SUTRA SERATUS PERUMPAMAAN
Diterjemahkan oleh Tetcheng Liao
Pendahuluan
Cerita perumpamaan (fabel) Aesop menikmati ketenaran di dunia, sedangkan fabel Sakyamuni hampir tidak dikenal orang. Sesungguhnya terdapat perbedaan di antara mereka sejauh sifat kedua buku yang terkait. Buku yang pertama mengisahkan cerita untuk mengajarkan prinsip-prinsip moral, sedangkan yang terakhir menggambarkan ajaran agama untuk mencerminkan sifat dasar manusia. Oleh sebab itu, buku yang terakhir merupakan sebuah literatur agama yang sebenarnya.
Judul sutra ini, “Seratus Perumpamaan dari Sakyamuni” tidak sepenuhnya tepat. Sebenarnya, ia dikurangi oleh dua perumpamaan. Satu cara untuk menjelaskan hal ini adalah bahwa adalah lebih cocok untuk menyebut dalam bilangan bulat. Cara lain untuk menjelaskan ini adalah kata pembuka dan penutup menambah jumlahnya menjadi seratus.
Dalam istilah penulisan, kadangkala kejelasan pengungkapan tidak kelihatan sesuai dengan ketenangan sutra. Ini mungkin dengan mudah dijelaskan dengan mengatakan bahwa ajaran agama Buddha adalah sangat mendalam sehingga kebanyakan orang, khususnya para pemula, tidak dapat menyerap maknanya dalam uraian yang abstrak. Seperti anak-anak, mereka menyukai cerita-cerita dengan ungkapan yang santai dan penuh canda. Oleh karena itu, Sakyamuni Buddha berkata pada mereka dalam bahasa mereka sendiri melalui cerita-cerita perumpamaan, sehingga mereka dapat dengan mudah memahami kebenaran. Sang Buddha membantu mereka untuk menembus lebih jauh ke dalam semangat ajaran agama Buddha.
Sutra ini hampir berumur seribu lima ratus tahun sampai sekarang. Ia mula-mula disusun dalam bahasa Sansekerta dari ajaran Sakyamuni Buddha oleh Bhikshu Sangha Suna dan diterjemahkan ke dalam bahasa Cina dalam gaya yang singkat, kuno, dan mendalam oleh bhikshu terkenal Gunavrddhi, dari India. Sekarang agak sulit, jika bukan tidak mungkin, untuk memahami maksud ungkapan-ungkapannya. Lebih sulit lagi untuk menerjemahkannya ke bahasa Inggris. Akibatnya, komentar dan koreksi apa pun pada terjemahan ini akan sangat dihargai.
Terima kasih sedalam-dalamnya kepada Mr. Mou Wen Kai, seorang kolega lama saya, yang pertama-tama mendorong saya untuk mengerjakan tugas ini, dan yang telah dengan cukup baik dan sabar memberikan saya uraian rinci dari teks kuno untuk membuat tugas ini lebih mudah. Tanpa bantuan beliau yang tidak ternilai, saya tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaan ini.
Saya juga harus mengingat utang pribadi saya pada Mr. Ben Wang, M. A. atas penyuntingan beliau yang hati-hati terhadap hasil terjemahan asli saya. Walaupun kehidupan beliau sibuk, Miss Chiu-ying Chang telah meluangkan waktunya untuk membuat salinan yang baik dari seluruh pekerjaan ini. Demikianlah saya merasa merasa harus menyatakan di sini rasa terima kasih saya yang tulus atas bantuan beliau.
Tetcheng Liao,
Penerjemah
Januari 1981
Desa Baru Chih Yuan
Fushingkang, Peitou
Taipe, Taiwan
Republik Cina