maaf, bija mantra dari manjushri bodhisattva menurut sutra adalah DHI.
Menurut pemahaman Buddhis, terdapat berbagai tahapan dalam pengembangan bentuk mantra. Pertama, sebuah SUTRA yang panjang diringkas menjadi beberapa bait kalimat yang disebut HRDAYA (ikhtisar). Selanjutnya Hrdaya ini diringkas menjadi DHARANI, yang hanya terdiri dari satu atau dua baris kalimat, yang pada gilirannya diringkas lagi manjadi bentuk MANTRA yang hanya terdiri atas beberapa suku kata. Akhirnya, mantra tersebut diringkas menjadi BIJA MANTRA (benih mantra, yang hanya terdiri atas suku kata tunggal).
Konsep mantra pada pokoknya didasarkan atas keyakinan akan kegunaan SUARA (nada), sebagai kekuatan atau sebagai kekuatan itu sendiri, yang memiliki pengaruh kuat terhadap organisme manusia dan alam semesta. Ini adalah berarti pengakuan akan adanya hubungan misterius tertentu antara evolusi kosmis dan suara. Suara dipersamakan dengan kekuatan di belakang kosmos. Manusia dipandang sebagai miniatur alam semesta. Alam semesta adalah makrosmos dan manusia adalah mikrosmos. Kekuatan pembawaan dalam kedua-duanya adalah sama. Kekuatan-kekuatan yang sama itu menguasai bagian-bagian yang berhubungan dengan dua pola. Jika kekuatan itu dipersamakan dengan suara, yakni aksara dan suku kata itu merupakan simbol-simbol kekuatan dan jika kekuatan ini dipahami dalam bentuk sifat-sifat ketuhanan, maka mudahlah untuk menetapkan mantra tertentu pada sifat ketuhanan tersebut.
Mantra bukanlah bahasa sebagaimana yang kita pahami, karena ia tidak membawakan arti sesuai dengan pemakaian bahasa yang wajar. Mantra adalah simbol kekuatan kosmis yang dipahami sebagai suara. Siapapun atau apa pun adanya keadaan Tertinggi itu, mantra mewakili energi agung tersebut, yang dianggap sebagai sebab dunia wujud. Agar mantra memiliki kekuatan, ia harus dibangkitkan dalam kesadaran seseorang melalui integrasi psikofisik, meditasi yang mendalam. Kesadaran adalah kekuatan. Mantra merupakan alat, peranti untuk membangkitkan kesadaran tersebut. Kekuatan kesadaran seseorang, kekuatan kosmis dan kekuatan mantra adalah sama. Secara umum mantra adalah yang di dalam pelafalannya terdapat kekuatan gaib, sedangkan dharani adalah merupakan mantra yang berbentuk kalimat yang dalam pelafalannya juga memiliki kekuatan gaib.
Kekuatan mantra dalam penghayatan akan kesatuan antara kosmos dan seseorang adalah proses psikofisik dimana mantra berfungsi sebagai pembantu. Tanpa konsentrasi mendalam dan meditasi, mantra tidak memiliki kekuatan. Mantra bukanlah bersifat magis. Mantra adalah ajaran pembudidayaan diri, pengembangan mental (bhavana), suatu cara untuk merealisasi pribadi yang agung (adhyatma). Singkatnya; mantra efektif dalam membawa ke pencerahan batin jika digunakan secara tepat.
Menurut kitab suci Yogacarabhumi-Sastra, dharani-dharani dipergunakan untuk tujuan-tujuan berikut ini:
1. Berkenaan dengan Dharma.
Membantu mengingat ujaran-ujaran yang terdapat dalam sutra-sutra.
2. Berkenaan dengan arti.
Membantu agar tidak melupakan arti ujaran-ujaran tersebut.
3. Berkenaan dengan tujuan magis.
Membantu membangkitkan kekuatan2 magis melalui kekuatan meditasi untuk menolong makhluk2 dari kesengsaraan.
4. Berkenaan dengan pembantu mencapai pencerahan.
Mengenali hakekat sebenarnya akan segala sesuatu.