amat besar dan emosinya sukar ter tahankan, kebaikannya adalah mendalam dan begitu juga kasihnya, hanya menginginkan anak mendapat cukup makanan, ibu yang kasih tidak membicarakan kelaparannya sendiri. Asal anaknya bahagia, orang tua rela kedinginan dan menahan lapar. Cinta kasih dan kasih sayang mereka tidak terlukiskan.

Yang Kelima adalah kebaikan untuk memindah kan anak ke tempat yang kering dan dirinya sendiri berbaring di tempat yang basah. Ibu rela basah agar anaknya dapat berada di tempat yang kering. Ibu senantiasa melindungi anak dengan lengan nya dari angin dan dingin. Dalam kebaikannya, kepala ibu jarang lega di atas bantal, dan bahkan dia melakukannya dengan gembira selama anak dapat merasa senang, Ibu yang baik tidak mencari penghiburan bagi dirinya sendiri.

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #1 on: 25 November 2007, 10:31:24 PM »
Kebaikan Keenam adalah menyusui anaknya pada payudaranya dan memberinya makan serta memelihara serta membesarkan anak. Dengan kedua payudaranya dia memuaskan rasa lapar dan haus sang anak, selama 3 tahun ibu menghidupi anaknya dengan air susu, yang se-benarnya adalah darahnya sendiri. Ibu yang baik adalah bagai kan bumi yang besar, Ayah yang tegar laksana langit yang mengasihi, yang satu melindungi dari atas, yang lainnya menunjang dari bawah,

Kebajikan semua orang-tua adalah se-demikian rupa sehingga mereka tidak membenci atau marah terhadap anaknya meskipun mereka terlahir jelek. Mereka juga tidak kecewa dan tetap menyukainya, sekalipun anak terlahir cacat. Setelah ibu mengandung dan melahirkan anaknya, ayah dan ibu bersama-sama merawat, membesarkan dan melindungi anaknya sampai akhir hayatnya. Sungguh luar biasa cinta kasih orang tua terhadap anaknya.

Kebaikan yang Ketujuh adalah rela  membersihkan kotoran anaknya. Pada mulanya ibu cantik dan memiliki tubuh yang indah, semangatnya kuat dan bergelora, alis matanya seperti daun willow yang segar, dan  kulitnya bersinar.Tetapi karena kebaikan ibu yang begitu men-dalam sehingga ia melupakan dan melepaskan kecantikannya. Sekalipun merawat dan mencuci anaknya, yang dapat membuat dirinya kotor dan merusak badannya. Ibu yang baik bertindak hanya demi untuk kepentingan putra-putrinya. Dan dengan rela menerima kecantikannya yang memudar.
 
Kebajikan yang Kedelapan adalah kebaikan dari selalu memikirkan anak bila dia berjalan jauh. Kematian dari orang yang dicintai sukar terlukiskan penderitaannya. Tetapi berpisah dari yang dikasihi juga sangat menyakitkan. Bila anak berjalan jauh, ibu merasa khawatir dikampungnya, dari pagi hingga malam, hatinya selalu bersama anaknya, sentiasa bersembahyang berharap anaknya selamat dan sukses agar dapat cepat pulang dan berkumpul kembali. Orang tua menunggu berita siang dan malam. Dan air mata jatuh berderai dari matanya, seperti monyet yang menangis diam diam, Sedikit demi sedikit hatinya hancur. Ketika tiada berita kunjung tiba. Demikian dalamnya cinta seorang ibu kepada anaknya.

Kebaikan Kesembilan adalah Kasih Sayang yang dalam berupa Pengabdian dan Perhatian orang tua terhadap anaknya. Sungguh sulit untuk dibalas. Mereka rela menderita demi kepentingan anaknya. Alangkah besarnya kebaikan orang tua dan gejolak emosinya! Ketika tahu atau mendengar  anaknya susah, Orang tua akan ikut bersusah hati. Bila anaknya bekerja berat, orang tua pun merasa tidak tenang. Bila mereka mendengar bahwa anak berjalan jauh, mereka khawatir bahwa pada waktu malam sang anak berbaring ke-dinginan. Bahkan sakit se bentar yang diderita putra atau putrinya, akan me-nyebabkan orang tua lama bersusah hati.
 
Yang Kesepuluh adalah kebaikan dari rasa kasihan yang dalam dan simpati dari Orang tua terhadap anaknya.Cinta kasih dan kasih sayang orang tua adalah besar dan penting. Perhatiannya yang lemah lembut tidak pernah berhenti, seperti cahaya abadi dari Bulan dan matahari yang menyinari seluruh dunia, tidak pernah akan sirna. Sejak bangun pagi, yang dipikirkan mereka adalah anaknya. Apakah anak-anak dekat atau jauh, orang tua selalu memikirkan mereka. Sekalipun seorang ibu hidup untuk seratus tahun. dia akan selalu mengkhawatirkan anaknya yang berumur delapan puluh tahun. Inginkah anda mengetahui "Kapan" kebaikan dan cinta yang demikian itu berakhir ? Ia bahkan tidak berkurang hingga akhir hidupnya. Meski menjadi hantu sekalipun, mereka masih terikat kepada anaknya. Mereka tidak bisa melepaskan keterikatan itu.

