//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: arti ular belit-membelit  (Read 22395 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
arti ular belit-membelit
« on: 25 May 2011, 03:11:25 PM »
Saya lagi melihat2 buku sejarah BIM (Budaya Alam Minangkabau) milik siswa SD di Padang. Salah satu bahasan Bab di buku ini adalah soal prasasti peninggalan Raja Adityawarman, raja kerajaan Pagaruyung, merupakan kerajaan Buddha yg cukup besar di tahun 1300 di Sumatera Barat.

Hal pertama yg tidak wajar yg saya jumpai di buku 'budaya' ini, adalah tiap bab diselipkan kutipan2 dari Al-quran mis: "Allah berfirman... dari Surat Al Hujarat ayat....". Kenapa buku budaya sejarah mesti diselipin ayat2 begini? BTW, bukan ini yg ingin saya bahas, krn sudah 'maklum' akan hal ini di negara ini.

Hal kedua (ini yg ingin saya bahas):

Di Bab 17 tertulis:

Prasasti Rambatan dibuat pada tahun 1370. Pada prasasti ini terlihat jejak kaki Buddha. Tapak kaki Buddha disediakan Adityavarman untuk berjiarah dan pemujaan bagi agama Buddha. Di Prasasti Rambatan itu terdapat gambar dua ekor ular yang belit-membelit, ini melambangkan dunia bawah. Penganut agama Buddha mencari kebenaran untuk dunia bawah yang disebut dengan nirwana. Tujuan hakiki orang beragama Buddha adalah mencapai nirwana.

Yg ingin saya bahas:
- apakah memang benar dalam agama buddha ular belit membelit melambangkan dunia bawah?

Krn dengan dalil tersebut, selanjutnya akan menimbulkan kesalahpahaman awam terhadap Ajaran Buddha, bahwa umat Buddha adalah pencari kebenaran dunia bawah (nirvana). Kesalah pahaman ini akan diinfokan terus menerus secara sistematis. (Jika topik ini dapat memberikan bukti yg memadai arti ular belit-membelit tersebut bukanlah dunia-bawah, maka saya akan menyusun koreksi untuk penerbit buku pelajaran tsb)

Sekadar info: disebutkan bahwa Adityawarman adalah penganut Buddha Tantra, ada juga yg menyebut agamanya Siwa-Buddha (Hindu-Buddha). Beliau disebut juga Bhairawa.

::

 
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #1 on: 25 May 2011, 03:16:32 PM »
duhhh....JELAS2 itu MENYESATKAN bro....mana ada Nirvana merupakan "kebenaran alam bawah" justru Nibbana adalah TERTINGGI. jelas2 itu buku sangat menyesatkan.

simbol Ular bisa macam2 sih,
- kalo ilmu kuno (sy lupa baca dimana) simbol ular adalah "Ilmu Pengetahuan"
- kalau ga salah symbol IDI (Ikatan Dokter Indonesia) juga Ular tuh
- dlm agama samawi simbol "Ular" adalah "Setan"

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #2 on: 25 May 2011, 03:31:04 PM »
kalau menurut MN 22  Alagaddūpama Sutta perumpamaan ular :

(PERUMPAMAAN ULAR)

10. “Di sini, para bhikkhu, beberapa orang sesat mempelajari Dhamma – khotbah, syair, penjelasan, bait-bait, ungkapan kegembiraan, sabda-sabda, kisah-kisah kelahiran, keajaiban-keajaiban, dan jawaban-jawaban atas pertanyaan – tetapi setelah mempelajari Dhamma, mereka tidak memeriksa makna dari ajaran-ajaran itu dengan kebijaksanaan. Tanpa memeriksa makna-makna dari ajaran-ajaran itu dengan kebijaksanaan, mereka tidak memperoleh penerimaan mendalam akan ajaran-ajaran itu. Sebaliknya mereka mempelajari Dhamma hanya demi untuk mengkritik orang lain dan untuk memenangkan perdebatan, dan mereka tidak mengalami kebaikan yang karenanya mereka mempelajari Dhamma. Ajaran-ajaran itu, karena secara keliru dipahami oleh mereka, akan mengakibatkan bencana dan penderitaan untuk waktu yang lama.

“Misalkan seseorang yang memerlukan seekor ular, mencari seekor ular, mengembara untuk mencari seekor ular, melihat seekor ular besar dan menangkap gulungannya atau ekornya, ular itu akan berbalik dan mengigit tangannya atau lengannya atau anggota tubuh lainnya. [134] dan karena itu ia akan mengalami kematian atau penderitaan mematikan. Mengapakah? Karena ia menangkap ular itu dengan cara yang salah Demikian pula, di sini beberapa orang sesat mempelajari Dhamma … Ajaran-ajaran itu, karena secara keliru dipahami oleh mereka, akan mengakibatkan bencana dan penderitaan bagi mereka untuk waktu yang lama.

