//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: help!!  (Read 32384 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
help!!
« on: 31 August 2010, 10:32:35 PM »
Untuk melengkapi cerita Life off Buddha di FB
ada gambar2/lukisan yang tidak diketahui ceritanya .....
bagi yg mengetahui di mohon kesediaannya melengkapi cerita tersebut berdasarkan sutta2 Tipitaka
(tidak menerima cerita berdasarkan guru sesat) harap maklum  ;D

Mulaaaai  _/\_

Lukisan 1


Lukisan 2

  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #1 on: 31 August 2010, 10:37:53 PM »
Lukisan 3


Lukisan 4


Lukisan 5
Spoiler: ShowHide


Lukisan 6
Spoiler: ShowHide

Raja Bimbinsari ??
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #2 on: 31 August 2010, 10:43:42 PM »
Lukisan 7


Lukisan 8


Kamsia yaaaah!! ....
Spoiler: ShowHide


Tidak menerima lewat Hp ..... langsung post saja  ;D
Spoiler: ShowHide
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #3 on: 31 August 2010, 11:33:55 PM »
Lukisan 1.

Peristiwa Tawar-menawar antara Anathapindika dengan Pangeran Jeta atas tanah yg diatasnya akan dibangun Vihara Jetavana, gambar menunjukkan Anathapindika dan Pangeran Jeta yg sedang tawar-menawar mungkin dalam tahap akhir mengenai sepetak yg belum tertutupi dengan koin. sepertinya yg membawa kantung adalah Pangeran Jeta, yg pada saat terakhir ingin berpartisipasi juga

di latar belakang tampak para pekerja yg sedang menyusun koin menutupi tanah yg luas
« Last Edit: 31 August 2010, 11:39:23 PM by Indra »

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: help!!
« Reply #4 on: 31 August 2010, 11:36:50 PM »
lukisan 9: will smith
lukisan 10: ronaldikin
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #5 on: 31 August 2010, 11:40:28 PM »
lukisan 9: will smith
lukisan 10: ronaldikin
Kagk ikutan itu maaaaaah  :-w

 ;D
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #6 on: 31 August 2010, 11:43:49 PM »
Lukisan 5 dan lukisan 8 ..... paling gak ngerti  ::)


Lukisan 5  ... mengambarkan debat?
yang kalo tidak dijawab sampe 3x ...... kepala pecah 7 bagian?

  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #7 on: 31 August 2010, 11:51:17 PM »
Lukisan 2.

Ananda was young and handsome and this caused him some trouble. One day, he begged in Sravasti and on the way back he saw a well. A peasant girl was getting water from the well. Ananda was thirsty so he asked the girl to give him some water.

The girl recognised the young bhikkhu in front of her was Ananda. Very shyly she said, "Venerable! I am a lowly peasant who is not fit to offer you anything."

When Ananda heard this, he consoled her, "Young lady! I am a bhikkhu and I am equal towards the rich and poor!"

The girl was deeply attracted by Ananda's looks and his gentle speech. She even dreamed of marrying him. In actual fact, young Ananda could not forget the young lady too! Next day, when he passed by her house, the girl smiled and acknowledged him. Ananda began to feel confused. However at the moment he remembered he was the bhikkhu who had to abide by the precepts, he though of Buddha, his power engulfed him. Ananda suddenly found wisdom, as if the Buddha had turned into a gust of wind to guide him back to the Jetavana monastery.

On the second day, Ananda calmed himself then went to the city to beg. The young girl wore a new dress and had a new hairdo. She stood on the road waiting for Ananda. When she saw him, she followed him and refused to let him go. Ananda was nervous and helpless. He returned to the monastery and told the Buddha everything. The Buddha then told him to bring the girl to him.

When the girl heard that Buddha wanted to see her, she was shocked but in order to get Ananda, she picked up courage to see the Buddha. Upon seeing her, Buddha said, " Ananda is a practising monk, to be his wife you need to leave home and be a bhikkhuni for a year, are you willing?"

"I an willing, Lord Buddha!" The girl was surprised that the Buddha had so easily made her wish come true, so she answered very quickly.

"According to my system, leaving home needs approval from parents, can you get your parents to approve of it?"

The Buddha did not make things difficult for her. His conditions were not impossible and the girl immediately went home to fetch her mother. Her mother very happily agreed to let her daughter become a bhikkuni first before marrying Ananda.

In order to be Ananda's wife, the girl very happily shaved her hair to become a bhikkuni. She listened to Buddha's preachings very enthusiastically and practised according to Buddha's guidance. Her desires and emotions calmed down after each passing day and in less than half a year, she realised that in the past her pursuits for love was a shameful behaviour.

Buddha always preached that the five forms of desires were unclean Dharma and the source of sufferings. Only when the five desires were cleared could the mind become pure and the life peaceful.

The girl realised her obsession with Ananda was unclean and bad. She regretted and one day, she knelt in front of Buddha and tearfully repented, " Buddha! I am awake now, I will not be ignorant like I used to be. I am very grateful to you. In order to convert ignorant sentient beings like us, you have put in so much effort to think of various ways! From now on, I am going to be a bhikkuni forever, follow Buddha's footsteps to be a messenger of truth!"

Buddha's earnest teachings had finally awakened her to become a model bhikkhuni!

This girl was the well-known Matanga. In allowing a peasant girl to be a bhikkhuni, Buddha received a lot of criticism and opposition from people as the caste system was prevalent at that time. However, Buddha advocated equality of the four castes. The incidence of Matanga's attraction to Ananda's looks and the turning of misfortune into happiness had become a matter of great interest in the Buddhist community and a charming story through the ages.


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #8 on: 31 August 2010, 11:52:33 PM »
lukisan 5. sepertinya sih kisah yg terdapat dalam Ambatha Sutta, perdebatan antara Ambattha dengan Sang Buddha

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #9 on: 31 August 2010, 11:53:56 PM »
Lukisan 8. Sepertinya Sang Buddha ketika mengunjungi Bhikkhu yg sakit dan memberikan khotbah terakhir, ada beberapa kisah sejenis dalam Nikaya, sulit memastikan yg mana

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #10 on: 31 August 2010, 11:59:19 PM »
Lukisan 2 ... ditranslate google com
jadi aneh bahasanya .......

yg pake bhs Indonesia dunk  ;)
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: help!!
« Reply #11 on: 01 September 2010, 12:17:05 AM »
Lukisan 2 ... ditranslate google com
jadi aneh bahasanya .......

yg pake bhs Indonesia dunk  ;)

Intinya seperti ini:

"Suatu hari Ananda sedang haus sekembalinya dari pindapata di Savatthi. Kemudian Ananda bertemu dengan seorang gadis di dekat sumur. Ananda meminta air minum dari wanita itu. Wanita itu minder dan berkata: Saya cuma gadis miskin, jadi kurang pantas kalau saya memberi Anda minum. Namun Ananda menjawab: Saya seorang bhikkhu. Saya tidak mempermasalahkan miskin atau kaya. Wanita itu kagum dengan jawaban Ananda yang gentle. Sejak saat itu, wanita itu jatuh cinta pada Ananda...

Singkat cerita, 2 hari kemudian Ananda kembali melewati daerah itu. Wanita itu sudah menunggu di sana untuk berjumpa Ananda. Wanita itu menyambut Ananda dan tidak rela membiarkan Ananda pergi. Ananda yang gugup dan bingung akhirnya kabur dan kembali ke vihara, lalu menceritakan semuanya kepada Sang Buddha. Kemudian Sang Buddha malah meminta Ananda untuk membawa wanita itu menghadap-Nya...

Setelah wanita itu menghadap Sang Buddha, kemudian wanita itu ditawarkan satu syarat agar boleh menikahi Ananda. Syarat yang diberikan Sang Buddha adalah wanita itu harus menjadi bhikkhuni selama setahun, baru setelahnya boleh menikah dengan Ananda. Wanita itu setuju. Namun Sang Buddha meminta wanita itu mendapatkan izin terlebih dahulu dari orangtuanya. Wanita itu kembali ke rumahnya dan menceritakan hal ini. Orangtuanya pun setuju dan wanita itu pun akhirnya diperbolehkan menjadi bhikkhuni...

Selama menjadi bhikkhuni, wanita itu sangat antusias dengan ajaran Sang Buddha. Dia memperhatikan semua petunjuk dan melaksanakan semua anjuran Sang Buddha. Perlahan namun pasti, nafsu keinginan wanita itu mulai mereda. Dalam waktu kurang dari setengah tahun, wanita itu menyadari kesalahannya dan malu. Wanita itu sadar bahwa menginginkan Bhikkhu Ananda untuk menikahinya adalah hal yang tidak terpuji. Dia menyesal. Kemudian wanita itu bersujud di depan Sang Buddha sambil menitikkan air mata. Wanita itu mengakui kesalahannya dan berjanji untuk menjadi bhikkhuni seumur hidupnya.

Wanita ini dikenal dengan nama Matanga. Gadis miskin yang diperbolehkan menjadi bhikkhuni ini mengundang kritik dari orang-orang lain yang terpaku pada sistem kasta. Meski demikian, Sang Buddha tetap bersikap demokratis bahwa semua orang dari berbagai kasta memiliki hak yang sama untuk menjalani kehidupan spiritual."
« Last Edit: 01 September 2010, 12:20:23 AM by upasaka »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #12 on: 01 September 2010, 12:32:26 AM »
Lukisan 2 ... ditranslate google com
jadi aneh bahasanya .......

yg pake bhs Indonesia dunk  ;)

Intinya seperti ini:

"Suatu hari Ananda sedang haus sekembalinya dari pindapata di Savatthi. Kemudian Ananda bertemu dengan seorang gadis di dekat sumur. Ananda meminta air minum dari wanita itu. Wanita itu minder dan berkata: Saya cuma gadis miskin, jadi kurang pantas kalau saya memberi Anda minum. Namun Ananda menjawab: Saya seorang bhikkhu. Saya tidak mempermasalahkan miskin atau kaya. Wanita itu kagum dengan jawaban Ananda yang gentle. Sejak saat itu, wanita itu jatuh cinta pada Ananda...

Singkat cerita, 2 hari kemudian Ananda kembali melewati daerah itu. Wanita itu sudah menunggu di sana untuk berjumpa Ananda. Wanita itu menyambut Ananda dan tidak rela membiarkan Ananda pergi. Ananda yang gugup dan bingung akhirnya kabur dan kembali ke vihara, lalu menceritakan semuanya kepada Sang Buddha. Kemudian Sang Buddha malah meminta Ananda untuk membawa wanita itu menghadap-Nya...

Setelah wanita itu menghadap Sang Buddha, kemudian wanita itu ditawarkan satu syarat agar boleh menikahi Ananda. Syarat yang diberikan Sang Buddha adalah wanita itu harus menjadi bhikkhuni selama setahun, baru setelahnya boleh menikah dengan Ananda. Wanita itu setuju. Namun Sang Buddha meminta wanita itu mendapatkan izin terlebih dahulu dari orangtuanya. Wanita itu kembali ke rumahnya dan menceritakan hal ini. Orangtuanya pun setuju dan wanita itu pun akhirnya diperbolehkan menjadi bhikkhuni...

Selama menjadi bhikkhuni, wanita itu sangat antusias dengan ajaran Sang Buddha. Dia memperhatikan semua petunjuk dan melaksanakan semua anjuran Sang Buddha. Perlahan namun pasti, nafsu keinginan wanita itu mulai mereda. Dalam waktu kurang dari setengah tahun, wanita itu menyadari kesalahannya dan malu. Wanita itu sadar bahwa menginginkan Bhikkhu Ananda untuk menikahinya adalah hal yang tidak terpuji. Dia menyesal. Kemudian wanita itu bersujud di depan Sang Buddha sambil menitikkan air mata. Wanita itu mengakui kesalahannya dan berjanji untuk menjadi bhikkhuni seumur hidupnya.

