//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II  (Read 62984 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #105 on: 20 October 2009, 02:52:02 PM »
loh koq dibilang putus asa dalam menyebar doktrin.
saya beri penjelasan kepada umat,
guru Buddha menjelaskan itu hanyalah sebagai proses (fenomena). tetapi apa yang sesungguhnya tujuan utama yang harus dicapai (yang diajarkan guru Buddha)?
saya beri perbandingan bedanya teman-teman sebagai umat yang merasa bijaksana,
klo anda hanya masih berkutat melihat proses ini dan proses itu sekitar itu, tetapi saya berusaha mengingatkan umat bahwa ada sesuatu yang lain lagi didepan anda, tetapi anda masih menyenangi/melekat kepada proses-proses ciri-ciri itu saja (masih seputar fenomena).
itulah bedanya jalan umum/theravada dan Zen (mahayana awal).

Akan ada banyak hal lain kalau anda terus memproses pikiran anda kedalam bentuk kegiatan-kegiatan duniawi tanpa menyadari dengan perhatian diiringi kewaspadaan terhadap fenomena tersebut...

Sangat wajar, karena kenyataan yang kita hadapi semua ini adalah segala macam proses duniawi...

Dengan melihat fenomena (timbul-tenggelam) dan melatih batin untuk selalu waspada terhadapnya dengan adanya perhatian, maka apakah ada lagi sebuah perbedaan yang jelas sekali anda telah memisahkannya ?  :))

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #106 on: 20 October 2009, 03:24:44 PM »
berbeda tidak.., kehidupan guru Buddha atau yang tercerahkan dengan awam yang belum tercerahkan telihat secara mata jasmani menjalani kehidupan jasmaniah masing-masing di didunia ini?

Belum tentu! ... Ini sebuah perumpamaan mentah yang anda kemukakan bro! Anda merujuk pada penonton untuk berkata ya, padahal ini sebuah dasar yang anda akan jadikan pegangan di waktu kemudian ... :))

Alasan saya mengatakannya belum tentu adalah Kita sendiri TIDAK MENGETAHUI secara pasti kehidupan dari Sang Buddha dalam menjalani kehidupan jasmaniahnya di waktu lampau ... Jelas ANDA SEDANG MENYEBAR SPEKULASI ANDA untuk MENIMBULKAN SPEKULASI YANG LAINNYA !

tetapi berbeda gak..., kondisi batin mereka yang tercerahkan dengan awam yang belum tercerahkan
memandang segala apa yang ada di dunia ini (fenomena)?

Berbeda ... tidak ada lagi akar KETIDAK TAHUAN yang masih melekat dari mereka yang tercerahkan ... Sementara umat awam ? :))

pengetahuan atau pengalaman apa yang membedakannya?

Simpel bro ... TIDAK TAHU dan SUDAH TAHU !
Pengalaman anda yang sudah membedakannya ... Ini reaksi pikiran dari sebuah proses pikiran terhadap obyek ... :))

apakah semua sifat fenomena?

Yup ... gerak pikiran saya, anda dan lainnya itulah fenomena !

jawabannya itu sudah menunjukan kesia-siaan saat kita mempercayai atau mengejar atau terfokus atau bahkan menggenggam ciri-ciri (seolah-olah kebenaran)nya.

Saya balik bertanya : Kenapa kalau anda tau ini semua fenomena, lalu anda ngotot memberikan argumen disini ? Bukankah DIAM adalah lebih baik ?! Sadari saja hal-hal yang anda anggap sebagai KE TIDAK SIA-SIA AN itu sendiri bro ... :))

Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #107 on: 20 October 2009, 03:44:08 PM »
Kata penutup dari aye nih :
Sebenernya bagi kubu pendukung inJulia (Kian mode=on) memandang Buddha dan ajaran nya seperti apa sih? apa kalian memandang begitu besar Buddha hingga ajarannya hanya Buddha sendiri yang mampu membuktikannya dan orang lain tidak bisa? apakah memandang Buddha itu manusia super satu2nya?