11. “Di sini, para bhikkhu, beberapa anggota keluarga mempelajari Dhamma – khotbah, syair … jawaban-jawaban atas pertanyaan – tetapi setelah mempelajari Dhamma, mereka memeriksa makna dari ajaran-ajaran itu dengan kebijaksanaan. Dengan memeriksa makna-makna dari ajaran-ajaran itu dengan kebijaksanaan, mereka memperoleh penerimaan mendalam akan ajaran-ajaran itu. Mereka bukan mempelajari Dhamma demi untuk mengkritik orang lain dan bukan untuk memenangkan perdebatan, dan mereka mengalami kebaikan yang karenanya mereka mempelajari Dhamma. Ajaran-ajaran itu, karena secara benar dipahami oleh mereka, akan mengakibatkan kesejahteraan dan kebahagiaan untuk waktu yang lama.

“Misalkan seseorang yang memerlukan seekor ular, mencari seekor ular, mengembara untuk mencari seekor ular, melihat seekor ular besar dan menangkapnya dengan benar menggunakan tongkat penjepit, dan setelah itu, mencengkeramnya tepat di lehernya. Kemudian walaupun ular itu akan membelit tangannya atau lengannya atau bagian tubuh lainnya, tetapi ia tidak akan mengalami kematian atau penderitaan yang mematikan karena belitan itu. Mengapakah? Karena cengkeramannya yang benar pada ular itu. Demikian pula, di sini beberapa anggota keluarga mempelajari Dhamma … Ajaran-ajaran itu, karena secara benar dipahami oleh mereka, akan mengakibatkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi nereka untuk waktu yang lama.

12. “Oleh karena itu, para bhikkhu, ketika kalian memahami makna dari pernyataanKu, ingatlah itu; dan ketika kalian tidak memahami makna dari pernyataanKu, maka bertanyalah kepadaKu atau kepada para bhikkhu yang bijaksana.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #3 on: 25 May 2011, 03:40:46 PM »
Biasa-nya orang mengungkapkan sesuatu berdasarkan persepsi yang dia terima.
Jika kita lihat dari pandangan umat Islam,bagi umat Islam tujuan yang tertinggi adalah SURGA. Didalam surga segala kenikmatan yang tidak pernah dialami di dunia akan didapatkan disana. Baik itu dalam hal makanan bahkan dengan wanita. Itu dari buku yang pernah saya baca. 

Dan yang terendah adalah neraka. Didalam neraka penderitaan-nya melebihi apa-pun dari penderitaan yang pernah dialami di dunia.

Jika dipandang kenikmatan sebagai yang tertinggi karena disukai, bagaimana-kah caranya orang berpandangan seperti ini jika harus mengukur tinggi mana kenikmatan dengan melepaskan kenikmatan?
 
Tidak usah jauh-jauh, dari hidup sehari-hari saja kita lihat. Jika ada 2 orang, yang satu kaya raya dengan rumah,mobil mewah dll. Dan yang satu hidupnya sederhana,cukup makan dan untuk sehari-hari saja.
Jika disuruh memilih, siapakah diantara ke-2 orang itu yang lebih rendah taraf hidup-nya?

Menurut saya sih begitu terjadi-nya penilaian kebenaran alam bawah. Jika mau jelas kita harus tanya dulu si pengarang buku itu, apa maksud bawah dari yang dia tuliskan.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #4 on: 25 May 2011, 03:41:57 PM »
bro Ryu yg baik,
Alagaduppamasutta adalah penjelasan dari Sang Buddha agar JANGAN SALAH dalam memahami Dhamma, karena bagaikan memegang ular, jika kita pegang buntut nya maka kematian lah yang akan kita alami, demikian pula memahami dhamma klo kita salah memahami maka menjadikan kita terlahir kealam menderita karena memiliki pandangan yang salah.

mungkin bro Ryu mau memasukkan "ULAR" dalam agama Buddha sebagai simbol Dhamma, begitu kah?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #5 on: 25 May 2011, 03:47:04 PM »
bro Ryu yg baik,
Alagaduppamasutta adalah penjelasan dari Sang Buddha agar JANGAN SALAH dalam memahami Dhamma, karena bagaikan memegang ular, jika kita pegang buntut nya maka kematian lah yang akan kita alami, demikian pula memahami dhamma klo kita salah memahami maka menjadikan kita terlahir kealam menderita karena memiliki pandangan yang salah.

mungkin bro Ryu mau memasukkan "ULAR" dalam agama Buddha sebagai simbol Dhamma, begitu kah?
bisa saja sih ;D


soal ular belit membelit, mungkin saja paham dalam memahami ajaran buda waktu jaman Adityawarman begitu, karena tercampur dengan ajaran hindu pula.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #6 on: 25 May 2011, 03:56:44 PM »
bisa saja sih ;D


soal ular belit membelit, mungkin saja paham dalam memahami ajaran buda waktu jaman Adityawarman begitu, karena tercampur dengan ajaran hindu pula.

setuju bro. memang "ular" bisa diartikan macam2.

tapi yang jadi masalah disini masak "Nirvana" dibilang kebenaran alam bawah?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #7 on: 25 May 2011, 03:59:29 PM »
setuju bro. memang "ular" bisa diartikan macam2.

tapi yang jadi masalah disini masak "Nirvana" dibilang kebenaran alam bawah?

kita berada di permukaan bumi yg bulat dan mengambang di angkasa raya, jadi mana bawah dan mana atas?