Wanita ini dikenal dengan nama Matanga. Gadis miskin yang diperbolehkan menjadi bhikkhuni ini mengundang kritik dari orang-orang lain yang terpaku pada sistem kasta. Meski demikian, Sang Buddha tetap bersikap demokratis bahwa semua orang dari berbagai kasta memiliki hak yang sama untuk menjalani kehidupan spiritual."

lengkapnya sbb:

Quote
Lukisan 2.

Ananda adalah seorang bhikkhu muda dan tampan dan ini memberinya banyak kesulitan. suatu hari, ia mengumpulkan dana makanan di Savatthi dan pada perjalanan kembali ia melihat sebuah sumur. seorang gadis petani sedang mengambil air dari sumur itu. Ananda merasa haus, maka ia meminta air dari gadis itu.

gadis itu mengenali bhikkhu muda di hadapannya adalah Ananda. dengan malu ia berkata, "Yang Mulia! aku adalah seorang petani rendah yang tidak layak mepersembahkan sesuatu untukmu."

Ketika Ananda mendengar hal ini, ia menghiburnya, "Nona! aku adalah seorang bhikkhu dan aku setara terhadap orang kaya maupun miskin!"

Gadis itu sangat tertarik pda penampilan Ananda dan tutur-katanya yg lembut. ia bahkan berkhayal untuk menikahinya. pada kenyataannya Ananda juga tidak dapat melupakan gadis itu! keesokan harinya, ketika ia melewati rumah si gadis, gadis itu tersenyum dan mengenalinya. Ananda mulai kebingungan. akan tetapi, pada saat itu ia ingat bahwa ia adalah seorang bhikkhu yang harus mentaati peraturan. ia merenungkan Sang Buddha, kekuatanNya meliputi dirinya. Ananda seketika memperoleh kebijaksanaan, seolah-olah Sang Buddha berubah menjadi angin dan menuntunnya kembali ke vihara Jetavana.

pada hari ke dua, Ananda menenangkan dirinya kemudian pergi ke kota untuk menerima dana makanan. Gadis muda itu mengenakan pakaian baru dan penataan rambut yang baru. ia berdiri di jalan menunggu Ananda. ketika ia melihat Ananad, ia mengikutinya dan menolak melepaskannya. Ananda menjadi gugup dan tidak berdaya. ia kembali ke vihara dan memberitahukan segalanya pada Sang Buddha. Sang Buddha menyuruhnya untuk membawa gadis itu menemui Beliau.

Ketika gadis itu mendengar bahwa Sang Buddha ingin bertemu dengannya, ia terkejut namun untuk mendapatkan Ananda, ia memberanikan diri menemui Sang Buddha. ketika melihatnya Sang Buddha berkata, "Ananda adalah seorang bhikkhu yang sedang berlatih, untuk menjadi istrinya engkau harus meninggalkan rumah dan menjadi bhikkhuni selama setahun, bersediakah engkau?"

"According to my system, leaving home needs approval from parents, can you get your parents to approve of it?"
"Sesuai aturanku, meninggalkan rumah memerlukan persetujuan dari orang tua, dapatkah engkau menjemput orang tuamu untuk memperoleh persetujuannya?"

Sang Buddha tidak mempersulitnya. kondisinya bukan tidak memungkinkan dan gadis itu segera pulang ke rumah untuk menjemput ibunya. sang ibu dengan sangat gembira menyetujui puterinya menjadi seorang bhikkhuni terlebih dulu sebelum menikahi Ananda.

Demi untuk menjadi istri Ananda, gadis itu dengan gembira mencukur rambutnya dan menjadi seorang bhikkhuni. ia mendengarkan khotbah Sang Buddha dengan penuh semangat dan berlatih sesuai petunjuk Sang Buddha. keinginan dan emosinya menjadi tenang setelah hari demi hari berlalu dan dalam kurang dari setengah tahun, ia menyadari bahwa di masa lalu pengejaran cintanya adalah suatu hal yang memalukan.

Buddha selalu membabarkan bahwa lima bentuk keingainan adalah Dhamma yang kotor dan sumber penderitaan. hanya jika kelima keinginan dibersihkan makan pikiran menjadi murni dan hidup menjadi damai.

Gadis itu menyadari obsesinya pada Ananda adalah kotor dan buruk. ia menyesalinya dan suatu hari, ia bersujud di depan Sang Buddha dan sambil menangis ia menyatakan penyesalannya, "Buddha! aku sadar sekarang, aku tidak akan bodoh lagi seperti sebelumnya. aku sangat bersyukur padaMu. dalam rangka untuk mengalihkan keyakinan orang-orang bodoh seperti kami, Engkau telah berusaha keras memikirkan berbagai cara! mulai sekarang, aku akan menjadi bhikkhu selamanya, mengikuti jejak Sang Buddha sebagai kurir kebenaran.

pengajaran Sang Buddha yang sungguh-sungguh akhirnya menjadikannya sebagai seorang bhikkhuni teladan!

Gadis itu adalah Matanga yang terkenal. dengan mengijinkan seorang gadis petani menjadi seorang bhikkhuni, Buddha menerima banyak kritikan dan pertentangan dari orang-orang karena sistem kasta yang berlaku pada masa itu. akan tetapi, Sang Buddha menganggap keempat kasta adalah setara. insiden  ketertarikan Matanga pada penampilan Ananda dan perubahan dari kemalangan menjadi kjebahagiaan telah menjadi persoalan yang sangat menarik bagi komunitas Buddhis dan suatu kisah yang menarik sepanjang masa.





Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #13 on: 01 September 2010, 12:04:28 PM »
lukisan 5. sepertinya sih kisah yg terdapat dalam Ambatha Sutta, perdebatan antara Ambattha dengan Sang Buddha

koreksi, mungkin lebih tepat, perdebatan antara Sang Buddha dengan Saccaka, jika dilihat dari jumlah penonton

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #14 on: 09 September 2010, 12:18:08 AM »

Ini Kisah apa yaaah? ..... benar-benar gelap niee
Sang Buddha .... bisa santai kayak gini yoooo  :))
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: help!!
« Reply #15 on: 09 September 2010, 07:42:43 AM »

Ini Kisah apa yaaah? ..... benar-benar gelap niee
Sang Buddha .... bisa santai kayak gini yoooo  :))


bro Virya yang baik,
saya tertarik dg gambar tsb, saya juga ingin tahu siapakah yg sdg berdiskusi/bertanya dhamma kepada sang Buddha. sayang saya kurang banyak mengetahui cerita2 sang Buddha (maklum baru mulai belajar). yg ingin saya sharing disini adalah cara duduk seperti gambar diatas adalah sikap duduk para bangsawan India, hanya mereka yg bangsawan cara duduknya demikian.

saya punya pertanyaan yg sama sewaktu melihat seorang wanita tua duduk dg cara demikian, lalu saya pendam dlm hati saja, krn takut melukai hati wanita tsb kalo saya tanya ke dia, mengapa duduk dg cara demikian di vihara? baru terjawab sewaktu saya menghadiri pemakaman ayah kandung teman di Kandy, mereka dari kalangan bangsawan, dan walau ada para Bhikkhu, hampir semua rata2 saudara mereka duduk dg cara demikian, lalu saya tanya ke teman campus saya tsb, mengapa mrk postur duduk demikian, lalu dijelaskan oleh teman campus saya dg penjelasan saya diatas tsb, sehingga terjawablah pertanyaan saya yg selama ini saya pendam dlm hati, ternyata postur duduk demikian adalah tradisi menunjukkan dari kalangan manakah mereka, yaitu bangsawan. (dibandingkan tradisi tanah air beda banget ya, krn kalangan bangsawannya ga bakalan deh duduk dg cara demikian).

demikian sedikit info dr saya yg saya dapatkan diSrilanka.

mettacittena,

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #16 on: 09 September 2010, 10:21:29 PM »
^
^
Anumodana  _/\_

Yang lukisan lain .... Samaneri ada yg tau gak jalan ceritanya  ;D
bantu cariin sutta yg mendukung  ;)
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: help!!
« Reply #17 on: 10 September 2010, 04:08:49 AM »


rupanya bro Virya merupakan gudang koleksi lukisan2 ya....  :))

Lukisan memang kadang kala menarik utk diteliti.

1. Gaya duduk Buddha merupakan tradisi bangsawan (dijawab oleh sdri Pannadevi, gw setuju)
2. Kondisi saat kejadian adalah mendung, dan kabut
3. Bila keadaan mendung, kenapa saudagar memiliki bayangan ke arah jarum jam 4 ?
4. Buddha dan Pohon sangat minim bayangannya
5. Tiga ekor sapi dan gembala di background malah bayangannya tidak benar (tidak benar sudut cahayanya)
6. Bilah harinya mendung, biasanya bukan musim kemarau. Jadi sehausnya rumput2 lebih banyak dan lebih hijau.
7. Buddha sptnya duduk diatas sebidang tanah yg lebih tinggi, kelihatannya bukan sejenis beton/semen, tapi
    kenapa pinggirannya (tepinya) tajam. Bila terbuat dari tanah, tepian tidak akan tajam.
8. Pohon sebesar itu, biasanya ranting2 kecil gak mungkin sampai dibawah 1 meter. (ranting kecil udah diatas semua)
10. dua pohon berupa bentuk pinang (bulu merak) cuma ada dua. sedangkan sekelilingnya gak ada. Ini agak janggal.

IMHO, kesimpulan lukisan ini tidak realistik!
bagaimana ceritanya pls help!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: help!!
« Reply #18 on: 10 September 2010, 11:57:17 AM »
lukisan 8,
sepertinya kisah Devadatta yg ditemui sang Buddha untuk dinasehati krn memiliki pandangan salah (pancavara).

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: help!!
« Reply #19 on: 10 September 2010, 12:00:33 PM »

Ini Kisah apa yaaah? ..... benar-benar gelap niee
Sang Buddha .... bisa santai kayak gini yoooo  :))


lukisan no.1 dan lukisan ini berhubungan krn menceritakan awal bertemunya anathapindika dan saat membeli tanah Jetavana, ada dalam Tipitaka di Vinayapitaka, cullavaggapali, senasanakkhandha dan Dhammapadaatthakatha.

kisah lukisan ini sudah sy cantumkan di thread sebelah. yaitu Anathapindika menemui sang Buddha dinihari sebelum fajar menyingsing.
« Last Edit: 10 September 2010, 12:02:25 PM by pannadevi »

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: help!!
« Reply #20 on: 14 September 2010, 10:16:55 PM »

Ini Kisah apa yaaah? ..... benar-benar gelap niee
Sang Buddha .... bisa santai kayak gini yoooo  :))


lukisan no.1 dan lukisan ini berhubungan krn menceritakan awal bertemunya anathapindika dan saat membeli tanah Jetavana, ada dalam Tipitaka di Vinayapitaka, cullavaggapali, senasanakkhandha dan Dhammapadaatthakatha.


khusus untuk gambar ini aja, selain ada di Vinayapitaka, Cullavaggapali, Senasanakkhandha dan Dhammapadaatthakatha, juga bisa dibaca di Sudatthasutta, Samyuttanikaya.

mumpung ingat nambahin sekalian suttanya.

mettacittena,

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #21 on: 16 September 2010, 10:54:24 PM »
Anumodana, Samaneri  _/\_

masih banyak lukisan2 yg belum dimengerti .....
nanti di bantu yoooo  ;D
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #22 on: 17 September 2010, 01:38:34 AM »
Lukisan 9


lukisan 10

Maksudnya apa yooo ??  ::) .... memberi tanda batas?? .... benar2 gelap, gak tau ada cerita seperti ini
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: help!!
« Reply #23 on: 17 September 2010, 02:27:54 AM »
Nomer 9 itu loh.. Suppiya paribbajjaka bersama muridnya Brahmadatta yang berbeda pendapat ketika mengikuti rombongan Sang Buddha bersama para muridnya dalam Brahmajala Sutta.