Bagi saya pribadi Buddha itu manusia sama seperti kita, yang membedakannya hanyalah dia menemukan suatu jalan yang telah lama hilang, dan sesuai dengan pengalaman dia (sebagai manusia nih bukan tuhan atau apalah yang maha sempurna lah maha suci lah) dia menjabarkan Dhammanya yang indah di awal, pertengahan dan akhir untuk di laksanakan oleh siswanya yang mau mengikuti jejaknya.
Jadi apabila ajarannya saja tidak bisa di buktikan dan harus di imani apa bedanya dengan ajaran yang lain yang sama persis dengan iman kalian?
Buddha itu manusia sama seperti kita terdiri dari darah dan daging, beliau bisa mencapai kesucian dan penerangan sempurna kita juga harus bertekad bisa seperti beliau bukannya minder hanya Buddha yang bisa begini begitu kita tidak bisa itu hanyalah ucapan umat yang pesimis pada ajaran dan hanya ingin mengandalkan kekuatan2 keajaiban2 dan lain2 yang saya rasa hal2 yang seperti itu tidak bermanfaat bagi perkembangan batin anda.

saya rasa sekian ucapan penutup dari saya, saya keluar dari perbincangan ini karena apa yang inign saya sampaikan sudah cukup, sekian dan terima kasih ;D
Pembaca lain bisa terpeleset memahami postingan saya kalo baca tulisan Bro Ryu, ini. :))

Pemahaman saya memakai Referensi:
Quote
Kata Sang Buddha. Hanya seorang Samma Sambuddha yang mampu menelusuri jalinan karma yang begitu jalin menjalin. Sang Buddha sudah menasehati, Hukum Karma adalah salah satu dari 4 Acinteya: Tak terpikirkan oleh kita, yang bukan seorang Samma Sambuddha.

Quote from: Change
Seperti yang dikatakan Sang Buddha  di sebuah sutta (A.N.4.77) bahwa ada empat hal yang tidak boleh terlalu dipikirkan. Jika anda berpikir terlalu jauh tentang empat hal ini, anda akan menjadi gila. Yang pertama adalah kekuatan seorang Buddha; yang kedua adalah kedalaman dan kekuatan jhana (meditasi penyerapan); yang ketiga adalah kamma-vipaka; dan yang keempat adalah spekulasi tentang dunia.

Hanya 4 hal yang Acinteyya, ya. Agar pembaca tidak terpleset membaca postingan Anda.

Apa arti Acinteyya.
Apa arti SUDAH memBUKTIkan.
 _/\_

Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #108 on: 20 October 2009, 03:46:44 PM »
Itu jelas dugaan anda yang terlalu kebanyakan MIKIR bro ... :))  ... Sampai ada alasan untuk menempeleng anda dan anda sudah mengetahui ada yang ingin menempeleng anda saja, walau itu gak nyata, anda sudah mengalami
akusala vipaka citta tuh ... :))
haiyaa... apa gw lagi dikadalin? :))
Bro ngasih contoh soal tempelengan, lalu saya coba ikuti contoh tersebut dg membahasnya. Ini masih di sana konteksnya.
Demikian, semoga clear. :D

Quote from: G. Citra
Gak perlu anda tulis juga, thread ini tak akan berkesudahan kalau saja anda selalu MUNGKIR bro ... :))
Yang membedakan (seolah-olah thread ini selesai) adalah ANDA BERHENTI POST dan BERARGUMEN lagi di thread ini ...:))
Bukan nambah Argumen, mengclearkan dikit. Agar pembaca lain tidak terpeleset memahami. :))

Time out dikit lah. :))
 _/\_

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #109 on: 20 October 2009, 03:47:18 PM »
secara jasmaniah atau kasat mata yah sama seperti biasa manusia melakukan kegiatan makan, minum berak dll. sama seperti anda, teman-teman yang berbeda pencapaian.

melekat kepada apa?

sifatnya ketidak-kekalan.

bukan karena kelekatannya seperti yang anda bilang (dari sudut pandang pikiran karena ada kelekatan) seolah-olah saya menyebar doktrin dan ngotot, tetapi saya hanya mengatakan (menyampaikan) kebenaran yang ada pada saya, hanya itu atas semua komentar-komentar tulisan teman-teman.
coba anda telusuri apa bedanya klo sampai menghapus-hapus tulisan atau timbul emosi, sedangkan ini topik umum dan masih berhubungannya juga pembahasannya?

Sepertinya pembahasan ini OOT terus, sebagai saran pribadi saja, apakah tidak sebaiknya di LOCK

Saya cuma sharing satu cerita yang juga OOT, saya rela postingan ini di hapus dari thread ini



CERITA OOT mengenai SOK TAHU

Banyak pengetahuan memang baik, lebih baik lagi banyak pemikiran...