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #8 on: 25 May 2011, 04:23:45 PM »
kita berada di permukaan bumi yg bulat dan mengambang di angkasa raya, jadi mana bawah dan mana atas?
Patok ukuran yang dipakai biasanya, disebut diatas yang arah-nya ke kepala. Yang mengarah kaki disebut ke bawah.  ;D

Spoiler: ShowHide
Pertanyaan bro berikut-nya,bagaimana jika orang itu lagi nungging atau orang itu lagi menyelam?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #9 on: 25 May 2011, 04:28:18 PM »
Kesepuluh, Prasasti Saruaso I, prasasti yang berasal dari Raja Adityawarman yang berangka tahun 1297 atau 1375 Masehi. Prasasti tersebut berisi tentang suatu maklumat atau pengabaran tentang upacara keagamaan yang dilakukan oleh Raja Adityawarman sebagai seorang penganut Budha Mahayana sekte Bhairawa. Kesebelas, Prasasti Saruaso II, isi pokok dari prasasti tersebut adalah tentang seorang rajamuda (yauwaraja) yang bernama Ananggawarman. Disebutkan pula bahwa Ananggawarman merupakan anak (tanaya) dari Raja Adityawarman (1347-1375 M) yang kemungkinan masih berkuasa pada saat prasasti tersebut ditulis. Keduabelas, Prasasti Kuburajo I, berisi tentang tentang sebuah genealogis atau garis keturunan Raja Adityawarman. Pada garis kedua disebutkan seorang tokoh bernama Adwayawarman yang berputra Raja Kanaka Medinidra. Ketigabelas, Prasasti Kuburajo II,  prasasti yang berasal dari masa Adityawarman. Beberapa kata yang dapat dibaca dari prasasti ini antara lain rama (baris pertama), yang dapat berarti ketua desa. Dan pembacaan pada baris ketiga menghasilkan kata puri dan sthana yang berarti tempat peristirahatan di istana, dan pada baris terakhir dijumpai kata srima yang merupakan penggalan dari kata sri maharadja, sedangkan tulisan yang lain tidak terbaca karena aus. Keempatbelas, Prasasti Rambatan, berada di Nagari Empat Suku Kapalo Koto, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar. Prasasti ini terdiri dari 6 baris tulisan dalam huruf Jawa Kuno dan berbahasa Melayu Kuno. Keadaan tulisan sudah cukup aus, sehingga hanya beberapa kata saja yang terbaca. Prasasti tersebut berbentuk sloka sardulawikridita  dan wangsastha 14. Di atas tulisan terdapat hiasan 2 (dua) ekor ular yang saling berbelit. Bentuk hiasan yang demikian dijumpai pula dalam beberapa prasasti peninggalan Adityawarman lainnya. Kelimabelas, Prasasti Ombilin, terletak di depan Puskesmas Rambatan I, dekat Danau Ombilin, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar. Isi prasasti tersebut antara lain berupa penghormatan kepada Adityawarman yang pandai membedakan dharma dan adharma, ia punya sifat sebagai matahari yang membakar orang jahat, tetapi menolong orang baik. Keenambelas, Prasasti Bandar Bapahat, berada di Bukit Gombang, Kabupaten Tanah Datar. Dari prasasti tersebut dijumpai nama Adityawarnan dan grama sri surawasa.  Ketujuhbelas, Prasasti Pariagan, ditemukan di tepi Sungai Mengkaweh, di sebelah timur kota Padang Panjang. Prasasti ini dipahatkan pada batu monolit non-artifisial berbentuk setengah lingkaran dengan tulisan berjumlah 6 baris. Aksara yang dipakai sama dengan aksara prasasti Adityawarman lainnya.

http://geosejarah.org/index.php?option=com_content&view=article&id=65:kerajaan-pagaruyung-hegemoni-melampaui-sekat-sekat-kewilayahan&catid=34:artikel&Itemid=59

============================

ternyata aye lebih bener mengartikannya dengan sutta itu =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #10 on: 25 May 2011, 04:30:38 PM »
Patok ukuran yang dipakai biasanya, disebut diatas yang arah-nya ke kepala. Yang mengarah kaki disebut ke bawah.  ;D

Spoiler: ShowHide
Pertanyaan bro berikut-nya,bagaimana jika orang itu lagi nungging atau orang itu lagi menyelam?


salah, pertanyaan berikut adalah bagaimana dengan badut yg berdiri dengan kaki di atas kepala di bawah?

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #11 on: 25 May 2011, 06:31:25 PM »
kita berada di permukaan bumi yg bulat dan mengambang di angkasa raya, jadi mana bawah dan mana atas?

wahhh...MASTER logika gitu lho....