Sang Buddha berkata kepada Ananda "Bila Aku merenung tentang makhluk-makhluk hidup, Aku melihat bahwa sekalipun sebagian dari mereka terberkahi dilahirkan sebagai manusia, tetapi mereka bodoh dan dungu dalam pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan mereka. mereka tidak mempertimbangkan kebaikan dan kebajikan orang tua mereka. mereka tidak menghormati dan melupakan kebaikan dan apa yang benar. mereka kurang manusiawi dan kurang berbakti atau patuh pada orang tua.Mereka tidak menyadari kebaikan orang tua yang sangat luar biasa. Alangkah sedihnya bila acap kali anak justru tidak meng-hormati orang tua mereka. Bahkan mereka dengan mudah nya melupakan kebaikan orang tua mereka. Mereka sungguh anak-anak yang tidak berbakti dan berbudi.

Kebajikan dari orang tua sungguh tulus, luas dan tidak terbatas. Bila seseorang berbuat kesalahan karena tidak berbakti, sungguh sulit untuk membayar kembali kebaikan itu !" Setelah mendengar uraian Guru Buddha tentang betapa dalamnya kebaikan  orang tua, banyak yang menjatuhkan  diri mereka ke tanah dan bersujud  dalam kesedihan. Sebagian pingsan, yang lain menghentakkan kakinya ketanah. Bahkan ada yang ber   darah karena terluka dan sedih. Dengan suara lantang mereka meratap : "Sungguh menderitanya! Alangkah sakitnya! Betapa menyakitkan! Anak yang telah menyakiti hati orang tuanya."

"Kami semua bersalah. Kami semua seperti penjahat yang tidak pernah sadar yang hidup bermabuk mabukan. Kami tidak sadar betapa dalamnya kelalaian kami." "Seperti mereka yang berjalan di malam yang gelap. Kami baru sekarang menyadari kesalahan-kesalahan kami dan hati kami tercabik-cabik. Dengan mendengarkan uraian Hyang Buddha kami terbangun dari alam mimpi yang panjang." "Kami hanya berharap Tathagata mengasihi   dan menyelamatkan kami. Mohon ajarilah  bagaimana membalas atau mengembalikan ke baikan yang mendalam dari kedua orang tua kami."
 
Pada waktu itu Tathagata memakai delapan macam suara yang sangat dalam dan bersih, seraya berkata kepada kumpulan besar itu, "Kalian semua harus mengerti dan mengetahui ini, sekarang akan Ku jelaskan beberapa segi dari hal ini." "Bila seseorang memikul ayahnya dengan bahu kirinya dan ibunya dengan bahu kanannya dan oleh karena beratnya menembus tulang sumsumnya sehingga tulang-tulangnya hancur menjadi debu karena beban berat mereka, dan anak tersebut mengelilingi Puncak Semeru selama seratus ribu kalpa lamanya, sehingga darah yang mengucur membasahi pergelangan kakinya, anak tersebut belum dapat membalas kebaikan yang mendalam dari orang tuanya."

"Bila seorang anak selama waktu satu  kalpa yang penuh dengan kesukaran dan kelaparan, memotong sebagian dari daging badannya demi memberi makan kedua  orang tuanya dan ini diperbuatnya sebanyak debu yang dilalui dalam per-jalanan ratusan ribu kalpa, anak tersebut belum dapat membalas kebaikan yang dalam dari orang tuanya." "Bila ada seorang anak yang demi orang tuanya, mengambil sebuah pisau yang tajam dan mencungkil kedua belah matanya dan mempersembahkannya kepada Tathagata, dan terus dilakukannya hingga beratus-ratus ribu kalpa, anak tersebut masih tetap belum dapat membalas kebaikan yang mendalam dari orang tuanya".

"Bila seorang anak demi ayah dan ibunya mengambil sebuah pisau tajam dan mengeluarkan jantung dan hatinya sehingga darah mengucur dan menutupi tanah dan ini ia lakukan dalam beratus ribu kalpa, tiada sekalipun mengeluh tentang kesakitannya, anak tersebut tetap belum dapat membalas kebaikan yang besar dari orang tuanya". "Bila seorang anak yang demi orang tua-nya menelan butiran-butiran besi yang mencair dan berbuat demikian hingga beratus ribu kalpa, orang itu tetap belum dapat membalas kebaikan yang mendalam dari orang tuanya".

"Bila seorang anak demi orangtuanya, menghancur kan tulang-tulangnya sendiri sampai ke sumsum dan melakukannya hingga beratus ribu kalpa, anak tersebut tetap belum dapat membalas kebaikan yang besar dari orang tuanya". "Jika seorang anak demi orangtuanya, menahan ratusan ribu pisau dan panah pada tubuhnya, dan hal ini dilakukannya hingga beratus ribu kalpa, anak tersebut tetap belum dapat membalas budi baik yang besar dari orang tuanya"."Bila ada seorang anak yang demi orang tuanya, dalam keadaan terbakar mempersembahkan tubuhnya kepada Buddha, dan melakukannya selama ratusan ribu kalpa, anak tersebut masih tetap belum dapat membalas jasa kebajikan dari orang tuanya".
 
