//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - Temujin

Pages: [1]
1
Saya sekilas membaca buku agama kelas 1 SD, terbitan Ehipassiko. Pada Bab. 9 yg berjudul Ketuhanan Yang Maha Esa, tercatat beberapa hal -yg menurut saya- agak janggal bila dikaitkan dengan Ajaran Buddha, mis:

- Kompetensi Dasar: Menumbuhkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa...
- Tuhan Yang Maha Esa adalah Kebenaran Tertinggi atau Dharmakaya
- Tuhan dalam Agama Buddha disebut Adi-Buddha
- Tuhan itu Kekal

Namun keterangan selanjutnya, cukup menerangkan apa itu Tuhan dalam agama Buddha, mis: Tuhan bukan makhluk, Tuhan dikenal melalui hukum yg abadi, Tuhan tidak bersifat seperti manusia, dstnya... ini masih oke.

---

Ajaran Buddha sesungguhnya tidak mengenal kata 'Tuhan' (God). Ajaran Buddha adalah kenyataan akan dukkha, peyebab, akhir dan jalan menuju akhir dukkha. Namun dalam perkembangannya (di Indonesia), Ajaran Buddha dikait2kan dgn konsep yg telah berlaku umum dimasyarakat, termasuk konsep Tuhan. Dicari2lah penjelasan dalam Ajaran Buddha untuk  dapat menerangkan apa itu Tuhan.

Kita mengerti, pada awal2 perjuangan untuk diakuinya Agama Buddha di Indonesia, para pelopor agama ini di Indonesia berusaha secerdik mungkin agar Ajaran Buddha ini bisa diakui oleh pemerintah. Hal yg paling krusial waktu itu adalah soal Tuhan/Ketuhanan (Kondisi waktu itu, mensyaratkan semua agama mempunyai kitab, Tuhan dstnya...  ~ ini tidak terlepas dari kepicikan dirjen Agama waktu itu, menganggap semua agama mesti mempunyai kitab, nabi, tuhan, dll.. menganggap semua agama adalah sama konsepnya). Sehingga para pelopor kita menempatkan Adi-Buddha sebagai Tuhan dalam Agama Buddha.

Tapi, setelah diakui dan dijadikan Agama resmi, apakah konsep tsb (Tuhan dalam agama Buddha=Adi-Buddha) masih perlu diteruskan dan diajarkan lagi ke umat?

Dalam hal ini, saya mengasumsikan 2 kemungkinan:
A. Pemerintah masih mengawasi buku2 agama yg diajarkan ke murid
B. Para sesepuh pengajar kita masih membuta mengajarkan hal tsb

Jika A:
Pun masih timbul asumsi:
- Meski pemerintah mengawasi buku2 agama Buddha, sy pikir pemerintah tidak menyuruh membuka suatu bab yg menerangkan apa itu tuhan. Jadi, cukup menulis bab2 ajaran tentang moralitas, tentang ajaran buddha yg indah, tentang sejarah agama buddha.. sy pikir buku2 dgn konten tsb akan lolos, krn tidak mengajarkan hal2 yg negatif.

Jika B:
Dalam hal ini, jika bab tentang Tuhan dalam agama Buddha = Adi-Buddha, tidak disyaratkan oleh pemerintah, namun adalah kebijaksanaan guru2 dan penerbit, sy sungguh heran.

Kenapa mesti mengajarkan kepada anak2 bahwa tuhan kita yg kekal adalah Adi-Buddha? Mengapa tidak mengajarkan bahwa diri sendirilah penyebab kesaengsaraan dan kebahagiaan kita? Dengan memberi contoh2 sehari2 dan cerita2 Jataka?

Sebagian dari kita mungkin akan membenarkan soal Tuhan yg Maha esa adalah kebenaran tertinggi alias Dharmakaya. Oke. Namun, bukankah konsep Dharmakaya ini sendiri akan membingungkan anak2? Apalagi anak kelas 1 SD. Bisakah mereka paham bahwa Tuhan itu sebenarnya adalah kebenaran tertinggi alias Dharmakaya? Tidakkah mengajarkan soal ini akan sangat membingungkan anak kelas 1 SD sehingga teori2 tsb akan menjadi hapalan semata alih2 membentuk moral Dhamma mereka?

Saya membuka topik ini dengan harapan penulis2, pengajar2 dan penerbit terkait dapat mempertimbangkan diskusi disini, dan kemungkinan bagi saya untuk memahami perlu-nya bab ini jika diskusi berkembang ke arah yg dapat menjelaskan hal ini dgn baik.

Selain itu, secara keseluruhan materi buku, sy melihat penerbit masih gagap dan tidak percaya diri memasukkan materi yg benar2 buddhistis. Sy melihat 'warna' buku ini masih mengikuti alur agama tetangga (meski dijelaskan secara Buddhis), asumsi ini sy dapat dari melihat salah satu bab:
- Bab 2: Mari Berdoa (isinya doa sebelum dan sesudah belajar, sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah tidur)...

Tuhan dan Doa adalah konsep yg berkembang di agama Samawi, mengajarkan Ajaran Buddha dengan berusaha mencocok2an dengan konsep samawi malah akan membingungkan.

 _/\_

Pages: [1]
anything