Patok ukuran yang dipakai biasanya, disebut diatas yang arah-nya ke kepala. Yang mengarah kaki disebut ke bawah.  ;D

Spoiler: ShowHide
Pertanyaan bro berikut-nya,bagaimana jika orang itu lagi nungging atau orang itu lagi menyelam?


salah, pertanyaan berikut adalah bagaimana dengan badut yg berdiri dengan kaki di atas kepala di bawah?

sis klo nungging khan otak dia dip****t jadi tetap aja diatas, klo nyelam ini yg agak susah krn kepala pasti dibawah... ;D

badut khan memang suka jalan pake kepala.... ^-^
« Last Edit: 25 May 2011, 06:36:37 PM by pannadevi »

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #12 on: 25 May 2011, 06:40:06 PM »
Kesepuluh, Prasasti Saruaso I, prasasti yang berasal dari Raja Adityawarman yang berangka tahun 1297 atau 1375 Masehi. Prasasti tersebut berisi tentang suatu maklumat atau pengabaran tentang upacara keagamaan yang dilakukan oleh Raja Adityawarman sebagai seorang penganut Budha Mahayana sekte Bhairawa. Kesebelas, Prasasti Saruaso II, isi pokok dari prasasti tersebut adalah tentang seorang rajamuda (yauwaraja) yang bernama Ananggawarman. Disebutkan pula bahwa Ananggawarman merupakan anak (tanaya) dari Raja Adityawarman (1347-1375 M) yang kemungkinan masih berkuasa pada saat prasasti tersebut ditulis. Keduabelas, Prasasti Kuburajo I, berisi tentang tentang sebuah genealogis atau garis keturunan Raja Adityawarman. Pada garis kedua disebutkan seorang tokoh bernama Adwayawarman yang berputra Raja Kanaka Medinidra. Ketigabelas, Prasasti Kuburajo II,  prasasti yang berasal dari masa Adityawarman. Beberapa kata yang dapat dibaca dari prasasti ini antara lain rama (baris pertama), yang dapat berarti ketua desa. Dan pembacaan pada baris ketiga menghasilkan kata puri dan sthana yang berarti tempat peristirahatan di istana, dan pada baris terakhir dijumpai kata srima yang merupakan penggalan dari kata sri maharadja, sedangkan tulisan yang lain tidak terbaca karena aus. Keempatbelas, Prasasti Rambatan, berada di Nagari Empat Suku Kapalo Koto, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar. Prasasti ini terdiri dari 6 baris tulisan dalam huruf Jawa Kuno dan berbahasa Melayu Kuno. Keadaan tulisan sudah cukup aus, sehingga hanya beberapa kata saja yang terbaca. Prasasti tersebut berbentuk sloka sardulawikridita  dan wangsastha 14. Di atas tulisan terdapat hiasan 2 (dua) ekor ular yang saling berbelit. Bentuk hiasan yang demikian dijumpai pula dalam beberapa prasasti peninggalan Adityawarman lainnya. Kelimabelas, Prasasti Ombilin, terletak di depan Puskesmas Rambatan I, dekat Danau Ombilin, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar. Isi prasasti tersebut antara lain berupa penghormatan kepada Adityawarman yang pandai membedakan dharma dan adharma, ia punya sifat sebagai matahari yang membakar orang jahat, tetapi menolong orang baik. Keenambelas, Prasasti Bandar Bapahat, berada di Bukit Gombang, Kabupaten Tanah Datar. Dari prasasti tersebut dijumpai nama Adityawarnan dan grama sri surawasa.  Ketujuhbelas, Prasasti Pariagan, ditemukan di tepi Sungai Mengkaweh, di sebelah timur kota Padang Panjang. Prasasti ini dipahatkan pada batu monolit non-artifisial berbentuk setengah lingkaran dengan tulisan berjumlah 6 baris. Aksara yang dipakai sama dengan aksara prasasti Adityawarman lainnya.

http://geosejarah.org/index.php?option=com_content&view=article&id=65:kerajaan-pagaruyung-hegemoni-melampaui-sekat-sekat-kewilayahan&catid=34:artikel&Itemid=59

============================

ternyata aye lebih bener mengartikannya dengan sutta itu =))

ohhh....jadi maksud bro itu...bhw ular yg berbelit itu menggambarkan Raja tsb dpt membedakan dhamma yang asli dan palsu, jadi simbol ular adalah simbol dhamma spt yang bro utarakan sebelumnya pake alagaduppamasutta itu?

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #13 on: 26 May 2011, 09:04:38 AM »
Keempatbelas, Prasasti Rambatan, berada di Nagari Empat Suku Kapalo Koto, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar. Prasasti ini terdiri dari 6 baris tulisan dalam huruf Jawa Kuno dan berbahasa Melayu Kuno. Keadaan tulisan sudah cukup aus, sehingga hanya beberapa kata saja yang terbaca. Prasasti tersebut berbentuk sloka sardulawikridita  dan wangsastha 14. Di atas tulisan terdapat hiasan 2 (dua) ekor ular yang saling berbelit. Bentuk hiasan yang demikian dijumpai pula dalam beberapa prasasti peninggalan Adityawarman lainnya. Kelimabelas, Prasasti Ombilin, terletak di depan Puskesmas Rambatan I, dekat Danau Ombilin, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar. Isi prasasti tersebut antara lain berupa penghormatan kepada Adityawarman yang pandai membedakan dharma dan adharma, ia punya sifat sebagai matahari yang membakar orang jahat, tetapi menolong orang baik.