Zaman pemberontakan. Seorang pendeta, ahli hukum, dan engineer ditangkap, dan dijatuhi hukuman mati dengan guillotine.

Tibalah saat pelaksanaan hukuman mati. Setelah diundi, si engineer harus mati lebih dulu, disusul ahli hukum, dan terakhir si pendeta.

Si engineer meletakkan leher di balok guillotine. Tuas dilepas. Tapi pisau bergeming. Si engeneer berdiri dan mengatakan ia telah dibebaskan karena alat macet. Ia pun dibiarkan pergi ( karena sudah diakali oleh engineer ).

Giliran si ahli hukum dipaksa meletakkan leher di balok. Tuas dilepas. Tapi pisau masih terdiam saja. Si ahli hukum berdiri dan mengatakan bahwa seorang tersangka hanya boleh dihukum satu kali untuk sebuah kesalahan. Maka ia pun boleh pergi.

Terakhir, si pendeta meletakkan kepalanya di leher balok. Ia mengintip ke arah pemicu katrol. Lalu ia berkata, "Tunggu. Sekarang aku tahu kenapa alatnya macet, karena saya telah dibisiki oleh roh kudus ( mungkin iblis yang sedang menyamar )" Akhirnya pendeta tersebut mati penasaran dan masuk neraka.

Dengan putus asa, penasaran dan menderita, dia berteriak “ Kenapa Hal Ini terjadi ? “.

Jawaban dari Raja Neraka” Hanya sederhana jawabannya, JANGAN SOK TAHU, karena anda diam itu lebih Bijaksana, karena KEBODOHAN dan SOK TAHU kamu, sehingga anda berada dalam kesia-siaan yang terus berputar-putar tak ada habisnya (samsara).




 

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #110 on: 20 October 2009, 03:47:59 PM »
Kata penutup dari aye nih :
Sebenernya bagi kubu pendukung inJulia (Kian mode=on) memandang Buddha dan ajaran nya seperti apa sih? apa kalian memandang begitu besar Buddha hingga ajarannya hanya Buddha sendiri yang mampu membuktikannya dan orang lain tidak bisa? apakah memandang Buddha itu manusia super satu2nya?

Bagi saya pribadi Buddha itu manusia sama seperti kita, yang membedakannya hanyalah dia menemukan suatu jalan yang telah lama hilang, dan sesuai dengan pengalaman dia (sebagai manusia nih bukan tuhan atau apalah yang maha sempurna lah maha suci lah) dia menjabarkan Dhammanya yang indah di awal, pertengahan dan akhir untuk di laksanakan oleh siswanya yang mau mengikuti jejaknya.
Jadi apabila ajarannya saja tidak bisa di buktikan dan harus di imani apa bedanya dengan ajaran yang lain yang sama persis dengan iman kalian?
Buddha itu manusia sama seperti kita terdiri dari darah dan daging, beliau bisa mencapai kesucian dan penerangan sempurna kita juga harus bertekad bisa seperti beliau bukannya minder hanya Buddha yang bisa begini begitu kita tidak bisa itu hanyalah ucapan umat yang pesimis pada ajaran dan hanya ingin mengandalkan kekuatan2 keajaiban2 dan lain2 yang saya rasa hal2 yang seperti itu tidak bermanfaat bagi perkembangan batin anda.

saya rasa sekian ucapan penutup dari saya, saya keluar dari perbincangan ini karena apa yang inign saya sampaikan sudah cukup, sekian dan terima kasih ;D
Pembaca lain bisa terpeleset memahami postingan saya kalo baca tulisan Bro Ryu, ini. :))

Pemahaman saya memakai Referensi:
Quote
Kata Sang Buddha. Hanya seorang Samma Sambuddha yang mampu menelusuri jalinan karma yang begitu jalin menjalin. Sang Buddha sudah menasehati, Hukum Karma adalah salah satu dari 4 Acinteya: Tak terpikirkan oleh kita, yang bukan seorang Samma Sambuddha.

Quote from: Change
Seperti yang dikatakan Sang Buddha  di sebuah sutta (A.N.4.77) bahwa ada empat hal yang tidak boleh terlalu dipikirkan. Jika anda berpikir terlalu jauh tentang empat hal ini, anda akan menjadi gila. Yang pertama adalah kekuatan seorang Buddha; yang kedua adalah kedalaman dan kekuatan jhana (meditasi penyerapan); yang ketiga adalah kamma-vipaka; dan yang keempat adalah spekulasi tentang dunia.