Ketika itu, setelah mendengar penjelasan Buddha tentang kebajikan orang tua, setiap orang dalam kumpulan besar itu menangis dan merasakan kepedihan dalam hatinya. Mereka merenungkannya dan segera merasa malu dan berkata kepada Sang Bhagava, "Oh, Sang Bhagava, bagaimana kami dapat membalas kebaikan yang dalam dari orang tua kami?" Hyang Buddha menjawab, "Wahai siswa siswaku, jika kalian ingin membalas jasa kebajikan budi baik dari kedua orang tua..."

"Demi mereka tulis dan perbanyaklah Sutra ini, sebarluaskan demi kebajikan semua mahluk serta kumandangkanlah Sutra ini. Segeralah bertobat atas pelanggaran-pelanggaran dan kesalahan-kesalahan. Atas nama orang tua kalian, berikanlah persembahan kepada Buddha, Dharma, Sangha." Demi orang tua, patuhlah kepada perintah dan hanya memakan makanan suci dan bersih. Tumbuh kembangkan kebajikan dari praktek berdana. Inilah kekuatan yang diperoleh, semua Buddha akan selalu melindungi orang yang demikian itu dan dapat dengan segera menyebabkan orang-orang tua mereka lahir kembali di surga, untuk menikmati segala kebahagiaan dan meninggalkan penderitaan-penderitaan neraka.

Pada saat, Ananda dan lain-lainya dalam kumpulan besar "Asura, Garuda, Kinnara,  Manusia, Bukan Manusia, dan lain-lainnya, demikian juga Dewa, Naga, Yaksha, Gandarwa, raja-raja bijaksana yang memutar roda, dan semua raja-raja yang lebih kecil, merasakan semua bulu pada badan mereka berdiri setelah mendengarkan apa yang disabda Hyang Buddha. Masing-masing dari mereka bertekad dan berkata, "Kami semua mulai sekarang sampai perwujudan akhir dari masa mendatang, akan lebih suka badan kami dilumatkan menjadi abu untuk beratus ribu kalpa daripada melanggar ajaran bijaksana dari Tathagata."Kami lebih suka lidah kami dicabut, sehingga akan memanjang sepanjang satu Yojana penuh, dan untuk selama seratus ribu kalpa sebuah luku besi ditarik diatasnya, daripada melanggar ajaran-ajaran bijaksana dari Tathagata."

"Kami lebih suka roda dengan seratus ribu pisau menggelinding dengan bebas diatas badan kami, Kami lebih suka badan kami diikat dengan jaring besi selama seratus ribu kalpa, daripada melanggar ajaran-ajaran bijaksana dari Tathagata." "Kami lebih suka badan kami dicincang, dipotong, dirusak dan dipahat menjadi sepuluh juta potong sehingga kulit, daging, persendian dan tulang-tulang kami betul-betul hancur, dari pada melanggar ajaran-ajaran bijaksana dari Tathagata."

Ketika itu, Ananda dengan agung dan perasaan damai, bangkit dari tempat duduknya dan bertanya kepada Hyang Buddha, "Bhagava, apakah nama Sutra ini bila kami ingin menjalankan dan menjaganya?" Buddha bersabda kepada Ananda, "Sutra ini disebut SUTRA KEBAIKAN DAN KASIH YANG MENDALAM DARI ORANG TUA DAN KESULITAN UNTUK MEMBALASNYA. Pakailah nama ini bila engkau INGIN mengikuti dan menjaganya". Pada saat itu, kumpulan besar, Dewa, Asura, Manusia, dan lain-lainnya, mendengar apa yang telah diuraikan oleh Hyang Buddha, mereka sangat gembira. Mereka mempercayainya, menerimanya, dan menyesuaikannya dengan tingkah laku mereka dan kemudian menunduk hormat dan berlalu.

Ada dua Buddha di setiap keluarga.
Tetapi sungguh sayang, tidak banyak yang mengerti hal ini.
Mereka tidak perlu dipuja dengan emas dan sebagainya, atau diukir dengan cendana.
Perhatikanlah ayah dan ibu, mereka adalah Sakyamuni dan Maitreya.
Jika sanggup memberikan persembahan kepada mereka,
Kebajikan yang lain tidaklah berarti.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #2 on: 26 November 2007, 09:42:47 AM »
masih lebih dapat diterima dibanding yg kemaren...

apa ini jg bener2 ada di 'tripitaka'?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #3 on: 26 November 2007, 10:01:49 AM »
Quote
Ada dua Buddha di setiap keluarga.
Tetapi sungguh sayang, tidak banyak yang mengerti hal ini.
Mereka tidak perlu dipuja dengan emas dan sebagainya, atau diukir dengan cendana.
Perhatikanlah ayah dan ibu, mereka adalah Sakyamuni dan Maitreya.
Jika sanggup memberikan persembahan kepada mereka,
Kebajikan yang lain tidaklah berarti.
ini perumpamaan yang membingungkan.
There is no place like 127.0.0.1

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #4 on: 26 November 2007, 10:17:22 AM »
Quote
Ada dua Buddha di setiap keluarga.
Tetapi sungguh sayang, tidak banyak yang mengerti hal ini.
Mereka tidak perlu dipuja dengan emas dan sebagainya, atau diukir dengan cendana.
Perhatikanlah ayah dan ibu, mereka adalah Sakyamuni dan Maitreya.
Jika sanggup memberikan persembahan kepada mereka,
Kebajikan yang lain tidaklah berarti.
ini perumpamaan yang membingungkan.
terjemahan versi gw:
dua orang yang paling berjasa dalam hidupmu. :D
karena mereka kita bisa hadir di dunia,
karena mereka menjaga, merawat, memelihara, dan membesarkan kita dengan kasih sayang.
diibaratkan saja, jangan dimakan mentah2 katanya, Suhu... :)


