sebenarnya tidak harus menunggu hari uposatha om lucky.
seperti yang dikatakan cc mayvise, tentang kebiasaan pada jaman dulu.
saya juga pernah dengar, dulu katanya sewaktu jaman Sang Buddha, ketika hari uposatha tiba, para umat awam datang ke vihara dari pagi hari, menjaga 8sila dihari itu, kemudian melatih diri dalam konsentrasi dan juga mendengarkan dhamma dari Sang Buddha.
selain itu saya juga pernah baca sebuah buku yang didalamnya membahas sedikit tentang hari uposatha, maaf saya lupa judul bukunya, kalo g salah penulisnya Ven. K. Sri Dhammananda (cmiiw). dalam buku itu dituliskan bahwa keadaan bulan itu mempengaruhi kondisi alam ini, termasuk manusia, kita dapat melihat kondisi air laut yang juga terpengaruh oleh bulan. dan bagaimana dengan manusia? kondisi bulan akan mempengaruhi kalo g salah ya, kerja hormon yang ada di dalam tubuh, sehingga pada bulan terang/gelap, kita menjadi lebih mudah emosi, dan sebagainya.
nah, ketika pada waktu2 ini kita melaksanakan latihan uposatha sila, maka otomatis itu akan mengurangi dampak2 buruk yang akan, dibandingkan ketika kondisi kesadaran dan kewaspadaan kita sedang lemah.
karena orang yang sedang melatih uposatha sila, otomatis akan lebih waspada terhadap pikiran, ucapan dan perbuatannya.
lalu mengapa tidak tiap hari saja uposathanya?
IMO, bagi seorang perumah tangga (umat awam) pasti akan sangat banyak sekali kondisi2 yang tidak mendukung berjalannya uposatha sila, apalagi jika dilakukan setiap hari, yang ada nanti malah akan banyak pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan atau uposatha silanya yang berantakan.
jadi saya rasa, cukup dengan menjalankan 5 sila dengan sempurna saja itu sudah sangat baik untuk sehari2nya.
selain itu, tambahan dari 3sila dalam uposatha sila dan perubahan pada sila ketiga, itu sering juga disebut dengan anicca sila (cmiiw), yang maksudnya adalah sila suka2, yah terserah mau dijalankan silahkan, tidak mau juga tidak apa2, karena ketiga sila itu tidak akan menghasilkan vipaka (buah) yang buruk jika dilangggar. berbeda dengan 5 sila dalam pancasila.
sila tambahan dalam uposatha sila itu lebih mengarah pada diri sendiri, ya kalo kita g makan, g mencari hiburan, g tidur d tempat yang tinggi, itu tidak ada hubungannya dengan orang lain, tidak ada dampaknya bagi mereka, tapi lebih ke hubungan nya dengan diri kita sendiri, bagaimana kita melatih untuk lebih mengendalikan keinginan2, keserakahan dan berlatih untuk melepas.
berbeda dengan pancasila, kalo kita membunuh, mencuri, berbuat asusila, dst, itu pastiiii ada hubungannya dengan pihak lain, dalam hal ini ada yang dirugikan, jadi tidak bisa suka2nya kita.
selain itu, menurut saya pribadi, jarang sekali ada umat awam yang bisa melaksanakan 8sila setiap hari, syukur2 kalo bisa seminggu sekali.
terkadang ketika suka2 kita, maka cenderung akan sering terjadi penundaan, jangan hari ini deh, besok saja, ternyata besok malas lagi, lusa g jadi lagi, dan seterusnya. nah dengan adanya hari uposatha ini menjadi lebih pasti, oh hari ini uposatha, harus berlatih, berusaha untuk berlatih. setidaknya meluangkan waktu satu hari itu untuk bersama2 melatih.
lebih ke seperti itu sih om kalo saya.
tapi kembali ke pribadi masing2 lagi, kalo mau di hari yang lain juga yah tidak ada larangan, dan tidak menjadi masalahkan kapan pun itu, tidak ada hari yang buruk ketika kita ingin berbuat suatu kebajikan, dalam hal ini melaksanakan sila.