Hanya 4 hal yang Acinteyya, ya. Agar pembaca tidak terpleset membaca postingan Anda.

Apa arti Acinteyya.
Apa arti SUDAH memBUKTIkan.
 _/\_

menurut saya itu bukan kata2 dari Buddha ;D (mau ngomong apa lagi sekarang?)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #111 on: 20 October 2009, 03:53:50 PM »
^
^

 ^-^
« Last Edit: 20 October 2009, 04:10:56 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #112 on: 20 October 2009, 04:17:36 PM »
 _/\_

memang hanya seorg SAmma SamBuddha yang mampu memahami secara detail seluk beluk Hukum Kamma secara jelas dan terperinci dan sempurna.. namun bukan berarti kita tdk mampu memahami sebagian atau setidak tidaknya yg lebih menonjol misalnya sebab ini menyebabkan akibat itu........
kalo hanya seorg SAmma SamBuddha yang mampu memahami hukum Kamma, kenapa beliau mengajarkan kepada kita, jika hal itu tdk bisa membuat kita membuktikan kebenaran Hukum Kamma? Bukan kah sang Buddha tidak menghendaki kita percaya secara membuta suatu ajaran...coba pikir kembali..

 _/\_


Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #113 on: 20 October 2009, 04:17:47 PM »
to coecoe:
anda mengulas buddhism secara asal2-an dari sudut pandang anda sebagai seorang nasrani anda katakan, bahwa itu yg benar dan anda ngotot bahwa anda lah yg lebih menguasai buddhism dari pada umat buddhist, apa nama nya klo bukan kebodohan dan keegoisan ?

tulisan anda yg mengulas buddhism bagi sy cm sampah yg tak berarti, mungkin begitu pula dengan tanggapan teman2 lainnya, yg mungkin jg merasakan demikian, sehingga ada yg menghapus tulisan anda yg ka chow... coba di renungkan, tuhan anda saja waktu mau mendekat ajal bs merenungkan diri... masa anda ga bs ?

sy mengulas dan mentafsir alkitab dari cara pandang saya, anda katakan ngawur dan anda marah2, tp koq anda seenaknya melakukan sebaliknya terhadap buddhism... oh ya, anda mengatakan bahwa anda mau menjawab pertanyaan sy mengenai kitab wahyu, koq masih adem2 aja ya ? apa masih mau berguru dulu dengan evangelish/pendeta/ketua persekutuan anda mengenai pertanyaan saya ? hahaha...

tenang, setelah anda menjawab, sy masih banyak pertanyaan lainnya tuk anda, yg membuat anda semakin pusing dengan iman anda... waspada lah... waspada lah... :D

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #114 on: 20 October 2009, 04:20:16 PM »
secara jasmaniah atau kasat mata yah sama seperti biasa manusia melakukan kegiatan makan, minum berak dll. sama seperti anda, teman-teman yang berbeda pencapaian.

melekat kepada apa?

sifatnya ketidak-kekalan.

bukan karena kelekatannya seperti yang anda bilang (dari sudut pandang pikiran karena ada kelekatan) seolah-olah saya menyebar doktrin dan ngotot, tetapi saya hanya mengatakan (menyampaikan) kebenaran yang ada pada saya, hanya itu atas semua komentar-komentar tulisan teman-teman.
coba anda telusuri apa bedanya klo sampai menghapus-hapus tulisan atau timbul emosi, sedangkan ini topik umum dan masih berhubungannya juga pembahasannya?

Sepertinya pembahasan ini OOT terus, sebagai saran pribadi saja, apakah tidak sebaiknya di LOCK

Saya cuma sharing satu cerita yang juga OOT, saya rela postingan ini di hapus dari thread ini



CERITA OOT mengenai SOK TAHU

Banyak pengetahuan memang baik, lebih baik lagi banyak pemikiran...

Zaman pemberontakan. Seorang pendeta, ahli hukum, dan engineer ditangkap, dan dijatuhi hukuman mati dengan guillotine.

Tibalah saat pelaksanaan hukuman mati. Setelah diundi, si engineer harus mati lebih dulu, disusul ahli hukum, dan terakhir si pendeta.