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #5 on: 26 November 2007, 10:23:33 AM »
makanya kan "perumpamaan"...

walaupun kita tahu, tetapi mempunya potensi misleading loh bagi yang baru belajar
There is no place like 127.0.0.1

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #6 on: 26 November 2007, 10:32:48 AM »
makanya kan "perumpamaan"...

walaupun kita tahu, tetapi mempunya potensi misleading loh bagi yang baru belajar

makanya perlu ada yang ngajarin, Suhu... :)
kalo cuma perlu buku, kita bisa pinter dan paham akan sesuatu.
saya kira sekolah2 perlu ditutup. ;D


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #7 on: 26 November 2007, 10:43:50 AM »
nah, kalau yang ngajarin itu punya interpretasi yang berbeda2x gimana donk ?
There is no place like 127.0.0.1

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #8 on: 26 November 2007, 11:02:56 AM »
Quote
"Demi mereka tulis dan perbanyaklah Sutra ini, sebarluaskan demi kebajikan semua mahluk serta kumandangkanlah Sutra ini. Segeralah bertobat atas pelanggaran-pelanggaran dan kesalahan-kesalahan. Atas nama orang tua kalian, berikanlah persembahan kepada Buddha, Dharma, Sangha." Demi orang tua, patuhlah kepada perintah dan hanya memakan makanan suci dan bersih. Tumbuh kembangkan kebajikan dari praktek berdana. Inilah kekuatan yang diperoleh, semua Buddha akan selalu melindungi orang yang demikian itu dan dapat dengan segera menyebabkan orang-orang tua mereka lahir kembali di surga, untuk menikmati segala kebahagiaan dan meninggalkan penderitaan-penderitaan neraka.
inilah bukti bahwa T* tidak lebih asli dari M*.
sebab sutta ini sudah ditulis di waktu Buddha masih hidup.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #9 on: 26 November 2007, 11:04:45 AM »
inilah bukti bahwa T* tidak lebih asli dari M*.
sebab sutta ini sudah ditulis di waktu Buddha masih hidup.
gak salah nih bang?
 :o :o :o
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #10 on: 26 November 2007, 11:19:01 AM »
Quote
Ketika itu, Ananda dengan agung dan perasaan damai, bangkit dari tempat duduknya dan bertanya kepada Hyang Buddha, "Bhagava, apakah nama Sutra ini bila kami ingin menjalankan dan menjaganya?" Buddha bersabda kepada Ananda, "Sutra ini disebut SUTRA KEBAIKAN DAN KASIH YANG MENDALAM DARI ORANG TUA DAN KESULITAN UNTUK MEMBALASNYA. Pakailah nama ini bila engkau INGIN mengikuti dan menjaganya". Pada saat itu, kumpulan besar, Dewa, Asura, Manusia, dan lain-lainnya, mendengar apa yang telah diuraikan oleh Hyang Buddha, mereka sangat gembira. Mereka mempercayainya, menerimanya, dan menyesuaikannya dengan tingkah laku mereka dan kemudian menunduk hormat dan berlalu.
gimana ga lebih asli lage... judulpun langsung dari Buddha :) :) :)
tuh T* catatannya hilang, baru buat lagi 500 thn kemudian... dasar murid nakal. hehehehe...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #11 on: 26 November 2007, 12:04:56 PM »
Bro Tesla, sutta T* dan sutra M* sama2 ditulis setelah Buddha Gotama parinibbana.. :)

Sebelum Buddha Gotama parinibbana, sutta / sutra tidak ditulis tetapi dihafalkan secara keseluruhan oleh Ananda Thera.

_/\_
« Last Edit: 26 November 2007, 12:07:54 PM by Lex Chan »
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #12 on: 26 November 2007, 12:08:05 PM »
tuh yg saya quote & bold buktinya.
bahkan Buddha sendiri yg menganjurkan untuk 'catat & sebarkan'. hehehehe...

kalau kamu berpikir sutta&sutra dibuat setelah buddha parinibana, then ehipassiko sutra yg satu ini :) :) :)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #13 on: 26 November 2007, 12:21:56 PM »
Bagaimana cara ehipassiko-nya? :)
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #14 on: 26 November 2007, 12:27:48 PM »
Bagaimana cara ehipassiko-nya? :)
janganlah percaya apa yg dikatakan kitab sucimu
janganlah percaya apa yg dikatakan tesla
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #15 on: 26 November 2007, 12:31:10 PM »
Quote
Ketika itu, Ananda dengan agung dan perasaan damai, bangkit dari tempat duduknya dan bertanya kepada Hyang Buddha, "Bhagava, apakah nama Sutra ini bila kami ingin menjalankan dan menjaganya?" Buddha bersabda kepada Ananda, "Sutra ini disebut SUTRA KEBAIKAN DAN KASIH YANG MENDALAM DARI ORANG TUA DAN KESULITAN UNTUK MEMBALASNYA. Pakailah nama ini bila engkau INGIN mengikuti dan menjaganya".[/b] Pada saat itu, kumpulan besar, Dewa, Asura, Manusia, dan lain-lainnya, mendengar apa yang telah diuraikan oleh Hyang Buddha, mereka sangat gembira. Mereka mempercayainya, menerimanya, dan menyesuaikannya dengan tingkah laku mereka dan kemudian menunduk hormat dan berlalu.
gimana ga lebih asli lage... judulpun langsung dari Buddha :) :) :)
tuh T* catatannya hilang, baru buat lagi 500 thn kemudian... dasar murid nakal. hehehehe...
tuh yg saya quote & bold buktinya.
bahkan Buddha sendiri yg menganjurkan untuk 'catat & sebarkan'. hehehehe...

