//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!  (Read 76868 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Mr. pao

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 792
  • Reputasi: 29
  • KeperibadianMuYanGakuSuka
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #30 on: 15 June 2010, 06:35:01 PM »
Saat pernyataan hudoyo disampaikan, sepertinya langsung SRI MULJATI n RONI ASTAR mencapai pencerahan seketika itu juga =))
Jika ada yang menampar pipi kananku aku akan segera memberikan pipi kirinya telapak kananku, karena dengan demikian hutang karma kita akan segera selesai ditempat. ;D

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #31 on: 15 June 2010, 06:48:28 PM »
Lobha hanya merupakan fenomena batin tak lebih.
Dosa juga hanya merupakan merupakan fenomena batin, tak lebih.
Moha hanya merupakan fenomena batin tak lebih.
Ketiga sifat ini bisa muncul dan lenyap kembali (anicca), tak memuaskan (dukkha) dan "tanpa aku" (anatta)


Numpang tanya, Bro fabian. Apakah pernyataan di bawah ini benar:

ALobha hanya merupakan fenomena batin tak lebih.
ADosa juga hanya merupakan merupakan fenomena batin, tak lebih.
AMoha hanya merupakan fenomena batin tak lebih.
Ketiga sifat ini bisa muncul dan lenyap kembali (anicca), tak memuaskan (dukkha) dan "tanpa aku" (anatta)

Bro Kainyn yang baik,

Lobha adalah kemelekatan (grasping) batin terhadap segala sesuatu yang bersifat menyenangkan
Dosa adalah kemelekatan (grasping) batin terhadap segala sesuatu yang bersifat tidak menyenangkan
Moha adalah kemelekatan (grasping) batin terhadap segala sesuatu yang bersifat menyenangkan maupun tidak menyenangkan.

Alobha adalah ketidak melekatan batin terhadap segala sesuatu yang bersifat menyenangkan
Adosa adalah ketidak melekatan batin terhadap segala sesuatu yahg bersifat tidak menyenangkan
Amoha adalah ketidak melekatan batin terhadap segala sesuatu yang bersifat menyenangkan maupun tidak menyenangkan.

Apakah menurut bro Kainyn, alobha, adosa dan amoha bisa muncul dan lenyap kembali (anicca), tak memuaskan (dukkha) dan "tanpa aku" (anatta) atau tidak?

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #32 on: 15 June 2010, 06:52:08 PM »
Bro Kainyn yang baik,

Lobha adalah kemelekatan (grasping) batin terhadap segala sesuatu yang bersifat menyenangkan
Dosa adalah kemelekatan (grasping) batin terhadap segala sesuatu yang bersifat tidak menyenangkan
Moha adalah kemelekatan (grasping) batin terhadap segala sesuatu yang bersifat menyenangkan maupun tidak menyenangkan.

Alobha adalah ketidak melekatan batin terhadap segala sesuatu yang bersifat menyenangkan
Adosa adalah ketidak melekatan batin terhadap segala sesuatu yahg bersifat tidak menyenangkan
Amoha adalah ketidak melekatan batin terhadap segala sesuatu yang bersifat menyenangkan maupun tidak menyenangkan.

Apakah menurut bro Kainyn, alobha, adosa dan amoha bisa muncul dan lenyap kembali (anicca), tak memuaskan (dukkha) dan "tanpa aku" (anatta) atau tidak?

 _/\_

Saya justru sedang bertanya pada Bro fabian. Menurut Bro fabian sendiri bagaimana? Sudi menjelaskan?