============================

ternyata aye lebih bener mengartikannya dengan sutta itu =))

Benar juga, dari apa yg tercatat, Raja Adityawarman ini terlihat cukup disegani karena keyakinannya pada Agama Buddha dan Kebijaksaannya akan Dhamma dan Adhamma... menarik juga menjumpai prasasti sanskrit/melayu kuno yg mencatat soal 'Dhamma Adhamma' ini di desa2 di Sumatera Barat.

Saya masih penasaran arti ukiran belitan ular ini sebenarnya.. Apakah Adityawarman ingin menyimbolkan: belitan hawa nafsu yg mencengkeram manusia?

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #14 on: 26 May 2011, 09:46:55 AM »
ohhh....jadi maksud bro itu...bhw ular yg berbelit itu menggambarkan Raja tsb dpt membedakan dhamma yang asli dan palsu, jadi simbol ular adalah simbol dhamma spt yang bro utarakan sebelumnya pake alagaduppamasutta itu?

mungkin saja kedua ular itu menggambarkan dama sama adama,  ada orang yang menggunakan dama dengan baik dan tidak, dan di dalam prasasti berisi penghormatan pada Adityawarman yang pandai membedakan dama dan adama ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline tuwino gunawan

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 272
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #15 on: 26 May 2011, 10:33:10 AM »


Di Bab 17 tertulis:

Prasasti Rambatan dibuat pada tahun 1370. Pada prasasti ini terlihat jejak kaki Buddha. Tapak kaki Buddha disediakan Adityavarman untuk berjiarah dan pemujaan bagi agama Buddha. Di Prasasti Rambatan itu terdapat gambar dua ekor ular yang belit-membelit, ini melambangkan dunia bawah. Penganut agama Buddha mencari kebenaran untuk dunia bawah yang disebut dengan nirwana. Tujuan hakiki orang beragama Buddha adalah mencapai nirwana.



saya rasa cuma persepsi penulis saja, dan belon tentu penulisnya mengerti arti gambar di prasasti tersebut, dan saya yakin  si-penulis tidak memahami agama buddha.
saran saya : berikan penjelasan tertulis kepada si-penerbit buku dengan tembusan ke si-penulis buku tersebut, agar dapat merevisi bukunya, lebih baik lagi bila kita dapat meminta pendapat pakar arkeologi untuk menjelaskannya. kira2 siapa yah yang pakar dalam arkeologi hindu-buddha di indonesia?

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #16 on: 26 May 2011, 12:43:59 PM »
saya rasa cuma persepsi penulis saja, dan belon tentu penulisnya mengerti arti gambar di prasasti tersebut, dan saya yakin  si-penulis tidak memahami agama buddha.
saran saya : berikan penjelasan tertulis kepada si-penerbit buku dengan tembusan ke si-penulis buku tersebut, agar dapat merevisi bukunya, lebih baik lagi bila kita dapat meminta pendapat pakar arkeologi untuk menjelaskannya. kira2 siapa yah yang pakar dalam arkeologi hindu-buddha di indonesia?

Penulisnya adalah Armaini, S.Pd. M.Pd (<--- ada yg tau gelar ini artinya apa?)
Penerbitnya penerbit lokal Sumatera Barat. Saya yakin mereka tidak terlalu paham arti ular belit membelit teersebut.

Saya memang berniat meluruskan ke penerbit, bahwa "Nirvana" tidak sama dengan "dunia bawah", bahwa tujuan umat Buddha memang benar Nirvana, namun bukan "dunia bawah", melainkan Nirvana=tidak terlahir kembali.

Namun, saya perlu dasar yg kuat untuk mengartikan ular belit-membelit tersebut...

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #17 on: 26 May 2011, 12:50:02 PM »
Penulisnya adalah Armaini, S.Pd. M.Pd (<--- ada yg tau gelar ini artinya apa?)

sarjana pendidikan, magister pendidikan

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #18 on: 26 May 2011, 01:29:43 PM »
Setelah googlings, akhirnya ketemu sedikit (yg mungkin) berkaitan dengan pahatan belitan ular di prasasti Adityawarman, berikut sy post gambar2nya...






Apakah di era Adityawarman (sekitar 1300 M), yg menganut Buddhisme Tantra / Siwa-Buddha, sudah ada lambang2 kundalini ini? Memang cukup masuk akal juga lambang kundalini ini, yg oleh sebagian penganut tantra diartikan sebagai pencerahan (=nibbana), juga ada pose2 meditasi yg menunjukkan demikian....

Tapi, tentu saja lambang belitan ular tsb tidak bisa diartikan 'dunia bawah' seperti yg ditulis oleh buku budaya minang tsb....