kalau kamu berpikir sutta&sutra dibuat setelah buddha parinibana, then ehipassiko sutra yg satu ini :) :) :)

semua sutra / sutta sepengetahuanku memang dicatat setelah Buddha parinibbana. Tidak ada sutta yg dicatat pada saat Sang Buddha masih hidup.

Dan juga yg di Bold Bro Tesla, sy tidak melihat keanehannya. Tidak ada kata mencatat di sutta tsb. ??

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #16 on: 26 November 2007, 12:34:36 PM »
Quote
"Demi mereka tulis dan perbanyaklah Sutra ini, sebarluaskan demi kebajikan semua mahluk serta kumandangkanlah Sutra ini. Segeralah bertobat atas pelanggaran-pelanggaran dan kesalahan-kesalahan. Atas nama orang tua kalian, berikanlah persembahan kepada Buddha, Dharma, Sangha." Demi orang tua, patuhlah kepada perintah dan hanya memakan makanan suci dan bersih. Tumbuh kembangkan kebajikan dari praktek berdana. Inilah kekuatan yang diperoleh, semua Buddha akan selalu melindungi orang yang demikian itu dan dapat dengan segera menyebabkan orang-orang tua mereka lahir kembali di surga, untuk menikmati segala kebahagiaan dan meninggalkan penderitaan-penderitaan neraka.
inilah bukti bahwa T* tidak lebih asli dari M*.
sebab sutta ini sudah ditulis di waktu Buddha masih hidup.

ini lho bro Willy... 'tulis' & 'perbanyak'
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #17 on: 26 November 2007, 12:41:58 PM »
wah, rupanya saya kurang teliti....

Anumodana Bro Tesla, anda sungguh teliti.

BTW, ada 2 kemungkinan:
~ Salah terjemahan dari aslinya (Pali)
~ Salah penulisan sewaktu pembacaan konsili I
(pakar literatur mungkin bisa menjelaskan soal ini)

 _/\_
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #18 on: 26 November 2007, 12:54:20 PM »
sebelumnya saya ingin tanya dulu, apakah sutra ini ada di tripitaka?

saya merasa sutra ini tidak netral... jadi bukan kesalahan terjemahan ataupun penulisan...
berbeda dg sutta berpasangan yg bro willy & sis lily berikan beberapa waktu yg lalu.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #19 on: 26 November 2007, 01:20:05 PM »
ada yang tahu dibagian mana sutra ini terdapat ?
There is no place like 127.0.0.1

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #20 on: 26 November 2007, 02:22:30 PM »
Aye juga gak tau, gw cuma dapet dari buku ksitigarbha yang bagian belakangnya ada tambahan cerita ini.

dan banyak yang mencetak buku ini karena ada bagian belakang itu yah. :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #21 on: 30 November 2007, 11:52:04 PM »
ada yang tahu dibagian mana sutra ini terdapat ?

佛說孝子經
Fo-shuo hsiao-tzu ching / Fo Shuo Xiao Zi Jing
The Buddha Speaks About The Filial Piety Sutra
Terdapat di Tripitaka pada bagian Sutra-Sutra Mahayana (di luar Agama Sutra), terlepas dari kontroversi literatur ini bersifat apocryphal atau tidak.
Dalam Tripitaka Jepang terdapat dalam Taishō Volume 85, Number 2887.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #22 on: 01 December 2007, 07:49:47 AM »
thanks bro kelana
There is no place like 127.0.0.1

Offline Pitu Kecil

  • Sebelumnya Lotharguard
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.344
  • Reputasi: 217
  • Gender: Male
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #23 on: 06 December 2007, 12:22:55 AM »
Aye juga gak tau, gw cuma dapet dari buku ksitigarbha yang bagian belakangnya ada tambahan cerita ini.

dan banyak yang mencetak buku ini karena ada bagian belakang itu yah. :)

Kok buku saya gk ada ya?

ada yang tahu dibagian mana sutra ini terdapat ?

佛說孝子經
Fo-shuo hsiao-tzu ching / Fo Shuo Xiao Zi Jing
The Buddha Speaks About The Filial Piety Sutra
Terdapat di Tripitaka pada bagian Sutra-Sutra Mahayana (di luar Agama Sutra), terlepas dari kontroversi literatur ini bersifat apocryphal atau tidak.
Dalam Tripitaka Jepang terdapat dalam Taishō Volume 85, Number 2887.

Kagak pernah dengar, Sutra nya bisa dapat dimana ya?
Smile Forever :)

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #24 on: 07 December 2007, 07:46:43 AM »

Kagak pernah dengar, Sutra nya bisa dapat dimana ya?