Nomer 10 nyerah.. :))
Tapi kemungkinan bukan petapa dari aliran Samana Gotama, secara kepalanya botak tetapi berjubah putih, bukan pula dari aliran Nigantha. Sepertinya tidak terdapat di cerita Dhammapada Atthakatha, sejauh ini tidak dapat recall 1 cerita yang mendekati gambaran dari gambar 10.

appamadena sampadetha

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: help!!
« Reply #24 on: 17 September 2010, 02:30:15 AM »
Lukisan 1.

Peristiwa Tawar-menawar antara Anathapindika dengan Pangeran Jeta atas tanah yg diatasnya akan dibangun Vihara Jetavana, gambar menunjukkan Anathapindika dan Pangeran Jeta yg sedang tawar-menawar mungkin dalam tahap akhir mengenai sepetak yg belum tertutupi dengan koin. sepertinya yg membawa kantung adalah Pangeran Jeta, yg pada saat terakhir ingin berpartisipasi juga

di latar belakang tampak para pekerja yg sedang menyusun koin menutupi tanah yg luas
Yang membawa kantung tampaknya Anathapindika.
appamadena sampadetha

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: help!!
« Reply #25 on: 17 September 2010, 02:33:16 AM »
Nomer 6 sepertinya masih Anathapindika. Tapi dalam hal apa dan soal apa, masih kurang jelas. Bukan Raja Bimbisara yang perihal meminta Sang Buddha untuk berbagi kerajaan dengannya, karena itu kejadiannya di bukit atau gua dan saat itu Sang Buddha masih seorang Bodhisatta.
appamadena sampadetha

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: help!!
« Reply #26 on: 17 September 2010, 02:49:42 AM »
Nomer 3 hintnya ada di air, 2 guci tertutup yang ditunjuk oleh Sang Buddha, 2 orang yang sedang menonton dan seorang brahmana(?) yang memegang tongkat.

Nomer 4 mungkin, sangat mungkin adalah 2 bhikkhuni berdasarkan raut wajahnya yang lebih feminin, Ananda dan Raja Pasenadi. Mungkin perihal Ratu yang berniat menjadi bhikkhuni dan seorang dayangnya?

Nomer 5 sulit disimpulkan sebagai Ambattha, karena dalam Ambattha Sutta lokasinya adalah ruangan tertutup, sedangkan dalam gambar adalah terbuka. Dengan membawa tongkat dan berkepala botak, tetapi bagian belakang terdapat sejumput rambut. Ini mungkin harus diselidiki petapa dari aliran apakah orang tersebut untuk mengetahui. Selain itu untuk mempersempit ruang pencarian, mungkin ada baiknya di cari di Digha Nikaya terlebih dulu.

Nomer 7, adalah kaum pembersih jalan yang kedudukannya dibawah kasta Sudda dan konon bahkan tidak boleh sampai bayangannya bersentuhan dengan kasta Sudda ke atas, tetapi kemudian dihampiri oleh Sang Buddha dan dibabarkan dhamma. Saya kurang ingat ada di mana, masih harus dicari lagi nantinya. Sementara petunjuknya demikian.

Nomer 8, sepertinya tidak sedang sakit melainkan duduk dan memakai alas dan sandaran punggung bahkan ketika menerima kedatangan Sang Buddha.
appamadena sampadetha

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: help!!
« Reply #27 on: 17 September 2010, 03:05:23 AM »
Spekulasi sementara: Nomer 5 mungkin Saccaka dalam Cula-saccaka Sutta? Di mana dia membawa lima ratus Licchavi yang berkumpul menonton perdebatannya di mana para Licchavi sebagian duduk di satu sisi dan sebagian lainnya duduk di sisi lain. Sang Buddha di sutta tersebut dikatakan berada di hutan di bawah pohon besar.

Yang masih meragukan adalah: si pendebat membawa tongkat dan memakai baju. Apakah dalam gambar-gambar cerita Buddhisme biasanya para Nigantha (jain) memakai pakaian? Kemudian adanya Ananda dan para bhikkhu lain sementara dalam Sutta tidak disinggung mengenai ada atau tidaknya para bhikkhu selain Sang Buddha.
appamadena sampadetha

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: help!!
« Reply #28 on: 17 September 2010, 03:16:56 AM »
Maaf ralat! Nomer 6 sepertinya bukan Anathapindika, melihat dari serbannya yang ada sebuah bulu dan tidak ada dalam gambar Anathapindika lainnya, melainkan dapat ditemukan dalam gambar pangeran Jeta atau Raja Pasenadi. Kemungkinannya antara Raja Bimbisara atau Raja Pasenadi.

Jika dikatakan Raja Bimbisara, itu masuk akal karena terlihat dari gambar di sekitar kepala petapa Gotama belum ada lingkaran halo. Mungkin waktu itu beliau masih pake simpati prabayar. :P Tetapi yang lalu menjadi kontradiktif adalah lokasinya yang seharusnya terjadi di dalam gua, malah digambarkan di ruang terbuka di bawah pohon.

appamadena sampadetha

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: help!!
« Reply #29 on: 17 September 2010, 09:39:58 PM »
^
^
Anumodana  _/\_

Yang lukisan lain .... Samaneri ada yg tau gak jalan ceritanya  ;D
bantu cariin sutta yg mendukung  ;)


Wah udah pulang dari retreat mana nih oleh2 cerita nya?

cerita donk, tapi yg seru2 aja, klo yang retreat biasa sih ga usah diceritain, udah banyak cerita yg begitu, tapi klo pengalaman yang seru bagi2 donk...ditunggu nih...

itu saya baca udah dibantu ama bro Jerry, ntar tinggal yg belum kejawab aja, biar gampang bro Virya buat list, mana2 yg belum tahu, saya tinggal klik gambarnya lalu kasih keterangan.

mettacittena,

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Lord Buddha - Wall Paintings
« Reply #30 on: 17 September 2010, 11:16:45 PM »
Spoiler: ShowHide


^
Kelanjutannya gimana ?  _/\_


Ini kayaknya Bhante Angulimala yg datang ke desa yg penduduknya
pernah dibantai. Yang ingin menyerangnya itu adalah ayah dari anak
yang pernah dibunuh oleh Angulimala, si mantan pembunuh, yg kini
sudah menjadi seorang Bhikkhu.

Kelanjutannya ya.... Bhante Angulimala diserang hingga luka-luka.
Beliau menerima akibat perbuatan yg pernah dilakukan sebelum
menjadi seorang samana.


Ini tentang seorang Brahmana yang ingin menguji kesucian dari Bhante Sariputta lalu memukul Bhante Sariputta hingga tersungkur. YA Sariputta kemudian bangkit kembali dan berjalan seolah tidak terjadi apa-apa, bahkan tidak menoleh ke belakang siapa yang telah menyerangnya tadi.
« Last Edit: 17 September 2010, 11:23:13 PM by Jerry »
appamadena sampadetha

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Re: Lord Buddha - Wall Paintings
« Reply #31 on: 17 September 2010, 11:18:10 PM »
Spoiler: ShowHide

Sepertinya seorang pemuda mencoba merayu Theri ini. Apakah ini adalah Uppalavana Theri? Coba dicek lagi ke sumber ceritanya.
« Last Edit: 17 September 2010, 11:23:26 PM by Jerry »
appamadena sampadetha

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Re: Lord Buddha - Wall Paintings
« Reply #32 on: 17 September 2010, 11:18:52 PM »
Spoiler: ShowHide

Visakha yang mengatakan mertuanya hanya memakan makanan basi
« Last Edit: 17 September 2010, 11:23:36 PM by Jerry »
appamadena sampadetha

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Re: Lord Buddha - Wall Paintings
« Reply #33 on: 17 September 2010, 11:19:45 PM »
Spoiler: ShowHide

Peristiwa bersejarah diterimanya wanita dan didirikannya Sangha Bhikkhuni.
« Last Edit: 17 September 2010, 11:23:49 PM by Jerry »
appamadena sampadetha

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Re: Lord Buddha - Wall Paintings
« Reply #34 on: 17 September 2010, 11:21:37 PM »
Spoiler: ShowHide

Mungkin(?) Soal fitnahan terhadap Sang Buddha dan Sangha, yang Sang Buddha lalu menenangkan para muridnya bahwa fitnahan itu hanya akan bertahan 7 hari.
« Last Edit: 17 September 2010, 11:23:58 PM by Jerry »
appamadena sampadetha

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Re: Lord Buddha - Wall Paintings
« Reply #35 on: 17 September 2010, 11:22:42 PM »
appamadena sampadetha

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Re: Lord Buddha - Wall Paintings
« Reply #36 on: 17 September 2010, 11:31:27 PM »
Spoiler: ShowHide

Magandiya yang dikatakan oleh Sang Buddha penuh kotoran?
appamadena sampadetha

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Re: Lord Buddha - Wall Paintings
« Reply #37 on: 17 September 2010, 11:34:17 PM »
Spoiler: ShowHide

Pernah baca tapi lupa, kalau gak salah di Chronicle of the Buddha's life. Ttg anak yang diikatkan di kuburan kalau ga salah.
appamadena sampadetha

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Re: Lord Buddha - Wall Paintings
« Reply #38 on: 17 September 2010, 11:38:27 PM »
STOP  :'(

ini thread khusus lukisan  ;D
keterangan lukisan2 taro disini http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17854.msg294565#new
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Re: Lord Buddha - Wall Paintings
« Reply #39 on: 17 September 2010, 11:39:36 PM »
STOP  :'(

ini thread khusus lukisan  ;D
keterangan lukisan2 taro disini http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17854.msg294565#new
o kirain.. soalnya loe kemaren minta pendapat. :))
gw rasa jg ngapaen loe post sana sini gitu.. sori2 :))
appamadena sampadetha

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Re: Lord Buddha - Wall Paintings
« Reply #40 on: 17 September 2010, 11:39:52 PM »
:))

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Re: Lord Buddha - Wall Paintings
« Reply #41 on: 17 September 2010, 11:42:17 PM »
 [at] virya
ntar kita terpaksa ngucapin mantera "Om Sumedho thian gong siddhi hum" dulu utk minta bantuan-Nya motong komentar gw di sini dan ditaruh di thread terkait yg loe post vir. ;D
appamadena sampadetha

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #42 on: 06 October 2010, 01:45:38 AM »
Lukisan 11
Spoiler: ShowHide

cerita apa ini?  ::)

Lukisan 12
Spoiler: ShowHide

Kok ... ada bunga?
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #43 on: 06 October 2010, 01:47:56 AM »
Spoiler: ShowHide
Sapa yg sakit?

Spoiler: ShowHide

Sapa ke-dua orang ini? ...
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: help!!
« Reply #44 on: 07 October 2010, 05:17:07 PM »
STOP  :'(

ini thread khusus lukisan  ;D
keterangan lukisan2 taro disini http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17854.msg294565#new
o kirain.. soalnya loe kemaren minta pendapat. :))
gw rasa jg ngapaen loe post sana sini gitu.. sori2 :))
:))

[at] virya
ntar kita terpaksa ngucapin mantera "Om Sumedho thian gong siddhi hum" dulu utk minta bantuan-Nya motong komentar gw di sini dan ditaruh di thread terkait yg loe post vir. ;D

 ;D ;D

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: help!!
« Reply #45 on: 07 October 2010, 05:26:21 PM »
Spoiler: ShowHide

Peristiwa bersejarah diterimanya wanita dan didirikannya Sangha Bhikkhuni.

kalo saya kok beda ya, menurut saya ini Devadatta meminta kepada Sang Buddha agar memimpin Sangha (tangan menengadah, artinya meminta), sedangkan tangan yg membentuk mudra "Abhaya" bukan sembarang membentuk mudra, hanya sang Buddha yang memblessing "Abhaya" tapi ini beliau mencanangkan "Pancavara"nya.

sedangkan lukisan yang satunya dg latar belakang pancavaggiya bhikkhu, itu adalah Ibu Yassa yang mencari Yassa dan ayahnya, sedangkan yassa telah mencapai arahat, ayahnya belum maka yg terlihat itu adalah ayahnya, sedang yassa tidak terlihat, tapi bagi Ibunya semua tidak terlihat.

ayo sapa lagi yg mau menambahkan  ;D ;D (***bro Virya jadi bingung klo banyak yg memberi data berbeda2***)

mettacittena,

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: help!!
« Reply #46 on: 07 October 2010, 05:30:22 PM »
Spoiler: ShowHide
Sapa yg sakit?

