//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: MMD (Meditasi Mengenal Diri)  (Read 568070 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1380 on: 17 January 2009, 01:14:25 AM »
sadhu, sadhu, sadhu

Ajaran Ajahn Chah memang paling dekat dengan MMD, dan ini diikuti oleh Sri Pannyavaro Mahathera.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Kompilasi debat saya dengan Reenzia
« Reply #1381 on: 17 January 2009, 01:21:10 AM »
Berikut ini kompilasi debat saya dengan Reenzia:

TESLA: [menanggapi posting LILY W.]

hahaha... ga nyambung :D

HUDOYO:

Iyalah, sudah terlalu penuh dengan teori Abhidhamma kali, sehingga tidak bisa melihat lagi baitn sendiri masih mengandung miccha-ditthi atau tidak.

REENZIA:

terlalu banyak mengamati batin orang lain juga berpotensi membuat diri sendiri lupa mengamati batin sendiri
bukankah jalan yang akan ditempuh masing-masing dipilih sendiri?

HUDOYO:

Tolong katakan itu kepada Ibu Lily. Itulah yang saya mau katakan kepada beliau.

REENZIA:

saia menulis untuk siapapun yang ingin menerimanya


*****

BOND:

Biarkanlah thread ini dikhususkan MMD, :D biar yg punya kepentingan lega  yg pasti jelas MMD memang bukan meditasi buddhisme dan sudah dalam tempat yg selayaknya :)

HUDOYO:

Lagu lama, Rekan Bond.  ... Ini yang dimaksud Bu Lily dengan "pandangan pribadi" kali.

Anda akan melihat MMD dipraktekkan oleh semakin banyak umat Buddha di Indonesia, apa pun yang Anda katakan.

REENZIA:

banyak tidaknya orang lain yang berpedoman pada dhamma ataupun MMD
tak mempengaruhi jalan orang yang memiliki pandangan yang benar

mau bnyk kek... mau ngga kek, itu gak jadi patokan bahwa jalan itu adalah benar

mayoritas belum tentu benar kan?

coba lihat saja berapa banyak orang yang masih tertutup matanya oleh debu dan sama sekali tak berniat untuk membersihkannya dibandingkan orang yang sedikit demi sedikit telah menyadari bahwa matanya telah tertutup debu
dan berniat menyingkirkan debu dimatanya untuk melihat kenyataan

HUDOYO:

<< banyak tidaknya orang lain yang berpedoman pada dhamma ataupun MMD
tak mempengaruhi jalan orang yang memiliki pandangan yang benar>>

Bagi seorang puthujjana, seperti anda dan saya, "pandangan benar" itu sangat subyektif.
Bahkan tafsiran terhadap ajaran Sang Buddha pun sangat subyektif.


<<mau bnyk kek... mau ngga kek, itu gak jadi patokan bahwa jalan itu adalah benar
mayoritas belum tentu benar kan?>>

Anda tidak membaca apa yang saya tulis, tapi Anda cuma membaca disertai prasangka (prejudice) yang ada di kepala Anda. Repot berdiskusi dengan orang yang sudah punya prasangka.

Saya gak pernah bilang MMD "paling benar", saya gak prnah bilang bahwa MMD adalah "mayoritas". Yang saya bilang semakin lama semakin banyak orang menjalankan MMD. Dan itu akan Anda lihat sendiri di kanan-kiri Anda di waktu yang akan datang.


