//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apakah Sanghika-Dana itu?  (Read 3042 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Apakah Sanghika-Dana itu?
« on: 11 March 2009, 11:11:15 AM »
Posted by: "peter" lariscom [at] mdn.centrin.net.id   lariscom_peter
Mon Mar 9, 2009 7:51 pm (PDT)


Sanghika-dana (Dana untuk Sangha)

Istilah Pali sanghika-dana berarti memberikan derma berupa 4 kebutuhan pokok kepada Sangha. Misalnya saja Anda mendermakan satu Kyats (mata uang Myanmar) kepada suatu perkumpulan, seluruh anggota, kaya atau miskin, berkah atas satu Kyats itu.

Demikian pula, jika Anda mendermakan satu mangkuk makanan atau satu perangkat jubah kepada Sangha, semua anggota Sangha berhak atas derma tersebut. Anda tidak perlu keliling dunia untuk berderma kepada Sangha.

Memberikan derma kepada salah satu anggota atas nama Sangha secara otomatis termasuk sanghika-dana. Semua anggota Sangha berhak atas dana tersebut. Mereka dapat membaginya di antara para anggota.


Bagaimana Memproyeksikan Niat Baik

Dalam memberikan sanghika-dana, pikiran penderma harus diarahkan kepada Sangha secara umum.
Meskipun Anda menguncar "Sanghassa demi" (saya memberikannya kepada Sangha), jika Anda memikirkan salah satu bhikkhu atau salah satu vihara tertentu, pemberian anda tidak dapat digolongkan dalam sanghika-dana. Mempersembahkan derma makanan kepada bhikkhu mana pun secara harian atau kepada salah satu bhikkhu yg ditunjuk oleh Sangha digolongkan sebagai sanghika-dana, hanya ketika pikiran penderma betul-betul tertuju kepada keseluruhan Sangha.


Sikap Mental Saat Memberikan Dana Makanan

Seorang umat yg berbudi, yang terberkahi dengan keyakinan besar kepada Buddha, yang berharap untuk meningkatnya kelestarian ajaran Buddha dan bertahannya Sangha yang baik, bertanggung jawab, dan menjaga kemurnian Sasana, haruslah mendukung komunitas Sangha dengan memberikan kebutuhan pokok secara teratur kepada anggota Sangha.

Namun jika derma sudah siap untuk diserahkan, dia harus menyingkirkan kemelekatan seperti: "Ini untuk bhikkhu saya; ini bhikkhu yang saya hormati." Sebaliknya dia harus memusatkan perhatiannya kepada seluruh Sangha saat memberikan derma dengan mengucapkan: "Sanghassa demi. Sanghassa demi." (Saya memberikannya kepada Sangha. Saya memberikannya kepada Sangha.)" Jika kegiatan dana dilakukan dengan cara demikian, derma menjadi sanghika-dana sejati.


Undangan Makan Bisa Menjadi Sanghika-dana

Seorang penderma bisa menawarkan undangan kepada bhikkhu yang bertanggung jawab dengan berkata: "Bhante, saya berniat untuk memberikan dana makanan di rumah saya besok pagi pukul 6.00 pagi. Mohon kiranya Bhante mengutus salah satu (atau dua, tiga, atau seperlunya) Bhikkhu untuk menerima dana.""
(Seseorang tidak semestinya meyebutkan: "Termasuk Anda sendiri," atau "Termasuk kepala bhikkhu," dalam mengundang).

Sementara mempersiapkan derma makanan untuk hari berikutnya, pikiran harus diarahkan kepada seluruh anggota Sangha, bukan pada salah satu bhikkhu tertentu dari vihara tertentu, dan berulang-ulang menguncarkan: "Sanghassa-demi."

Ketika salah satu bhikkhu datang keesokan paginya untuk memenuhi undangan tersebut, seseorang tidak perlu merasa kecewa jika bhikkhu penerimanya tidak berkedudukan tinggi atau tidak terkenal.

Dia harus mengingatkan diri sendiri: "Derma ini tidak dibuat khusus untuk dia semata, tetapi untuk keseluruhan Sangha," lantas serahkan derma tersebut dengan penuh rasa hormat.

Jika yang datang untuk menerima derma adalah kepala bhikkhu sendiri, penderma juga tidak seharusnya merasa gembira yang meluap, dia harus mengingatkan diri sendiri bahwa derma yang dibuat bukan untuk kepala bhikkhu saja, melainkan untuk keseluruhan Sangha, dan dia adalah salah satu anggotanya.

Begitulah, ketika pikiran seseorang tertuju pada Sangha secara keseluruhan, derma yang dibuat untuk salah satu bhikkhu yang ditunjuk oleh Sangha dapat terhitung sebagai sanghika-dana, derma kepada seluruh Sangha.


Niat Baik Penderma

Suatu ketika ada seorang bhikkhu yang tidak disukai oleh kebanyakan umat dan penderma karena kelakuannya yang tidak bermoral. Suatu ketika seorang penderma mengundang Sangha untuk menerima dana, Sangha mengutus bhikkhu tersebut untuk menghadiri undangan penderma itu.