Spoiler: ShowHide

Sapa ke-dua orang ini? ...

lukisan yg sakit blm ktmu, tp klo yg 2 org ini sepertinya kok tangannya membentuk mudra yg sll dilakukan Devadatta ya?

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: help!!
« Reply #47 on: 07 October 2010, 05:39:15 PM »
Nomer 3 hintnya ada di air, 2 guci tertutup yang ditunjuk oleh Sang Buddha, 2 orang yang sedang menonton dan seorang brahmana(?) yang memegang tongkat.

Nomer 4 mungkin, sangat mungkin adalah 2 bhikkhuni berdasarkan raut wajahnya yang lebih feminin, Ananda dan Raja Pasenadi. Mungkin perihal Ratu yang berniat menjadi bhikkhuni dan seorang dayangnya?

Nomer 5 sulit disimpulkan sebagai Ambattha, karena dalam Ambattha Sutta lokasinya adalah ruangan tertutup, sedangkan dalam gambar adalah terbuka. Dengan membawa tongkat dan berkepala botak, tetapi bagian belakang terdapat sejumput rambut. Ini mungkin harus diselidiki petapa dari aliran apakah orang tersebut untuk mengetahui. Selain itu untuk mempersempit ruang pencarian, mungkin ada baiknya di cari di Digha Nikaya terlebih dulu.

Nomer 7, adalah kaum pembersih jalan yang kedudukannya dibawah kasta Sudda dan konon bahkan tidak boleh sampai bayangannya bersentuhan dengan kasta Sudda ke atas, tetapi kemudian dihampiri oleh Sang Buddha dan dibabarkan dhamma. Saya kurang ingat ada di mana, masih harus dicari lagi nantinya. Sementara petunjuknya demikian.

Nomer 8, sepertinya tidak sedang sakit melainkan duduk dan memakai alas dan sandaran punggung bahkan ketika menerima kedatangan Sang Buddha.

saya kok beda ya :

no.3 itu kalo ga salah ttg Sudhika yang memiliki pandangan salah bhw air dpt mensucikan kita (sangarava sutta, majjhima nikaya)

no.4 itu kalo ga salah ttg bhikkhuni yang diusir dari bhikkhuni sasana nya Devadatta karena hamil, terlihat gambar dia memegang perut nampak sedih, yg satu nya menghibur dg membelai bahu (ga bakalan bhikkhu memegangi perut dan teman sesama bhikkhu mengelus bahu) ;D ;D selain wajahnya cantik juga terlihat membusung perutnya, dan yg paling menonjol adalah jelas2 temannya menghibur membelai bahunya, sudah pasti bukan bhikkhu. Raja yg terlihat duduk disitu adalah Ajatasattu yg memang memiliki hubungan dengan Devadatta (kita semua sdh tahu riwayat beliau yg dipengaruhi Devadatta)


oleh sang Buddha dikembalikan status bhikkhuninya karena sang Buddha mengetahui dia tidak bersalah, sewaktu memasuki sasana tidak mengetahui telah hamil, kemudian beliau mampu mencapai arahat sedang anaknya kemudian juga mencapai arahat. (kumara sutta, tapi sptnya bukan kumara panha sutta)

mettacittena,
« Last Edit: 07 October 2010, 05:50:49 PM by pannadevi »

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: help!!
« Reply #48 on: 07 October 2010, 05:56:37 PM »
Nomer 9 itu loh.. Suppiya paribbajjaka bersama muridnya Brahmadatta yang berbeda pendapat ketika mengikuti rombongan Sang Buddha bersama para muridnya dalam Brahmajala Sutta.

Nomer 10 nyerah.. :))
Tapi kemungkinan bukan petapa dari aliran Samana Gotama, secara kepalanya botak tetapi berjubah putih, bukan pula dari aliran Nigantha. Sepertinya tidak terdapat di cerita Dhammapada Atthakatha, sejauh ini tidak dapat recall 1 cerita yang mendekati gambaran dari gambar 10.



no.10 kalo sy ga salah, itu ttg seorang princess (kumari) yang pura2 mengajak jalan2 (spt biasanya seorang putri kalo berjalan2 maka pengiringnya ikut semua, latar belakang ada kereta berderet, jadi itu adalah kekayaan yang dilepaskan oleh putri ini dan meninggalkan keduniawian, memilih menjadi petapa wanita, diwaktu itu blm ada bhikkhuni sasana, jadi dia bergabung dg Nigantha yg mana utk petapa wanita mengenakan serba putih (klo ga salah ada di foto patung buddha diolok2, ada gambar disana nun dr nigantha mengenakan serba putih duduk dibelakang para petapa [maaf!] telanjang).  Putri ini memilih menggundul kepalanya, diwkt itu petapa wanita udah lazim menggundul kepala, sorry suttanya sdg dicari bro.

mettacittena,
« Last Edit: 07 October 2010, 06:01:01 PM by pannadevi »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #49 on: 07 October 2010, 11:13:02 PM »
no.3 itu kalo ga salah ttg Sudhika yang memiliki pandangan salah bhw air dpt mensucikan kita (sangarava sutta, majjhima nikaya)

MN 100 Sangarava Sutta
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17773.msg295486#msg295486
sptnya tidak ada menyebutkan guci air

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: help!!
« Reply #50 on: 08 October 2010, 11:40:07 AM »

Lukisan 3


Lukisan 4


Nomer 3 hintnya ada di air, 2 guci tertutup yang ditunjuk oleh Sang Buddha, 2 orang yang sedang menonton dan seorang brahmana(?) yang memegang tongkat.

Nomer 4 mungkin, sangat mungkin adalah 2 bhikkhuni berdasarkan raut wajahnya yang lebih feminin, Ananda dan Raja Pasenadi. Mungkin perihal Ratu yang berniat menjadi bhikkhuni dan seorang dayangnya?


saya kok beda ya :

no.3 itu kalo ga salah ttg Sudhika yang memiliki pandangan salah bhw air dpt mensucikan kita (sangarava sutta, majjhima nikaya)

no.4 itu kalo ga salah ttg bhikkhuni yang diusir dari bhikkhuni sasana nya Devadatta karena hamil, terlihat gambar dia memegang perut nampak sedih, yg satu nya menghibur dg membelai bahu (ga bakalan bhikkhu memegangi perut dan teman sesama bhikkhu mengelus bahu) ;D ;D selain wajahnya cantik juga terlihat membusung perutnya, dan yg paling menonjol adalah jelas2 temannya menghibur membelai bahunya, sudah pasti bukan bhikkhu. Raja yg terlihat duduk disitu adalah Ajatasattu yg memang memiliki hubungan dengan Devadatta (kita semua sdh tahu riwayat beliau yg dipengaruhi Devadatta)


oleh sang Buddha dikembalikan status bhikkhuninya karena sang Buddha mengetahui dia tidak bersalah, sewaktu memasuki sasana tidak mengetahui telah hamil, kemudian beliau mampu mencapai arahat sedang anaknya kemudian juga mencapai arahat. (kumara sutta, tapi sptnya bukan kumara panha sutta)

mettacittena,

MN 100 Sangarava Sutta
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17773.msg295486#msg295486
sptnya tidak ada menyebutkan guci air

Batara Indra yg baik,
thanks atas tanggapannya, memang Sangarava bersaudara ada 3 orang, maka lukisan itu dibuat gambar 3 org brahmana, sbg petunjuk. sedangkan guci 2 buah itu sbg petunjuk pelukis bhw Sangarava bungsu ini memiliki pandangan salah membasuh dg air 2 kali sehari dapat membersihkan diri dari kamma buruk, bahasa lukisan kadang memang merupakan isyarat maksud dari sipelukis ini ingin mengatakan sesuatu.

jadi dlm Sangarava sutta dpt diketemukan ada 3 bersaudara, yg pertama menemui sang Buddha sendiri dg sombongnya menyatakan bhw hny kaum brahmana saja yg suci, sedang yg ke2 adalah suami dari umat sang Buddha yg bernama Dhananjani yang sewaktu jatuh menyebut nama Sang Buddha: "Namo tassa bhagavato arahato sammàsambuddhassa" kemudian ditegur suaminya krn telah menyebut nama seorang samana yg secara kasta dari kalangan bawah brahmana, lalu dijelaskan oleh beliau mengenai kehebatan Sang Buddha, sehingga beliau tertarik utk menemui sang Buddha, dapat dibaca di Sangarava sutta (MN.100), sedang yg bungsu ya yang ini kisahnya dapat dibaca di Samyutta Nikaya (S.7.11).

mettacittena,
« Last Edit: 08 October 2010, 12:05:14 PM by pannadevi »

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: help!!
« Reply #51 on: 08 October 2010, 04:14:12 PM »
Lukisan 3




ya ampun....saya sempat kaget, membaca quote kok dari Aditthana, pdhal sy klik post nya bro Virya....setelah cek lagi ke depan, ternyata ga salah....ganti nama rupa2nya....(*** sayang sy ga bisa ganti nama... ;D ;D***)

Sutta yg berkaitan utk gambar ini Sangarava Sutta (S.7.11)
Quote
Suttantapitake, Samyuttanikāyo, Pathamo bhāgo, Sagāthavaggo, 7.Brāhmanasamyuttam, 2. Upāsakavaggo