REENZIA:

<<Tolong katakan itu kepada Ibu Lily. Itulah yang saya mau katakan kepada beliau.>>

saia menulis untuk siapapun yang ingin menerimanya


<<Bagi seorang puthujjana, seperti anda dan saya, "pandangan benar" itu sangat subyektif.
Bahkan tafsiran terhadap ajaran Sang Buddha pun sangat subyektif.>>

saia tak menganggap ini benar atau itu benar
saia hanya berkata pandangan benar orang yang benar tak akan terpengaruh apapun, thats it
tanpa asumsi apapun


<<Anda tidak membaca apa yang saya tulis, tapi Anda cuma membaca disertai prasangka (prejudice) yang ada di kepala Anda. Repot berdiskusi dengan orang yang sudah punya prasangka.
Saya gak pernah bilang MMD "paling benar", saya gak prnah bilang bahwa MMD adalah "mayoritas". Yang saya bilang semakin lama semakin banyak orang menjalankan MMD. Dan itu akan Anda lihat sendiri di kanan-kiri Anda di waktu yang akan datang.>>

saia juga tak berprasangka bahwa ini lebih benar dari pada yang itu kok, anda tau dari mana kalo saia berprasangka?
saia hanya menegaskan mayoritas tak selalu adalah yang benar
saia tak pernah menyebutkan bahwa MMD atau dhamma tidak benar atau benar kan?

kenapa terlalu banyak berasumsi bahwa saia telah mempunyai prasangka?
prasangka hanya muncul dalam pikiran anda sendiri

HUDOYO:

<<saia hanya berkata pandangan benar orang yang benar tak akan terpengaruh apapun, thats it
tanpa asumsi apapun>>

Lalu saya tanggapi bahwa bagi puthujjana seperti Anda dan saya, "pandangan benar" itu sangat subyektif, sehingga tidak bisa disebut "pandangan benar".

Sekali lagi saya tegaskan, bagi puthujjana seperti Anda dan saya tidak ada "pandangan benar".


<<saia juga tak berprasangka bahwa ini lebih benar dari pada yang itu kok, anda tau dari mana kalo saia berprasangka?
saia hanya menegaskan mayoritas tak selalu adalah yang benar>>

Anda menulis seperti ini: "banyak tidaknya orang lain yang berpedoman pada dhamma ataupun MMD tak mempengaruhi jalan orang yang memiliki pandangan yang benar. mau bnyk kek... mau ngga kek, itu gak jadi patokan bahwa jalan itu adalah benar. mayoritas belum tentu benar kan?" sebagai jawaban Anda terhadap pernyataan faktual saya: "Anda akan melihat MMD dipraktekkan oleh semakin banyak umat Buddha di Indonesia, apa pun yang Anda katakan."

Dari rangkaian debat ini SANGAT JELAS prasangka Anda!


<<kenapa terlalu banyak berasumsi bahwa saia telah mempunyai prasangka?
prasangka hanya muncul dalam pikiran anda sendiri>>

Dari kompilasi ini sangat jelas prasangka Anda!

Tidak perlu diteruskan lagi bicara dengan orang yang sudah berprasangka. Debat ini sudah menjurus kepada debat kusir lagi. Sampai di sini saja.

Hudoyo
« Last Edit: 17 January 2009, 01:31:03 AM by hudoyo »

Offline Reenzia

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.199
  • Reputasi: 50
  • Gender: Female
  • The Wisdom ~
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1382 on: 17 January 2009, 01:27:10 AM »
Quote
Tidak perlu diteruskan lagi bicara dengan orang yang sudah berprasangka

terima kasih, saia akan mencoba untuk mengikuti saran anda yang diatas ini :)

_/\_

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1383 on: 17 January 2009, 01:28:27 AM »
sadhu, sadhu, sadhu

Ajaran Ajahn Chah memang paling dekat dengan MMD, dan ini diikuti oleh Sri Pannyavaro Mahathera.

Kalimat Anda agak membingungkan, apakah Banthe Pannya mengikuti Ajahn Chah atau MMD?
yaa... gitu deh

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1384 on: 17 January 2009, 01:34:56 AM »
Bhante Pannya mengikuti Ajahn Chah, karena beliau datang belakangan daripada Ajahn Chah; dan itu pun saya ketahui dari pembicaraan-pembicaraan secara pribadi dengan beliau.
Bhante Pannya tidak mengikuti MMD, melainkan mendukung MMD secara terang-terangan. Sudah baca wejangan beliau pada pembukaan dan penutupan retret MMD seminggu di Vihara Mendut Desember lalu?

