Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi > Theravada

CITTA

(1/4) > >>

Lily W:
CITTA

Citta adalah "Keadaan yang mengetahui obyek" atau Keadaan yang menerima, mengingat, berpikir dan mengetahui obyek".

Ada Pernyataan dalam bahasa Pali sebagai berikut:
"ARAMMANAM CINTETITI: CITTAM"
Artinya:
Keadaan yang mengetahui obyek, yaitu yang selalu menerima obyek, keadaan itu di sebut "Kesadaran/pikiran".

Sifat keadaan dari Kesadaran (Pikiran)
Kesadaran/Pikiran (Citta) adalah Sankhata Dhamma (Keadaan yang bersyarat) yaitu tertampak dilahirkannya (uppado-pannayati), tertampak lenyapnya (vayo-pannayati), dan selamanya hal ini masih ada, tertampak perubahan-perubahannya (thitassa-annathattan-pannayati). Kesadaran/Pikiran itu juga di cengkeram oleh Tilakhana (Tiga Corak Umum), yaitu:

1. Anicca Lakkhana:
Kesadaran/Pikiran itu tidak kekal, tidak tetap, tidak kuat, yaitu tidak dapat bertahan untuk selamanya.

2. Dukkha Lakkhana:
Kesadaran/Pikiran itu tidak dapat bertahan; dengan tidak dapat bertahan, maka kesadaran/pikiran itu selalu timbul-padam, timbul padam tanpa henti. Karena di cengkeram oleh Anicca, maka timbul Dukkha (tidak memuaskan).

3. Anatta Lakkhana:
Kesadaran/Pikiran itu tanpa inti atau tanpa aku yang kekal, tidak dapat berdiam selamanya.

Penjelasan:
Kesadaran/Pikiran itu selalu timbul-padam. timbul-padam tanpa henti, setelah timbul lalu padam, setelah padam lalu timbul. Proses Kesadaran/Pikiran itu timbul-padam sangat cepat sekali. Dalam satu detik entah sudah berapa ratus kali Kesadaran/Pikiran itu mengalami timbul dan padam tiada hentinya.

Jumlah Citta (Kesadaran/Pikiran)
Bila menurut sifat atau keadaan, bahwa Kesadaran/Pikiran itu adalah "Keadaan/Pikiran yang mengetahui obyek" saja, maka Kesadaran/Pikiran itu hanya satu. Akan tetapi bila menurut "Keadaan yang diketahui" dan "bagian yang diketahui" maka Citta itu ada banyak, yaitu mengetahui dalam hal nafsu keinginan yang baik dan tidak baik (jahat), mengetahui dalam hal rupa-jhana (Jhana bermateri atau tingkat ketenangan batin bermateri), mengetahui dalam hal arupa-jhana (Jhana tidak bermateri atau tingkat ketenangan batin tidak bermateri), mengetahui dalam hal nibbana dan lain-lain. Jadi, bila Kesadaran/Pikiran (Citta) itu dihitung secara terperinci, maka ada 89-121 macam/bulatan. Dalam jumlah tersebut, Citta dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1. Kamavacara Citta: 54
2. Rupavacara-Citta: 15
3. Arupavacara-Citta: 12
4. Lokuttara-Citta: 8 atau 40
Jumlah keseluruhan Citta = 89 atau 121

~ KAMAVACARA CITTA
KAMA: Kesenangan dan kemelekatan batin terhadap 6 obyek (Arammana 6), yaitu:
a. Obyek warna/bentuk (Ruparammana), yang diserap oleh indirya mata, dan menimbulkan kesadaran penglihatan.
b. Obyek suara (Saddarammana) yang di cerap oleh indriya telinga, dan menimbulkan kesadaran mendengar
c. Obyek bau (Gandharammana) yang dicerap oleh indriya hidung, dan menimbulkan kesadaran mencium.
d. Obyek rasa (Rasarammana), yang di cerap oleh indirya lidah, dan menimbulkan kesadaran mencicip.
e. Obyek sentuhan (Photthabbarammana), yang dicerap oleh indriya badan, dan menimbulkan kesadaran rasa indirya pikiran, dan menimbulkan kesadaran batin.