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #33 on: 15 June 2010, 06:55:31 PM »
kalau gitu ngapain pertapa sumedha cape cape sampai beribu ribu kelahiran untuk membersihkan segala kekeotoran bathin di rumah nya.

itu orang ny dah ngawur keblablasan lah untuk menyadari lobha, moha dan dosa bila tidak ada rumah nya dulu bagaimana ada 3 macam itu jelas ada rumah dulu baru ada kekotoran batin dan selama ini bukan nya sudah kita ketahui rumah nya itu nama dan rupa (sebagai manusia kita saat ini mempunyai hal seperti ini tapi bila lahir sebgai brahma belum tentu sesempurna kita sebagai manusia contoh brahma yang tidak mempunyai wujud tetapi tetap mempunyai nama) dimana pun kita lahir di 31 alam kehidupan ini.

itu namanya penyakit lupa ingatan rasanya pas belajar jadi dhamma Acariya sepertinya juga sudah belajar tentang hal basic seperti ini. tidak perlu setinggi Dhamma Acariya atau pandita bahkan anak sma saja sudah belajar tentang hal ini di pelajaran agama Buddha.
« Last Edit: 15 June 2010, 07:01:21 PM by daimond »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #34 on: 15 June 2010, 07:10:31 PM »
kalau gitu ngapain pertapa sumedha cape cape sampai beribu ribu kelahiran untuk membersihkan segala kekeotoran bathin di rumah nya.

Kelahiran bodhisatta untuk membersihkan kekotoran bathin?
Lama sekali yah perlu 4 Asankhyeyya + 100.000 Maha Kappa. Kalau Arahat biasa (bukan Agga-savaka, bukan Maha-savaka) konon "hanya" perlu 100 maha-kappa saja tuh. Apakah ini berarti Bodhisatta kekotoran bathinnya menumpuk sampai waktu pembersihannya begitu lama, atau Arahat biasa kotoran bathinnya belum habis? Atau bagaimana?


Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #35 on: 15 June 2010, 07:30:15 PM »
yang satu nyari sendiri mana yang kotor yang kelihataan dan tidak kelihataan terus belajar bagaimana yah cara membersihkan terbaik atau menghilangkan kekotoran batin ini pake soda kue kah pake amonia kah pake jeruk nipis kah pake cuka kah pake soda api kah dll. (kalau ini misalnya eh ternyata wangi daun jeruk purut bisa mengusir serangga tertentu( misalnya semut) bisa di cobakah di tempat beras untuk menghilangkan kutu?)

yang biasa tuh kan tinggal ngikutin ajaran sang Buddha nih sini kotor gini ini loh cara bersihin nya nih tips dan trik membersihkan nya.( misalnya supaya beras di tempat beras tidak berkutu tebar daun jeruk purut yang di remas remas supaya tidak berkutu)
« Last Edit: 15 June 2010, 07:39:45 PM by daimond »

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #36 on: 15 June 2010, 07:46:22 PM »
 
Lobha hanya merupakan fenomena batin tak lebih.
Dosa juga hanya merupakan merupakan fenomena batin, tak lebih.
Moha hanya merupakan fenomena batin tak lebih.
Ketiga sifat ini bisa muncul dan lenyap kembali (anicca), tak memuaskan (dukkha) dan "tanpa aku" (anatta)


Numpang tanya, Bro fabian. Apakah pernyataan di bawah ini benar:

ALobha hanya merupakan fenomena batin tak lebih.
ADosa juga hanya merupakan merupakan fenomena batin, tak lebih.
AMoha hanya merupakan fenomena batin tak lebih.
Ketiga sifat ini bisa muncul dan lenyap kembali (anicca), tak memuaskan (dukkha) dan "tanpa aku" (anatta)

Bro Kainyn yang baik,

Lobha adalah kemelekatan (grasping) batin terhadap segala sesuatu yang bersifat menyenangkan
Dosa adalah kemelekatan (grasping) batin terhadap segala sesuatu yang bersifat tidak menyenangkan
Moha adalah kemelekatan (grasping) batin terhadap segala sesuatu yang bersifat menyenangkan maupun tidak menyenangkan.

Alobha adalah ketidak melekatan batin terhadap segala sesuatu yang bersifat menyenangkan
Adosa adalah ketidak melekatan batin terhadap segala sesuatu yahg bersifat tidak menyenangkan
Amoha adalah ketidak melekatan batin terhadap segala sesuatu yang bersifat menyenangkan maupun tidak menyenangkan.

Apakah menurut bro Kainyn, alobha, adosa dan amoha bisa muncul dan lenyap kembali (anicca), tak memuaskan (dukkha) dan "tanpa aku" (anatta) atau tidak?