Mungkin karena sudah diterjemahkan sehingga judulnya menjadi Sutra Bakti Seorang Anak. Di vihara Mahayana saya rasa ada.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Pitu Kecil

  • Sebelumnya Lotharguard
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.344
  • Reputasi: 217
  • Gender: Male
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #25 on: 13 December 2007, 05:45:40 PM »

Kagak pernah dengar, Sutra nya bisa dapat dimana ya?

Mungkin karena sudah diterjemahkan sehingga judulnya menjadi Sutra Bakti Seorang Anak. Di vihara Mahayana saya rasa ada.

OK Thanks nanti saya lihat2 di vihara
Smile Forever :)

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #26 on: 10 January 2008, 07:01:51 PM »
ada yang tahu dibagian mana sutra ini terdapat ?

佛說孝子經
Fo-shuo hsiao-tzu ching / Fo Shuo Xiao Zi Jing
The Buddha Speaks About The Filial Piety Sutra
Terdapat di Tripitaka pada bagian Sutra-Sutra Mahayana (di luar Agama Sutra), terlepas dari kontroversi literatur ini bersifat apocryphal atau tidak.
Dalam Tripitaka Jepang terdapat dalam Taishō Volume 85, Number 2887.

Dalam Tripitaka Taisho terdapat beberapa Sutra Bakti:

1. 佛說孝子經 Fo-shuo hsiao-tzu ching / Fo Shuo Xiao Zi Jing
    Dalam Tripitaka Taisho bukan no.2887, yang benar: no.0687, masuk dalam divisi: Kumpulan Sutra.
Penerjemah: tidak diketahui.

2. 佛說父母恩重經 Fo Shuo Fu Mu En Zhong Jing
No. 2887, masuk dalam divisi: Otentitas yang meragukan
Penerjemah : Tidak diketahui.

3. 佛說父母恩難報經 Fo Shuo Fu Mu En Nan Bao Jing
No.0684, kategori: Kumpulan Sutra.
Penerjemah: AnShiKao, masa dinasti Han

Sutra Bakti yang diposting di forum ini, TIDAK PERNAH ADA dalam Tripitaka Taisho, namun isinya mirip dengan Sutra no.2887.
Sutra no.2887 dlm Taisho masuk dalam divisi: Otentitas Meragukan. Dalam Tripitaka Taisho memang mengumpulkan satu divisi yang merupakan kumpulan kitab yang dianggap belum pasti keotentikannya. Ini membuktikan Tripitaka Taisho tidak semena2 memasukkan kitab tanpa cek dan ricek.

Namun Sutra Bakti yang kita dapatkan ini tetap dianggap memilki nilai positif karena membawa pesan moral untuk berbakti kepada orang tua.
Sutra Bakti yg 'palsu' jika dipraktikkan maka khasiatnya sama dengan mempraktikkan kitab Sutra Bakti lain yang mungkin dianggap otentik.
Walaupun terkesan PALSU, tapi jangan mempersepsikan PALSU seperti OBAT PALSU, karena OBAT PALSU dan OBAT ASLI sangat kontras perbedaannya, yakni OBAT PALSU pasti tidak dapat menyembuhkan dan berbahaya, sedangkan obat asli tentu berkhasiat. 

Jadi, Sebenarnya SUTRA BAKTI lebih tepatnya tidak selayaknya disebut Palsu, tapi lebih tepat menyebut: hanyalah tidak OTENTIK BERASAL dari Masa BUDDHA,  Tapi nilai pesan Dharmanya adalah setara. Itu pula membuktikan bahwa Dharma tidak lapuk oleh waktu, tidak tersekat atau terbelenggu dalam bebarapa kitab, tetapi bersemayam di mana saja kapan saja , jika kita mengungkapkannya maka nilanya setara dengan Sutra.


Disamping itu, ada banyak lagi Sutra yang dianggap sebagai Sutra bakti, seperti Sutra ttg Ksitigarbha, Ullambana Sutra, dan berbagai Sutra lainnya dalam Tripitaka Taisho.

Demikian pendapat saya, saran dan kritik sangat ku dambakan.  _/\_


 



Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #27 on: 11 January 2008, 11:41:04 AM »

Dalam Tripitaka Taisho terdapat beberapa Sutra Bakti:

1. 佛說孝子經 Fo-shuo hsiao-tzu ching / Fo Shuo Xiao Zi Jing
    Dalam Tripitaka Taisho bukan no.2887, yang benar: no.0687, masuk dalam divisi: Kumpulan Sutra.
Penerjemah: tidak diketahui.

2. 佛說父母恩重經 Fo Shuo Fu Mu En Zhong Jing
No. 2887, masuk dalam divisi: Otentitas yang meragukan
Penerjemah : Tidak diketahui.

3. 佛說父母恩難報經 Fo Shuo Fu Mu En Nan Bao Jing
No.0684, kategori: Kumpulan Sutra.
Penerjemah: AnShiKao, masa dinasti Han

Sutra Bakti yang diposting di forum ini, TIDAK PERNAH ADA dalam Tripitaka Taisho, namun isinya mirip dengan Sutra no.2887.
Sutra no.2887 dlm Taisho masuk dalam divisi: Otentitas Meragukan. Dalam Tripitaka Taisho memang mengumpulkan satu divisi yang merupakan kumpulan kitab yang dianggap belum pasti keotentikannya. Ini membuktikan Tripitaka Taisho tidak semena2 memasukkan kitab tanpa cek dan ricek.