Hudoyo

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1385 on: 17 January 2009, 01:43:33 AM »
Trima kasih atas penjelasannya,
Dari referensi yg saya dapat dari forum ini, Ajahn Chah (yang Anda katakan diikuti oleh Bhante Pannya) tidak anti dengan teknik2 meditasi yang lain, sebagaimana yg saya kutip dari khotbah beliau,

"Satu point yang sangat esensial, dimana semua cara berprak- tek yang benar, akhirnya pasti kembali pada `Jangan melekat!'."

 _/\_
yaa... gitu deh

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1386 on: 17 January 2009, 01:49:31 AM »
Menurut saya sih.. Bhante Pannya mengikuti pengalaman beliau sendiri yg ada kecocokan dgn pandangan Ajahn Chah. Heheh..
Tidak bs dikatakan kita mengikuti orang juga, meski sedikit banyak pandangan org tsb berkontribusi pd pandangan kita.
Dgn cara ini, dlm situasi tertentu, kita tidak memiliki guru. :)

[at] bro Hendra
Kalau begitu.. pastilah yg dimaksud Ajahn Chah tidak anti terhadap teknik meditasi yg lain itu adlh cara berpraktek yg benar. Nah pertanyaannya, gmn dgn teknik meditasi/cara berpraktek yg salah? Apakah akan didukung oleh Ajahn Chah? :)


just my two cents, cmiiw

mettacittena
_/\_

appamadena sampadetha

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1387 on: 17 January 2009, 01:59:06 AM »

[at] bro Hendra
Kalau begitu.. pastilah yg dimaksud Ajahn Chah tidak anti terhadap teknik meditasi yg lain itu adlh cara berpraktek yg benar. Nah pertanyaannya, gmn dgn teknik meditasi/cara berpraktek yg salah? Apakah akan didukung oleh Ajahn Chah? :)


just my two cents, cmiiw

mettacittena
_/\_



Berdasarkan pada kutipan sebelumnya,
Apabila memperkuat kemelekatan atau minimal tidak membawa pada pelepasan keterikatan yang sudah ada, tidak.
Apabila membawa pada pelepasan, pemahaman, dan ketenangan (singkatnya tidak melekat), ya.
« Last Edit: 17 January 2009, 02:01:46 AM by hendrako »
yaa... gitu deh

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1388 on: 17 January 2009, 02:01:38 AM »
Trima kasih atas penjelasannya,
Dari referensi yg saya dapat dari forum ini, Ajahn Chah (yang Anda katakan diikuti oleh Bhante Pannya) tidak anti dengan teknik2 meditasi yang lain, sebagaimana yg saya kutip dari khotbah beliau,

"Satu point yang sangat esensial, dimana semua cara berprak- tek yang benar, akhirnya pasti kembali pada `Jangan melekat!'."

 _/\_

Setuju. "Semua cara praktik yang benar akhirnya akan kembali pada 'jangan melekat'." Artinya apa? Artinya, kalau ada praktik yang terus melekat, misalnya, melekat pada konsentrasi terus-menerus, tentu itu bukan 'cara praktik yang benar', bukan.

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1389 on: 17 January 2009, 02:06:41 AM »

Berdasarkan pada kutipan sebelumnya,
Apabila memperkuat kemelekatan atau minimal tidak membawa pada pelepasan keterikatan yang sudah ada, tidak.
Apabila membawa pada pelepasan, pemahaman, dan ketenangan (singkatnya tidak melekat), ya.
sip.. sependapat! ;)

_/\_
appamadena sampadetha

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1390 on: 17 January 2009, 02:07:52 AM »
Menurut saya sih.. Bhante Pannya mengikuti pengalaman beliau sendiri yg ada kecocokan dgn pandangan Ajahn Chah. Heheh..
Tidak bs dikatakan kita mengikuti orang juga, meski sedikit banyak pandangan org tsb berkontribusi pd pandangan kita.

Kata "mengikuti" perlu dipahami dalam kaitan dengan WAKTU. Ajahn Chah lebih dulu, Bhante Pannya menyusul.

Orang yang menyusul belakangan tentu menerima masukan dari ajaran orang yang datang sebelumnya. Tetapi begitu ajaran itu dibuktikan sendiri dalam pengalaman batinnya, dengan kata lain: diinternalisasikan, maka tidak bisa dibilang lagi ia "mengikuti orang lain itu". - Saya menjadi siswa Sang Buddha hanya selama ajaran Buddha itu terletak di luar batin saya, belum saya internalisasikan.

D
Quote
gn cara ini, dlm situasi tertentu, kita tidak memiliki guru. :)

Menurut saya, dalam semua situasi, kita harus mencermati kelekatan pada guru ini sejak awal perjalanan spiritual.

Quote
[at] bro Hendra
Kalau begitu.. pastilah yg dimaksud Ajahn Chah tidak anti terhadap teknik meditasi yg lain itu adlh cara berpraktek yg benar. Nah pertanyaannya, gmn dgn teknik meditasi/cara berpraktek yg salah? Apakah akan didukung oleh Ajahn Chah? :)

Sudah saya tanggapi dalam posting menjawab Hendra.


Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1391 on: 17 January 2009, 02:10:28 AM »
Trima kasih atas penjelasannya,
Dari referensi yg saya dapat dari forum ini, Ajahn Chah (yang Anda katakan diikuti oleh Bhante Pannya) tidak anti dengan teknik2 meditasi yang lain, sebagaimana yg saya kutip dari khotbah beliau,

"Satu point yang sangat esensial, dimana semua cara berprak- tek yang benar, akhirnya pasti kembali pada `Jangan melekat!'."

 _/\_

Setuju. "Semua cara praktik yang benar akhirnya akan kembali pada 'jangan melekat'." Artinya apa? Artinya, kalau ada praktik yang terus melekat, misalnya, melekat pada konsentrasi terus-menerus, tentu itu bukan 'cara praktik yang benar', bukan.

Yang Anda maksud dengan "konsentrasi terus-menerus" tentunya adalah Jhana.
Yang salah bukan pada Jhana, namun pada "melekat"nya.

yaa... gitu deh

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1392 on: 17 January 2009, 02:15:10 AM »
Yang Anda maksud dengan "konsentrasi terus-menerus" tentunya adalah Jhana.
Yang salah bukan pada Jhana, namun pada "melekat"nya.

Bukan masalah "salah" atau "benar", melainkan menurut pendapat saya, jhana--entah apa pun itu--tidak pernah membebaskan. Apalagi BIASANYA orang melekat pada pengalaman meditasi yang nikmat.

Lagi pula, jhana tidak bisa "dilepaskan" dari batin orang yang mengalaminya. Jadi bicara tentang jhana, tentulah bicara tentang batin orang yang mengalaminya. -- Ini seperti kilah banyak orang: "Yang salah bukan agamanya, tapi orangnya." Mana ada 'agama' yang berada di awang-awang, di luar kepala penganutnya? :)
« Last Edit: 17 January 2009, 02:16:42 AM by hudoyo »

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1393 on: 17 January 2009, 02:25:07 AM »
Kembali ke khotbah Ajahn Chah, beliau tidak anti Jhana (yg biasanya dikotakkan/dikonvensikan di dalam sebutan Samatha),

TANYA :
Anda katakan Samatha (konsentrasi) dan Vipassana (wawasan-kebijaksanaan) adalah sama. Dapatkah Anda terangkan lebih lanjut?

JAWAB :
Ini sederhana. Konsentrasi (samatha) dan Wawasan-kebijaksanaan (vipassana) bekerja bersama-sama. Mula-mula pikiran menjadi hening dengan memusatkan diri pada satu obyek meditasi. Pikiran bisa diam jika Anda duduk dengan mata terpejam. Inilah samatha dan akhirnya dasar yang diperoleh (dari samatha) ini adalah kondisi bagi timbulnya wisdom, kebijaksanaan dan vipassana. Pikiran demikian hening, apakah Anda duduk dengan mata terpejam atau ketika Anda berkeliling dengan bus kota. Seperti inilah ia. Dulu Anda seorang anak kecil. Kini Anda seorang dewasa. Apakah anak kecil dan orang dewasa adalah orang yang sama? Anda bisa katakan ia sama, namun bila dilihat dari sisi yang berbeda, Anda juga bisa katakan ia berbeda. Demikian juga, samatha dan vipassana dapat dilihat secara berbeda. Sama juga halnya makanan dengan tahi. Makanan dan tahi bisa dikatakan sama dan mereka juga bisa dikatakan berbeda. Jangan hanya percaya dengan apa yang saya ucapkan, praktekkanlah dan lihatlah ke dalam dirimu sendiri. Tidak diperlukan hal-hal yang spesial. Jika Anda periksa bagaimana konsentrasi dan kebijaksanaan muncul, Anda akan tahu kebenaran (truth) bagi diri Anda sendiri. Dewasa ini banyak orang melekat pada kata-kata. Mereka menyebut latihan mereka vipassana. Samatha kelihatannya dikesampingkan. Atau mereka menyebutnya latihan samatha. Adalah penting latihan samatha sebelum vipassana, itulah yang mereka katakan. Semua ini tolol, lucu. Jangan rancu dengan berpikir demikian. Sederhananya, latihanlah yang sungguh-sungguh maka Anda akan me- lihatnya sendiri.


Beliau juga menjelaskan tentang Jhana yang menurut saya tidak bertentangan dengan ajaran Buddha di dalam Tipitaka tentang Jhana:
Lihat/baca:     Bab 5 Samma Samadhi  Detachment Within Activity
                                                            di
            http://www.what-buddha-taught.net/BI/Ajahn_Chah_Food_for_the_Heart.htm#bab5
« Last Edit: 17 January 2009, 02:36:10 AM by hendrako »
yaa... gitu deh

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #1394 on: 17 January 2009, 02:49:24 AM »
wah.. sip buat postingan yg ini. baru tau ada pernyataan Ajahn Chah ttg ini..

grp sent.. later.. kalo udah 720jam :))

pentingnya tidak membeda-bedakan antara samatha dan vipassana:
A person who has samatha of the heart within himself but no vipassana into principles pertaining to higher understanding should approach one who has vipassana and inquire: "How should activities be seen? How should they be explored? How should they be discerned with vipassana?" And later he can gain vipassana...

A person who has vipassana into principles pertaining to higher understanding but no samatha of the heart within himself should approach one who has samatha and inquire: "How should the mind be steadied? How should it be settled? How should it be unified? How should it be concentrated in samadhi?" And later he can gain samatha...

One who has neither should inquire about both [and "should put forth extreme enthusiasm, effort, endeavor, exertion, unflagging mindfulness, and clear comprehension to acquire them, just as if one's turban or hair were ablaze, one would put forth extreme effort to quench the flames".... ]
<Inserted passage from AN 10.54>

note: ketiga bait di atas ini bersama dgn 1 bait dibawah bisa ditemukan jg di AN 4.94


'One who has both, established in these beneficial qualities should make further effort for the evaporation of defilements.'
<AN 4.94>


'Just as if, Nandaka, there was a four-legged animal with one leg stunted and short, it would thus be unfulfilled in that factor; so too, a monk who is faithful and virtuous but does not gain samatha of the heart within himself is unfulfilled in that factor. That factor should be fulfilled by him... A monk who has these three but no vipassana into principles pertaining to higher understanding is fulfilled in that factor. That factor should be fulfilled by him.'
<AN 9.4>

Referensi: History of Mindfulness: How Insight Worsted Tranquility in Satipatthana Sutta
oleh: Bhikkhu Sujato


anumodana buat yg Ajahn Chah bro hendra..
sabar ya 720hr lg :)) hehehe ^-^

_/\_
appamadena sampadetha

 

anything