Si engineer meletakkan leher di balok guillotine. Tuas dilepas. Tapi pisau bergeming. Si engeneer berdiri dan mengatakan ia telah dibebaskan karena alat macet. Ia pun dibiarkan pergi ( karena sudah diakali oleh engineer ).

Giliran si ahli hukum dipaksa meletakkan leher di balok. Tuas dilepas. Tapi pisau masih terdiam saja. Si ahli hukum berdiri dan mengatakan bahwa seorang tersangka hanya boleh dihukum satu kali untuk sebuah kesalahan. Maka ia pun boleh pergi.

Terakhir, si pendeta meletakkan kepalanya di leher balok. Ia mengintip ke arah pemicu katrol. Lalu ia berkata, "Tunggu. Sekarang aku tahu kenapa alatnya macet, karena saya telah dibisiki oleh roh kudus ( mungkin iblis yang sedang menyamar )" Akhirnya pendeta tersebut mati penasaran dan masuk neraka.

Dengan putus asa, penasaran dan menderita, dia berteriak “ Kenapa Hal Ini terjadi ? “.

Jawaban dari Raja Neraka” Hanya sederhana jawabannya, JANGAN SOK TAHU, karena anda diam itu lebih Bijaksana, karena KEBODOHAN dan SOK TAHU kamu, sehingga anda berada dalam kesia-siaan yang terus berputar-putar tak ada habisnya (samsara).




 


mantappp... mungkin si coecoe harus merenungkan diri nya dulu yg juga penuh dengan moha, dosa dan lobha... jd wajar, klo tulisan si coecoe di delete :D

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #115 on: 20 October 2009, 04:22:49 PM »
 _/\_

Bro Dhanu yang hebat dalam syair dan yang ku kagumi  :)) . sabarrrr sabarrr sabarrr  :))

Begitulah org yang masih byk LDM nya (copos dari Bro coe coe yg sedikit sedikit ambil istilah LDM   :))  ) mereka tdk akan bisa memahami,,, suka suka mengubah ajaran lain berdasarkan persepsinya. mungkin dia merasa dia lebih hebat dari Buddha..

 _/\_

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #116 on: 20 October 2009, 04:29:20 PM »
_/\_

memang hanya seorg SAmma SamBuddha yang mampu memahami secara detail seluk beluk Hukum Kamma secara jelas dan terperinci dan sempurna.. namun bukan berarti kita tdk mampu memahami sebagian atau setidak tidaknya yg lebih menonjol misalnya sebab ini menyebabkan akibat itu........
kalo hanya seorg SAmma SamBuddha yang mampu memahami hukum Kamma, kenapa beliau mengajarkan kepada kita, jika hal itu tdk bisa membuat kita membuktikan kebenaran Hukum Kamma? Bukan kah sang Buddha tidak menghendaki kita percaya secara membuta suatu ajaran...coba pikir kembali..

 _/\_



seperti yg sy katakan, kita ibarat anak SD yg masih belajar dan mempunyai peluang tuk menjadi seorang profesor... beda nya rekan disini adalah anak SD yg mempunyai sedikit pengetahuan tentang teknik kimia sedangkan injulia anak SD yg tidak memiliki pengetahuan teknik kimia... disini posisi sy bukan pendukung injulia, jg tidak mau berbicara jauh tentang kamma, karena semua masih diluar jangkau saya sebagai pribadi, bukan secara keseluruhan karena banyak orang2 yg mempunyai kemampuan bathin yg dapat melihat cara kerja kamma...


Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #117 on: 20 October 2009, 04:47:22 PM »
Namo Buddhaya,

Mohon maaf sebelumnya bila ada perkataan saya yang kurang berkenan dihati KK2.

Sebelum membahas lebih lanjut, kita harus menyepakati apa kata arti Hukum Karma.
Yang saya baca dari buku, Kamma adalah Niat/Kehendak (Cetana dalam bahasa Pali), Vipaka adalah Hasil/Buah dari Niat/Kehendak yang dilalui pikiran, ucapan, maupun jasmani.

Hasil dari sebuah Niat bila dilihat dari sisi jangka waktu, dapat dibagi 2 bagian :
-Jangka Panjang
-Jangka Pendek
(mohon maaf bila ada yg kurang) :P

Jangka panjang & jangka pendek itu sendiri sangat relatif pada tolak ukur masing2 pribadi (karena 5 menit buat saya mungkin lama, namun bagi KK2 itu sebentar).
Yang ingin saya sampaikan dengan waktut berjangka panjang adalah bukan pada kehidupan sekarang. Melainkan adalah di Kehidupan yang akan datang. Begitu juga sebliknya dengan waktu jangka pendek.

