//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: TUBUH INI PABRIK KIMIA  (Read 3148 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
TUBUH INI PABRIK KIMIA
« on: 10 August 2007, 01:43:46 PM »
by Selamat Rodjali



Makin canggihnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah kita rasakan dampaknya. Dampak positif tak perlu dipungkiri lagi. Segi kesehatan tidak terkecuali. Banyak alat dan obat-obatan digunakan untuk mengobati penyakit yang gejalanya dapat diamati pada tubuh pasien. Dunia modern yang serba cepat secara tak disadari telah mengubah sebagian besar pola hidup, kepribadian dan cara berpikir orang-orang yang terlibat di dalamnya. Akibatnya banyak pula ragam penyakit yang muncul. Beberapa dapat disembuhkan dengan alat dan obat mutahir, di pihak lain banyak pula penyakit yang tak dapat disembuhkan dengan alat dan obat mutahir, walaupun saat diobati mungkin sembuh sejenak. Dunia komersialisasi telah merasuk ke dalam
kedokteran dan rumah-rumah sakit, dan mereka secara sadar telah mengabaikan sisi potensi pasien dengan memanfaatkan ke-awam-an pasien akan potensi dirinya, sehingga pasien tergantung pada alat, obat dan dokter itu dan uang terus mengalir dari kantong pasien ke kantong 'penyembuh sementara'.

Bagaimanakah potensi pasien sesungguhnya bila ditinjau secara psikologi?

Tubuh manusia, sesungguhnya memiliki banyak pusat yang dapat membuat berbagai zat yang dapat digunakan untuk kesehatan manusia itu. Semua pabrik yang tersebar di seluruh tubuh manusia bekerja selaras secara otomatis. Pabrik kimia atau obat di seluruh dunia ini tidak dapat menandingi pabrik-pabrik kimia di dalam tubuh manusia. Pabrik-pabrik ini akan bekerja secara teratur apabila manusia tersebut hidupnya teratur. Pabrik-pabrik kimia di dalam tubuh manusia dapat bekerja dengan adanya bahan baku makanan dari luar dan bahan-bahan sumber daya yang telah ada di dalam tubuh manusia itu. Melalui makanan, minuman yang bereaksi di dalam tubuh manusia, bahan baku itu akhirnya sampai ke pabrik-pabrik yang tersebar di seluruh tubuh manusia. apabila tubuh manusia terkontaminasi suatu kuman, maka tubuh secara langsung menggiatkan pabrik zat anti bodi, sehingga kuman tersebut dapat segera dihadang dan dihancurkan. Orang sakit yang beristirahat dengan makan, minum, buang air kecil dan buang air besar, serta tidur dengan sempurna akan mengalami kesembuhan yang lebih cepat. Dengan beristirahat, tenaga yang tidak terpakai tersebut digunakan untuk menggiatkan pusat-pusat pabrik kimia yang memproduksi zat-zat yang mempertahankan tubuh kita.

Lalu, apakah yang menggerakkan pabrik-pabrik itu sehingga berjalan otomatis?
Menurut psikologi Buddhist, pabrik-pabrik yang tersebar di seluruh tubuh kita berproses digerakkan oleh empat kekuatan kondisi, yaitu:

1. perbuatan

2. pikiran

3. makanan

4. temperatur/kelembaban/udara

Makanan, temperatur/kelembaban/udara merupakan kondisi luar (bahan luar) yang mudah dimanipulasi dan diatur pemakaiannya, tetapi motor utama yang sesungguhnya adalah perbuatan dan pikiran, karena tanpa perbuatan dan pikiran ini, tubuh manusia sama saja dengan sebatang kayu. Keteraturan melakukan sesuatu dan berpikir dikombinasikan dengan keteraturan penggunaan bahan makanan serta pengaturan temperatur, kelembaban, udara yang tepat akan membuat pabrik-pabrik kita ini berfungsi dengan prima, teratur dan selaras dan dapat memproduksi zat-zat penjaga kesehatan, anti bodi, zat penyembuh dalam jumlah yang optimum dan kontinyu dengan perbandingan yang seimbang sehingga tidak mungkin terjadi kesembuhan pada satu bagian sedangkan bagian tubuh lain sakit.