7. Brāhmaṇasaṃyuttaṃ
2. Upāsakavaggo
11. Saṅgāravasuttaṃ
207. Sāvatthinidānaṃ. Tena kho pana samayena saṅgāravo nāma brāhmaṇo sāvatthiyaṃ paṭivasati udakasuddhiko, udakena parisuddhiṃ pacceti, sāyaṃ pātaṃ udakorohanānuyogamanuyutto viharati. Atha kho āyasmā ānando pubbaṇhasamayaṃ nivāsetvā pattacīvaramādāya sāvatthiṃ piṇḍāya pāvisi. Sāvatthiyaṃ piṇḍāya caritvā pacchābhattaṃ piṇḍapātapaṭikkanto yena bhagavā tenupasaṅkami; upasaṅkamitvā bhagavantaṃ abhivādetvā ekamantaṃ nisīdi. Ekamantaṃ nisinno kho āyasmā ānando bhagavantaṃ etadavoca – ‘‘idha, bhante, saṅgāravo nāma brāhmaṇo sāvatthiyaṃ paṭivasati udakasuddhiko , udakena suddhiṃ pacceti, sāyaṃ pātaṃ udakorohanānuyogamanuyutto viharati. Sādhu, bhante, bhagavā yena saṅgāravassa brāhmaṇassa nivesanaṃ tenupasaṅkamatu anukampaṃ upādāyā’’ti. Adhivāsesi bhagavā tuṇhībhāvena.
Atha kho bhagavā pubbaṇhasamayaṃ nivāsetvā pattacīvaramādāya yena saṅgāravassa brāhmaṇassa nivesanaṃ tenupasaṅkami ; upasaṅkamitvā paññatte āsane nisīdi. Atha kho saṅgāravo brāhmaṇo yena bhagavā tenupasaṅkami; upasaṅkamitvā bhagavatā saddhiṃ sammodi. Sammodanīyaṃ kathaṃ sāraṇīyaṃ vītisāretvā ekamantaṃ nisīdi. Ekamantaṃ nisinnaṃ kho saṅgāravaṃ brāhmaṇaṃ bhagavā etadavoca – ‘‘saccaṃ kira tvaṃ, brāhmaṇa, udakasuddhiko, udakena suddhiṃ paccesi, sāyaṃ pātaṃ udakorohanānuyogamanuyutto viharasī’’ti? ‘‘Evaṃ, bho gotama’’. ‘‘Kiṃ pana tvaṃ, brāhmaṇa, atthavasaṃ sampassamāno udakasuddhiko, udakasuddhiṃ paccesi, sāyaṃ pātaṃ udakorohanānuyogamanuyutto viharasī’’ti? ‘‘Idha me, bho gotama [idha me bho gotama ahaṃ (pī. ka.)], yaṃ divā pāpakammaṃ kataṃ hoti, taṃ sāyaṃ nhānena [nahānena (sī. syā. kaṃ. pī.)] pavāhemi, yaṃ rattiṃ pāpakammaṃ kataṃ hoti taṃ pātaṃ nhānena pavāhemi. Imaṃ khvāhaṃ, bho gotama, atthavasaṃ sampassamāno udakasuddhiko, udakena suddhiṃ paccemi, sāyaṃ pātaṃ udakorohanānuyogamanuyutto viharāmī’’ti.
‘‘Dhammo rahado brāhmaṇa sīlatittho,
Anāvilo sabbhi sataṃ pasattho;
Yattha have vedaguno sinātā,
Anallagattāva [anallīnagattāva (ka.)] taranti pāra’’nti.
Evaṃ vutte, saṅgāravo brāhmaṇo bhagavantaṃ etadavoca – ‘‘abhikkantaṃ, bho gotama, abhikkantaṃ, bho gotama…pe… upāsakaṃ maṃ bhavaṃ gotamo dhāretu ajjatagge pāṇupetaṃ saraṇaṃ gata’’nti.

karena Sangarava bersaudara ada 3 orang, maka untuk membedakan dg yg lainnya, sering juga sutta ini disebut Suddhika Sangarava Sutta. berbeda lagi dg Sangarava Sutta yang di Majjhima Nikaya (MN.100).

ini yang versi bhs Inggris nya :
Quote
http://www.metta.lk/tipitaka/2Sutta-Pitaka/3Samyutta-Nikaya/Samyutta1/07-Brahmana-Samyutta/02-Upasakavaggo-e.html
Sutta Pitaka
Samyutta Nikàya
Division I Ý Sagàtha
Book 7 Ý Brahmaõa Saüyutta
Chapter 2 Ý Upàsaka Vaggo

7. 2. 11.
(21) Sangarava Ý The Brahmin Sangarava
1. The origin is Sàvatthi.
2. At that time a Brahmin by the name Sangarava was living in Sàvatthi. He did water ablution, believing purity through water. He lived yoked to diving in the water at dawn and dusk.
3. Venerable ânanda putting on robes in the morning and taking bowl and robes entered Sàvatthi for alms. Going the alms round in Sàvatthi and after the meal approached the Blessed One, worshipped and sat on a side.
4. Seated, venerable ânanda said to the Blessed One: ßVenerable sir, a Brahmin by the name Sangarava living in Sàvatthi does water ablution, believing purity through water, he lives yoked to diving in the water at dawn and dusk. Venerable sir, it is good, if the Blessed One approaches him out of compassion.û
5. The Blessed One accepted it in silence.
6. The Blessed One put on robes in the morning and taking bowl and robes approached the house of the Brahmin Sangarava and sat on the prepared seat.
7. Then the Brahmin Sangarava approached the Blessed One, exchanged friendly greetings and sat on a side.
8. To the Brahmin Sangarava, seated on a side the Blessed One said: ßBrahmin, is it true that you do water ablution, believing purity through water. Do you live, with the habit of diving in the water at dawn and dusk?û
9. ßYes, good Gotama, I do it.û
10. ßBrahmin, seeing what benefit do you do the water ablution, believing purity through water and live yoked to diving in the water at dawn and dusk?û
11. ßGood Gotama, whatever demerit, had been done by me during the day is washed off at dusk. And whatever demerit, had been done by me during the night is washed off at dawn. Seeing this good, I do the water ablution, believing purity through water and live yoked to diving in the water at dawn and dusk.
12. ßBrahmin, the Teaching is a deep pond and virtues the ford.
When the water is undisturbed, it is constantly praised.
There, those who have attained knowledge take a bath,
And cross to the other shore with a not sticky body.û
13. Then the Brahmin Sangarava said to the Blessed One: ßGood Gotama, now I understand. It's like something overturned is put upright. Something covered is made manifest. It's like one who was lost was shown the path. It's like a lamp lighted for the darkness, for those who have sight to see forms. In this and other ways the Teaching is well explained. Now I take refuge in good Gotama, in the Teaching and the Community of bhikkhus. I am a lay disciple who has taken refuge from today until I die.û


wah tulisan nya kok jadi beda ya? maaf saya juga hanya copas dari mettanet.
untuk arti suddhiko agar jangan bingung, dlm bhs Inggris telah diterjemahkan menjadi water ablution, dari kata asli nya bhs Pali "udaka suddhiko"

ini sama case nya dg jika kita membaca "Veluvana arama" di Tipitaka, maka kita tidak akan menemukan nama itu dlm buku terjemahan karena telah diterjemahkan bhs Inggris menjadi "Bamboo groove park".

mettacittena,

« Last Edit: 08 October 2010, 04:31:10 PM by pannadevi »

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: help!!
« Reply #52 on: 08 October 2010, 04:32:53 PM »
Lukisan 4



kisah ini ada di Dhammapadaatthakatha :

http://www.mahindarama.com/e-library/dhammapada12.htm

Quote
XII:4 SELF IS ONE’S REFUGE
________________________________________

Atta hi attano natho - ko hi natho paro siya
Attana’ va sudantena - natham labhati dullabham.
Oneself is one’s own protector (refuge); what other protector (refuge) can there be? With oneself fully controlled, one obtains a protection (refuge) which is hard to gain.


XII:4 The son of a bhikkhuni (Kumara Kassapa)
________________________________________

Once, a young married woman having received permission from her husband, became a bhikkhuni. She joined the bhikkhunis who were the pupils of Devadatta. This young woman was already pregnant when she became a bhikkhuni but she was not aware of that. But in due course, the pregnancy became obvious and the other bhikkhunis took her to their teacher, Devadatta, who told her to go back to the household life.
She then said to the other bhikkhunis, 'I had not intended to become a bhikkhuni under your teacher Devadatta. I have come here by mistake. Please take me to the Jetavana monastery where the Buddha lives.' Thus she came to the Buddha. The Master knew that she was pregnant before she became a bhikkhuni and was therefore innocent, but he did not want to handle the case. The Buddha sent for King Pasenadi of Kosala, Anatha Pindika and Visakha, the famous lay devotees of the Buddha.Then he told Venerable Upali (master of Vinaya - rules of conduct) to settle the case in public.
Lady Visakha examined the young bhikkhuni and reported to Upali that she had already been pregnant when she became a bhikkhuni. Upali then declared to the audience that the nun had not violated her morality (sila). In due course, she gave birth to a son. King Pasenadi adopted the boy who was named Kumara Kassapa. When the boy was seven years old, and on learning that his mother was a bhikkhuni, he also became a novice monk. When he came of age he was admitted to the Order as a bhikkhu.
One day, he took a subject of meditation from the Buddha and went to the forest. There, he practised meditation ardently and diligently, and within a short time attained Arahanthood. However, he continued to live in the forest for twelve more years.
Thus, his mother had not seen him for twelve years and she longed to see her son very much. One day, on seeing him, the mother bhikkhuni ran after her son weeping and calling out his name. Seeing his mother, Kumara Kassapa thought that if he were to speak pleasantly to his mother she would still be attached to him. So for the sake of her spiritual progress he deliberately addressed her in an indifferent way: 'How is it that you, a member of the Order, cannot even cut off this affection for a son?' The mother thought that her son was very ungrateful to her, and she asked him what he meant. Kumara Kassapa repeated what he had said before. On hearing his answer, she reflected: 'O yes, for twelve years, I have shed tears for this son of mine. Yet, he has spoken harshly to me.
What is the use of my affection for him?' Then, the futility of her emotional attachment to her son dawned upon her, and uprooting affection for her son, on that very day she attained Arahanthood.
At the monastery, some bhikkhus told the Buddha, 'Venerable Sir! You are a refuge to them. If the mother of Kumara Kassapa had listened to Devadatta, she and her son would not have become Arahants. Surely
Devadatta had judged her wrongly.' The Buddha answered, 'Bhikkhus! In trying to reach the deva world, or in trying to attain Arahanthood, you cannot depend on others, you must strive on your own.'


Versi Palinya : Suttantapitaka, Khuddakanikayaatthakatha, Dhammapadaatthakatha, 12. Attavaggo, 4. Kumārakassapamātutherīvatthu

Quote
4. Kumārakassapamātutherīvatthu

Attāhi attano nāthoti imaṃ dhammadesanaṃ satthā jetavane viharanto kumārakassapattherassa mātaraṃ ārabbha kathesi.

Sā kira rājagahanagare seṭṭhidhītā viññutaṃ pattakālato paṭṭhāya pabbajjaṃ yāci. Atha sā punappunaṃ yācamānāpi mātāpitūnaṃ santikā pabbajjaṃ alabhitvā vayappattā patikulaṃ gantvā patidevatā hutvā agāraṃ ajjhāvasi. Athassā na cirasseva kucchismiṃ gabbho patiṭṭhahi. Sā gabbhassa patiṭṭhitabhāvaṃ ajānitvāva sāmikaṃ ārādhetvā pabbajjaṃ yāci. Atha naṃ so mahantena sakkārena bhikkhunupassayaṃ netvā ajānanto devadattapakkhikānaṃ bhikkhunīnaṃ santike pabbājesi. Aparena samayena bhikkhuniyo tassā gabbhinibhāvaṃ ñatvā tāhi ‘‘kiṃ ida’’nti vuttā nāhaṃ, ayye, jānāmi ‘‘kimetaṃ’’, sīlaṃ vata me arogamevāti. Bhikkhuniyo taṃ devadattassa santikaṃ netvā ‘‘ayaṃ bhikkhunī saddhāpabbajitā, imissā mayaṃ gabbhassa patiṭṭhitabhāvaṃ jānāma, kālaṃ na jānāma, kiṃ dāni karomā’’ti pucchiṃsu. Devadatto ‘‘mā mayhaṃ ovādakārikānaṃ bhikkhunīnaṃ ayaso uppajjatū’’ti ettakameva cintetvā ‘‘uppabbājetha na’’nti āha. Taṃ sutvā sā daharā mā maṃ, ayye, nāsetha, nāhaṃ devadattaṃ uddissa pabbajitā, etha, maṃ satthu santikaṃ jetavanaṃ nethāti. Tā taṃ ādāya jetavanaṃ gantvā satthu ārocesuṃ. Satthā ‘‘tassā gihikāle gabbho patiṭṭhito’’ti jānantopi paravādamocanatthaṃ rājānaṃ pasenadikosalaṃ mahāanāthapiṇḍikaṃ cūḷaanāthapiṇḍikaṃ visākhāupāsikaṃ aññāni ca mahākulāni pakkosāpetvā upālittheraṃ āṇāpesi – ‘‘gaccha, imissā daharāya bhikkhuniyā catuparisamajjhe kammaṃ parisodhehī’’ti. Thero rañño purato visākhaṃ pakkosāpetvā taṃ adhikaraṇaṃ paṭicchāpesi. Sā sāṇipākāraṃ parikkhipāpetvā antosāṇiyaṃ tassā hatthapādanābhiudarapariyosānāni oloketvā māsadivase samānetvā ‘‘gihibhāve imāya gabbho laddho’’ti ñatvā therassa tamatthaṃ ārocesi. Athassā thero parisamajjhe parisuddhabhāvaṃ patiṭṭhāpesi. Sā aparena samayena padumuttarabuddhassa pādamūle patthitapatthanaṃ mahānubhāvaṃ puttaṃ vijāyi.

