tp diluar semua itu..
apapun labelnya . selama dia melakukan perbuatan baik, menghindari perbuatan jahat dan mensucikan hati + pikiran..
itu adalah suatu yg positif
Benarkah itu baik atau positif? Benarkah kebaikan yang dilandasi kebohongan adalah tetap suatu kebaikan?
Agama yang baik tidak akan mengajarkan kebohongan kepada umatnya.
Silakan dibaca cuplikan buku ini.
3.2 Alasan-alasan masuk Sekte sesatSebelumnya saya akan membagi ajaran suatu agama menjadi 2 macam, ajaran sosial dan spiritual. Yang dimaksud ajaran sosial adalah ajaran tentang kehidupan di dunia, seperti menghormati orang tua, berbakti, berbuat baik, dll. Yang kedua adalah ajaran spiritual, yaitu ajaran yang menjadi tujuan utama dari manusia ketika masuk ke suatu agama, yaitu tentang ketuhanan, konsep karma, pencerahan, surga, neraka, dan hal-hal lain yang menjadi tujuan dari dilaksanakannya ajaran sosial ketika manusia masih hidup. Manusia berbuat baik untuk memperoleh tujuan dari ajaran spiritual yang diajarkan aliran tersebut.
3.2.1 Pendapat Bahwa ajaran sekte sesat terlihat baikSemua agama hampir pasti ajaran sosialnya sama, begitu juga sekte-sekte sesat, bahkan sebenarnya ajaran sosial ini tanpa agama pun kita bisa dapatkan, dari orang tua, dari aturan-aturan yang ada di masyarakat, dan bahkan peraturan dari pemerintah, semuanya mengajarkan kebaikan. Untuk itu tidak diperlukan suatu guru yang pintar atau manusia yang super untuk membuatnya. Hampir semua sekte sesat pasti memiliki ajaran sosial yang baik juga, hal ini dikarenakan untuk membentuk citra positif untuk menarik minat anggota baru. Jika ajaran sekte tersebut secara kasat mata melangar ajaran-ajaran sosial yang ada di masyarakat seperti mengajarkan pembunuhan, pencurian, maka tentu saja orang-orang tidak akan tertarik untuk masuk sekte tersebut. Oleh karena itu jika suatu sekte sesat ingin berkembang maka ajaran-ajarannya harus terlihat baik di mata masyarakat. Yang sesungguhnya ditawarkan oleh agama-agama adalah ajaran spiritualnya, ajaran sosial hanyalah jalan untuk mendapatkan tujuan dari jalan spiritual. Oleh karena itu tiap-tiap agama menawarkan jalan spiritual yang berbeda. Oleh karena itu pula jika suatu sekte ajaran sosialnya benar namun ajaran spiritualnya penuh kebohongan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan dapat dikatakan menyesatkan umatnya. Umatnya bagaikan diberi roti yang dibubuhi racun ( doktrin-doktrin ngawur ), umat yang lapar ( dukkha ) mengharapkan dapat kenyang ( pencerahan yang merupakan tujuan spiritual ) dengan memakan roti ( ajaran sosial ) tersebut, namun yang didapat hanya kenyang sementara ( merasa baik2 saja), tetapi akhirnya berakibat kematian ( sesat ), karena secara tanpa sadar makan roti yang dibubuhi racun.
Hal ini berkaitan dengan beberapa tanggapan yang saya temui seperti "sudahlah, yang penting kita ( anggota sekte tersebut ) baik-baik saja", terutama ketika dalam dialog dengan anggota sekte ( baik dengan teman maupun saudara saya sendiri ) tersebut. Sebenarnya banyak dari anggota sekte sesat seperti Maitreya yang meragukan ajaran-ajaran yang berupa janji yang terlalu muluk-muluk dan aneh seperti ajaran Ciu Tao bisa masuk surga, teori tiga jaman, dll. Namun karena rata-rata anggota sekte ini sudah menjalani brainwash dengan aneka doktrin, sumpah, dogma-dogma palsu, dll, maka hampir semua hanya bisa berkata pasrah seperti "iya juga sih, rasanya aneh, tapi gapapalah yang penting baik-baik saja" atau "saya sebenarnya juga meragukan kebenaran doktrin dan sumpah-sumpah yang diberikan, tapi karena ajaran mereka ada baiknya ya gapapalah". Adalah suatu hal yang pasti bahwa suatu
Agama atau Aliran Agama yang baik, tidak mungkin mengajarkan suatu kebohongan kepada umatnya, namun walaupun sadar bahwa beberapa ajaran aliran tersebut aneh dan sesat, karena pengaruh brainwash, maka banyak anggota aliran ini hanya bersikap pasrah karena memandang aliran ini juga mengajarkan hal baik ( walaupun juga mengajarkan kebohongan) seperti ajaran menghormati orang tua dll, maka mereka tetap menerimanya dengan pasrah. Dan sepertinya mereka tidak sadar bahwa Sang Buddha Gautama pun mengajarkan perbuatan kebaikan-kebaikan seperti itu, bahkan ajaran aliran Maitreya terang-terangan sebagian mengambil ajaran Buddha Gautama. Hal ini tentu membingungkan karena kita seperti lebih memilih suatu sekte yang yang mencontek ajaran Guru kita sendiri. Jika Guru kita telah mengajarkan dengan baik dan bahkan ajarannya dicontoh dan diambil oleh sekte lain, mengapa kita tidak langsung belajar dari guru kita sendiri yang telah membabarkan dhamma sepanjang umurnya? padahal jelas-jelas Sang Buddha Gautama telah berbelas kasih menunjukkan jalan untuk kita. Mengapa harus belajar dari sekte yang mengambil ajaran guru kita, padahal sekte tersebut juga telah kita ketahui mengajarkan hal-hal menyimpang yang meragukan bagi kita. Hal ini tentu membingungkan.