 _/\_


Baiklah mungkin bro Kainyn belum begitu mengerti persoalan-persoalan seperti ini. Jadi akan saya jelaskan.

Lobha, dosa dan moha adalah fenomena batin yang muncul dan lenyap kembali disebabkan oleh kemelekatan pada hal-hal tertentu.
Alobha, adosa dan amoha merupakan sifat tidak terlalu melekat pada hal-hal tertentu kebalikan dari lobha, dosa dan moha.

Pada seseorang yang LDM nya masih tebal disebut sesuai dengan salah satu sifat yang dominan lobha atau dosa atau moha.

Bila LDMnya tidak terlalu tebal maka disebut alobha, adosa atau amoha tergantung sifat mana yang lebih dominan.

Selama alobha, adosa dan amoha masih berkondisi maka tentu saja masih timbul dan lenyap kembali, masih bersifat tidak memuaskan.

Dalam segala keadaan LDM selalu "tanpa aku". 

Semoga penjelasan saya dapat memuaskan bro Kainyn.
 
_/\_


.
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #37 on: 15 June 2010, 08:12:52 PM »
akh.. topik bauu....
ujung2 nya pasti... ehemm...

wah, akang ryu, udah jadi marketing nya MMD nehh
Samma Vayama

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #38 on: 15 June 2010, 08:22:22 PM »

lobha, dosa, moha adalah suatu kondisi batin yang bermanfaat.

segala sesuatu tercipta karena atas dasar manfaat.

mencapai kebijaksaan bukanlah menghapuskan lobha, dosa dan moha.

tetapi mampu melihat mereka sebagaimana adanya, melihat hakikatnya secara lebih dalam, serta mampu memanfaatkan sebagaimana harusnya.

lobha, dosa, moha menjadi buruk ketika seseorang tidak menempatkan mereka pada posisi yang tepat.

lobha, dosa, moha menjadi baik, ketika menempatkan mereka pada posisi yang tepat.

semua itu sangat misteri.

dibalik semua misteri itu ada nibbana, ia adalah sesuatu yang bisa menyebabkan seseorang bisa menempatkan segala sesuatu sesuai pada tempatnya. ia adalah sesuatu yang bisa menyebabkan, apapun yang diperbuat seseorang menjadi benar adanya dan mustahil salahnya.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #39 on: 15 June 2010, 08:47:36 PM »

lobha, dosa, moha adalah suatu kondisi batin yang bermanfaat.

segala sesuatu tercipta karena atas dasar manfaat.

mencapai kebijaksaan bukanlah menghapuskan lobha, dosa dan moha.

tetapi mampu melihat mereka sebagaimana adanya, melihat hakikatnya secara lebih dalam, serta mampu memanfaatkan sebagaimana harusnya.

lobha, dosa, moha menjadi buruk ketika seseorang tidak menempatkan mereka pada posisi yang tepat.

lobha, dosa, moha menjadi baik, ketika menempatkan mereka pada posisi yang tepat.

semua itu sangat misteri.

dibalik semua misteri itu ada nibbana, ia adalah sesuatu yang bisa menyebabkan seseorang bisa menempatkan segala sesuatu sesuai pada tempatnya. ia adalah sesuatu yang bisa menyebabkan, apapun yang diperbuat seseorang menjadi benar adanya dan mustahil salahnya.

Bro Dewa yang baik, maaf kalau boleh tahu ini pendapat sendiri atau ada rujukannya bro?

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline sukuhong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 279
  • Reputasi: 8
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #40 on: 15 June 2010, 09:20:15 PM »
Quote
Yang ditekankan Pak Hudoyo dalam MMD adalah "menghentikan aku". Pak Hudoyo juga mengatakan bahwa "aku adalah penderitaan", yang jika di-Buddhis-kan maka "aku adalah dukkha".

