EMPAT JENIS KEMELEKATAN ATTA
Ada empat jenis kemelekatan Atta muncul dari kepercayaan
akan Diri atau jiwa.
(1) Kemelekatan Sàmi atta: Kepercayaan bahwa ada, di dalam tubuh seseorang, suatu entitas hidup, yang mengatur dan mengarahkan keinginan dan perbuatan. Adalah jiwa yang hidup ini yang berjalan, berdiri, duduk, tidur, berbicara kapanpun ia inginkan.
“Kemelekatan Sàmi atta adalah kepercayaan akan adanya suatu entitas hidup di dalam tubuh seseorang, yang mengendalikan dan mengarahkan sesuai keinginannya.”
Anattalakkhana Sutta yang diajarkan oleh Sang Bhagavà secara khusus bertujuan untuk melenyapkan kemelekatan Sàmi atta ini. Sekarang, karena Sutta ini pertama kali diajarkan kepada Kelompok Lima Bhikkhu yang telah menjadi Pemasuk-Arus, tidakkah patut dipertanyakan apakah seorang Pemasuk-Arus masih dirintangi oleh kemelekatan Atta?
“Pemasuk-Arus telah meninggalkan kemelekatan Atta, tetapi masih berpegang pada kesombongan.”
Pada tingkat Sotàpanna, Pemasuk-Arus, belenggu-belenggu kepercayaan akan diri (pandangan salah tentang diri), keragu-raguan dan kebimbangan, dan keterikatan pada upacara dan ritual telah dilenyapkan secara total. Tetapi seorang Pemasuk-Arus belum terbebas dari Asmi-màna,
kesombongan-aku. Bangga akan kemampuannya, statusnya, “Aku dapat melakukan; Aku mulia,” adalah genggaman pada kesombongan-aku. Tetapi kesombongan seorang Pemenang Arus berhubungan dengan kualitas sesungguhnya, ia memang benar memiliki dan bukan keangkuhan palsu berdasarkan pada kualitas yang tidak ada.
Oleh karena itu, Pemasuk-Arus harus, melanjutkan praktik Vipassanà untuk melenyapkan kemelekatan pada kesombongan-aku yang masih merupakan belenggu baginya.
Ketika Vipassanà-nana telah lebih terkembang, kesombonganaku ini berhenti dan sebagian telah dilenyapkan oleh Jalan Sakadàgàmi. Tetapi belum benar-benar dilenyapkan. Jalan Anàgàmi semakin memperlemahnya, tetapi Jalan ini juga hanya melenyapkan sebagian. Hanya melalui Arahatta magga, kesombongan-aku ini dapat dilenyapkan secara total. Dengan
demikian dapat dianggap bahwa Anattalakkhana Sutta diajarkan oleh Sang Bhagavà untuk melenyapkan secara total kemelekatan pada kesombongan-aku yang masih menempel
pada Kelompok Lima Bhikkhu walaupun mereka telah mencapai tingkat Pemasuk-Arus.
(2) Kemelekatan Nivàsī atta: Kepercayaan bahwa ada suatu entitas hidup yang secara permanen berada dalam tubuh seseorang.
“Kemelekatan Nivàsī atta adalah kepercayaan bahwa ada suatu entitas hidup yang secara permanen berada dalam tubuh seseorang. Ini adalah kepercayaan umum banyak orang bahwa
mereka ada secara permanen sebagai makhluk hidup sejak saat dilahirkan hingga saat kematian. Ini adalah kemelekatan Nivàsī atta. Beberapa orang menganggap bahwa tidak ada yang tersisa
setelah kematian; ini adalah pandangan keliru pemusnahan.
Dan beberapa orang lainnya percaya pada pandangan keliru keabadian yang menganggap bahwa entitas hidup dalam tubuh tetap tidak terhancurkan setelah kematian; ia berlanjut
menempati tubuh baru dalam kehidupan baru. Adalah dengan pandangan untuk melenyapkan dua pandangan keliru ini bersama dengan kemelekatan pada kesombongan-aku maka
Anattalakkhana Sutta diajarkan oleh Sang Bhagavà, yaitu, untuk melenyapkan kemelekatan pada kesombongan-aku yang masih membelenggu Kelompok Lima Bhikkhu dan Para
Mulia lainnya; dan untuk melenyapkan dua pandangan keliru serta kesombongan-aku pada kaum duniawi biasa.”
Selama seseorang melekat pada kepercayaan bahwa ada secara permanen suatu entitas hidup atau jiwa, maka selama itu pula ia menganggap bahwa tubuhnya dapat
dikendalikan sesuai keinginannya. Dapat dipahami bahwa Anattalakkhana Sutta dibabarkan untuk melenyapkan bukan hanya kemelekatan Sàmi atta tetapi juga kemelekatan Nivàsī
atta. Begitu kemelekatan Sàmi atta dilenyapkan, jenis lainnya dari kemelekatan Atta dan pandangan-pandangan keliru juga secara bersamaan dilenyapkan secara total.
(3) Kemelekatan Kàraka atta: Kepercayaan bahwa adalah entitas hidup, jiwa yang mengakibatkan setiap perbuatan fisik, ucapan dan pikiran.
“Kemelekatan Kàraka atta adalah kepercayaan bahwa suatu entitas hidup yang bertanggung jawab atas setiap perbuatan fisik, ucapan dan pikiran.”
Kemelekatan Kàraka atta lebih banyak berhubungan dengan Saïkhàrakkhandà, gugus bentukan-bentukan. Kita akan membahasnya lebih luas ketika kita sampai pada gugus bentukan-bentukan.
(4) Kemelekatan Vedaka atta: Kepercayaan bahwa semua perasaan apakah menyenangkan atau tidak menyenangkan.
“Kemelekatan Vedaka atta adalah kepercayaan bahwa semua perasaan apakah menyenangkan atau tidak menyenangkan dirasakan oleh entitas hidup, diri.”
Kemelekatan Vedaka atta lebih banyak berhubungan dengan Vedanakkhandà, gugus perasaan yang akan kita bahas pada hari purnama bulan Nayon yang akan datang.
Rupakkhandà, gugus materi adalah bukan Diri, ataupun entitas hidup, Atta melainkan Bukan-diri, Anatta telah cukup dijelaskan tetapi masih perlu untuk menjelaskan bagaimana
para yogī yang berlatih meditasi Vipassanà dapat melihat sifat dari Anatta, bukan-diri dengan tanpa mengerahkan usaha.
Kita akan membahasnya dengan penjelasan bagaimana ini dilakukan.
sumber: Komentar Anattalakkhana Sutta oleh Mahasi Sayadaw (DC Press)