Dulu semua orang setuju bahwa 'kolesterol darah yang tinggi' harus diobati dengan obat anti kolesterol. Kemudian dunia ilmiah kedokteran menyatakan 'tidak usah diobati', bahkan obat anti kolesterol itu berbahaya bagi sel-sel hati. Perubahan pendapat sekali lagi terjadi bahwa khasiat buruk obat 'anti kolesterol' tidak sejahat itu. Contoh fakta-fakta yang dapat dimengerti, sedikit mengungkapkan segi komersial yang mungkin terselip di dalam permasalahan sekitar 'kolesterol' dan obat 'anti kolesterol'. Ternyata uang telah membengkokkan yang lurus. Kasus-kasus juga terjadi pada aplikasi 'traksi' bagi para 'penderita sakit kepala atau sakit pinggang.' Mengenai traksi ini, manfaatnya dinyatakan memang ada, tetapi penggunaan yang 'asal saja', yang  erarti 'secaratepat atau tidak tepat', sudah menjuruskan traksi itu ke arah komersialisasi. Dengan traksi, lubang antara ruas tulang belakang bagian leher dapat direnggangkan 2 sampai 4 mm. Pelonggaran selama traksi dilakukan memberi kesempatan bagi darah untuk dapat mengalir lagi secara deras ke daerah yang bersangkutan. Karena itu sembab bisa hilang, juga berkas saraf yang letaknya disudutkan oleh penyempitan dapat mengambil posisi yang lebih menguntungkan. Namun traksi juga bisa menyebabkan herniasi.

Traksi hanya dibutuhkan apabila memang terdapat tanda-tanda bahwa suatu berkas saraf leher atau pinggang terjepit atau terdesak, dengan dua tanda penting, yaitu:

1. Saraf terjepit, teregang, terdesak atau tertekan harus menimbulkan 3 gejala, yaitu perasaan kesemutan, perasaan baal dan nyeri pada lengan (untuk sakit leher) atau pada tungkai (untuk sakit pinggang).

2. Foto sinar tembus tulang belakang harus menggambarkan keadaan yang sesuai dengan kawasan nyeri, kesemutan, baal bahkan perasaan seperti terkena kontak listrik yang terasa di lengan atau tungkai.

Bila kedua hal ini tidak kompatibel, maka kesimpulan bahwa saraf terjepit adalah 'ngawur.'

Sakit yang bukan akibat saraf terjepit, teregang, terdesak ini, sesungguhnya dapat disembuhkan oleh pabrik-pabrik kimia yang tersebar di seluruh tubuh. Pasien harus melatih perbuatan, pikiran dan mengatur makanan, suhu/kelembaban tubuh dan lingkungannya dengan teratur dan tepat sehingga proses kesembuhan dapat berjalan lancar. Mengatur makanan dan kondisi lingkungan mungkin saja masih dapat dilakukan sendiri, tapi bagi orang-orang tertentu, proses perbuatan dan pikiran tidak mudah mengaturnya. Mungkin bagi orang ini diperlukan orang 'khusus' yang mengerti aksi-reaksi perbuatan dan pikiran terhadap jasmani. Proses aksi-reaksi perbuatan dan pikiran terhadap jasmani ini memerlukan pembahasan yang cukup panjang. Tetapi yang paling penting bagi kita, janganlah cepat memutuskan untuk operasi jasmani dan sebagainya tanpa mengetahui sebab penyakit yang pasti, karena potensi pabrik-pabrik kimia di dalam tubuh kita memegang peranan yang sangat penting bagi kesembuhan penyakit.

Catatan: Tulisan ini tidaklah dimaksudkan untuk menolak kecanggihan obat-obatan, alat dan ilmu bedah mutahir, tetapi penulis bermaksud memberikan semacam 'warning' bahwa janganlah kita terlalu cepat mengambil keputusan sebelum melihat penyebab yang pasti dan kemampuan potensi diri sendiri dalam proses kesembuhan penyakit. Penulis menyadari bahwa teknologi mutahir sangat banyak manfaatnya, tetapi juga tak dapat dipungkiri bahwa teknologi mutahir belum tentu dapat menyembuhkan segala macam penyakit, salah satunya penyakit dalam kaitannya dengan kondisi mental pasien (penyakit psikosomatis atau psikogenik). Sebagai pasien kita harus waspada terhadap segi komersialisasi di bidang kesehatan.