Untuk Hasil dari Niat ( Kamma Vipaka ) untuk jangak waktu yang panjang sangat sulit untuk dibuktikan secara detail, karena sebagai siswa sang Buddha yang masih belajar (puthujjana) tidak memiliki abhinna untuk memastikan secara detail akan Hasil dari Niat tersebut.

Ambil contoh bila saya menanam bibit/benih mangga, apakah saya dapat mengetahui secara detail mengenai :

1. Apakah bibit tersebut akan bertumbuh?
2. Bila pohon mangga tersebut bertumbuh....
     * Berapa ya kira2 diameter batang pohonnya?
     * Berapa ya kira2 tinggi pohonnya?
     * Berapa ya kira2 banyak daunnya?
     * Berapa ya kira2 banyak buahnya (kalo berbuah) manis??, asem ??....dst.  ;D

Ini mungkin yang dianggap KK InJulia bahwa hukum karma tidak dapat dibuktikan karena tidak pasti hasilnya (DUGAAN kalo kata KK InJulia).
Tapi ada 1 yang saya yakin dan menyimpulkan yang pasti...
Bahwa pohon tersebut adalah pohon Mangga...
Ini kalo diliat dari sisi jangka panjang.

Dilihat dari sisi waktu jangka pendek, kalo saya ada Niat menusuk jarum kepada kaki saya, dan saya melanjutkan dengan perbuatan, maka Hasil dari Niat tersebut bisa dirasakan secara waktu jangka pendek.... yaitu rasa sakit/penderitaan yang saya alami pada saat waktu jarum itu menembus kulit kaki saya.

Ini yang adalah kebenaran Hukum Karma. Karena saya sudah ada Karma (Niat) untuk menusuk jarum tersebut dan dilakkukan. Dan Hasil/Buah nya adalah penderitaan. (buat saya adalah penderitaan)


Mohon kondisi ini tidak ditambah dengan kondisi yang lain ya KK2  ;D, seperti :
     * Mendapat undian 100 M  ^-^ (khan jadi hepi)
     * Mendapat perhatian dari suster cantik...  =P~ (khan jadi seneng tuch) he..he..he..


Ini merupakan sebuah bukti kondisi dari proses Hukum Karma. Bila saya tidak memiliki Niat menusukan jarum ke kaki saya, maka tidak terjadi proses hukum karma (sebab akibat) tersebut.

 _/\_

Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta.

Buat Adek Ivanzius, ;)

Terima kasih sudah berkenan menjelaskan.
Seperti yang sudah saya post di posting saya #82 di atas.
Hukum yang Universal punya kriterianya. Hukum itu BISA menjelaskan semua proses, kejadian.

Anda boleh mengambil contoh buat menguatkan pendapat Anda, tapi bila Hukum itu Universal, maka Hukum tersebut harus juga bisa menjelaskan contoh, peristiwa, kejadian manapun.

Bila kemudian ada yang membawa contoh,
Si X memukul kepala Si Y, yang kebetulan HANYA SEKEDAR beradu mata.
Si X lalu merasa puas, senang.

Bagaimana Anda menjelaskan, bahwa perasaan puas, senang itu bukan hasil yang berbuah seketika dari karma memukul kepala orang lain?
(Asumsi saya, kita bisa sepakat:perasaan puas dan senang bukan vipaka dari karma memukul.)


Demikian dulu, Bro Ivanzius.


NB.

Quote from: Ivanzius
Jangka panjang & jangka pendek itu sendiri sangat relatif pada tolak ukur masing2 pribadi (karena 5 menit buat saya mungkin lama, namun bagi KK2 itu sebentar).
Problemnya bukan di sana, tapi bagaimana kita tahu dan MEMASTIKAN
karma ini berbuah dalam jangka pendek dan yang itu panjang. How? Pasti?

sampai di sini berkelebat kisah petani yang kudanya hilang, lalu kembali membawa banyak kuda, lalu....
Apa itu vipaka baik?
apa itu vipaka buruk?