Quote
Betul. Apa yang orang awam sebut sebagai "aku" adalah Panca Khanda dalam terminologi Buddhisme. Buddha mengatakan khanda inilah penderitaan. Sejauh ini, saya rasa tetap sesuai.

sankhittena pancupadanak-khandha dukkha artinya secara singkat, gugusan lima unsur(pancakhanda) penyebab kemelekatan adalah dukkha

pancakhanda adalah dukkha
pancakhanda penyebab kemelekatan adalah dukkha

apakah sama ?
jawaban saya : tidak sama.
kam sia
« Last Edit: 15 June 2010, 09:23:37 PM by sukuhong »

Offline Reenzia

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.199
  • Reputasi: 50
  • Gender: Female
  • The Wisdom ~
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #41 on: 15 June 2010, 09:26:13 PM »
hehe klo diperhatikan dg baik postingan bro jerry...saya rasa sudah jelas...

Sedangkan Sang Buddha dengan solusi ajaran Jalan Tengahnya memang mengajarkan mengenai tidak ada diri (atta) tetapi bukan berarti tidak ada perbuatan dan akibat dari perbuatan.

atta pun tak ada bkn berarti benar2 tak ada, tapi relatif/mengalami perubahan/tidak kekal
atta muncul pun krn adanya LDM..dg padamnya LDM, maka tak ada atta...

makanya Sang Buddha mengajarkan kita hendaknya memadamkan LDM, bukannya menghilangkan atta
karena atta menjadi ada [tapi relatif] karena blm padamnya LDM

memadamkan rumah yg terbakar adalah dg memadamkan apinya bukan dg menghilangkan rumahnya

hahahahhahahhahahahahahahahahhahhahahhahahahahhahahahhahahahahhahahahahahahhaa
« Last Edit: 15 June 2010, 09:38:50 PM by Reenzia »

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #42 on: 15 June 2010, 10:57:24 PM »
Quote from: Kainyn_Kutho
Betul. Apa yang orang awam sebut sebagai "aku" adalah Panca Khanda dalam terminologi Buddhisme. Buddha mengatakan khanda inilah penderitaan. Sejauh ini, saya rasa tetap sesuai.

Istilah "aku" yang ditekankan dalam MMD adalah "aku sebagai pikiran yang belum berhenti". Dalam MMD, yang disebut penderitaan adalah "pikiran yang belum berhenti". MMD tidak pernah membahas fisik jasmani adalah penderitaan. Jadi secara tersirat, MMD menyatakan bahwa catukkhandha adalah penderitaan.


Quote from: Kainyn_Kutho
Ini yang memang sedikit rancu. Di kutipan Bro ryu dikatakan:
"[..]moha adalah ketidaktahuan bahwa aku ADALAH lobha dan dosa itu sendiri."
Dengan demikian, moha adalah sumber dari "aku" yang kemudian berlanjut pada lobha & moha. Ini pun saya lihat sesuai. Entah mengapa kemudian dikatakan di tempat lain "aku" sumber dari LDM.

Betul, ada banyak rancu di antara dua pernyataan Pak Hudoyo ini.


Quote from: Kainyn_Kutho
Ini dulu pernah kita bahas. Dalam Mulapariyaya Sutta, pikiran terbagi menjadi beberapa proses, bukan satu. Yang terhenti adalah proses kalau tidak salah namanya Manna'ti. Kalau hanya menghentikan semua pikiran, apalah bedanya dengan makhluk Asannasatta?

Ini namanya spekulasi. Dalam metode pengajaran MMD, Pak Hudoyo sebisa mungkin melepaskan konsep-konsep dan istilah-istilah yang ada dalam Buddhisme. Pak Hudoyo bahkan tidak pernah mengklaim bahwa pikiran yang hendak dihentikan dalam MMD adalah "mannati". Maka, jika kita berusaha menduga-duga tentang pikiran apa yang hendak dihentikan dalam MMD; itu artinya mem-Buddhis-kan MMD. Sama seperti analogi bila saya menuangkan paradigma bahwa hidup di jalan Allah sama dengan menjalani Pancasila.