Bagaimanapun juga, penderma itu tidak merasa kecewa; dia memusatkan perhatiannya kepada Sangha, dengan penuh hormat dia mempersembahkan makanan dan kebutuhan pokok lainnya kepada bhikkhu itu.

Adalah Buddha sendiri, mencuci kakinya ketika datang, mempersilakan duduk di tempat harum di bawah kanopi. Karena pikiran penderma itu tertuju penuh kepada seluruh pesamuan, dana yang dibuatnya tergolong sanghika-dana yang mulia, sekalipun penerimanya adalah bhikkhu yang tidak baik.

Mari kita simak kelanjutannya. Menyaksikan penghormatan yang diterimanya dari sang penderma, seperti disebutkan di atas, bhikkhu itu merasa mendapatkan dermawan yang berbakti kepadanya. Pada sore harinya, bhikkhu itu ingin melakukan suatu perbaikan di viharanya, lalu dia pergi ke pendermanya untuk meminjam sebuah cangkul. Kali ini sang penderma memperlakukannya dengan tidak hormat. Dia menyorongkan cangkul dengan kakinya dan berkata dengan kasar, "Nih!"

Tetangganya menanyakan kepadanya mengenai dua perlakuan yang berbeda yang telah dilakukannya kepada bhikkhu tersebut. Penderma itu menjawab bahwa pada pagi hari hormatnya tertuju kepada seluruh Sangha dan bukan untuk salah satu bhikkhu tertentu.

Dia bersikap kasar pada sore hari karena, katanya secara individu bhikkhu tersebut tidak layak menerima penghormatan. Pelajaran yang dapat dipetik, Anda harus memproyeksikan pikiran kepada Sangha secara keseluruhan agar derma Anda dapat digolongkan sebagai sanghika-dana.



Dikutip dari Buku: Abhidhamma Sehari-hari

Penulis : Ashin Janakabhivamsa

Judul Asli : Abhidhamma in Daily Life

Yayasan Penerbit Karaniya

http://www.karaniya .com

http://www.infodham ma.blogspot. com

[Non-text portions of this message have been removed]
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Gunawan

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 374
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
  • Siswa Berbaju Putih
Re: Apakah Sanghika-Dana itu?
« Reply #1 on: 12 March 2009, 03:08:38 PM »
Anumodana Sister Yumi.... Nice Post.....Grp Sent +1... ;D

 _/\_
Gunawan S S
Yo kho Vakkali dhamma? passati so ma? passati; yo ma? passati so dhamma? passati.
Dhammañhi, vakkali, passanto ma? passati; ma? passanto dhamma? passati"

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Apakah Sanghika-Dana itu?
« Reply #2 on: 22 March 2009, 01:52:08 AM »
Pemberian kepada Sangha

Pemberian kepada seorang Buddha dan para bhikkhu anggota Sangha dinamakan Sanghika dana. Dalam hal ini terdapat tujuh macam Sanghika dana:

i. Pemberian berupa makanan dan kebutuhan lain menurut aturan dan disiplin dari umat kepada Sang Buddha  dan para muridnya (kumpulan para bhikkhu dan bhikkhuni) akan mendatangkan buah jasa tertinggi.
ii. Berikutnya adalah jenis pemberian yang diberikan kepada Sangha, kumpulan para bhikkhu dan bhikkhuni  setelah Sang Buddha parinibbana. Sangha disini berarti semua bhikkhu dan bhikkhuni yang datang ke tempat pemberian baik yang diundang maupun tidak.
iii. Kemudian pemberian yang diberikan kepada kelompok bhikkhu saja. Pada saat itu adalah umum bagi seorang pendana untuk mengundang semua bhikkhu pria yang tinggal di suatu vihara untuk menerima persembahan dana.
iv. Pemberian yang diberikan kepada kelompok bhikkhuni. Pemberian jenis ini tak mungkin lagi dilakukan karena Sangha bhikkhuni sudah tak ada lagi.
v. Selanjutnya adalah pemberian dari umat yang memberikan undangan bhikkhu dan bhikkhuni tertentu yang dihormati oleh Sangha. Jenis pemberian semacam ini saat ini sudah tidak mungkin dilakukan karena salah satu komponen, para bhikkhuni, sudah tak ada lagi.
vi. Selain itu ada pemberian yang berupa undangan kepada beberapa bhikkhu saja. Saat ini prakteknya demikian, si calon pendana memberitahu kepada kepala vihara yang akan mengutus beberapa bhikkhu untuk mengunjungi rumah si pengundang. Sehingga si pendana dapat secara langsung memberikan penghormatan kepada Sangha melalui anggota Sangha yang hadir ke rumahnya pada saat itu. Pada jenis dana semacam ini si pemberi tak memiliki tujuan perseorangan kepada bhikkhu atau bhikkuni tertentu tapi undangan ditujukan kepada seluruh anggota Sangha. Ketua Sangha akan mengirim bhikkhu atau bhikkhuni berdasarkan senioritasnya atau sejumlah bhikkhu yang diundang tersebut. Diantara kelompok ini mungkin ada anggota Sangha yang tak ingin dirujuk oleh si pengundang. Meski demikian, si pendana harus meneruskan undangannya kepada mereka semua sebagai perwakilan dari Sangha.
Saat seseorang mempersembahkan bunga dan lilin kepada Buddha rupang, si patung hanya melayani kebutuhan seseorang yang menujukan perhatiannya kepada Sang Buddha. Sebenarnya pikiran seseorang bukan kepada patung itu tapi kepada Sang Buddha. Patung hanyalah suatu obyek yang meneruskan pikiran seseorang kepada Sang Buddha. Dengan cara yang sama para bhikkhu yang mengunjungi rumah seorang pemberi dana hanya bersifat perwakilan. Dan, mereka menggambarkan pikirannya sebagai pengikut Sang Buddha bagi si pemberi dana. Para bhikkhu yang hadir pada saat itu hanya dimaksudkan agar ia menjadi sadar bahwa seseorang telah memberikan dana kepada Sangha sebagai pengikut Buddha. Itulah mengapa berdana kepada Sangha memiliki buah tertinggi.