Namun Sutra Bakti yang kita dapatkan ini tetap dianggap memilki nilai positif karena membawa pesan moral untuk berbakti kepada orang tua.
Sutra Bakti yg 'palsu' jika dipraktikkan maka khasiatnya sama dengan mempraktikkan kitab Sutra Bakti lain yang mungkin dianggap otentik.
Walaupun terkesan PALSU, tapi jangan mempersepsikan PALSU seperti OBAT PALSU, karena OBAT PALSU dan OBAT ASLI sangat kontras perbedaannya, yakni OBAT PALSU pasti tidak dapat menyembuhkan dan berbahaya, sedangkan obat asli tentu berkhasiat. 

Jadi, Sebenarnya SUTRA BAKTI lebih tepatnya tidak selayaknya disebut Palsu, tapi lebih tepat menyebut: hanyalah tidak OTENTIK BERASAL dari Masa BUDDHA,  Tapi nilai pesan Dharmanya adalah setara. Itu pula membuktikan bahwa Dharma tidak lapuk oleh waktu, tidak tersekat atau terbelenggu dalam bebarapa kitab, tetapi bersemayam di mana saja kapan saja , jika kita mengungkapkannya maka nilanya setara dengan Sutra.


Disamping itu, ada banyak lagi Sutra yang dianggap sebagai Sutra bakti, seperti Sutra ttg Ksitigarbha, Ullambana Sutra, dan berbagai Sutra lainnya dalam Tripitaka Taisho.

Demikian pendapat saya, saran dan kritik sangat ku dambakan.  _/\_


Good .. very good. Sdr. Chingik
Mungkin saya agak keliru menulis antara Fo Shuo Hsiao Tzu Ching dengan Fo Shuo Fu Mu En Zhong Jing karena hampir sama arti secara kasarnya. Tapi saya tetap beranggapan bahwa sutra yang ditulis dalam topik ini adalah yang sutra No. 2887 - Fo Shuo Fu Mu En Zhong Jing sehingga saya mengatakan : terlepas dari kontroversi literatur ini bersifat apocryphal atau tidak.
Thanks atas koreksinya. _/\_
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #28 on: 08 February 2008, 01:04:57 AM »
Namo Buddhaya,

Sdr. Kelana dan Saudara Chingik, beserta rekan-rekan lain yang terkasih.

Maaf saya ada banyak kesibukan, sehingga terlambang mengikuti diskusi yang sangat menarik ini. Baru sekarang saya bisa urun rembug.
Benar sekali yang dikatakan Sdr. Kelana dan Chingik bahwa Sutra ini merupakan Taisho Tripitaka no 2887, yang otentitasnya diragukan. Menurut buku karya Kogen Mizuno dijelaskan bahwa sutra-sutra Buddhisme Mahayana Tiongkok memang dibagi beberapa kategori. Ada yang sama sekali palsu dan ditolak dari kanon. Tetapi ada pula yang meskipun dikarang di Tiongkok, kendati demikian karena isinya tidak bertentangan dengan Buddhadharma namun boleh dimasukkan dalam kanon. Hanya saja golongannya adalah sutra yang diragukan. Biasanya letaknya dalam kanon Taisho adalah duaribu delapan ratusan.
Sutra Bakti Seorang Anak ini sebenarnya juga termasuk dalam sutra yang otentisitasnya diragukan, hanya saja karena tidak bertentangan dengan Dharma, maka Sutra ini dimasukkan dalam kanon. Meskipun demikian, agar tidak salah paham kita perlu memperhatikan latar belakangan penulisan Sutra ini, dan mengapa ada ajaran yang agak "kontroversial."
Sutra ini ditulis untuk menyesuaikan diri dengan kaum Rujiao (Konfusianisme), dimana mereka menekankan konsep bakti (xiao atau filial piety). Kaum Rujiao sering menuduh kaum Buddhis sebagai agama asing yang tidak berbakti pada orangtua, karena mengajarkan untuk "meninggalkan rumah" (chujia, pranavaraj) alias menjadi bhikshu. Oleh karena itu, para bhikshu terkemuka di Tiongkok perlu membantah tuduhan tersebut, yang dilakukan dengan menulis sutra-sutra "palsu" termasuk Sutra Bakti Seorang Anak di atas. Hanya saja penulisannya tetap dalam kerangka Buddhadharma dan tidak menyimpang sama-sekali. Perlu dijelaskan pada kaum Rujiao bahwa Buddhisme tetap mengajarkan sikap bakti. Hanya saja penjelasannya agar nyambung diutarakan dalam bahasa Rujiao. Rujiao mengajarkan penghormatan kepada orangtua sampai ke tingkat yang ultimit. Oleh karena itu di dalam Sutra Bakti disebutkan bahwa orang tua dapat dianggap sebagai Buddha sendiri. Meskipun demikian, hal ini bukan pendewaan atau penuhanan terhadap orang tua, karena di dalam sutra-sutra lainnya (Sigalovada Sutra) dijelaskan bagaimana hubungan kekerabatan yang sehat. Sutra Bakti dapat dianggap sebagai upaya kausalya untuk menyebarkan Buddhisme di kalangan masyarakat Tiongkok.
Jadi saya berpegang pada pendapat kaum scholar bahwa sutra itu memang "made in Tiongkok." Tak heran bila ada hal-hal yang agak janggal atau asing di telinga kaum Buddhis.
Demikian sedikit keterangan tambahan dari saya. Semoga bermanfaat. Mohon maaf bila ada kata yang salah.