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #19 on: 26 May 2011, 03:09:08 PM »
Penulisnya adalah Armaini, S.Pd. M.Pd (<--- ada yg tau gelar ini artinya apa?)
Penerbitnya penerbit lokal Sumatera Barat. Saya yakin mereka tidak terlalu paham arti ular belit membelit teersebut.

Saya memang berniat meluruskan ke penerbit, bahwa "Nirvana" tidak sama dengan "dunia bawah", bahwa tujuan umat Buddha memang benar Nirvana, namun bukan "dunia bawah", melainkan Nirvana=tidak terlahir kembali.

Namun, saya perlu dasar yg kuat untuk mengartikan ular belit-membelit tersebut...

::

Setelah googlings, akhirnya ketemu sedikit (yg mungkin) berkaitan dengan pahatan belitan ular di prasasti Adityawarman, berikut sy post gambar2nya...






Apakah di era Adityawarman (sekitar 1300 M), yg menganut Buddhisme Tantra / Siwa-Buddha, sudah ada lambang2 kundalini ini? Memang cukup masuk akal juga lambang kundalini ini, yg oleh sebagian penganut tantra diartikan sebagai pencerahan (=nibbana), juga ada pose2 meditasi yg menunjukkan demikian....

Tapi, tentu saja lambang belitan ular tsb tidak bisa diartikan 'dunia bawah' seperti yg ditulis oleh buku budaya minang tsb....

::



di Jaman Srivijaya memang yang berkembang adalah Aliran Tantrayana, bahkan Atisapun BERGURU dari Srivijaya (sebentar sy cari dari catatan kuliah sy, kebetulan ada ttg Atisa dikirim Raja ke Srivijaya utk belajar Tantra, bentar ya). jika dikaitkan dg tantra maka bisa jadi bahwa arti ular yang membelit adalah Kundalini, karena Kundalini yg telah dapat dicapai kebangkitannya akan digambarkan sebagai seekor ular yang tidur melingkar dibawah s********g menjadi terbangun dan bangkit menjalar melalui sepanjang tulang belakang menembus cakra mahkota (atas kepala) sehingga seolah2 kepala ular itu telah menembus kepala kita. disitulah dikatakan Kundalini nya telah terbuka atau bangkit.

melihat latar belakangnya jaman itu memang aliran Tantra yang berkembang bisa jadi "Kundalini" atao mungkin bro Ryu yang benar yaitu "mampu membedakan Dhamma dan Adhamma"
« Last Edit: 26 May 2011, 03:13:09 PM by pannadevi »

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #20 on: 26 May 2011, 03:51:28 PM »
di Jaman Srivijaya memang yang berkembang adalah Aliran Tantrayana, bahkan Atisapun BERGURU dari Srivijaya (sebentar sy cari dari catatan kuliah sy, kebetulan ada ttg Atisa dikirim Raja ke Srivijaya utk belajar Tantra, bentar ya). jika dikaitkan dg tantra maka bisa jadi bahwa arti ular yang membelit adalah Kundalini, karena Kundalini yg telah dapat dicapai kebangkitannya akan digambarkan sebagai seekor ular yang tidur melingkar dibawah s********g menjadi terbangun dan bangkit menjalar melalui sepanjang tulang belakang menembus cakra mahkota (atas kepala) sehingga seolah2 kepala ular itu telah menembus kepala kita. disitulah dikatakan Kundalini nya telah terbuka atau bangkit.

melihat latar belakangnya jaman itu memang aliran Tantra yang berkembang bisa jadi "Kundalini" atao mungkin bro Ryu yang benar yaitu "mampu membedakan Dhamma dan Adhamma"

S****G maksudnya selangkangan?

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #21 on: 26 May 2011, 03:54:03 PM »
S****G maksudnya selangkangan?

::

 :-[ :-[ duuhhh....bro ini lho....udah dihaluskan dengan diisi titik2 yg sama jumlahnya, tapi kok ditanyakan lagi...memang itu yg sy maksudkan....bikin malu deh....

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #22 on: 26 May 2011, 03:55:56 PM »
ok, saya ketikkan bentar awal mula Tantrayana terbentuk, bentar deh sy off dlu.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #23 on: 26 May 2011, 04:06:15 PM »
^^
yah, memang semakin ketemu puzzle-nya nih...

- Adityawarman tercatat sebagai mengetahui Dhamma dan Adhamma
- Adityawarman beragama Siwa-Buddha / Buddha Tantra
- Dalam tantra terdapat konsep kundalini yg adalah arus energi berputar2 dari s*****g ke cakra mahkota, yg diartikan sebagai pencerahan
- terdapat pahatan ular belit-membelit di prasasti Adityawarman
- kemungkinan arti gambar ular belit-membelit ini adalah dari konsep tantra/kundalini, yakni: pencerahan, jadi bukan 'dunia-bawah' seperti yg tercatat di buku SD "Budaya Alam Minangkabau" Sumatera Barat.

Sepertinya data sy sudah hampir mencukupi untuk mengajukan koreksi ke penulis buku tsb.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #24 on: 26 May 2011, 04:45:44 PM »
di Jaman Srivijaya memang yang berkembang adalah Aliran Tantrayana, bahkan Atisapun BERGURU dari Srivijaya (sebentar sy cari dari catatan kuliah sy, kebetulan ada ttg Atisa dikirim Raja ke Srivijaya utk belajar Tantra, bentar ya). jika dikaitkan dg tantra maka bisa jadi bahwa arti ular yang membelit adalah Kundalini, karena Kundalini yg telah dapat dicapai kebangkitannya akan digambarkan sebagai seekor ular yang tidur melingkar dibawah s********g menjadi terbangun dan bangkit menjalar melalui sepanjang tulang belakang menembus cakra mahkota (atas kepala) sehingga seolah2 kepala ular itu telah menembus kepala kita. disitulah dikatakan Kundalini nya telah terbuka atau bangkit.

melihat latar belakangnya jaman itu memang aliran Tantra yang berkembang bisa jadi "Kundalini" atao mungkin bro Ryu yang benar yaitu "mampu membedakan Dhamma dan Adhamma"


Untuk hal mengenai Athisa belajar Bodhicitta di Sriwijaya dapat dibaca dibuku  " liberation in the palm of your hand" dan udah diterjemahkan ke bahasa indonesia "pembebasan ditangan kita" jilid I..

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #25 on: 26 May 2011, 07:58:12 PM »
kalau menurut saya pribadi, lambang ular berbelit dapat diartikan seperti simbol yin dan yang , antara kebaikan dan keburukan, benar dan salah (keseimbangan)
yang mungkin pada prasasti itu ingin menunjukan bahwa Adityawarman seseorang yang bijaksana dan selalu berpegangan kepada kebenaran selama memimpin masyarakat sana.

seperti yang di sampaikan bro ryu juga.
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #26 on: 27 May 2011, 10:33:54 PM »

Untuk hal mengenai Athisa belajar Bodhicitta di Sriwijaya dapat dibaca dibuku  " liberation in the palm of your hand" dan udah diterjemahkan ke bahasa indonesia "pembebasan ditangan kita" jilid I..

thanks bro, tapi saya belum punya buku " liberation in the palm of your hand", authornya sapa ya? kalo sy disini tentu ga bakalan nemu yg edisi bhs indonesia.... ^-^

klo materi kuliah saya itu berkaitan dg waktu membahas perguruan tinggi apa aja yg ada di India kuno, selain Nalanda, Taxila, ada yg bernama Vikramasila, nah rektor Vikramasila inilah yang menjadi Atisa, nama asline Dipankara Srijnana orang India, lulusan terbaik Nalanda, degree of pandita (setara MA). dari buku "2500 years Buddhism", author Prof.PV.Bapat. hal.190.

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: arti ular belit-membelit
« Reply #27 on: 27 May 2011, 10:40:17 PM »
ok, saya ketikkan bentar awal mula Tantrayana terbentuk, bentar deh sy off dlu.

ini kemarin baru sempet ngeringkas dari hal.1-10

Referensi dari Buku “Aspect of Buddhist Culture from Tibetan Sources”, karya : DR.Anukue Chandra Banerjee, MA, LL.B, PhD, F.A.S, F.R.A.S (London), Ex-Director Sikkim Research Institute of Tibetology and Other, Buddhist Studies, Gangtok, Formerly Professor and Head of the Department of Pali, Ex-Dean, Faculty of Arts, Calcutta University. Terbitan thn 1984, dicetak oleh Sri Sakti Ranjan Mishra United Printers, Calcutta.

Spoiler: ShowHide

Quote
Sebelum Agama Buddha masuk ke Tibet disana telah ada aliran pemujaan (cult) yang bernama “Bon” dimana arti nama tsb tidak diketemukan dalam kamus, bahkan hingga kamus bahasa Tibetpun tidak menyajikan arti nama tsb. Istilah tsb dpt diketemukan dalam buku “A Tibetan-English Dictionary” karya S.C.Das yang dinyatakan “Bon” sebagai “Pemujaan (Fetisisme), Menyembah Setan (demon worship) dan perapalan mantera-2 (propitiation by means incantation), namun tidak menyediakan apa arti dari kata bon itu sendiri.

Dengan berjalannya waktu terjadi perpecahan aliran Bon ini menjadi terpecah sebagai “Bonchhal-nag (Black Bon)” yang menyatakan diri “Aliran Orisinil” dan “Bonchhal-kar with Bon-terma (White Bon and Treasured Bon)”.

Buku ini mencatat Agama Buddha mulai berkembang di Tibet sejak th.755-797, masa pemerintahan Raja Khri-srong-lde-btsen, yang dianggap sebagai inkarnasi Manjusri bahkan hingga saat kini. Mendapatkan pengaruh yang kuat sekali dari Ibundanya yaitu seorang Putri Kerajaan dari China yang merupakan pemeluk taat Agama Buddha. Beliau memproklamasikan agar seluruh pemeluk Bon berpindah keyakinan ke Agama Buddha. Salah seorang guru besar Bon bernama Rin-chen-mchog mendapat hukuman dari raja dikarenakan tidak mau memeluk Agama Buddha dan terkenal kemudian menjadi musuh besar Agama Buddha. Bersama seluruh pengikutnya beliau menyusun kitab suci mereka secara diam2 dengan memadukan Agama Buddha dan Agama Hindu.  Kitab suci ini dinyatakan sebagai “Kitab Suci Asli Bon” mereka kemudian disebut Nying-ma-pa, yang berarti yang tua, yang kemudian mendirikan sekte asli Buddhisme oleh Padmasambhava di Tibet. Orang-2 mencurigai keaslian Kitab Suci ini merupakan plagiat dari Buddhisme. Raja adalah pelindung Agama Buddha segera melakukan penekanan kepada mereka karena telah mengkonversi ajaran Agama Buddha kedalam Bon. Mereka bertahan dan konflik terbuka tidak terelakkan untuk pertama kalinya dalam sejarah Tibet dalam masa pemerintahannya. Beberapa pengikut Bon dan gurunya telah dipenggal, yang tersisa bersembunyi dalam gua-2 dan melanjutkan penulisan Kitab Suci mereka disana. Mereka dinamakan sebagai Bon-gter-ma (the Hidden Treasures of the Bon-pos), kitab-2 ini menjadi terkenal dengan nama Prajñāpāramitā, Dzogs-pa chen-po (Mahāsandhi) dan seperti, ada banyak kitab-2 yang tidak ada perbedaan sama sekali baik secara teknik dan pola ini adalah “Bonchhal-kar (Bon-kar, White Bon)”, Bon yang bertransformasi.

Ketika raja Glang-dar-ma turun dari tahta Agama Buddha kehilangan perlindungan, Bon kembali mendpt kesempatan memperkaya Kitab-2 Suci mereka lebih lanjut. Seseorang bernama Gahed-rgur-klu-dgah dari Tsang-pya mengkonversi banyak sekali naskah2 Buddhisme sebagai Bon disebuah tempat Ziarah Bon Dar-yul-dro-lag. Dia mentransformasi istilah-2 tehnikal dan material Buddhisme menjadi berbeda. Bahkan hingga banyak sekali nama-2 karya Buddhisme telah diubahnya. Prajñāpāramitā (Yum-chhen) menjadi dikenal sebagai Kham-chhen, Nyi-shu-nga-pa dalam 25 chapter sebagai Kham-chhung, Gtan-lad-bad-pa sebagai Bon-mdo, 5 kelas mantra (gZungs-sde-lnga—Pañcādhāraṇī) sebagai Klu-hbum-dkar-na-khra-gsum. Naskah-2 ini dia sembunyikan di bebatuan di Mtsho-lnga-hdren-chhung. Selanjutnya naskah-2 yg disembunyikan ini diketemukan dalam kesempatan penemuan. Bon yang bertransformasi ini dinamakan Chhal-dkar (white-water). Topik dari naskah-2 tersebut : segala sesuatu tidak kekal (anityatā), perbuatan (karma), akibat (phala), cinta kasih (maitrī), kasih sayang (karuṇā), berpikir tentang pencerahan (Bodhicitta) dan 6 kebajikan (pāramitā).  Juga ada subsitusi yang khas untuk 5 jalan (ways of emancipation), 10 tingkatan (daśa bhūmi), tiga tubuh suci (trikāya), tindakan-2 Tantra, inisiasi dan meditasi, sumpah, penyucian, persembahan api (homa), persembahan diagram (maṇḍala), ritual untuk kematian, Arahat, Bodhisattva, śunyatā, Tathāgata, Buddha, Vairacana, Śāriputra, Maudgalyāyana, dll. Dari hal-2 tsb diatas jelaslah Kitab Suci Bon plagiat semata dari Buddhisme. Untuk mengelilingi obyek suci, Bon-pos menggunakan arah terbalik dari Buddhisme yang searah jarum jam, tapi mereka dari kiri ke kanan. Mereka menggunakan formula pujian yg terkenal “Om Matri Muye Sale du” ditempat suci Avalokitesvara menjadi formula “Om Mani Padme Hum”. Aliran Bon-po dapat dikatakan pengulangan yang sama dengan Tao-sse yang mana ke-2 Aliran ini mengambil sebagian besar Buddhisme.

Yang tipe serupa untuk Adibuddha dalam sistim Vajrayana dinamakan kun-tu-bzang-po dalam Sanskrit Samantabhadra, sama sebagai Adibuddha dari Padmaisme. Filosofis menganggap Samantabhadra merupakan absolute tertinggi.


berhubung saya masih taraf belajar maafkan jika terdapat kesalahan menerjemahkan.

semoga sedikit ringkasan ini ada manfaatnya, kelanjutannya nanti sy lanjutkan (sy akan ketikkan dulu), sebenarnya awal adanya Tantrayana justru dari permaisuri dari China dan Nepal (Raja memiliki 2 permaisuri). yang kemudian disebut "Tara Putih" adalah yg dari China dan yang dari Nepal "Tara Hijau". jadi bagi pemuja "Tara Putih" dia adalah permaisuri yg berasal dari China.

 

anything