Quote from: Ivanzius
Ambil contoh bila saya menanam bibit/benih mangga, apakah saya dapat mengetahui secara detail mengenai :

1. Apakah bibit tersebut akan bertumbuh?
2. Bila pohon mangga tersebut bertumbuh....
     * Berapa ya kira2 diameter batang pohonnya?
     * Berapa ya kira2 tinggi pohonnya?
     * Berapa ya kira2 banyak daunnya?
     * Berapa ya kira2 banyak buahnya (kalo berbuah) manis??, asem ??....dst. 

Ini mungkin yang dianggap KK InJulia bahwa hukum karma tidak dapat dibuktikan karena tidak pasti hasilnya (DUGAAN kalo kata KK InJulia).
Tapi ada 1 yang saya yakin dan menyimpulkan yang pasti...
Bahwa pohon tersebut adalah pohon Mangga...
Ini kalo diliat dari sisi jangka panjang.

Dilihat dari sisi waktu jangka pendek, kalo saya ada Niat menusuk jarum kepada kaki saya, dan saya melanjutkan dengan perbuatan, maka Hasil dari Niat tersebut bisa dirasakan secara waktu jangka pendek.... yaitu rasa sakit/penderitaan yang saya alami pada saat waktu jarum itu menembus kulit kaki saya.

Ini yang adalah kebenaran Hukum Karma. Karena saya sudah ada Karma (Niat) untuk menusuk jarum tersebut dan dilakkukan. Dan Hasil/Buah nya adalah penderitaan. (buat saya adalah penderitaan)
Begini, ketika vipaka kita terima, kita SULIT MEMASTIKAN karma mana yang berbuah. Agak terbalik dikit, tapi masih nyambung, bisa dipakai.

Sepemahaman saya, menusuk jarum adalah karma netral. Yang patut kita teliti adalah APA MOTIVASINYA MENUSUKKAN JARUM?
yah semangat berdiskusi, selalu ingin mematahkan pendapat pihak lain, mohon maklum, ya.
Dan, tertusuk jarum belum bisa disebut sebagai penderitaan. tergantung batin, bukan tergantung fisik.
 

Quote from: Ivanzius
Mohon kondisi ini tidak ditambah dengan kondisi yang lain ya KK2  , seperti :
     * Mendapat undian 100 M   (khan jadi hepi)
     * Mendapat perhatian dari suster cantik...   (khan jadi seneng tuch) he..he..he..
kalau kita bersedia menyatakan Hk Karma tidak universal, OK. Tapi karena kita meyakini HK karma adalah Universal, maka ia harus dan pasti lolos dalam menjelaskan semua peristiwa.

jangan HK karma nya yg kita korbankan, menjadi terbatas, regional,
tapi kita melihat level kita dimana.
Level kita tinggi, silahkan merevisi HK Karma, buat pribadi. tapi kalau level kita puthujjana, sebaiknya kita harus akui pendapat kita yang perlu ditinjau kembali.

Demikian Bro Ivan.
Thanks.
 _/\_
[Bro panggil saya KK, saya anggap guyonan.
Goyon balas guyon, makanya saya panggil adek. :))
just for fun, :))]

Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #118 on: 20 October 2009, 05:14:56 PM »
menurut saya itu bukan kata2 dari Buddha ;D (mau ngomong apa lagi sekarang?)
Nyerah.... ^:)^
kalo demikian, Tolong bantu kutipkan A.N.4.77
Biar jelas buat kita semua. ;D

NB.
To All...
Offline sampai besok.

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #119 on: 20 October 2009, 06:27:54 PM »
bro inJul (yang hobi main puter-puteran) ... :))

Itu jelas dugaan anda yang terlalu kebanyakan MIKIR bro ... :))  ... Sampai ada alasan untuk menempeleng anda dan anda sudah mengetahui ada yang ingin menempeleng anda saja, walau itu gak nyata, anda sudah mengalami
akusala vipaka citta tuh ... :))
haiyaa... apa gw lagi dikadalin? :))
Bro ngasih contoh soal tempelengan, lalu saya coba ikuti contoh tersebut dg membahasnya. Ini masih di sana konteksnya.
Demikian, semoga clear. :D

Anda juga tentunya membaca kan tulisan saya disana, saya bilang itu aja ... cukup! dan anda mengembangkan kasusnya ... MASIH BELUM SADAR DARI NIAT BUAT MAIN PUTER-PUTERAN bro ?

 

anything