Ketika menghadapi situasi "yang penting baik" ini, saya juga langsung berpikir, apa benar mereka baik-baik saja? apa benar kebohongan yang dilakukan suatu sekte itu dapat dianggap wajar karena juga mengajarkan hal baik? Setelah banyak berpikir saya akhirnya mendapat kesimpulan, bahwa mereka sebenarnya tanpa sadar juga telah melakukan kesalahan dalam pemikiran "baik-baik saja" seperti itu, bahwa sebenarnya mereka sedikit banyak malah telah menjauh dari ajaran utama Sang Buddha Gautama, yaitu kebebasan dari Dukkha, karena berbuat baik hanyalah bagian dari usaha untuk memperoleh kebebasan, jika kita berbuat baik tetapi juga tanpa sadar berbuat tidak baik, maka bagaimana bisa kita bisa hidup dengan benar-benar "baik". Kenapa mereka bisa saya sebut tanpa sadar berbuat tidak baik?
Sekte sesat hampir semua memiliki ajaran yang bertentangan dengan ajaran agama asal, tidak jarang mereka melawan ajaran spiritual agama asal, yang tentu saja akan berakibat fatal bagi umat sekte ini maupun bagi umat Agama asal ( dalam hal ini Umat Buddha ) yang tertipu mengira sekte ini sama dengan agama aslinya. Selain itu
sekte sesat hampir dapat dipastikan akan merendahkan tokoh yang diagungkan oleh Agama asal dan menggantinya dengan tokoh-tokoh baru atau pemimpin-pemimpin mereka yang mengaku titisan dewa ini itu. Contoh Aliran Maitreya mengatakan Buddha Gautama telah berakhir atau mengundurkan diri,dan sekarang digantikan oleh Buddha Maitreya yang mereka sembah.
Ketika seorang umat agama asal ( murid Buddha Gautama ) berpindah masuk ke sekte sesat ini, walaupun terlihat baik-baik saja, sebenarnya mereka melakukan kesalahan-kesalahan fatal tanpa mereka sadari yaitu :
- Tanpa sadar mereka melanggar ajaran agama asal (Agama Buddha), contoh dengan mengikuti Ciu Tao dan Kesurupan yang jelas-jelas dilarang Buddha Gautama.
- Mereka ikut serta merendahkan tokoh yang diagungkan agama asal ( Buddha Gautama ), karena di pikiran mereka Buddha Gautama memang sudah mundur dan diganti "Buddha" ini itu yang baru sesuai dengan yang diajarkan oleh sekte sesat yang diikuti.
- Tanpa sadar mereka mencemarkan nama Sang Buddha Gautama dengan mengatakan bahwa agama barunya ini juga sebagian ajaran Buddha, padalah jelas-jelas sebagian besar bertentangan.
- Ketika mengaku-ngaku bahwa ajaran yang diajarkan adalah ajaran Buddha ini itu, jika Budha tersebut tidak mengajarkan hal seperti itu, maka dapat dikatakan bahwa tanpa sadar kita telah memfitnah atau mencemarkan nama Buddha tersebut.
- Ketika mereka berdana baik tenaga maupun uang maupun tenaga, tanpa sadar mereka turut membantu sekte sesat ini tumbuh dan menambah jumlah korban dan yang lebih parah korbannya itu adalah murid-murid dari agama asal, sehingga tanpa sadar mereka justru menggerogoti agama asalnya sendiri ( ajaran Buddha Gautama ).
- Ketika mereka mengajak orang lain masuk ke sektenya, tanpa sadar mereka telah menghasut dan menjerumuskan orang lain untuk meninggalkan atau melangar ajaran agama asalnya, dan menyebarkan kebohongan yang diajarakan sektenya.
Dari sini dapat kita lihat apakah benar mereka itu "baik-baik" saja?