Dan di dalam MMD, dikatakan bahwa pikiran memang bisa dihentikan (tidak ada proses pikiran, mungkin maksudnya tanpa konsepsi, tanpa perasaan; intinya tanpa lobha dan dosa). Namun di sisi lain, Jiddu Khrisnamurti menantang pada para praktisi untuk bisa menjalankan pikiran hanya ketika dibutuhkan; dan hal ini diseutujui oleh Pak Hudoyo. Singkatnya, di dalam konsep MMD, pikiran memang bisa berhenti total; kemudian bisa dijalankan lagi. Jadi tidak sama dengan makhluk asannatta (sekadar info, makhluk asannata pun makhluk yang hidup tanpa persepsi; bukan makhluk hidup dengan pikiran yang berhenti). 


Quote from: Kainyn_Kutho
Saya telah menjelaskan bahwa yang saya setujui adalah yang sebatas diposting Bro ryu. Tidak lebih dari itu. Seharusnya sudah terlihat bahwa saya mempertanyakan "darimana asalnya aku?" pada postingan sebelumnya.

Iya, saya sudah tahu itu. Saya pun sebenarnya tidak memprotes postingan Anda. Saya hanya menjelaskan bahwa dalam hal ini, MMD memiliki fondasi pandangan yang berbeda dengan Buddhisme Theravada.


Quote from: Kainyn_Kutho
Terima kasih sarannya. Yang saya utarakan adalah pendapat saya (yang mungkin kebetulan ada kesamaan dengan Pak Hudoyo). Saya tidak punya kepentingan menyama-nyamakan atau membeda-bedakan MMD & Buddhisme Theravada.
Bagi saya metoda MMD yang memang berdasarkan Sutta, adalah sesuai dengan Ajaran Buddha.
Namun saya tidak mengatakan semua opini yang berkembang di kalangan praktisinya lantas adalah sesuai dengan Ajaran Buddha.

Saya sudah tahu Anda tidak memiliki kepentingan atau agenda apapun mengenai hal ini. Saya pun tidak memiliki kepentingan atau agenda apapun untuk meng-counter Anda. Saya perlu menjelaskan ini supaya jangan ada salah paham. :)

Ada beberapa hal di MMD yang koheren dengan Buddhisme Theravada. Tetapi dalam hal ini, yakni pembahasan "Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!" serta turunan pernyataan-pernyataan Pak Hudoyo berikutnya; saya harus mengatakan bahwa itu berbeda dengan pandangan Buddhisme Theravada. Kalau Anda tidak percaya, tanyakanlah pada Pak Hudoyo apakah pernyataan-pernyataannya itu semua sesuai dengan Pali Kanon atau tidak.




Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #43 on: 15 June 2010, 11:25:29 PM »
HUDOYO
Moha adalah ketidaktahuan bahwa aku adalah SUMBER dari lobha (keinginan) dan dosa (ketidaksenangan). Lebih jauh lagi, moha adalah ketidaktahuan bahwa aku ADALAH lobha dan dosa itu sendiri.
Jadi masalahnya bukan terletak pada MELEKATNYA aku, melainkan terletak pada AKU itu sendiri. Masalahnya bukan bagaimana menghilangkan kelekatan, tapi bagaimana aku ini bisa lenyap.

Demikianlah, aku tidak mungkin melenyapkan kelekatan dan penolakan, yang adalah dirinya sendiri! Agar kelekatan lenyap, aku harus berakhir.
Saya setuju dengan pendapat Pak Hudoyo di atas. Memang Moha tersebut yang membentuk persepsi "diri/atta/aku/ego". Dengan adanya persepsi "diri/atta/aku/ego" maka timbullah baik/jahat, timbullah yang harus dikembangkan, yang harus dihancurkan. Timbullah kemelekatan, timbullah kebencian.

Menurut Bro ryu, mananya yang keliru?

yg keliru adalah yg di bold biru (no-joking)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #44 on: 16 June 2010, 12:01:34 AM »
HH sering mengutip pernyataan R. Descartes (mungkin dirasa sesuai dengan pemikiran beliau):

       "Cogito ergo sum."
                    v
"Aku berpikir, maka aku ada." >>>  atta  >>> pikiran dilekati sebagai aku
                    ^
                    X
                    v
    "Pikiran, bukan aku."          >>> anatta >>> pikiran adalah pikiran, bukan aku



yaa... gitu deh

 

anything