Lihat di sini, saya tertarik sama satu hal: kepada orang yang tidak mau berlatih, hanya bertanya, tidak dijawab, sementara kepada yang ingin berlatih, bersedia diajarkan.
Pertanyaannya: bagaimana membangkitkan minat bagi orang yang yang awalnya tidak mau berlatih agar menjadi mau berlatih kalau caranya demikian? Ataukah memang ajaran ini menuntut iman buta sebelum mempelajarinya?
Begini, untuk cara melatihnya sudah saya pernah saya tuliskan sebelumnya dengan lengkap dan terbukti bro NPNG berhasil melatihnya. Cuman untuk mengatasi beberapa kesalahan dalam pelatihan tidak saya tuliskan karena rumit dan gampang mengakibatkan salah paham.
Dalam latihan samatha maupun vipasanna pun jika sudah berhubungan dengan mengatasi rintangan yang muncul biasanya tidak dituliskan secara terperinci teorinya.
Contohnya :
3. Sammasana nana
Pengetahuan proses batin dan jasmani sebagai tidak memuaskan dan bukan-diri
Beberapa karakteristik dari nana ini:
1. Meditator mempertimbangjan nama dan rupa, sebagai yang dialami melalui jelima indria, sebagai memiliki tiga karakteristik anicca (ketidak-kekalan), dukkha (ketidak-memuaskan atau penderitaan), dan anatta (bukan-diri).
2. Meditator melihat bahaw satu gerakan perut baik memiliki tiga tahap: berasal-mula, berlangsung, dan lenyap. Satu gerakan perut turun juga memiliki tiga tahap yang sama.
3. Ada perasaan menderita yang lenyap secara perlahan, setelah tujuh atau delapan pengamatan.
4. Ada banyak nimitta (penglihatan atau gambaran batin) yang lenyap secara perlahan setelah beberapa pengamatan.
5. gerakan naik dan turunnya perut tampak lenyap setelah interval yang lama atau sebentar.
6. Nafas mungkin cepat, lambat, halus, tidak teratur atau terhalang.
7. Pikiran mungkin menjadi kacau, yang menunjukkan bahwa pikiran menyadari ketiga karakteristik ketidak-kekalan, ketidak-memuaskan, dan bukan-diri.
8. Tangan dan kaki meditator mungkin terkunci atau gemetar.9. Beberapa dari sepuluh vipassanupakilesa (ketidak-sempurnaan atau kekotoran pandangan terang) mungkin muncul dalam nana ini.
Apakah dalam sutra2 ada disebutkan cara2 untuk mengatasi gangguan di atas? Biasanya guru pembimbing yg benar bersikap seperti dokter, hanya memberikan resep jika timbul penyakit pada pasien, bukan memberikan setumpuk resep kepada pasiennya dan membiarkan pasien sendiri yang menebak2 mana resep yang betul.