Athekadivasaṃ rājā bhikkhunupassayasamīpena gacchanto dārakasaddaṃ sutvā ‘‘kiṃ ida’’nti pucchitvā, ‘‘deva, ekissā bhikkhuniyā putto jāto, tassesa saddo’’ti vutte taṃ kumāraṃ attano gharaṃ netvā dhātīnaṃ adāsi. Nāmaggahaṇadivase cassa kassapoti nāmaṃ katvā kumāraparihārena vaḍḍhitattā kumārakassapoti sañjāniṃsu. So kīḷāmaṇḍale dārake paharitvā ‘‘nimmātāpitikenamhā pahaṭā’’ti vutte rājānaṃ upasaṅkamitvā, ‘‘deva, maṃ ‘nimmātāpitiko’ti vadanti, mātaraṃ me ācikkhathā’’ti pucchitvā raññā dhātiyo dassetvā ‘‘imā te mātaro’’ti vutte ‘‘na ettikā me mātaro, ekāya me mātarā bhavitabbaṃ, taṃ me ācikkhathā’’ti āha. Rājā ‘‘na sakkā imaṃ vañcetu’’nti cintetvā, tāta, tava mātā bhikkhunī, tvaṃ mayā bhikkhunupassayā ānītoti. So tāvatakeneva samuppannasaṃvego hutvā, ‘‘tāta, pabbājetha ma’’nti āha. Rājā ‘‘sādhu, tātā’’ti taṃ mahantena sakkārena satthu santike pabbājesi. So laddhūpasampado kumārakassapattheroti paññāyi. So satthu santike kammaṭṭhānaṃ gahetvā araññaṃ pavisitvā vāyamitvā visesaṃ nibbattetuṃ asakkonto ‘‘puna kammaṭṭhānaṃ visesetvā gahessāmī’’ti satthu santikaṃ gantvā andhavane vihāsi.

Atha naṃ kassapabuddhakāle ekato samaṇadhammaṃ katvā anāgāmiphalaṃ patvā brahmaloke nibbattabhikkhu brahmalokato āgantvā pannarasa pañhe pucchitvā ‘‘ime pañhe ṭhapetvā satthāraṃ añño byākātuṃ samattho nāma natthi, gaccha, satthu santike imesaṃ atthaṃ uggaṇhā’’ti uyyojesi. So tathā katvā pañhavissajjanāvasāne arahattaṃ pāpuṇi. Tassa pana nikkhantadivasato paṭṭhāya dvādasa vassāni mātubhikkhuniyā akkhīhi assūni pavattiṃsu. Sā puttaviyogadukkhitā assutinteneva mukhena bhikkhāya caramānā antaravīthiyaṃ theraṃ disvāva, ‘‘putta , puttā’’ti viravantī taṃ gaṇhituṃ upadhāvamānā parivattitvā pati. Sā thanehi khīraṃ muñcantehi uṭṭhahitvā allacīvarā gantvā theraṃ gaṇhi. So cintesi – ‘‘sacāyaṃ mama santikā madhuravacanaṃ labhissati, vinassissati. Thaddhameva katvā imāya saddhiṃ sallapissāmī’’ti. Atha naṃ āha – ‘‘kiṃ karontī vicarasi, sinehamattampi chindituṃ na sakkosī’’ti. Sā ‘‘aho kakkhaḷā therassa kathā’’ti cintetvā ‘‘kiṃ vadesi, tātā’’ti vatvā punapi tena tatheva vuttā cintesi – ‘‘ahaṃ imassa kāraṇā dvādasa vassāni assūni sandhāretuṃ na sakkomi, ayaṃ panevaṃ thaddhahadayo, kiṃ me iminā’’ti puttasinehaṃ chinditvā taṃdivasameva arahattaṃ pāpuṇi.

Aparena samayena dhammasabhāyaṃ kathaṃ samuṭṭhāpesuṃ – ‘‘āvuso, devadattena evaṃ upanissayasampanno kumārakassapo ca therī ca nāsitā, satthā pana tesaṃ patiṭṭhā jāto, aho buddhā nāma lokānukampakā’’ti . Satthā āgantvā ‘‘kāya nuttha, bhikkhave, etarahi kathāya sannisinnā’’ti pucchitvā ‘‘imāya nāmā’’ti vutte ‘‘na, bhikkhave, idāneva ahaṃ imesaṃ paccayo patiṭṭhā jāto, pubbepi nesaṃ ahaṃ patiṭṭhā ahosiṃyevā’’ti vatvā –

‘‘Nigrodhameva seveyya, na sākhamupasaṃvase;

Nigrodhasmiṃ mataṃ seyyo, yañce sākhasmi jīvita’’nti. (jā. 1.1.12; 1.10.81) –

Imaṃ nigrodhajātakaṃ vitthārena kathetvā ‘‘tadā sākhamigo devadatto ahosi, parisāpissa devadattaparisā, vārappattā migadhenu therī ahosi, putto kumārakassapo, gabbhinīmigiyā jīvitaṃ pariccajitvā gato nigrodhamigarājā pana ahamevā’’ti jātakaṃ samodhānetvā puttasinehaṃ chinditvā theriyā attanāva attano patiṭṭhānakatabhāvaṃ pakāsento, ‘‘bhikkhave, yasmā parassa attani ṭhitena saggaparāyaṇena vā maggaparāyaṇena vā bhavituṃ na sakkā, tasmā attāva attano nātho, paro kiṃ karissatī’’ti vatvā imaṃ gāthamāha –

160.

‘‘Attā hi attano nātho, ko hi nātho paro siyā;

Attanā hi sudantena, nāthaṃ labhati dullabha’’nti.

Tattha nāthoti patiṭṭhā. Idaṃ vuttaṃ hoti – yasmā attani ṭhitena attasampannena kusalaṃ katvā saggaṃ vā pāpuṇituṃ, maggaṃ vā bhāvetuṃ, phalaṃ vā sacchikātuṃ sakkā . Tasmā hi attāva attano patiṭṭhā hoti, paro ko nāma kassa patiṭṭhā siyā. Attanā eva hi sudantena nibbisevanena arahattaphalasaṅkhātaṃ dullabhaṃ nāthaṃ labhati. Arahattañhi sandhāya idha ‘‘nāthaṃ labhati dullabha’’nti vuttaṃ.

Desanāvasāne bahū sotāpattiphalādīni pāpuṇiṃsūti.

Kumārakassapamātutherīvatthu catutthaṃ.



mettacittena,
« Last Edit: 08 October 2010, 04:51:29 PM by pannadevi »

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #53 on: 12 October 2010, 01:33:10 AM »
Lukisana 15

Ini cerita ketika Sang Buddha beserta murid2nya .... bervassa ditmp musim paceklik
umat ber-pindapata kepada Sang Buddha dan muridnya dengan memberi dedak (makanan utk Kuda) selama masa vassa .....

om Kumis .... pernah cerita di tmp sipad-pad
minta suttanya .....
 ;D
kamsia yaaah  _/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #54 on: 12 October 2010, 02:17:52 AM »
Lukisana 15

Ini cerita ketika Sang Buddha beserta murid2nya .... bervassa ditmp musim paceklik
umat ber-pindapata kepada Sang Buddha dan muridnya dengan memberi dedak (makanan utk Kuda) selama masa vassa .....

om Kumis .... pernah cerita di tmp sipad-pad
minta suttanya .....
 ;D
kamsia yaaah  _/\_

copas dari RAPB

Quote
Kelaparan di kota Veranja

Pada waktu itu Veranja sedang kekurangan makanan. Sulit untuk hidup di sana. Tulang-belulang putih berserakan di seluruh kota. Orang-orang banyak yang pindah ke tempat lain untuk bertahan hidup. (Oleh karena itu) tidak mudah bagi para bhikkhu untuk memperoleh cukup makanan dalam kegiatan mengumpulkan dana makanan. Seorang pedagang kuda dari Uttarapatha di wilayah uatara sedang menetap bersama lima ratus kuda di Veranja untuk berteduh dari hujan selama musim hujan. Di kandang kuda itu si pedagang memberikan dana secara rutin sebanyak satu pattha gandum kepada setiap bhikkhu. Ketika para bhikkhu memasuki kota di pagi hari untuk mengumpulkan dana makanan dan tidak memperoleh makanan, mereka pergi ke kandang kuda dan menerima satu pattha gandum yang mereka bawa ke vihara dan mengaduknya menjadi bubur dan memakannya.

N.B: perjalanan tidak mungkin dilakukan karena hujan deras selama empat bulan musim hujan di Veranja. Oleh karena itu para pedagang kuda menetap di sana untuk berteduh dari hujan. Mereka membangun pondok, kandang dan pagar di atas tanah kering di luar kota sebagai tempat tinggal. Tempat si pedagang kuda ini dikenal sebagai kandang kuda.

(Mereka membawa gandum yang mereka peroleh dan memasaknya agar dapat bertahan lama dan bebas dari ulat dan mereka menampinya sehingga dapat digunakan sebagai makanan kuda jika tidak ada rumput. Para pedagang ini (dari Uttarapatha) memiliki keyakinan tidak seperti penduduk Dakkhinapatha. Mereka berkeyakinan dan memuja Tiga Permata. Suatu pagi saat merka pergi ke kota untuk mengadakan perdagangan, mereka melihat sekelompok bhikkhu yang terdiri dari tujuh atau delapan orang sedang mengumpulkan dana makanan tetapi tidak memperoleh apapun; dan mereka berdiskusi: “Para bhikkhu yang baik ini sedang menjalankan vassa dan bergantung pada kota Veranja ini. Tetapi sedang terjadi bencana kelaparan di sini. Mereka akan kesulitan jika tidak memperoleh makanan. Karena kita hanyalah pengunjung, kita tidak dapat memberikan nasi bubur dan makanan lain setiap hari. Tetapi kuda-kuda kita mendapatkan makanan dua kali sehari, siang dan malam. Sebaiknya kita mengambil satu pattha gandum dari makanan kuda pagi hari dan mempersembahkannya kepada para bhikkhu. Jika kita berbuat demikian, para bhikkhu baik ini tidak akan sangat menderita; dan kuda-kuda masih mendapatkan cukup makanan.” Kemudian mereka mendatangi para bhikkhu dan melaporkan hal itu; mereka juga mengajukan permohonan dengan berkata “Yang Mulia, mohon menerima persembahan satu pattha gandum dan buatlah makanan yang layak untuk kalian makan.” Demikianlah mereka secara rutin memberikan persembahan satu pattha gandum kepada setiap bhikkhu setiap hari.

(Saat para bhikkhu memasuki Veranja di pagi hari untuk mengumpulkan dana makanan dan berkeliling seluruh kota, mereka bahkan tidak memperoleh kata-kata maaf apalagi makanan; hanya setelah merka tiba di kandang kuda di luar kota baru masing-masing dari mereka memperoleh satu pattha gandum dan membawanya pulang ke vihara. Karena mereka tidak memiliki pelayan awam yang memasak untuk mereka, maka mereka membentuk kelompok yang terdiri dari delapan atau sepuluh orang dan menumbuk gandum itu dalam sebuah lumpang kecil; masing-masing memakannya setelah menambahkan air ke dalam bubur gandum itu, mereka berpikir “Dengan cara ini mereka telah menjalani kehidupan yang mudah (sallahukavutti) dan bebas dari pelanggaran memasak untuk diri sendiri (samapaka-dukkata apatti). Setelah makan baru mereka menjalani latihan pertapaan tanpa merasa khawatir.)

