minta pencerahanya..

[Arasmas]

ya gpp kalo mereka punya pemikiran demikian, biarkan saja... toh dia mau cara instan ato kaga tetap saja untuk menjadi seorang Sammasambuddha tidak segampang yg dia bayangkan, tinggal lakukan ritual, langsung memproklamasikan ke Buddha-an nya, kan keliatan dari prilaku wise ato kaga...  setidaknya kita sudah berusaha mengendalikan diri untuk tidak membenci mereka....

kan saat ini tidak semua orang dapat menerima suatu proses, mau nya serba instan, tapi kalo orang" byk yg tertarik model gtu ya mau gimana lagi, selama itu memberikan kebahagian bagi dirinya walau hanya bersifat semu/sementara waktu... ingat diantara manusia yg berjumlah miliar di bumi ini, hanya sedikit yg matanya tidak tertutup oleh debu... sehingga hanya mereka yg dapat memahami Dhamma yg begitu luhur...

Memang menjadi seorang Buddha tidak segampang yang dibayangkan. Tapi, motivasi dalam praktek Tantra, adalah pencapaian keBuddhaan secepatnya demi semua makhluk. Ibarat anda sudah tau, keluarga anda dalam posisi ICU, anda akan melakukan segala cara untuk menolong mereka.

Cara ini hanya akan ada 2 hasil, berhasil atau gagal. Alias menjadi Buddha, atau jatuh ke alam rendah. Jadi, apanya yang instan. High risk, high gain.

[dipasena]

ibarat seseorang yg sedang ingin menjadi seorang sarjana, pilihan dia ada 2 :

pilihan pertama ia mengikuti semua proses yg ada dan melewati tahap demi tahap [membutuhkan usaha yg keras], sehingga bisa dikatakan ilmu yg ia peroleh sempurna dan dengan mudah ia mencapai kesarjanaan-nya walau membutuhkan waktu yg cukup lama...

pilihan yg ke-2 ia tidak mau mengikuti semua proses yg ada dan tidak melewati tahap demi tahap [tidak dibutuhkan usaha yg keras], tapi ingin langsung menjadi sarjana... bisa dikatakan ilmu yg ia peroleh tidak lengkap, tapi pencapaian kesarjanaan-nya diperoleh dengan waktu yg singkat, tapi apakah ia bener" sarjana ? boleh lah untuk sekedar title dan memuaskan bathin dia agar berbahagia...  [berpikir realistis aja]

hasil nya tetap 2, seseorang sebagai sarjana murni dan seseorang yg memperoleh kesarjanaan-nya ntah dari mana... nah disitu lah high risk tersebut....................................

ibarat seseorang yg ingin menjadi dokter agar dapat menyembuhkan orang banyak, ada 2 pilihan :

pilihan pertama ia mengikuti semua proses yg ada dan melewati tahap demi tahap [membutuhkan usaha yg keras], sehingga bisa dikatakan ilmu yg ia peroleh sempurna dan dengan mudah ia menyelesaikan pendidikan kedokteran dia walau membutuhkan waktu yg cukup lama tapi ilmu yg ia peroleh benar-benar bermanfaat untuk menolong dan menyembuhkan orang lain agar dapat sehat kembali.

pilihan yg ke-2 ia tidak mau mengikuti semua proses yg ada dan tidak melewati tahap demi tahap [tidak dibutuhkan usaha yg keras], tapi ingin langsung menjadi dokter... bisa dikatakan ilmu yg ia peroleh tidak lengkap, tapi ia menyelesaikan pendidikan kedokterannya dalam waktu yg singkat, tapi apakah ia bener-benar menjadi seorang dokter yg akan menolong dan menyembuhkan penyakit manusia ?  [berpikir realistis lagi]

tapi kan setiap orang boleh dan memiliki hak untuk menyatakan pendapat, sehingga boleh lah seandainya ada seseorang yg mengaku telah mencapai Buddha dalam waktu yg singkat...

walau diperdebatkan/dipeributkan tidak akan merubah kenyataan yg ada namun hanya menjadi kebodohan bagi kita, tetap saja ke-Buddha-an tersebut tidak dapat dicapai secara instan layaknya seseorang yg ingin menolong keluarganya yg berada di ICU dengan melakukan segala cara untuk menolong-nya.

sayangnya tetap saja ia tidak akan pernah menjadi dokter yg menolong dan menyembuhkan keluarganya yg sedang sakit parah tersebut... namun ia telah membawa keluarganya [menolong] untuk bertemu dengan dokter agar penyakit keluarganya dapat disembuhkan.

berpikir lah realitstis, karena realitis membutuhkan pemikiran yg mendalam [dhanuttono 7:77]

[Kelana]

berpikir lah realitstis, karena realitis membutuhkan pemikiran yg mendalam [dhanuttono 7:77]

  ayat selanjutnya apa ya Sdr. Dhanu??

[Forte]

berpikir lah realitstis, karena realitis membutuhkan pemikiran yg mendalam [dhanuttono 7:77]

  ayat selanjutnya apa ya Sdr. Dhanu??

