IMO, dalam Padhana Sutta mara yg dimaksud pd bgn awal adalah kilesa krn saat itu Bodhisatta berada di tepi Sungai Neranjana sesaat sebelum Pencerahan-nya. Jd waktu itu Pertapa Gotama masih belum bebas dr kekotoran batin krn belum mencapai Samma Sambodhi.
Dalam Mahaparinibbana Sutta,mara yg membujuk Buddha agar segera wafat adalah kiasan dr kematian (maccu) itu sendiri mengingat saat itu Buddha sudah tua & sakit2an. Sedangkan mara yg menguasai batin Ananda saat itu adalah kilesa krn ia msh Sotapanna,belum menjadi Arahat.
Maaf,sdr. Sunkmanitu,anda salah mengerti ttg interpretasi saya atas mara dlm kedua sutta tsb. Maksud saya bukan mengatakan bahwa iblis ada dlm diri setiap org termasuk org yg telah mencapai pencerahan. Namun mara sbg kilesa menguasai semua org yg belum tercerahkan (spt dikatakan dlm Dhammapada bhw mara tdk dpt menguasai batin para Arahat) & mara sbg kematian akan terus membayangi kehidupan semua org termasuk Buddha yg masih memiliki khanda2 yg menunjang kehidupan Beliau. Tentu saja mara di sini bukan sosok makhluk apalagi iblis penggoda spt di agama lain.
Saya juga tidak setuju jika Mara devaputta dipersalahkan atas kematian Buddha krn menurut Buddhaghosa (SNA,ii.391), tak lama setelah pencerahan Sang Buddha, Mara yg tdk dpt menemukan kelemahan/kesalahan pd Sang Buddha stlh 7 th menjadi pengikut Beliau (dlm Padhana Sutta). Jd tidak mungkin Mara devaputta yg sama meminta Buddha utk wafat 45 th kemudian (kecuali ada sosok devaputta lain yg disebut Mara jg atau itu hanya kiasan utk kematian).
Justru menurut saya, jika Mara dlm Mahaparinibbana Sutta adalah devaputta,maka org2 akan menyalahkan Mara devaputta atas kematian Sang Buddha. Pertama ia membujuk Buddha utk segera wafat,kedua ia mempengaruhi pikiran Ananda agar tdk memohon kpd Buddha. Jd dlm agama Buddha ada sosok menyerupai iblis jahat yg mana semua kejahatan manusia berasal dr makhluk tsb. Padahal tdk demikian, Mara devaputta tdk pernah menggoda org utk berbuat jahat,tetapi kilesa-mara (LDM) sesungguhnya akar kejahatan tsb.
Maksud saya adalah agar kita bisa memilah2 apakah mara yg disebutkan dlm suatu sutta itu Mara devaputta atau yg lain. Jgn terjebak dg konsep bhw semua mara itu pasti Mara devaputta ataupun semua mara tsb pasti kiasan.
Btw,saya tdk ingin berdebat lg ttg siapakah atau apakah Mara dalam Padhana Sutta & Mahaparinibbana Sutta,apakah keduanya sama,dst. Ini sekedar pendapat pribadi saja yg bisa salah. Lgpula jika pembicaraan/diskusi ini diteruskan malah OOT.
With peace,
Seniya