Atau sesuatu yang di senangi, sesuatu itulah disebut "KAMA", ada pernyataan dalam bahasa Pali sebagai berikut:
"KAMETITI:KAMO(VA) KAMIYATITI: KAMO"
Artinya:
Keadaan yang mempunyai keinginan terhadap obyek kesenangan dan kemelekatan batin, keadaa itu disebut KAMA.
Atau keadaan yang senang dengan nafsu indriya, keadaan itu disebut KAMA.

AVACARA: berkelana atau berdiam
CITTA: Kesadaran atau pikiran

Jadi KAMAVACARA-CITTA adalah Kesadaran/Pikiran yang berkelana di Kama Bhumi atau Kama-loka 11.

Kamavacara-Citta atau kama-citta berjumlah 54, dan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Akusala-Citta: 12
2. Ahetuka-Citta: 18
3. Kamavacarasobhana-Citta: 24
Jumlah Kamavacara-Citta: 54

Dalam Kamavacara-Citta 54 ini, YM. Anuruddhacariya Maha Thera mengajarkan Akusala Citta 12 terlebih dahulu, sebab Akusala-Citta ini bila telah timbul kepada seseorang akan memberikan akibat tidak baik. Maka itu patut diketahui sifat/keadaan dari Akusala-Citta yang dapat memberikan akibat yang tidak baik dalam kehidupan kita.

AKUSALA CITTA
Bisa baca di link.... http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,4378.0.html

 _/\_ :lotus:



Lily W:


_/\_ :lotus:

Juice_alpukat:
Namo Buddhaya,wa rasa tidak semua kontak indra menimbulkan kama, bgaimana bila objek arammana 6 yg menghasilkan rasa takut n trauma, apakah dpt disebut kamavacara citta?
Apakah melhat2,mendngar,membaui segala objek menghasilkan kesenangan dan kemelekatan? Bgaimana kalo melht,mendngar, hal2 buruk yg tak diingnkan apakah juga dapt disebt sbgai kamavacara citta>kesenangan dn kemelekatan trhdp  6 objek ??thanks..

NOYA:

--- Quote --- Namo Buddhaya,wa rasa tidak semua kontak indra menimbulkan kama, bgaimana bila objek arammana 6 yg menghasilkan rasa takut n trauma, apakah dpt disebut kamavacara citta?
--- End quote ---

Memang benar bahwa tidak semua kontak indera menimbulkan kama. Hanya kontak indera yang disertai lobha dosa dan moha saja yang menimbulkan kama. kontak inderanya seorang Arahat dengan objek apapun tidak akan menimbulkan kama. karena hal inilah orang-orang yan masih sebagai puthujjana apabila mendapatkan makanan enak menjadi ketagihan, saat mendapat celaan menjadi marah-marah. Seorang Arahat walaupun mendapat makanan seenak apapun tidak akan menjadi ketagihan dan saat dicela sekasar apapun tidak akan marah-marah.


--- Quote --- Apakah melhat2,mendngar,membaui segala objek menghasilkan kesenangan dan kemelekatan?
--- End quote ---

Tidak semua, dengan logika seperti di atas.



--- Quote --- Bgaimana kalo melht,mendngar, hal2 buruk yg tak diingnkan apakah juga dapt disebt sbgai kamavacara citta>kesenangan dn kemelekatan trhdp  6 objek ??thanks..
--- End quote ---

Seperti penjelasan Ibu, Ce' atau saudara Lily di atas, yang namanya kamavacara citta jumlahnya kan ada 54, yang dibagi dalam 3 yaitu:  kategori 12 akusala citta, 18 ahetuka citta dan 24 kammavacarasobhana citta.  Pada saat kita melakukan kontak indera dengan obyek yang buruk dan tidak menyenangkan, kecenderungan makhluk puthujjana adalah tidak menyukainya (muncullah dosa dalam dirinya). Nah....munculnya dosa atau kebencian inilah bagian dari 12 akusala citta (khususnya 2 dari dosa akusala citta), yang juga merupakan bagian dari 54 kamavacara citta tersebut.

 _/\_

markosprawira:
mgkn yg perlu diperjelas disini adalah antara phassa/kontak dengan reaksi kita terhadap objek yang bersangkutan

phassa/kontak adalah vipaka, apakah itu kusala atau akusala..... sedangkan reaksi adalah kamma baru yang diperbuat, dan selama level putthujhana, hanya ada 2 kemungkinan yaitu : akusala, atau sobhana/kusala

Navigation

[0] Message Index

[#] Next page

Go to full version