Baru tahu di sini ada banyak pengarang..

[ryu]

Maklum pak sudah terpolusi.

[dipasena]

berpikir lah realitstis, karena realitis membutuhkan pemikiran yg mendalam [dhanuttono 7:77]

  ayat selanjutnya apa ya Sdr. Dhanu??

wah mulai banyak nih pengemar ayat" dari suta-tono 
ah ga seru donk kalo saya sebutkan ayat selanjutnya... tunggu saja ayat" selanjutnya dan tanggal mainnya... 



 [at] ryu : ya nih emang dah terkontaminasi ma ayat" dari agama tong-go, tapi ayat" ini murni dari kitab suta-tono [kitab dari aa'tono yg baru dibuat, tiap ayat keluar otomatis dari kepala aa  ]

[Hendra Susanto]

[kitab dari aa'tono yg baru dibuat, tiap ayat keluar otomatis dari kepala aa   

bearti tu ayat brg suci tuch lgsg dr t*****  apa dr 
 

[dipasena]

maksudnya dari Mr. T ato Mr. Satan ? ga 2-2 nya, karena ayat" itu tidak suci" amat tapi memiliki makna yg dalam dan lebih bermanfaat.. diwahyu kan langsung oleh aa'tono dan berasal dr aa'tono sendiri 

[ryu]

Mo nyaingi leysus ya? Cepetan, keburu kiamat lho! Ayo cepat beli!

[dipasena]

Mo nyaingi leysus ya? Cepetan, keburu kiamat lho! Ayo cepat beli!

ga perlu di saingi udah tersaing sendiri koq  suta-tono ga ngajari penciptaan dan kiamat, tapi cm beberapa pandangan idup sehari" misalkan mandi lah teratur, agar dikau tidak berpenyakit kulit...   

[ryu]

Ati2 aja kena pasal 378.

[El Sol]

ya gpp kalo mereka punya pemikiran demikian, biarkan saja... toh dia mau cara instan ato kaga tetap saja untuk menjadi seorang Sammasambuddha tidak segampang yg dia bayangkan, tinggal lakukan ritual, langsung memproklamasikan ke Buddha-an nya, kan keliatan dari prilaku wise ato kaga...  setidaknya kita sudah berusaha mengendalikan diri untuk tidak membenci mereka....

kan saat ini tidak semua orang dapat menerima suatu proses, mau nya serba instan, tapi kalo orang" byk yg tertarik model gtu ya mau gimana lagi, selama itu memberikan kebahagian bagi dirinya walau hanya bersifat semu/sementara waktu... ingat diantara manusia yg berjumlah miliar di bumi ini, hanya sedikit yg matanya tidak tertutup oleh debu... sehingga hanya mereka yg dapat memahami Dhamma yg begitu luhur...

Memang menjadi seorang Buddha tidak segampang yang dibayangkan. Tapi, motivasi dalam praktek Tantra, adalah pencapaian keBuddhaan secepatnya demi semua makhluk. Ibarat anda sudah tau, keluarga anda dalam posisi ICU, anda akan melakukan segala cara untuk menolong mereka.

Cara ini hanya akan ada 2 hasil, berhasil atau gagal. Alias menjadi Buddha, atau jatuh ke alam rendah. Jadi, apanya yang instan. High risk, high gain.

lah...

Buddha disini savaka Buddha? Pacceka Buddha? ato Sammasambuddha? kalo menurut kitab suci Tipitaka jadi Sammasambuddha di zaman Sammasambuddha sendiri itu impossible..trus kalo Pacceka juga impossible karena zaman Sammasambuddha masih ada...tapi kalo Savaka Buddha..kayakne gk perlu menjalankan meditasi serumit yg di vajra deh...

[Arasmas]

ibarat seseorang yg sedang ingin menjadi seorang sarjana, pilihan dia ada 2 :

pilihan pertama ia mengikuti semua proses yg ada dan melewati tahap demi tahap [membutuhkan usaha yg keras], sehingga bisa dikatakan ilmu yg ia peroleh sempurna dan dengan mudah ia mencapai kesarjanaan-nya walau membutuhkan waktu yg cukup lama...

pilihan yg ke-2 ia tidak mau mengikuti semua proses yg ada dan tidak melewati tahap demi tahap [tidak dibutuhkan usaha yg keras], tapi ingin langsung menjadi sarjana... bisa dikatakan ilmu yg ia peroleh tidak lengkap, tapi pencapaian kesarjanaan-nya diperoleh dengan waktu yg singkat, tapi apakah ia bener" sarjana ? boleh lah untuk sekedar title dan memuaskan bathin dia agar berbahagia...  [berpikir realistis aja]

hasil nya tetap 2, seseorang sebagai sarjana murni dan seseorang yg memperoleh kesarjanaan-nya ntah dari mana... nah disitu lah high risk tersebut....................................

ibarat seseorang yg ingin menjadi dokter agar dapat menyembuhkan orang banyak, ada 2 pilihan :

pilihan pertama ia mengikuti semua proses yg ada dan melewati tahap demi tahap [membutuhkan usaha yg keras], sehingga bisa dikatakan ilmu yg ia peroleh sempurna dan dengan mudah ia menyelesaikan pendidikan kedokteran dia walau membutuhkan waktu yg cukup lama tapi ilmu yg ia peroleh benar-benar bermanfaat untuk menolong dan menyembuhkan orang lain agar dapat sehat kembali.

pilihan yg ke-2 ia tidak mau mengikuti semua proses yg ada dan tidak melewati tahap demi tahap [tidak dibutuhkan usaha yg keras], tapi ingin langsung menjadi dokter... bisa dikatakan ilmu yg ia peroleh tidak lengkap, tapi ia menyelesaikan pendidikan kedokterannya dalam waktu yg singkat, tapi apakah ia bener-benar menjadi seorang dokter yg akan menolong dan menyembuhkan penyakit manusia ?  [berpikir realistis lagi]

tapi kan setiap orang boleh dan memiliki hak untuk menyatakan pendapat, sehingga boleh lah seandainya ada seseorang yg mengaku telah mencapai Buddha dalam waktu yg singkat...

walau diperdebatkan/dipeributkan tidak akan merubah kenyataan yg ada namun hanya menjadi kebodohan bagi kita, tetap saja ke-Buddha-an tersebut tidak dapat dicapai secara instan layaknya seseorang yg ingin menolong keluarganya yg berada di ICU dengan melakukan segala cara untuk menolong-nya.

sayangnya tetap saja ia tidak akan pernah menjadi dokter yg menolong dan menyembuhkan keluarganya yg sedang sakit parah tersebut... namun ia telah membawa keluarganya [menolong] untuk bertemu dengan dokter agar penyakit keluarganya dapat disembuhkan.

berpikir lah realitstis, karena realitis membutuhkan pemikiran yg mendalam [dhanuttono 7:77]

Sepertinya, anda memakai contoh yang ga tepat. Rasa2nya yang saya lihat pada praktisi Tantra adalah sebagai berikut :

Seorang calon sarjana yang belajar sesuai jumlah yang telah ditetapkan, misalnya 20 sks per semester. Maka dalam waktu 4 tahun, dia akan menyelesaikannya.

Apakah tidak ada kemungkinan, seorang yang karena kemampuan ataupun desakan waktu, mengambil sejumlah sks dalam waktu sesingkat2nya? Jika anda menyangkalnya, berarti ga ada donk yang istilahnya tamat dalam waktu 2 tahun. Tapi coba lihat, orang2 jenius yang tertampang di berbagai media, yang diberitakan menyelesaikan pendidikannya lebih cepat dibanding yang lain.
Apakah sarjana yang kedua, memiliki kualitas yang lebih rendah dibanding yang pertama?
Think again.

Tapi, tetap saja kembali ke masing2, apakah menurut kita sendiri, itu mungkin/tidak? Ingat lho, pikiranlah yang utama, pikiranlah yang membawa kita kemana2.

Sama juga pertanyaan : Apakah mungkin seorang Buddha mampu mengosongkan samsara, dengan membawa semua makhluk menyeberang menuju pantai seberang?

[Arasmas]

ya gpp kalo mereka punya pemikiran demikian, biarkan saja... toh dia mau cara instan ato kaga tetap saja untuk menjadi seorang Sammasambuddha tidak segampang yg dia bayangkan, tinggal lakukan ritual, langsung memproklamasikan ke Buddha-an nya, kan keliatan dari prilaku wise ato kaga...  setidaknya kita sudah berusaha mengendalikan diri untuk tidak membenci mereka....

kan saat ini tidak semua orang dapat menerima suatu proses, mau nya serba instan, tapi kalo orang" byk yg tertarik model gtu ya mau gimana lagi, selama itu memberikan kebahagian bagi dirinya walau hanya bersifat semu/sementara waktu... ingat diantara manusia yg berjumlah miliar di bumi ini, hanya sedikit yg matanya tidak tertutup oleh debu... sehingga hanya mereka yg dapat memahami Dhamma yg begitu luhur...

Memang menjadi seorang Buddha tidak segampang yang dibayangkan. Tapi, motivasi dalam praktek Tantra, adalah pencapaian keBuddhaan secepatnya demi semua makhluk. Ibarat anda sudah tau, keluarga anda dalam posisi ICU, anda akan melakukan segala cara untuk menolong mereka.

Cara ini hanya akan ada 2 hasil, berhasil atau gagal. Alias menjadi Buddha, atau jatuh ke alam rendah. Jadi, apanya yang instan. High risk, high gain.

lah...

Buddha disini savaka Buddha? Pacceka Buddha? ato Sammasambuddha? kalo menurut kitab suci Tipitaka jadi Sammasambuddha di zaman Sammasambuddha sendiri itu impossible..trus kalo Pacceka juga impossible karena zaman Sammasambuddha masih ada...tapi kalo Savaka Buddha..kayakne gk perlu menjalankan meditasi serumit yg di vajra deh...

Kitab sucinya disusun oleh siapa? Dan sekarang, kita membahas tentang siapa?

[Sumedho]

Beda contekan, beda hasil