//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: sila ke enam  (Read 10168 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
sila ke enam
« on: 03 September 2014, 11:00:03 AM »
halo semua member dc mohon bantu saya untuk mendapat pencerahan.
dalam sila keenam dikatakan tidak makan setelah lewat waktu tengah hari.
dan dikatakan juga tidak makan di waktu yang salah.
pertanyaan saya apakah yang di maksud waktu yang salah?

apakah kita sebagai manusia salah untuk makan di sore hari atau malam hari?
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: sila ke enam
« Reply #1 on: 03 September 2014, 11:42:00 AM »
salah satu sila dalam atthasila..

Intinya, sila ke-6 itu adalah menghindari makan di waktu yang salah, dalam hal ini diartikan sebagai "setelah tengah hari".

Kenapa disebut sebagai "waktu yang salah"? kalau saya baca di Majjhima Nikaya 66, malam hari disebut sebagai waktu yang salah bagi seorang bhikkhu yang mengembara untuk menerima dana makanan  karena:

1. “Pernah terjadi, Yang Mulia, para bhikkhu itu mengembara untuk menerima dana di malam hari yang gelap gulita telah terperosok ke lubang kakus, jatuh ke saluran air kotor, menabrak semak berduri, dan menabrak sapi yang sedang tertidur;

2. mereka telah bertemu dengan para penjahat yang telah melakukan kejahatan dan yang sedang merencanakan kejahatan,

3. mereka digoda secara seksual oleh perempuan-perempuan.

4. Suatu ketika, Yang Mulia, aku sedang berjalan untuk menerima dana makanan di malam yang gelap gulita. Seorang perempuan yang sedang mencuci panci melihatku dengan cahaya kilat halilintar dan ia berteriak ketakutan: ‘Kasihanilah aku, setan telah datang padaku!’ aku memberitahunya: ‘Saudari, aku bukan setan, aku adalah seorang bhikkhu [449] yang sedang mengumpulkan dana makanan.’ – ‘Maka, engkau adalah seorang bhikkhu yang ibu dan ayahnya telah mati!  Lebih baik, bhikkhu, engkau membelah perutmu dengan pisau daging yang tajam daripada berkeliaran mencari dana makanan demi perutmu di malam yang gelap gulita ini!’

dan yang terakhir (di sutta sebetulnya disebut pertama kali):

5. Kemudian ada suatu kejadian ketika Sang Bhagavā berkata kepada para bhikkhu sebagai berikut: ‘Para bhikkhu, tinggalkanlah makan di malam hari, yang adalah di luar waktu yang selayaknya.’ Yang Mulia, aku kecewa dan sedih, dengan pikiran: ‘Sang Bhagavā memberitahukan kami untuk meninggalkan makanan yang lebih mewah dari dua kali makan kami, Yang Sempurna memberitahukan kami agar meninggalkannya.’ Suatu ketika, Yang Mulia, seseorang telah memperoleh sup pada siang hari dan ia berkata: ‘Sisihkanlah itu dan kita akan memakannya bersama pada malam hari.’ [Hampir] semua makanan dipersiapkan pada malam hari, sedikit pada siang hari. Demi cinta kasih dan penghormatan kepada Sang Bhagava, dan karena malu dan takut akan pelanggaran, kami meninggalkan makan di malam hari, yang di luar waktu selayaknya.


yang warna ungu ini saya kurang paham. Mungkin maksudnya tentang kesederhanaan 'makan secukupnya'?

note: link MN 66: http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17773.msg290598.html#msg290598,

__________________________

Berdasarkan sutta itu, hal-hal yang menjadikan malam hari sebagai "waktu yang salah" (nomor 1-4), tidak berlaku bagi umat awam yang sebenarnya tidak mengembara mencari dana makanan.

Tapi IMHO, poin ke-lima yang menjadikan atthasila (tidak makan setelah tengah hari) berlaku bagi umat awam. CMIIW.

Tapi kalo seperti itu, memang jadinya lebih relatif sih. Kadar "secukupnya" bagi setiap orang itu beda-beda. Dan waktunya juga tidak harus sebelum tengah hari..

___________________________

Atau sila ke-6 adalah tentang "meniru para arahat"? Karena malam hari adalah waktu yang salah bagi Arahat yang notabene adalah bhikkhu yang mengembara mencari dana makanan di malam hari. Jadi walaupun umat awam, tapi kita meniru para Arahat sehingga kita tidak makan di "waktu yang salah bagi para bhikkhu".

« Last Edit: 03 September 2014, 11:46:30 AM by dhammadinna »

Offline Meruem

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: -4
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: sila ke enam
« Reply #2 on: 03 September 2014, 02:14:02 PM »
jd sila adl tiru2 arahat :o ga skalian nyeker ama pake jubah??