Metta,

Tan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #29 on: 08 February 2008, 07:32:50 AM »
Thanks sdr Tan, Kelana & chingik atas penjelasannya, cuma memang karena kalau orang lain yang melihat buku ini (bahkan ada film kartunnya) bisa salah sangka bahwa ajaran agama buddha itu seperti yang ada dibuku 'palsu' ini. Kalau tidak tahu penjelasan dari sdr2 ini mungkin aye juga bingung melihat buku ini. _/\_
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #30 on: 11 March 2009, 11:49:14 AM »
Maaf respon Elin sdh terlalu lama, I'm newbie :)
Elin mau share pengalaman baca buku ini..

2 bulan lalu mama Elin memberikan buku Sutra Bakti Seorang Anak utk dibaca..  Cerita dalam buku ini dalam bentuk seperti komik (gambar2 pada setiap percakapan)..

Just info Elin sangat2 sering menyakiti hati mama, semua nasehat nya Elin selalu tentang, membentak mama, marah2, berbohong, tdk jalanin nasehat & saran nya, selalu mengeluh krn uang jajan sedikit (masih sekolah), menyalahkan mama pada setiap masalah, gak pernah mau menyapa mama duluan setelah bertengkar walupun itu sudah berhari2 / berminggu2 (tunggu aja mama yg menyapa duluan), lebih senang tau klo mama nangis pada setiap pertengkaran daripada Elin yang nangis.. Kejadian ini berjalan 10-15 tahun...

Setelah baca buku ini, Elin nangis ga berhenti2 di dalam kamar (nangis sampai susah bernafas krn hidung tersumbat).. teringat banyak kejadian yang pernah dilakukan utk nyakitin hati mama.. Buku ini membuka MATA Elin akan dosa2 thd ortu..

Elin langsung minta maaf sama ortu, permintaan maaf itu bener2 dr dalam hati.
Elin berjanji & bersumpah akan membahagiakan ortu, gak mau membuat mereka nangis sedih lagi krn ucapan / perbuatan Elin. Tp sungguh bahagia hati ini jika air mata mereka krn kebahagiaan yang mereka rasakan.. Hidup Elin banyaaak berubah sejak baca buku ini.. Perasaan jadi amat takut utk menyakiti mereka..

Jika ada yang mau baca buku ini, Elin bisa minta ke Vihara (tempat mama Elin mendapatkan buku ini) atau jika stock Vihara habis nanti akan Elin foto kopi..


Semoga Semua Makhluk Berbahagia,
Elin


Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #31 on: 11 March 2009, 12:11:31 PM »
bayarlah berkali-kali lipat sekarang kalo gitu :D

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #32 on: 11 March 2009, 01:32:35 PM »
bayarlah berkali-kali lipat sekarang kalo gitu :D

of course bro, I WILL....  _/\_
Krn kebhagiaan kita sebenar nya adalah melihat ortu kita bahagia.


Semoga Semua Makhluk Berbahagia,
Elin

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #33 on: 11 March 2009, 08:57:18 PM »
[at] Elin

Saya turut berbahagia.
Karena kebahagiaan kita yang sebenarnya adalah melihat makhluk lain berbahagia.
:)

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #34 on: 12 March 2009, 10:27:35 AM »
[at] Elin

Saya turut berbahagia.
Karena kebahagiaan kita yang sebenarnya adalah melihat makhluk lain berbahagia.
:)
Thanks bro upasaka.. I'll always remember that..  :yes:


Semoga Semua Makhluk Berbahagia,
Elin

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #35 on: 12 March 2009, 07:31:26 PM »
Buddha lalu menjawab kepada Ananda, "Meskipun Kalian adalah siswa-siswaku yang utama dan telah lama menjadi anggota Sangha, namun pengertian kalian belum cukup. Onggokan tulang ini mungkin adalah milik para leluhurku pada kehidupan yang lalu. Bagaimana mungkin manusia tidak menghormati orang tuanya, karena itulah Aku bersujud dan menghormat".
 

mei... :o OMFG

inikah pernyataan "THE ENLIGHTED ONE"  ???

maybe :hammer:
i'm just a mammal with troubled soul



Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #36 on: 13 March 2009, 10:23:51 AM »
namae juga sutra palsu...
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #37 on: 13 March 2009, 02:34:35 PM »
namae juga sutra palsu...

Maksud nya?? Kok sutra palsu??


Semoga Semua Makhluk Berbahagia,
Elin

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #38 on: 13 March 2009, 02:49:53 PM »
baca darihalaman awal.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline dedy

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 6
  • Reputasi: -1
Re: Sutra Bakti Seorang Anak
« Reply #39 on: 17 July 2009, 09:42:46 AM »
trims atas sutra baktinya,

perlu di pahami dengan bijak.
sangat membantu untuk bahan renungan.
dedy

 

anything