Sedangkan untuk Sang Buddha, para pedagang kuda itu mempersembahkan satu pattha gandum dan mentega, madu dan gula merah dalam jumlah yang mencukupi. Yang Mulia Ananda membawa persembahan itu dan menghamparkan (gandum itu) di atas batu datar. Apapun yang dipersembahkan oleh seorang yang cerdas adalah menggembirakan. Setelah menghamparkan gandum itu di atas batu datar, ia mencampurnya dengan air, dan lain-lain dan mempersembahkannya kepada Sang Buddha. Kemudian para Dewa menambahkan sari makanan Dewa ke dalam hamparan gandum itu. Kemudian sang Buddha memakan gandum itu dan melewatkan waktunya dengan berdiam di dalam Phala-samapatti. Sejak terjadinya bencana kelaparan, Sang Buddha tidak keluar untuk mengumpulkan dana makanan.

Kamma masa lampau Sang Buddha yang menyebabkan Beliau mengalami kelaparan

Kamma masa lampau Sang Buddha yang meneybabkan Beliau mengalami bencana kelaparan bersama lima ratus bhikkhu siswanya adalah: sembilan puluh dua kappa yang lalu, pada masa Buddha Phussa, Sang Bodhisatta adalah seorang yang jahat karena bergaul dengan teman-teman yang jahat; saat itu Beliau mengucapkan kata-kata jahat kepada para siswa Buddha Phussa “Lebih baik kalian memakan makanan gandum yang kasar; jangan memakan nasi sali yang lezat!” kamma jahat masa lampau inilah yang menjadi penyebab Beliau mengalami kelaparan sewaktu menjalankan vassa di Veranja. (dalam Apadana Pali, kisah ini dijelaskan dengan lengkap.)


kalo gak salah kisah ini bersumber dari Vinaya

Offline Asia

  • Teman
  • **
  • Posts: 74
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #55 on: 21 October 2010, 12:05:43 PM »
Untuk menambah koleksi (kalau belum punya):


Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #56 on: 30 December 2010, 12:22:51 AM »

Sapa ini?? .... Bahiya kah?
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: help!!
« Reply #57 on: 31 December 2010, 03:50:13 AM »
no.10 kalo sy ga salah, itu ttg seorang princess (kumari) yang pura2 mengajak jalan2 (spt biasanya seorang putri kalo berjalan2 maka pengiringnya ikut semua, latar belakang ada kereta berderet, jadi itu adalah kekayaan yang dilepaskan oleh putri ini dan meninggalkan keduniawian, memilih menjadi petapa wanita, diwaktu itu blm ada bhikkhuni sasana, jadi dia bergabung dg Nigantha yg mana utk petapa wanita mengenakan serba putih (klo ga salah ada di foto patung buddha diolok2, ada gambar disana nun dr nigantha mengenakan serba putih duduk dibelakang para petapa [maaf!] telanjang).  Putri ini memilih menggundul kepalanya, diwkt itu petapa wanita udah lazim menggundul kepala, sorry suttanya sdg dicari bro.

mettacittena,

yang ini saya ralat ya bro, jawaban ada di link ini

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=19086.msg314957;topicseen#msg314957

« Last Edit: 31 December 2010, 03:52:15 AM by pannadevi »

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: help!!
« Reply #58 on: 31 December 2010, 03:53:37 AM »
Lukisan 9


lukisan 10

Maksudnya apa yooo ??  ::) .... memberi tanda batas?? .... benar2 gelap, gak tau ada cerita seperti ini


gmbr 10 adalah Nanduttara Theri, ada di link   http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=19086.msg314957;topicseen#msg314957
« Last Edit: 31 December 2010, 03:56:24 AM by pannadevi »

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: help!!
« Reply #59 on: 31 December 2010, 03:59:14 AM »

Sapa ini?? .... Bahiya kah?

bukan Bahiya bro...ini King Pasenadi, kisahnya ada di Majjhima Nikaya 89, Dhammacetiya sutta.

cuplikan kisah ini :
8. “Itu adalah tempat kediaman Beliau, Baginda, yang pintunya tertutup. Pergilah ke sana dengan tenang, tanpa terburu-buru, masuki berandanya, berdehemlah, dan ketuk pintunya. Sang Bhagavā akan membukakan pintunya untukmu.” Raja Pasenadi menyerahkan pedang dan turbannya kepada Dīgha Kārāyaṇa di sana pada saat itu juga. Kemudian Dīgha Kārāyaṇa berpikir: “Raja akan melakukan pertemuan pribadi sekarang! Dan aku harus menunggu di sini sendirian!”  Tanpa terburu-buru, Raja Pasenadi dengan tenang mendatangi kediaman dengan pintu tertutup itu, memasuki beranda, berdehem, dan mengetuk pintu. Sang Bhagavā membuka pintu.

9. Kemudian Raja Pasenadi [120] memasuki tempat kediaman itu. Bersujud dengan kepala di kaki Sang Bhagavā, ia membanjiri kaki Sang Bhagavā dengan ciuman dan mengusapnya dengan tangannya, memperkenalkan namanya: “Aku adalah Raja Pasenadi dari Kosala, Yang Mulia; aku adalah Raja Pasenadi dari Kosala, Yang Mulia.”

“Tetapi, Baginda, atas alasan apakah yang engkau lihat sehingga memberikan penghormatan yang begitu tinggi pada tubuh ini dan memperlihatkan persahabatan demikian?”

selengkapnya bisa dibaca dari terjemahan batara Indra, ada di link ini  http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17773.msg293659#msg293659


mettacittena,
« Last Edit: 31 December 2010, 04:01:08 AM by pannadevi »

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #60 on: 01 January 2011, 10:53:09 PM »
Anumodana Samaneri pannadevi  _/\_

Agak ragu juga mengatakan gambar yg ber-namaskara adalah Bahiya
dalam cerita Bahiya hanya memakai kulit kayu (pakaian) sedangkan gambar ini banyak accessories kuning (emas)?  ;D

Masih banyak gambar2 yg belum dimengerti maknanya
nantu dibantu lagi yaaah  ;D
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: help!!
« Reply #61 on: 01 January 2011, 11:06:57 PM »
Anumodana Samaneri pannadevi  _/\_

Agak ragu juga mengatakan gambar yg ber-namaskara adalah Bahiya
dalam cerita Bahiya hanya memakai kulit kayu (pakaian) sedangkan gambar ini banyak accessories kuning (emas)?  ;D

Masih banyak gambar2 yg belum dimengerti maknanya
nantu dibantu lagi yaaah  ;D

sama2 bro...selama saya bisa menemukan jawaban nya sih pasti sy jawab, tapi kalo ga ketemu ya mana mungkin bisa jawab...hehe...

mettacittena,

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #62 on: 25 January 2011, 01:01:27 AM »

Sapa yg bawa bunga? ... Raja?
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: help!!
« Reply #63 on: 26 January 2011, 01:07:29 PM »
iseng aja... (have nothing to post)

Sang Buddha sedang merawat bhikkhu yang menderita disentri: ShowHide


Kisah Patacara, yang anaknya meninggal: ShowHide


« Last Edit: 26 January 2011, 01:09:05 PM by Mayvise »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #64 on: 26 January 2011, 01:14:48 PM »
iseng aja... (have nothing to post)

Kisah Patacara, yang anaknya meninggal: ShowHide




Patacara? yg membawa anaknya menghadap Sang Buddha bukannya Kisa Gotami?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: help!!
« Reply #65 on: 26 January 2011, 01:21:48 PM »
Patacara lebih tragis. Dalam perjalanan pulang ke rumah orang tuanya, suaminya mati dipagut ular. Anaknya satu hanyut, satu dimakan burung. Begitu sampai ke kota orang tuanya, seluruh keluarganya telah meninggal malam sebelumnya (dalam kebakaran, kalau tidak salah).

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: help!!
« Reply #66 on: 26 January 2011, 01:22:26 PM »
^ ^ ^ deleted... (uda keduluan bro Kainyn)

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #67 on: 26 January 2011, 01:27:21 PM »
Patacara lebih tragis. Dalam perjalanan pulang ke rumah orang tuanya, suaminya mati dipagut ular. Anaknya satu hanyut, satu dimakan burung. Begitu sampai ke kota orang tuanya, seluruh keluarganya telah meninggal malam sebelumnya (dalam kebakaran, kalau tidak salah).

maka mustahil patacara masih bisa membawa mayat anaknya menghadap Sang Buddha spt pada gambar

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: help!!
« Reply #68 on: 26 January 2011, 01:42:08 PM »
Iseng-iseng Jilid 2

Kisah Patacara (benar gak?): ShowHide


Pangeran meninggalkan istana: ShowHide


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: help!!
« Reply #69 on: 26 January 2011, 02:39:45 PM »
maka mustahil patacara masih bisa membawa mayat anaknya menghadap Sang Buddha spt pada gambar
Saya kurang jelas tentang gambarnya. Memang ada gambar anaknya yah? 

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: help!!
« Reply #70 on: 26 January 2011, 03:40:45 PM »
^ ^ ^ ada gambar bayi, memang agak kabur gambarnya..

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: help!!
« Reply #71 on: 26 January 2011, 03:52:25 PM »
^ ^ ^ ada gambar bayi, memang agak kabur gambarnya..
Oh, berarti bener kata Bro Indra, harusnya Kisa Gotami.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: help!!
« Reply #72 on: 26 January 2011, 04:08:41 PM »

Sapa yg bawa bunga? ... Raja?

aneh, kursi tidurnya out-of-place object tuh
There is no place like 127.0.0.1

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #73 on: 26 January 2011, 04:12:20 PM »
aneh, kursi tidurnya out-of-place object tuh

tidak juga, kalau itu adalah adegan menjelang parinibbana, maka kursi tidur itu adalah tempat santai bagi raja2 Malla, wajar kalau agak mewah

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: help!!
« Reply #74 on: 26 January 2011, 04:15:35 PM »
kapan dibawa ke hutan?
There is no place like 127.0.0.1

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #75 on: 26 January 2011, 04:19:02 PM »
kapan dibawa ke hutan?

hutan kusinara itu adalah hutan rekreasi bagi raja2 Malla, kalo gak salah sekitar 17 April 600an SM

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #76 on: 26 January 2011, 10:30:42 PM »

Kisagotami Theri
(menghidupkan orang mati)


Kisagotami adalah putri seorang kaya dari Savatthi, ia dikenal sebagai Kisagotami karena ia memiliki tubuh yang langsing. Kisagotami menikah dengan seorang pemuda kaya dan memiliki seorang anak laki-laki. Suatu hari anak laki tersebut baru saja belajar berjalan dihalaman rumahnya, tiba-tiba terdengar suara jeritan anak kecil, Kisagotami berlari mendekati anaknya dan disekitar tubuh anaknya itu terdapat seekor ular hitam kecil yang telah mengigit urat nadi anaknya tersebut, dan anak laki-laki itu meninggal dunia seketika itu juga. Kisagotami merasa sangat sedih, dengan membawa mayat anaknya ia pergi untuk mencari obat yang dapat menghidupkan anaknya kembali dari setiap orang yang ditemuinya. Orang-orang mulai berpikir bahwa dia telah menjadi gila. Tetapi seorang bijaksana, yang melihat kondisinya, berpikir bahwa ia harus memberikan pertolongan dan berkata kepadanya, “Sang Buddha adalah seorang yang harus kamu datangi. Ia memiliki obat yang kamu butuhkan, pergilah kepadanya!” Kemudian Kisagotami pergi menemui Sang Buddha dan bertanya, obat apakah yang dapat menghidupkan kembali anaknya.