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: sila ke enam
« Reply #3 on: 03 September 2014, 03:01:02 PM »
There is no place like 127.0.0.1

Offline Meruem

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: -4
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: sila ke enam
« Reply #4 on: 03 September 2014, 03:13:24 PM »

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: sila ke enam
« Reply #5 on: 03 September 2014, 08:11:29 PM »
iye tp apa gunany dunk? knp kalo nyeker ga ditiru??  ::)
apa gunanya??..ada di sini ..silakan baca..

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,24471.msg453241.html#msg453241
« Last Edit: 03 September 2014, 08:39:50 PM by Sumedho »
...

Offline Meruem

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: -4
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: sila ke enam
« Reply #6 on: 04 September 2014, 08:27:26 AM »
apa gunanya??..ada di sini ..silakan baca..

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,24471.msg453241.html#msg453241
uda baca ttp isiny cuman ikut2an doang

(6) “‘Seumur hidupnya para Arahant makan sekali sehari, menghindari makan pada malam hari dan di luar waktu yang selayaknya. Hari ini, selama sehari semalam ini, aku juga akan makan sekali sehari, menghindari makan pada malam hari dan di luar waktu yang selayaknya. Aku akan meniru para Arahant dalam hal ini dan uposatha akan kujalankan.’ Uposatha memiliki faktor ke enam ini.

yg ane tanya kegunaanny dimana?? klo misalny dulu arahat mkn 6x shari trus kt jg gitu?? bknny ada slogan yg ktny buddhis ga berdasar tradisi??  :o


Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: sila ke enam
« Reply #7 on: 04 September 2014, 08:45:42 AM »
iye tp apa gunany dunk? knp kalo nyeker ga ditiru??  ::)
good point...

ada banyak hal yg bisa kita pelajari dan kita tiru dari orang lain, atau arahant misalnya, jika memang baik. Tetap gunakan akal sehat, jika tidak bermanfaat yang jangan. Tapi sayangnya banyak yg meniru2 dan meneruskan yg ada dipermukaan dan terlihat dari luar saja, bukan apa inti yang mau dicapai atau juga meniru yg tidak penting sebenarnya.
There is no place like 127.0.0.1

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: sila ke enam
« Reply #8 on: 04 September 2014, 10:21:10 AM »
halo semua member dc mohon bantu saya untuk mendapat pencerahan.
dalam sila keenam dikatakan tidak makan setelah lewat waktu tengah hari.
dan dikatakan juga tidak makan di waktu yang salah.
pertanyaan saya apakah yang di maksud waktu yang salah?

apakah kita sebagai manusia salah untuk makan di sore hari atau malam hari?
balik ke inti pertanyaan, apakah salah? salah benar itu sebenarnya relatif. jika tidak ada aturan maka tentu tidak salah. Jika mengambil aturan yg melarang yah tentu salah. Jika menurut bidang lain misalnya, kesehatan, estetika (maksa), hukum atau lainnya tentu masing2 memiliki rule masing2. Tiap "bidang" punya alasan masing2 mengapa dikatakan salah/benar.
There is no place like 127.0.0.1

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Re: sila ke enam
« Reply #9 on: 04 September 2014, 11:15:25 AM »
jadi pada inti nya tidak ada yang salah juga tidak selalu benar

saya rasa para arhat dan sesepuh zaman dulu melakukan ini karena disiplin dalam menjalankan kehidupan mereka seharu hari.

baik lah dengan ini saya mengerti dan kasus ini bisa berhenti disini.

terima kasih atas pencerahan para member dc semua.
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Meruem

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: -4
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: sila ke enam
« Reply #10 on: 04 September 2014, 01:52:30 PM »
kalo ane blm ngerti jd msh trus yah drpd bikin trit baru...
cuma mo jwbn aja arahat knp milih mkn jem sgitu?? apa manfaatny?

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: sila ke enam
« Reply #11 on: 04 September 2014, 03:34:42 PM »
jadi pada inti nya tidak ada yang salah juga tidak selalu benar

saya rasa para arhat dan sesepuh zaman dulu melakukan ini karena disiplin dalam menjalankan kehidupan mereka seharu hari.

baik lah dengan ini saya mengerti dan kasus ini bisa berhenti disini.

terima kasih atas pencerahan para member dc semua.
cuma tambahan aja, sepertinya kalau hanya sekadar disiplin sih terlalu simple imo. Mungkin kita harus mempertimbangkan lingkungan sosial masyarakat dan teknologi juga ketersediaan sumber daya pada waktu itu.

kalo ane blm ngerti jd msh trus yah drpd bikin trit baru...
cuma mo jwbn aja arahat knp milih mkn jem sgitu?? apa manfaatny?
yah kalau mau lanjut silahken saja sih.

seperti sebelumnya tadi, kenapa milih jam segitu harusnya ada hubungan sama keadaan sosial masyarakat saat itu.
There is no place like 127.0.0.1

Offline Meruem

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: -4
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: sila ke enam
« Reply #12 on: 04 September 2014, 04:12:40 PM »
cuma tambahan aja, sepertinya kalau hanya sekadar disiplin sih terlalu simple imo. Mungkin kita harus mempertimbangkan lingkungan sosial masyarakat dan teknologi juga ketersediaan sumber daya pada waktu itu.
yah kalau mau lanjut silahken saja sih.

seperti sebelumnya tadi, kenapa milih jam segitu harusnya ada hubungan sama keadaan sosial masyarakat saat itu.

jd inget ini ni...



makan stlh jem 12 ky monyet naek tangga. skrg smua ga tau sebabny tp diikutin aja...

mgkn krn tradisi ye? tp dimana2 budhis ngakunya ga ikut tradisi...

Oleh karena itu, warga suku Kalama, janganlah percaya begitu saja berita yang disampaikan kepadamu, atau oleh karena sesuatu yang sudah merupakan tradisi, atau sesuatu yang didesas-desuskan. Janganlah percaya begitu saja apa yang tertulis di dalam kitab-kitab suci; juga apa yang dikatakan sesuai dengan logika atau kesimpulan belaka; juga apa yang katanya telah direnungkan dengan seksama; juga apa yang kelihatannya cocok dengan pandanganmu; atau karena ingin menghormat seorang pertapa yang menjadi gurumu.

binun...   ::)
« Last Edit: 04 September 2014, 04:14:12 PM by Meruem »

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: sila ke enam
« Reply #13 on: 04 September 2014, 05:39:28 PM »
kalo ane blm ngerti jd msh trus yah drpd bikin trit baru...
cuma mo jwbn aja arahat knp milih mkn jem sgitu?? apa manfaatny?

Baca postingan saya, postingan yang kedua di thread ini.. sebelum komentar, baca dulu..

Offline Meruem

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: -4
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: sila ke enam
« Reply #14 on: 04 September 2014, 06:29:00 PM »
Baca postingan saya, postingan yang kedua di thread ini.. sebelum komentar, baca dulu..
uda baca kk sami mawon

5. Kemudian ada suatu kejadian ketika Sang Bhagavā berkata kepada para bhikkhu sebagai berikut: ‘Para bhikkhu, tinggalkanlah makan di malam hari, yang adalah di luar waktu yang selayaknya.’ Yang Mulia, aku kecewa dan sedih, dengan pikiran: ‘Sang Bhagavā memberitahukan kami untuk meninggalkan makanan yang lebih mewah dari dua kali makan kami, Yang Sempurna memberitahukan kami agar meninggalkannya.’ Suatu ketika, Yang Mulia, seseorang telah memperoleh sup pada siang hari dan ia berkata: ‘Sisihkanlah itu dan kita akan memakannya bersama pada malam hari.’ [Hampir] semua makanan dipersiapkan pada malam hari, sedikit pada siang hari. Demi cinta kasih dan penghormatan kepada Sang Bhagava, dan karena malu dan takut akan pelanggaran, kami meninggalkan makan di malam hari, yang di luar waktu selayaknya.

Tapi IMHO, poin ke-lima yang menjadikan atthasila (tidak makan setelah tengah hari) berlaku bagi umat awam. CMIIW.



apa krn buddha yg ngemeng jgn mkn malem, jd diikutin? ktny ga percaya cuman krn hormatin guru?

Oleh karena itu, warga suku Kalama, janganlah percaya begitu saja berita yang disampaikan kepadamu, atau oleh karena sesuatu yang sudah merupakan tradisi, atau sesuatu yang didesas-desuskan. Janganlah percaya begitu saja apa yang tertulis di dalam kitab-kitab suci; juga apa yang dikatakan sesuai dengan logika atau kesimpulan belaka; juga apa yang katanya telah direnungkan dengan seksama; juga apa yang kelihatannya cocok dengan pandanganmu; atau karena ingin menghormat seorang pertapa yang menjadi gurumu.


jdny balik lg soal tiru2an

Atau sila ke-6 adalah tentang "meniru para arahat"? Karena malam hari adalah waktu yang salah bagi Arahat yang notabene adalah bhikkhu yang mengembara mencari dana makanan di malam hari. Jadi walaupun umat awam, tapi kita meniru para Arahat sehingga kita tidak makan di "waktu yang salah bagi para bhikkhu".


tp ktny jg bkn krn ikut2an tradisi

Oleh karena itu, warga suku Kalama, janganlah percaya begitu saja berita yang disampaikan kepadamu, atau oleh karena sesuatu yang sudah merupakan tradisi, atau sesuatu yang didesas-desuskan. Janganlah percaya begitu saja apa yang tertulis di dalam kitab-kitab suci; juga apa yang dikatakan sesuai dengan logika atau kesimpulan belaka; juga apa yang katanya telah direnungkan dengan seksama; juga apa yang kelihatannya cocok dengan pandanganmu; atau karena ingin menghormat seorang pertapa yang menjadi gurumu.

 8-} mangkin binun...