Jenis pemberian semacam ini hanya dapat dilakukan kepada bhikkhu-bhikkhu yang dekat secara fisik, sebagaimana telah diatur dalam vinaya. Ketika seorang donatur mempersembahkan makanan kepada bhikkkhu yang sedang ber-pindapatta dengan mengatakan kalimat, “Sanghassa dhemi – aku memberikan ini kepada Sangha”. Maka dana ini dinamakan Sanghika dana, karena pemberian itu dimaksudkan untuk Sangha. Tapi, jika bhikkhu bersangkutan menerima dana dengan mengucapkan kalimat, “mayham papunati – itu datang melalui tanganku”, maka makanan itu menjadi miliknya. Ia pun dapat menggunakan untuk dirinya sendiri.

Namun, terdapat suatu pengucapan dengan rasa hormat untuk tindakan istimewa berikut. Apabila kalian mempersembahkan sesuatu untuk Buddha rupang, persembahan itu untuk Sang Buddha yang pernah hidup di masa lalu. Cahaya dari perbuatan bermanfaat itu terpancar ke sekeliling. Tetapi, cahaya lilin yang didanakan kepada rupang (patung) itu hanya bisa bertahan selama lilinnya masih ada.

Kembali ke pokok pembahasan sebelumnya. Jika bhikkhu yang dimaksud di atas membawa seluruh makanan yang diperolehnya selama pindapatta ke vihara, maka semua bhikkhu yang tinggal di vihara tersebut bisa mendapat bagian dari makanan itu, sebagaimana tersurat dalam vinaya bahwa persembahan itu berarti Sanghika. Dalam kasus ini akan baik akibatnya bagi si penerima maupun si pendana. Yang perlu diketahui, merupakan hal penting mengetahui cara berdana yang tepat.

Hadiah yang diberikan oleh si pendana dengan mengundang beberapa bhikkhuni tertentu. Biasanya ketua Sangha bhikkhuni yang akan mengatur siapa-siapa yang perlu datang. Jenis pemberian semacam ini sekarang tak mungkin dilakukan lagi karena sangha bhikkhuni sudah lenyap.
Dalam berdana kepada Sangha, Sang Buddha mengatakan demikian, “O Ananda, tidak akan pernah saya katakan bahwa berdana kepada perseorangan adalah lebih menguntungkan bagi si pendana dibanding berdana kepada Sangha”.

Tertulis pada kitab komentar bahwa berdana kepada bhikkhu biasa yang mewakili sekelompok bhikkhu (Sangha) secara langsung seperti yang disebutkan dalam vinaya (aturan kebhikhuan), akan membuahkan lebih banyak jasa baik dibanding berdana kepada satu orang suci, arahat misalnya. Ini mengajarkan bahwa dana yang dipersembahkan kepada Sangha merupakan yang tertinggi.

Sang Buddha membabarkan kemurnian dan kesucian dana kepada Sangha seperti yang beliau ajarkan dalam pannatta desana, merujuk kepada yang menerima dana dalam nama perseorangan.

Sejauh ini telah dijelaskan mengenai empat macam pemberian murni, empat belas macam pemberian kepada perseorangan dan tujuh macam pemberian kepada Sangha. Merujuk kepada macam-macam pemberian tersebut, pengajaran dengan metode paramatta desana tidak digunakan. Oleh karena itu khandha-khandha atau ayatana-ayatana tidak disebutkan. Penamaan hanya kepada individu-individu. Inilah catatan penting untuk pemberi maupun penerima dana.

Sumber : http://wirajhana-eka.blogspot.com/search/label/Religi%20Buddha

 _/\_

  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

 

anything