Sang Buddha berkata kepadanya untuk mencari segengam biji lada dari rumah keluarga yang belum pernah terdapat kematian. Lalu berangkatlah Kisagotami dengan hati yang gembira dengan membawa anaknya yang telah meninggal itu didadanya. Kisagotami pergi dari rumah ke rumah, untuk meminta segenggam biji lada. Setiap orang yang ditemuinya dengan suka rela memberikan kepadanya segengam biji lada tetapi ketika Kisagotami menanyakan apakah mereka pernah mengalami kematian pada sanak keluarganya, mereka semua mengatakan pernah ada kematian pada sanak keluarga mereka. Ada yang mengatakan bahwa anaknya baru seminggu meninggal dunia, ayahnya atau suaminya baru meninggal sebulan yang lalu.

Jawaban itu sungguh sangat mengecewakan hati Kisagotami, kemudian dia pulang kembali menuju vihara dimana Sang Buddha berada. Lalu tiba-tiba Kisagotami menyadari bahwa tidak hanya keluarganya saja yang telah menghadapi kematian, terdapat lebih banyak orang yang meninggal dunia dari pada yang hidup. Tak lama setelah mendari hal ini, sikap terhadap anaknya yang telah meninggal dunia itu berubah. Ia tidak lagi melekat kepada anak yang sangat dicintainya itu.

Kisagotami lalu meninggalkan mayat anaknya di hutan dan kembali kepada Sang Buddha serta memberitahukan bahwa ita tidak dapat meneukan tumah keluarga di mana kematian belum pernah terjadi. Kemudian Sang Buddha berkata, “Gotami, kamu berpikir bahwa hanya kamu yang kehilangan seorang anak, sekarang kamu menyadari bahwa kematian terjadi pada semua mahluk. Sebelum keinginan mereka terpuaskan, kematian telah menjemputnya” mendengar hal ini, Kisagotami benar-benar menyadari ketidak kekalan, ketidak puasan dan tanpa inti dari kelompok kehidupan (khanda) dan saat itu juga dia mencapai tingkat kesucian sotapatti.

Tak lama kemudian Kisagotami menjadi seorang bhikkhuni.pada suatu hari, ketika ia
sedang menyalakan lampu, ia melihat api menyala kemudian mati. Tiba-tiba ia mengerti
dengan jelas timbul tenggelamnya kehidupan mahluk. Sang Buddha melalui kemampuan batin luar biasanya, melihat dari vihara Jetavana, dan mengirimkan seberkas sinar serta
memperlihatkan diri sebagai seorang manusia. Sang Buddha berkata kepada Kisagotami untuk meneruskan meditasi dengan objek ketidakkekalan dari kehidupan mahluk dan berjuang keras untuk merealisasikan nibbana. Lalu Kisagotami mencapai tingkat kesucian arahat setelah kotbah Dhamma dari Sang Buddhaitu berakhir.

Walaupun seorang hidup seratus tahun tetapi tidak dapat melihat keadaan tanpa kematian (nibbana),sesungguhnya lebih baik kehidupan sehari pada orang dapat
melihat kehidupan tanpa kematian”

(Dhammapada 114)


Patacara

Ketika Sang Buddha memberikan khotbah di Vihara Jetavana, Beliau melihat Patacara di kejauhan. Beliau menghendaki agar Patacara datang ke dalam pertemuan itu. Kerumunan orang mencoba untuk menghentikan Patacara, dengan mengatakan, “Jangan biarkan wanita gila itu masuk.” Tetapi Sang Buddha berkata kepada mereka agar tidak mencegah wanita itu masuk. Ketika Patacara cukup dekat untuk mendengar khotbah, Beliau berkata kepadanya untuk berhati-hati dan tenang. Kemudian ia menyadari bahwa ia hampir tidak memakai pakaian dan dengan malu ia duduk. Seorang yang hadir memberinya secarik kain, dan ia membungkus dirinya dengan kain itu. Ia kemudian berkata kepada Sang Buddha bagaimana ia telah kehilangan anaknya, suaminya, saudara laki-lakinya dan orang tuanya.

Sang Buddha berkata kepadanya, “Patacara, jangan takut, kamu telah datang kepada seseorang yang dapat melindungimu dan membimbingmu. Sepanjang proses lingkaran kehidupan ini (Samsara), jumlah air mata yang telah kamu kucurkan atas kematian anakmu, suamimu, orang tuamu, dan saudara laki-lakimu sangat banyak, lebih banyak dari air yang ada di empat samudra.”[/i] Kemudian Sang Buddha menjelaskan dengan rinci “Anamatagga Sutta”, yang menjelaskan perihal kehidupan yang tak terhitung banyaknya. Berangsur-angsur Patacara merasa tenang. Kemudian Sang Buddha menambahkan bahwa ia seharusnya tidak berpikir keras tentang sesuatu yang telah pergi, tetapi seharusnya mensucikan diri dan berjuang untuk merealisasikan nibbana. Mendengar nasehat dari Sang Buddha, Patacara mencapai tingkat kesucian sotapatti.
 
Mengapa orang yg pojok kiri ber-kumis, melihat sambil melotot??


Yang diblod ..... kata-kata Sang Buddha, Yang paling gw sukai dan mengena banget  ;)

Maaf, Proyek riwayat Sang Buddha belum selesai di rangkum  ;D
jadi anda-anda belum bisa membedakan antara Kisa Gotami dan Patacara .......  =))


« Last Edit: 26 January 2011, 10:33:05 PM by Adhitthana »
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #77 on: 29 January 2011, 02:42:19 AM »

Sapa yg bawa bunga? ... Raja?
udah ketemu ..... niee ceritanya  ;D

Ratap Tangis Suku Malla

Ananda, sekarang pergilah ke Kusinara dan beritahukan kepada suku Malla, “Hari ini, para Vasettha, pada waktu jaga terakhir malam ini, Sang Tathagata akan memasuki Parinibbana. Datanglah, oh para Vasettha, dan kunjungilah Beliau! Sehingga kelak Anda tidak menyesal dan berpikir, ‘Sang Tathagata memasuki Parinibbana di kota kita, tetapi pada saat-saat terakhir, kita tidak berhasil untuk bertemu dengan Beliau!’”

“Baik, Bhante.” Kemudian Ananda membawa mangkuk dan jubahnya dan bersama seorang bhikkhu lain berjalan menuju Kusinara.

Pada waktu itu para warga suku Malla sedang berkumpul di ruang sidang untuk membicarakan urusan perdagangan. Ananda mendekati mereka dan mengumumkan, “Hari ini, para Vasettha, pada waktu jaga terakhir malam ini, Sang Tathagata akan memasuki Parinibbana. Datanglah, oh para Vasettha, dan kunjungilah Beliau! Sehingga kelak Anda tidak menyesal dan berpikir, ‘Sang Tathagata memasuki Parinibbana di kota kita, tetapi pada saat-saat terakhir, kita tidak berhasil untuk bertemu dengan Beliau!’”

Waktu mereka mendengar pengumuman Ananda, para warga suku Malla dengan anak-anak mereka, istri mereka dan istri anak-anak mereka, menjadi sangat sedih, berduka cita dan bersusah hati; dan ada di antara mereka yang dengan rambut kusut, tangan diangkat ke atas karena putus asa, menangis tersedu-sedu; lalu berguling-gulingan di atas tanah sambil meratap, “Terlalu cepat Sang Bhagava memasuki Parinibbana! Terlalu cepat Yang Terberbahagia memasuki Parinibbana! Terlalu cepat Sang Guru lenyap dari pandangan kami!”

Dengan hati yang sedih sekali, para warga suku Malla dengan anak-anak mereka, istri mereka dan istri dari anak-anak mereka, pergi ke kebun pohon Sala, taman hiburan dari suku Malla, di mana pada waktu itu Ananda berada.

Ananda kemudian berpikir, “Jika aku memberi kesempatan pada warga suku Malla dari Kusinara menyampaikan hormatnya kepada Sang Bhagava satu demi satu, mungkin sampai fajar menyingsing pun masih belum selesai. Lebih baik aku membagi-bagi mereka menurut kelompok, tiap keluarga dalam satu kelompok dan mengumumkannya kepada Sang Bhagava sebagai berikut, ‘Keluarga Malla dengan nama ini atau nama itu,’ Oh Bhante, bersama-sama dengan istri dan anak, pelayan dan kawan-kawan memberi hormat kepada Sang Bhagava.’”

Ananda kemudian membagi-bagi para warga suku Malla dalam kelompok-kelompok, tiap keluarga dalam satu kelompok dan kemudian membawa mereka menghadap Sang Bhagava.

Dan dengan cara demikian, Ananda berhasil untuk membawa mereka menghadap Sang Bhagava dalam kelompok-kelompok, tiap keluarga dalam satu kelompok, dalam waktu tidak terlalu lama, sehingga dapat selesai pada waktu jaga pertama malam itu.
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #78 on: 06 March 2011, 03:07:50 AM »

cerita apa?? ... sutta plzzz  ;D
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: help!!
« Reply #79 on: 07 March 2011, 09:20:13 AM »
^ Mungkin kisah Asoka membuat pernyataan (dekrit) di batu untuk melarang pembunuhan makhluk?

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: help!!
« Reply #80 on: 07 March 2011, 08:22:02 PM »
bentuknya beda
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #81 on: 08 March 2011, 01:07:59 AM »
Gw cari gambar yg di atas .... stupa Asoka ?
apakah sekarang masih ada? Ini ?

Spoiler: ShowHide

Stupa
As the primary symbol of Buddhism - and its holy of holies - the stupa, a burial mound that takes many forms, was not known to Buddhism itself until the time of the 3rd century bce Indian emperor Ashoka who is credited with the acceptance and spread of Buddhism. The original meaning of the word stupa was topknot, and the stupas resembled Gautama Buddha's own topknot, as artists and architects believed it to have been.

cocok gak? ... kalo cocok terjemahin bhs Indonesia-nya  ;D
Thanks  _/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #82 on: 08 March 2011, 01:23:07 AM »
Spoiler: ShowHide


Apakah orang ini Nigantha Nataputta yang terkemuka bernama Upali terkenal akan kepandaiannya dalam berdebat. Ia diutus oleh gurunya untuk mengalahkan Buddha ?
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: help!!
« Reply #83 on: 08 March 2011, 08:30:33 AM »
 [at]  Virya

Yang saya maksud bukan stupa, tapi semacam monumen yang berisi pernyataan dari Raja Ashoka. Juga yang didirikan bukan hanya satu, tapi banyak. Kalau stupa, memang banyak sekali dibangun pada zaman itu, tapi sepertinya tidak ditulisi seperti di gambar.

Tentang di gambar bawah, seingat saya Buddha tidak ketemu Nigantha di tengah jalan. Mengenai Upali, ia seorang murid Nigantha yang mau berdebat dengan Buddha Gotama. Seorang murid Nigantha lainnya, Dighatapassi melarangnya, tapi Upali yakin bisa mengalahkan Buddha dan Nigantha pun menyetujuinya. Hal yang didebat perihal yang paling utama adalah pikiran, ucapan, atau perbuatan badan. Ajaran Buddha mengutamakan pikiran sebagai yang utama, sedangkan Nigantha menyatakan perbuatan badan sebagai yang utama.


Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: help!!
« Reply #84 on: 06 June 2013, 02:26:18 PM »
Adalah yg bersedia menunjukkan link gambar2 yg sedang dibicarakan di atas.

Gw pengen menyimak namun sayang sekali imajinasi gw sangat terbatas dengan hanya membaca penjelasan2 yg ada di thread ini tanpa gambarnya yg sudah berpindah alam.

 _/\_
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »