Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Komunitas => Keluarga & Teman => Topic started by: Lily W on 18 December 2007, 06:06:00 PM

Title: KASIH SAYANG IBU
Post by: Lily W on 18 December 2007, 06:06:00 PM
KASIH SAYANG IBU

   Di dalam Sonadanda Jataka, Bodhisatta menyanyikan kebajikan seorang ibu dalam sajak sebagai berikut :
   “Dengan penuh kasih saying dia melindungi kita, membesarkan kita dengan susunya. Seorang ibu adalah jalan ke surga, dan engkaulah yang amat dikasihinya.
   Ia mengasuh dan memelihara kita dengan penuh perhatian; dia karuniai dengan sifat-sifat mulia.
   Seorang Ibu adalah jalan ke surga, dan engkaulah yang amat dikasihinya.
   Karena mendambakan anak, dengan berlutut ia sembahyang di depan tiap cetiya.
   Memperhatikan perubahan musim dan mempelajari ilmu perbintangan.
   Akhirnya ia merasa keinginannya yang halus terwujud; ia hamil.
   Dan segera bayi yang masih dalam kandungan itu mulai mengetahui kawan yang mencintainya.
   Selama setahun atau kurang, ia menjaga hartanya dengan hati-hati.
   Kemudian melahirkannya; dan sejak saat itu ia memakai sebutan ibu.
   Dengan susu dan senandung ia menenangkan anak yang gelisah.
   Dibungkus dalam kehangatan pelukan tangan ibu, segera kesusahannya lenyap.
   Ia menjaga bayi yang belum tahu apa-apa ini dari gangguan angina dan panas.
   Dengan membelai anaknya demikian, ibu dapat disebut sebagai kekasih perawatnya.
   Barang apapun yang merupakan milik suami dan dirinya, ia simpankan untuk anaknya dengan harapan: ‘semoga’.
   Ia berpikir, ‘Anakku saying, suatu saat semuanya akan menjadi milikmu.’
   ‘Hai anakku sayang, lakukan ini dan itu’ kata ibu yang khawatir.’
   Dan setelah ia dewasa, sang ibu masih mengeluh dan bersedih hati.
   Pada malam hari, dengan gegabah ia pergi mengganggu isteri orang lain.
   Ibunya yang khawatir dan sedih bertanya dalam hati, ‘Mengapa selarut malam ini ia belum kembali?.’
   Bila seseorang melupakan penderitaan ibunya yang telah mengasuh dirinya dengan penuh kekhawatiran.
   Dan dengan menipu ibunya, aku katakana, apakah yang akan diperoleh selain daripada neraka?
   Dikatakan, bahwa mereka yang sangat mencintai kekayaan, maka kekayaan mereka segera akan lenyap.
   Demikian pula, seseorang yang melupakan ibunya akan segera menyesali akibat yang ditanggungnya.
   Dikatakan, bahwa mereka yang sangat mencintai kekayaan, maka kekayaan mereka segera akan lenyap.
   Demikian pula, seseorang yang melupakan ayahnya akan segera menyesali akibat yang ditanggungnya.
   Hadiah, kata-kata lemah lembut, jasa-jasa baik serta penghormatan.
   Yang diperlihatkan dengan batin tenang seimbang pada waktu dan tempat yang tepat.
   Bagi dunia, sifat mulia ini adalah bagaikan paku as pada roda kereta.
   Apabila tak ada sifat-sifat mulia ini, maka nama ibu akan terbawa oleh anaknya.”
   Ibu adalah seperti Raja yang dimahkotai dengan penghormatan,
   Para bijaksana memuji orang yang memiliki sifat-sifat mulia itu.
   Demikianlah, orang tua adalah mutlak bagi semua pujian, memiliki kedudukan tinggi,
   Oleh para bijaksana jaman dulu, orang tua disebut Brahma. Begitu agung mereka dijunjung.
   Orang tua yang baik patutlah menerima semua penghormatan dari anaknya.
   Ia yang bijaksana akan menghormati orang tuanya dengan pelayanan yang baik dan tulus.
   Ia harus memberikan makanan dan minuman, tempat tinggal dan pakaian.
   Memandikan, menggosok mereka dengan minyak, serta dengan patuh membasuh kakinya.
   Pelayanan-pelayanan seperti itu amat dipuji oleh para bijaksana.
   Sehingga dalam dunia ini dan setelah mati, pasti ia akan memperoleh kebahagiaan.”

(Jataka Translation, Vol. V.pp. 173-174)
Bahan :
Cermin Kehidupan (kumpulan tulisan Bhante Narada Mahathera)

DHAMMA STUDY GROUP, BOGOR
18 September 1988

 _/\_  :lotus:
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: Ginny on 19 December 2007, 02:08:30 AM
Suttanya bagus ci lily.
Harusnya semua anak membaca sutta ini sehingga dia bisa menghargai ibu dan bapaknya. (mereka adalah Buddha hidup) dan melayani mereka sepenuh hati.
Teman ginny pernah share kalau dia nyesal banget sering nyakitin hati mamanya. Setelah 3 tahun mamanya meninggalkan samsara dia baru sadar susahnya tidak punya mama.
(memang penyesalan selalu datang terlambat)



I love my mom.

Selamat hari Ibu 22 Desember 2007
Semoga Semua Ibu yang ada di samsara ini selalu berbahagia
Sadhu..Sadhu..Sadhu..
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: Lily W on 19 December 2007, 03:10:19 PM
Setelah 3 tahun mamanya meninggalkan samsara dia baru sadar susahnya tidak punya mama.

Saya ga gerti maksud samsara yg di post oleh ginny. bisa tolong jelaskan? ^:)^

Anumodana atas penjelasannya....

  _/\_ :lotus:
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: Pitu Kecil on 19 December 2007, 05:38:32 PM
Sis Lily Saya mau Gunakan Artikel ini dan Kisah Ibu Buta untuk Project saya nanti boleh gak ya  :) _/\_
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: Ginny on 21 December 2007, 12:25:05 AM
maksudnya mamanya dah meninggal dia baru nyesal. susah gak punya mama. tempat mengadu gak ada lagi...

semoga penjelasannya cukup ci lily...

 _/\_
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: Lentera on 21 December 2007, 05:28:40 PM
bagaimana dengan kalo lingkungan hidup yang berantakan. si ibu jarang memperhatikan anaknya yang banyak?
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: Pitu Kecil on 21 December 2007, 05:45:30 PM
Apapun ceritanya tetap ibu walau banyak anak, yang melahirnya tentu ibu jadi jadi seorang anak tidak boleh Durhaka.  _/\_
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: Ginny on 23 December 2007, 02:34:10 AM
Apapun ceritanya tetap ibu walau banyak anak, yang melahirnya tentu ibu jadi jadi seorang anak tidak boleh Durhaka.  _/\_

tumben ginny setuju ama pemberontak

saudara ginny yang di DC liat aja bakan seorang pemberontak bisa sayang banget ama mamanya. masa kita kalah nih sama pemberontak  :)) :)) *lirik si lothrang
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: mei_lee on 23 December 2007, 03:24:30 PM
huaaaaa momy ge akit todae :(
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: F.T on 23 December 2007, 03:58:38 PM
Lekas Sembuh, momy mei.... _/\_

Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: mei_lee on 23 December 2007, 10:53:11 PM
mkasi ko felix  _/\_
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: Forte on 24 December 2007, 06:01:33 AM
Semoga lekas sembuh ya.. mertua nya pus..
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: Kembara on 24 December 2007, 07:10:35 AM
Lekas Sembuh, momy mei.... _/\_



Nah gitu, mertua pun seperti orang tua sendiri, jadi panggilan mommy itu sudah selayaknya...hehehe....*kabuuurrrr*  :)) :)) :)) ^:)^ ^:)^ ^:)^

Btw, GET WELL SOON untuk mami mu ya Mei...  _/\_
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: Ginny on 25 December 2007, 12:02:30 AM
 :-? :-? :-? :-? bagus pus... gitu dong dah syukur dapat brondong cantik  :)) :)) :))
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: Pitu Kecil on 25 December 2007, 02:03:45 PM
Apapun ceritanya tetap ibu walau banyak anak, yang melahirnya tentu ibu jadi jadi seorang anak tidak boleh Durhaka.  _/\_

tumben ginny setuju ama pemberontak

saudara ginny yang di DC liat aja bakan seorang pemberontak bisa sayang banget ama mamanya. masa kita kalah nih sama pemberontak  :)) :)) *lirik si lothrang

Loh betul kan walau seorang pemberontak dia kan punya ibu, emang sapa yang lahir bukan dari ibu ?
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: Pitu Kecil on 25 December 2007, 02:05:32 PM
Emang napa dengan Mom Mei  ???
Title: Kasih Tanpa Batas Seorang Ibu
Post by: Yumi on 17 December 2009, 03:31:39 PM
(http://i407.photobucket.com/albums/pp156/psyche_lee/image1.jpg)
(http://i407.photobucket.com/albums/pp156/psyche_lee/image2.jpg)

12 Mei 2009 Wen Chuan, salah satu daerah yang paling parah terkena gempa. Sukarelawan yang bertugas saat itu menemukan pemandangan yang memilukan.
"Lihat itu, ada seorang wanita di sana."
Dari balik reruntuhan tampak jenazah seorang wanita, dan ada sesuatu di bawahnya, seorang bayi.

Ibu itu tampak berlutut dengan sikap sempurna kepada Tuhan memohon dengan sisa2 tenaganya yang terakhir untuk diberi kekuatan melindungi bayinya.. Tubuhnya tampak seperti berdoa dengan sangat khusuk. Sang anak tidak terluka sama sekali.

Di bawah selimut bayi itu, para sukarelawan menemukan ponsel dengan sebuah tulisan di layarnya,
"Anakku tersayang, bila kau hidup, ingatlah ini, mama akan selalu mencintaimu."

Sang bayi kehilangan ibunya. Tapi dengan seluruh hidupnya, dia akan ingat bagaimana cinta seorang ibu adalah cinta terhebat di dunia.
 
(http://i407.photobucket.com/albums/pp156/psyche_lee/image3.jpg)

(http://i407.photobucket.com/albums/pp156/psyche_lee/image4.jpg)
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: CHANGE on 17 December 2009, 04:04:14 PM
Tambahkan satu kisah mengenai kehebatan seorang ibu

Kisah Seorang Ibu Bermata Satu

Kisah Seorang Ibu Bermata Satu
(Seorang sahabat menerjemahkan dari versi aslinya "the Story of The One-Eyed Mother")

Ibuku hanya memiliki satu mata... Aku membencinya! dia sungguh membuatku menjadi sangat memalukan.

Dia bekerja memasak buat para murid dan guru di sekolah untuk menopang keluarga.Ini terjadi pada suatu ketika aku duduk di sekolah dasar dan ibuku datang. Aku sungguh dipermalukan. Bagaimana bisa ia tega melakukan ini padaku? Aku membuang muka dan berlari meninggalkannya saat bertemu dengannya.

Keesokan harinya di sekolah...

"Ibumu bermata satu?!?!"... eeeee ejek seorang teman.
Akupun berharap ibuku segera lenyap dari muka bumi ini.

Jadi kemudian aku katakan pada ibuku, "Ma, kenapa engkau hanya memiliki satu mata?! Kalau engkau hanya ingin aku menjadi bahan ejekan orang-orang, kenapa engkau tidak segera mati saja?!!!"

Ibuku diam tak bereaksi.

Aku merasa tidak enak, namun disaat yang sama, aku rasa aku harus mengatakan apa yang ingin aku katakan selama ini. Mungkin ini karena ibuku tidak pernah menghukumku, akan tetapi aku tidak berfikir kalau aku telah sangat melukai perasaannya.

Malam itu...

Aku terjaga dan bangun menuju ke dapur untuk mengambil segelas air minum.
Ibuku sedang menangis disana terisak-isak, mungkin karena khawatir akan membangunkanku. Sesaat kutatap ia, dan kemudian pergi meninggalkanku.

Setelah aku mengatakan perasaanku sebelumnya padanya, aku merasa tidak enak dan tertekan. Walau demikian, aku benci ibuku yang menangis dengan satu mata. Jadi aku bertekad untuk menjadi dewasa dan menjadi orang sukses.

Kemudian aku tekun belajar. Aku tinggalkan ibuku dan melanjutkan studiku ke Singapore.

Kemudian aku menikah. Aku membeli rumahku dengan jerih payahku.

Kemudian, akupun mendapatkan anak-anak juga.

Sekarang aku tinggal dengan bahagia sebagai seorang yang sukses. Aku menyukai tempat tinggal ini karena tempat ini dapat membantuku melupakan ibuku.

Kebahagiaan ini bertambah besar dan besar, ketika...

Apa ?! Siapa ini?!

Ini adalah ibuku... Masih dengan mata satunya. Aku merasa seolah-olah langit runtuh menimpaku. Bahkan anak-anakku lari ketakutan melihat ibuku yang bermata satu.

Aku bertanya padanya,"Siapa kamu?!. Aku tidak mengenalmu!!!?" kukatakan seolah-olah itu benar. Aku memakinya, "Berani sekali kamu datang ke rumahku dan menakut-nakuti anak-anakku! KELUAR DARI SINI!! SEKARANG JUGA!!!"

Ibuku hanya menjawab, "Oh, maafkan aku. Aku mungkin salah alamat?" Kemudian ia berlalu dan hilang dari pandanganku.

Oh syukurlah... Dia tidak mengenaliku. Aku agak lega. Kukatakan pada diriku kalau aku tidak akan khawatir, atau akan memikirkannya lagi. Dan akupun menjadi merasa lebih lega.

Suatu hari, sebuah undangan menghadiri reuni sekolah dikirim ke alamat rumahku di Singapore. Jadi, aku berbohong pada istriku bahwa aku akan melakukan perjalanan dinas. Setelah menghadiri reuni sekolah, aku mengunjungi sebuah gubuk tua, dulu merupakan rumahku. Hanya sekedar ingin tahu saja.

Di sana, aku mendapati ibuku terjatuh di tanah yang dingin. Tapi aku tidak melihatnya ia mengeluarkan air mata. Ia memegang selembar surat ditangannya. Sebuah surat untukku.

"Anakku... Aku rasa hidupku cukup sudah kini. Dan, aku tidak akan pergi ke Singapore lagi.

Tapi apakah ini terlalu berlebihan bila aku mengharapkan engkau yang datang mengunjungiku sekali-kali? Aku sungguh sangat merindukanmu."

Dan aku sangat gembira ketika kudengar bahwa engkau datang pada reuni sekolah. Tapi aku memutuskan untuk tidak pergi ke sekolahan. Demi engkau.

Dan aku sangat menyesal karna aku hanya memiliki satu mata, dan aku telah sangat memalukan dirimu.

Kau tahu, ketika engkau masih kecil, engkau mengalami sebuah kecelakaan, dan kehilangan salah satu matamu. Sebagai seorang ibu, aku tidak bisa tinggal diam melihat engkau akan tumbuh besar dengan hanya memiliki satu mata. Jadi kuberikan salah satu mataku untukmu.

Aku sangat bangga akan dirimu yang telah dapat melihat sebuah dunia yang baru untukku, di tempatku, dengan mata tersebut. Aku tidak pernah merasa marah dengan apa yang kau pernah kau lakukan. Beberapa kali engkau memarahiku.

Aku berkata pada diriku, "Ini karena ia mencintaiku."

Teman-temanku...

Pesan (di atas) ini sungguh memiliki sebuah arti yang sangat mendalam dan dikirim untuk mengingatkan banyak orang bahwa kebaikan yang telah mereka nikmati selama ini adalah berkat seseorang, entah secara langsung maupun tidak langsung.

Renungkan sesaat dan lihatlah dirimu!.

Berterima kasihlah akan apa yang kamu miliki saat ini dibandingkan dengan jutaan orang yang tidak memiliki kehidupan seperti yang engkau peroleh saat ini !

"Bawalah (selalu) ibumu dalam doa di mana saja engkau berada !?
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: Dhamma Sukkha on 18 December 2009, 01:21:07 AM
(http://i407.photobucket.com/albums/pp156/psyche_lee/image1.jpg)
(http://i407.photobucket.com/albums/pp156/psyche_lee/image2.jpg)

12 Mei 2009 Wen Chuan, salah satu daerah yang paling parah terkena gempa. Sukarelawan yang bertugas saat itu menemukan pemandangan yang memilukan.
"Lihat itu, ada seorang wanita di sana."
Dari balik reruntuhan tampak jenazah seorang wanita, dan ada sesuatu di bawahnya, seorang bayi.

Ibu itu tampak berlutut dengan sikap sempurna kepada Tuhan memohon dengan sisa2 tenaganya yang terakhir untuk diberi kekuatan melindungi bayinya.. Tubuhnya tampak seperti berdoa dengan sangat khusuk. Sang anak tidak terluka sama sekali.

Di bawah selimut bayi itu, para sukarelawan menemukan ponsel dengan sebuah tulisan di layarnya,
"Anakku tersayang, bila kau hidup, ingatlah ini, mama akan selalu mencintaimu."

Sang bayi kehilangan ibunya. Tapi dengan seluruh hidupnya, dia akan ingat bagaimana cinta seorang ibu adalah cinta terhebat di dunia.
 
(http://i407.photobucket.com/albums/pp156/psyche_lee/image3.jpg)

(http://i407.photobucket.com/albums/pp156/psyche_lee/image4.jpg)
Tambahkan satu kisah mengenai kehebatan seorang ibu

Kisah Seorang Ibu Bermata Satu

Kisah Seorang Ibu Bermata Satu
(Seorang sahabat menerjemahkan dari versi aslinya "the Story of The One-Eyed Mother")

Ibuku hanya memiliki satu mata... Aku membencinya! dia sungguh membuatku menjadi sangat memalukan.

Dia bekerja memasak buat para murid dan guru di sekolah untuk menopang keluarga.Ini terjadi pada suatu ketika aku duduk di sekolah dasar dan ibuku datang. Aku sungguh dipermalukan. Bagaimana bisa ia tega melakukan ini padaku? Aku membuang muka dan berlari meninggalkannya saat bertemu dengannya.

Keesokan harinya di sekolah...

"Ibumu bermata satu?!?!"... eeeee ejek seorang teman.
Akupun berharap ibuku segera lenyap dari muka bumi ini.

Jadi kemudian aku katakan pada ibuku, "Ma, kenapa engkau hanya memiliki satu mata?! Kalau engkau hanya ingin aku menjadi bahan ejekan orang-orang, kenapa engkau tidak segera mati saja?!!!"

Ibuku diam tak bereaksi.

Aku merasa tidak enak, namun disaat yang sama, aku rasa aku harus mengatakan apa yang ingin aku katakan selama ini. Mungkin ini karena ibuku tidak pernah menghukumku, akan tetapi aku tidak berfikir kalau aku telah sangat melukai perasaannya.

Malam itu...

Aku terjaga dan bangun menuju ke dapur untuk mengambil segelas air minum.
Ibuku sedang menangis disana terisak-isak, mungkin karena khawatir akan membangunkanku. Sesaat kutatap ia, dan kemudian pergi meninggalkanku.

Setelah aku mengatakan perasaanku sebelumnya padanya, aku merasa tidak enak dan tertekan. Walau demikian, aku benci ibuku yang menangis dengan satu mata. Jadi aku bertekad untuk menjadi dewasa dan menjadi orang sukses.

Kemudian aku tekun belajar. Aku tinggalkan ibuku dan melanjutkan studiku ke Singapore.

Kemudian aku menikah. Aku membeli rumahku dengan jerih payahku.

Kemudian, akupun mendapatkan anak-anak juga.

Sekarang aku tinggal dengan bahagia sebagai seorang yang sukses. Aku menyukai tempat tinggal ini karena tempat ini dapat membantuku melupakan ibuku.

Kebahagiaan ini bertambah besar dan besar, ketika...

Apa ?! Siapa ini?!

Ini adalah ibuku... Masih dengan mata satunya. Aku merasa seolah-olah langit runtuh menimpaku. Bahkan anak-anakku lari ketakutan melihat ibuku yang bermata satu.

Aku bertanya padanya,"Siapa kamu?!. Aku tidak mengenalmu!!!?" kukatakan seolah-olah itu benar. Aku memakinya, "Berani sekali kamu datang ke rumahku dan menakut-nakuti anak-anakku! KELUAR DARI SINI!! SEKARANG JUGA!!!"

Ibuku hanya menjawab, "Oh, maafkan aku. Aku mungkin salah alamat?" Kemudian ia berlalu dan hilang dari pandanganku.

Oh syukurlah... Dia tidak mengenaliku. Aku agak lega. Kukatakan pada diriku kalau aku tidak akan khawatir, atau akan memikirkannya lagi. Dan akupun menjadi merasa lebih lega.

Suatu hari, sebuah undangan menghadiri reuni sekolah dikirim ke alamat rumahku di Singapore. Jadi, aku berbohong pada istriku bahwa aku akan melakukan perjalanan dinas. Setelah menghadiri reuni sekolah, aku mengunjungi sebuah gubuk tua, dulu merupakan rumahku. Hanya sekedar ingin tahu saja.

Di sana, aku mendapati ibuku terjatuh di tanah yang dingin. Tapi aku tidak melihatnya ia mengeluarkan air mata. Ia memegang selembar surat ditangannya. Sebuah surat untukku.

"Anakku... Aku rasa hidupku cukup sudah kini. Dan, aku tidak akan pergi ke Singapore lagi.

Tapi apakah ini terlalu berlebihan bila aku mengharapkan engkau yang datang mengunjungiku sekali-kali? Aku sungguh sangat merindukanmu."

Dan aku sangat gembira ketika kudengar bahwa engkau datang pada reuni sekolah. Tapi aku memutuskan untuk tidak pergi ke sekolahan. Demi engkau.

Dan aku sangat menyesal karna aku hanya memiliki satu mata, dan aku telah sangat memalukan dirimu.

Kau tahu, ketika engkau masih kecil, engkau mengalami sebuah kecelakaan, dan kehilangan salah satu matamu. Sebagai seorang ibu, aku tidak bisa tinggal diam melihat engkau akan tumbuh besar dengan hanya memiliki satu mata. Jadi kuberikan salah satu mataku untukmu.

Aku sangat bangga akan dirimu yang telah dapat melihat sebuah dunia yang baru untukku, di tempatku, dengan mata tersebut. Aku tidak pernah merasa marah dengan apa yang kau pernah kau lakukan. Beberapa kali engkau memarahiku.

Aku berkata pada diriku, "Ini karena ia mencintaiku."

Teman-temanku...

Pesan (di atas) ini sungguh memiliki sebuah arti yang sangat mendalam dan dikirim untuk mengingatkan banyak orang bahwa kebaikan yang telah mereka nikmati selama ini adalah berkat seseorang, entah secara langsung maupun tidak langsung.

Renungkan sesaat dan lihatlah dirimu!.

Berterima kasihlah akan apa yang kamu miliki saat ini dibandingkan dengan jutaan orang yang tidak memiliki kehidupan seperti yang engkau peroleh saat ini !

"Bawalah (selalu) ibumu dalam doa di mana saja engkau berada !?

really salutt to the mom... ;D ;D ;D :jempol: ;D ;D ;D
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: wiithink on 18 December 2009, 10:19:44 PM
i love my mom and granny
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: CHANGE on 19 December 2009, 11:36:05 AM
Siapakah yang paling berani ? Baca kisah nyata dibawah ini

KEBERANIAN YANG SEBENARNYA

Apakah Anda mengetahui apa yang disebut keberanian? Apakah Anda juga mengetahui keberanian yang bagaimana yang baru dapat disebut sebagai benar-benar berani? Sekarang saya telah memahaminya ……

Peristiwa itu terjadi enam tahun yang lampau. Hari itu jatuh pada Jumat pagi hari, kami menumpang pesawat dengan nomor penerbangan 1011 yang berangkat dari bandara Orlando. Para penumpang kebanyakan adalah para pengusaha yang sangat berpengalaman, mereka kebanyakan bersemangat dan penuh dengan vitalitas hidup.

Pesawat baru saja lepas landas, mendadak badan pesawat terguncang ke atas dan ke bawah, terombang-ambing ke kanan dan ke kiri. Karena keadaan semacam ini sudah pernah mereka alami, maka pada awalnya para penumpang juga menganggap itu adalah hal biasa.

Tetapi selang beberapa saat kemudian pesawat mendadak meluncur ke bawah dengan cepat, salah satu sayap pesawat menjadi miring dan menukik ke bawah. Walaupun pilot berusaha keras agar pesawat bisa terbang lagi ke atas, tetapi usahanya sia-sia. Akhirnya, dengan suaranya yang parau, pilot lalu mengumumkan kondisi yang ada kepada para penumpang .

"Para penumpang yang terhormat, saat ini pesawat sedang mengalami sedikit gangguan." Dia berkata dengan nada yang sangat serius, "Kontrol roda bagian depan pesawat kehilangan kendali, sistem tekanan air yang nampak pada alat petunjuk juga tidak berfungsi. Sekarang ini kami akan terbang kembali ke bandara Orlando, tetapi tidak bisa menjamin mesin pendarat bisa berfungsi dengan normal saat mendarat nanti. Maka awak pesawat akan membantu Anda sekalian melakukan pendaratan darurat. Jika Anda menengok ke jendela sekarang ini, Anda dapat melihat kami sedang membuang bahan bakar dari pesawat ini, sedapat mungkin meringankan pesawat ini, agar supaya bisa mendarat dengan selamat."

Oh ! Bukankah ini berarti kami sangat mungkin sekali sewaktu-waktu bisa jatuh dan hancur bersama dengan pesawat ini?

Seketika, seluruh penumpang di dalam pesawat menjadi panik. Ada sebagian bahkan tidak mempercayai apa yang telah didengar oleh telinga mereka. Saat orang-orang menyadari hal ini adalah nyata, sebagian orang mulai berteriak-teriak dengan histeris, kondisi kabin menjadi kacau balau.

Awak pesawat membantu mereka untuk kembali dan tetap duduk di kursi masing-masing, sambil mencoba menghibur para penumpang yang histeris dan mereka yang sangat ketakutan. Saat itu saya dari tempat duduk menengok keluar jendela, melihat bahan bakar pesawat sedang terus-menerus dibuang, perasaan terasa sangat berat.

Ketika saya membalikkan kepala, menengok kembali ke dalam kabin pesawat, terlihat suasana yang sangat kacau, para pengusaha yang tadinya penuh dengan kepercayaan diri sekarang semuanya berubah menjadi ketakutan. Memang benar, setiap orang sedikit banyak akan merasa ketakutan saat berhadapan dengan maut, sedikit banyak akan kehilangan ketenangan, tidak setenang biasanya, hanya saja cara memanifestasikannya berbeda-beda.

Saya mencoba mencari orang yang benar-benar berani, orang yang masih dapat mempertahankan ketenangannya di dalam suasana kabin yang kacau balau ini. Namun sangat disayangkan, setelah melihat ke sana sini ternyata tidak dapat saya temukan satu pun orang semacam ini.

Ketika saya mulai merasa kecewa, mendadak terdengar suara yang datang dari beberapa baris di sebelah kiri saya. Suara itu adalah suara seorang wanita, sebuah suara yang tetap mempertahankan ketenangannya. Nada suaranya lembut seperti biasa, ucapan kata-katanya sangat jelas sekali, sedikit pun tidak ada ketegangan maupun rasa gentar, sangat lembut dan penuh dengan kasih sayang. Ah, saya harus menemukan wanita yang mengeluarkan kata-kata ini, menelusuri arah datangnya suara, akhirnya saya dapat melihat wajah wanita itu.

Ternyata dia adalah seorang ibu, yang sedang berbicara kepada putrinya dengan lirih, dalam situasi yang kacau balau ini. Dia kira-kira berumur 35 tahun, adalah seorang ibu biasa yang tidak menimbulkan perhatian orang lain. Saat itu, dia sedang menatap anaknya yang masih berumur 4 tahun dengan penuh perhatian.

Anak kecil itu sedang bersandar di dadanya, mendengarkan dengan serius, dan merasakan arti yang terkandung dalam setiap ucapan ibunya. Tatapan pandangan yang penuh perhatian dari sang ibu membuat anak kecil itu mendengarkan dengan penuh perhatian, teriakan sedih di sekitarnya seakan tidak berpengaruh sama sekali terhadap dirinya.

Di dalam situasi yang sangat ribut, saya mencoba memasang telinga berusaha keras untuk mendengar, akhirnya secara ajaib saya telah terdengar suara yang lembut dan berulang-ulang, sebuah suara yang membuat orang senang dan merasa aman, "Nak, Mama sangat menyayangi dirimu! Tahukah kamu bahwa kasih Mama kepadamu melebihi segala benda apa pun yang ada?"

"Saya tahu, Ma," dengan yakin anak itu menjawab.

"Ingat, anakku, setelah ini tidak peduli terjadi peristiwa apa pun juga, Mama akan selalu menyayangimu, untuk selama-lamanya. Dirimu adalah bocah kecil yang baik. Mama harap dirimu bisa mengerti, tidak perduli kapan pun juga, kamu adalah anak perempuan yang baik, cinta Mama akan bersamamu untuk selama-lamanya."

Kemudian, ibu ini memeluk erat anaknya, tubuhnya dirapatkan ke tubuh anaknya, memakai sabuk pengaman, menantikan runtuhnya pesawat.

Namun, sungguh suatu mujizat, pada saat yang kritis, alat pendaratan pesawat ternyata dapat beroperasi dengan normal, akhirnya pesawat bisa mendarat dengan selamat, kami telah terhindar dari sebuah malapetaka yang sangat mengerikan. Ah, sungguh-sungguh seperti sebuah mimpi, hanya berselang beberapa detik, semua ketakutan, semua kesedihan sudah berlalu, wajah semua orang merekah, tersenyum lega.

Beraneka macam sikap manusia yang tampak, saat maut muncul di depan mata, telah memberi kesan yang sangat sulit saya lupakan, lebih-lebih sikap dari ibu yang dengan begitu tenangnya mengucapkan kata-kata lembut, serta penuh dengan kasih sayang kepada anaknya, hal ini benar-benar akan terukir dalam benak saya selamanya.

Di hadapan maut, sikap tenang, rasional dan tanpa gentar telah dia tunjukkan, sungguh membuat orang sulit untuk mempercayai. Sesungguhnya, karena cinta kasihnya sebagai IBU lah, yang telah membuat ibu tersebut dapat menghadapi segala bencana dengan begitu tenang dan berani.

Semoga Bermanfaat
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: CHANGE on 19 December 2009, 11:38:07 AM
Tanda Tanda Luka  

Beberapa tahun yang lalu di sebuah musim panas di Florida bagian selatan. Seorang anak kecil memutuskan untuk pergi berenang di sebuah danau di belakang rumahnya. Dengan tergesa-gesa dia berlari keluar pintu belakang sambil melepaskan sepatu, kaus kaki dan kaosnya, terjun ke air yang dingin. Dia berenang dan berenang terus tanpa disadarinya bahwa dia sudah berada di tengah-tengah danau.

Bersamaan dengan itu, seekor buaya besar juga sedang berenang ke arah yang sama. Ibunya dari dalam rumah memandang ke arah jendela dan melihat anaknya dan buaya tersebut semakin lama semakin mendekat satu dengan yang lain. Dengan ketakutan yang luar biasa, dia berlari ke dekat pinggir danau tersebut sambil berteriak kepada anaknya dengan sekuat tenaga. Ketika mendengar teriakan ibunya, anaknya sadar dan berbalik berenang ke arah ibunya.

Namun terlambat sudah. Buaya besar tersebut juga sudah berhasil menjangkau dia. Dari dermaga, ibu itu menggapai lengan anak lakinya bersamaan dengan buaya besar tersebut menyambar paha dari anaknya. Terjadilah tarik-menarik yang sangat mengerikan antara keduanya. Buaya besar tersebut jauh lebih kuat dari ibunya, namun demikian ibunya bertahan mati-matian untuk tidak menyerah dan membiarkan anaknya terlepas. Seorang petani yang kebetulan lewat di sekitar lokasi mendengar teriakan ibu tersebut, bergegas turun dari mobilnya dan menembak buaya besar itu.

Secara luar biasa setelah berminggu-minggu di rumah sakit, anak laki-laki tersebut berhasil diselamatkan dan disembuhkan. Pahanya penuh dengan bekas luka dari serangan buaya yang sangat ganas itu dan di bagian lengannya juga terdapat bekas luka cakaran dari kuku-kuku ibunya yang menancap pada daging lengannya sebagi usaha mempertahankan nyawa anaknya yang dikasihinya.

Setelah lewat masa-masa traumanya, seorang wartawan surat kabar yang mewawancarai anak laki-laki tersebut meminta dia untuk menunjukkan bekas luka-luka di pahanya. Anak tersebut kemudian mengangkat celananya, namun dia secara bangga juga berkata kepada si wartawan, "Lihat bekas luka-luka di tanganku yang diakibatkan oleh peristiwa tersebut" Ini terjadi karena IBU saya tidak pernah menyerah.. dan tidak mau melepaskan aku.

Semoga Bermanfaat
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: CHANGE on 19 December 2009, 11:42:21 AM

"Ibu kita adalah Orang Yang Paling Mulia di dunia ini"

Shi Sang Chi You Mama Hau  



Alkisah, ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Sang pria berasal dari keluarga kaya, dan merupakan orang yang terpandang di kota tersebut. Sedangkan sang wanita adalah seorang yatim piatu, hidup serba kekurangan, tetapi cantik, lemah lembut, dan baik hati. Kelebihan inilah yang membuat sang pria jatuh hati.


Sang wanita hamil di luar nikah. Sang pria lalu mengajaknya menikah, dengan membawa sang wanita ke rumahnya. Seperti yang sudah mereka duga, orang tua sang pria tidak menyukai wanita tsb. Sebagai orang yang terpandang di kota tsb, latar belakang wanita tsb akan merusak reputasi keluarga. Sebaliknya, mereka bahkan telah mencarikan jodoh yang sepadan untuk anaknya. Sang pria berusaha menyakinkan orang tuanya, bahwa ia sudah menetapkan keputusannya, apapun resikonya bagi dia.


Sang wanita merasa tak berdaya, tetapi sang pria menyakinkan wanita tsb bahwa tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Sang pria terus berargumen dengan orang tuanya, bahkan membantah perkataan orangtuanya, sesuatu yang belum pernah dilakukannya selama hidupnya (di zaman dulu, umumnya seorang anak sangat tunduk pada orang tuanya).


Sebulan telah berlalu, sang pria gagal untuk membujuk orang tuanya agar menerima calon istrinya. Sang orang tua juga stress karena gagal membujuk anak satu-satunya, agar berpisah dengan wanita tsb, yang menurut mereka akan sangat merugikan masa depannya.


Sang pria akhirnya menetapkan pilihan untuk kawin lari. Ia memutuskan untuk meninggalkan semuanya demi sang kekasih. Waktu keberangkatan pun ditetapkan, tetapi rupanya rencana ini diketahui oleh orang tua sang pria. Maka ketika saatnya tiba, sang ortu mengunci anaknya di dalam kamar dan dijaga ketat oleh para bawahan di rumahnya yang besar.


Sebagai gantinya, kedua orang tua datang ke tempat yang telah ditentukan sepasang kekasih tsb untuk melarikan diri. Sang wanita sangat terkejut dengan kedatangan ayah dan ibu sang pria. Mereka kemudian memohon pengertian dari sang wanita, agar meninggalkan anak mereka satu-satunya. Menurut mereka, dengan perbedaan status sosial yang sangat besar, perkawinan mereka hanya akan menjadi gunjingan seluruh penduduk kota, reputasi anaknya akan tercemar, orang2 tidak akan menghormatinya lagi. Akibatnya, bisnis yang akan diwariskan kepada anak mereka akan bangkrut secara perlahan2.


Mereka bahkan memberikan uang dalam jumlah banyak, dengan permohonan agar wanita tsb meninggalkan kota ini, tidak bertemu dengan anaknya lagi, dan menggugurkan kandungannya. Uang tsb dapat digunakan untuk membiayai hidupnya di tempat lain.


Sang wanita menangis tersedu-sedu. Dalam hati kecilnya, ia sadar bahwa perbedaan status sosial yang sangat jauh, akan menimbulkan banyak kesulitan bagi kekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk meninggalkan kota ini, tetapi menolak untuk menerima uang tsb. Ia mencintai sang pria, bukan uangnya. Walaupun ia sepenuhnya sadar, jalan hidupnya ke depan akan sangat sulit?.


Ibu sang pria kembali memohon kepada wanita tsb untuk meninggalkan sepucuk surat kepada mereka, yang menyatakan bahwa ia memilih berpisah dengan sang pria. Ibu sang pria kuatir anaknya akan terus mencari kekasihnya, dan tidak mau meneruskan usaha orang tuanya. "Walaupun ia kelak bukan suamimu, bukankah Anda ingin melihatnya sebagai seseorang yang berhasil? Ini adalah untuk kebaikan kalian berdua", kata sang ibu.


Dengan berat hati, sang wanita menulis surat. Ia menjelaskan bahwa ia sudah memutuskan untuk pergi meninggalkan sang pria. Ia sadar bahwa keberadaannya hanya akan merugikan sang pria. Ia minta maaf karena telah melanggar janji setia mereka berdua, bahwa mereka akan selalu bersama dalam menghadapi penolakan akibat perbedaan status sosial mereka. Ia tidak kuat lagi menahan penderitaan ini, dan memutuskan untuk berpisah. Tetesan air mata sang wanita tampak membasahi surat tersebut.


Sang wanita yang malang tsb tampak tidak punya pilihan lain. Ia terjebak antara moral dan cintanya. Sang wanita segera meninggalkan kota itu, sendirian. Ia menuju sebuah desa yang lebih terpencil. Disana, ia bertekad untuk melahirkan dan membesarkan anaknya.


==========0000000000==============

Tiga tahun telah berlalu. Ternyata wanita tersebut telah menjadi seorang ibu. Anaknya seorang laki-laki. Sang ibu bekerja keras siang dan malam, untuk membiayai kehidupan mereka. Di pagi dan siang hari, ia bekerja di sebuah industri rumah tangga, malamnya, ia menyuci pakaian-pakaian tetangga dan menyulam sesuai dengan pesanan pelanggan. Kebanyakan ia melakukan semua pekerjaan ini sambil menggendong anak di punggungnya. Walaupun ia cukup berpendidikan, ia menyadari bahwa pekerjaan lain tidak memungkinkan, karena ia harus berada di sisi anaknya setiap saat. Tetapi sang ibu tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya?


Di usia tiga tahun, suatu saat, sang anak tiba-tiba sakit keras. Demamnya sangat tinggi. Ia segera dibawa ke rumah sakit setempat. Anak tsb harus menginap di rumah sakit selama beberapa hari. Biaya pengobatan telah menguras habis seluruh tabungan dari hasil kerja kerasnya selama ini, dan itupun belum cukup. Ibu tsb akhirnya juga meminjam ke sana-sini, kepada siapapun yang bermurah hati untuk memberikan pinjaman.


Saat diperbolehkan pulang, sang dokter menyarankan untuk membuat sup ramuan, untuk mempercepat kesembuhan putranya. Ramuan tsb terdiri dari obat-obat herbal dan daging sapi untuk dikukus bersama. Tetapi sang ibu hanya mampu membeli obat2 herbal tsb, ia tidak punya uang sepeserpun lagi untuk membeli daging. Untuk meminjam lagi, rasanya tak mungkin, karena ia telah berutang kepada semua orang yang ia kenal, dan belum terbayar.


Ketika di rumah, sang ibu menangis. Ia tidak tahu harus berbuat apa, untuk mendapatkan daging. Toko daging di desa tsb telah menolak permintaannya, untuk bayar di akhir bulan saat gajian.


Diantara tangisannya, ia tiba-tiba mendapatkan ide. Ia mencari alkohol yang ada di rumahnya, sebilah pisau dapur, dan sepotong kain. Setelah pisau dapur dibersihkan dengan alkohol, sang ibu nekad mengambil sekerat daging dari pahanya. Agar tidak membangunkan anaknya yang sedang tidur, ia mengikat mulutnya dengan sepotong kain. Darah berhamburan. Sang ibu tengah berjuang mengambil dagingnya sendiri, sambil berusaha tidak mengeluarkan suara kesakitan yang teramat sangat?..


Hujan lebatpun turun. Lebatnya hujan menyebabkan rintihan kesakitan sang ibu tidak terdengar oleh para tetangga, terutama oleh anaknya sendiri. Tampaknya langit juga tersentuh dengan pengorbanan yang sedang dilakukan oleh sang ibu???.


==========0000000000==============

Enam tahun telah berlalu, anaknya tumbuh menjadi seorang anak yang tampan, cerdas, dan berbudi pekerti. Ia juga sangat sayang ibunya. Di hari minggu, mereka sering pergi ke taman di desa tersebut, bermain bersama, dan bersama-sama menyanyikan lagu "Shi Sang Chi You Mama Hau" (terjemahannya "Di Dunia ini, hanya ibu seorang yang baik").


Sang anak juga sudah sekolah. Sang ibu sekarang bekerja sebagai penjaga toko, karena ia sudah bisa meninggalkan anaknya di siang hari. Hari2 mereka lewatkan dengan kebersamaan, penuh kebahagiaan. Sang anak terkadang memaksa ibunya, agar ia bisa membantu ibunya menyuci di malam hari. Ia tahu ibunya masih menyuci di malam hari, karena perlu tambahan biaya untuk sekolahnya. Ia memang seorang anak yang cerdas.


Ia juga tahu, bulan depan adalah hari ulang tahun ibunya. Ia berniat membelikan sebuah jam tangan, yang sangat didambakan ibunya selama ini. Ibunya pernah mencobanya di sebuah toko, tetapi segera menolak setelah pemilik toko menyebutkan harganya. Jam tangan itu sederhana, tidak terlalu mewah, tetapi bagi mereka, itu terlalu mahal. Masih banyak keperluan lain yang perlu dibiayai.


Sang anak segera pergi ke toko tsb, yang tidak jauh dari rumahnya. Ia meminta kepada kakek pemilik toko agar menyimpan jam tangan tsb, karena ia akan membelinya bulan depan. "Apakah kamu punya uang?" tanya sang pemilik toko. "Tidak sekarang, nanti saya akan punya", kata sang anak dengan serius.


Ternyata, bulan depan sang anak benar-benar muncul untuk membeli jam tangan tsb. Sang kakek juga terkejut, kiranya sang anak hanya main-main. Ketika menyerahkan uangnya, sang kakek bertanya "Dari mana kamu mendapatkan uang itu? Bukan mencuri kan?". "Saya tidak mencuri, kakek. Hari ini adalah hari ulang tahun ibuku. Saya biasanya naik becak pulang pergi ke sekolah. Selama sebulan ini, saya berjalan kaki saat pulang dari sekolah ke rumah, uang jajan dan uang becaknya saya simpan untuk beli jam ini. Kakiku sakit, tapi ini semua untuk ibuku. O ya, jangan beritahu ibuku tentang hal ini. Ia akan marah" kata sang anak. Sang pemilik toko tampak kagum pada anak tsb.


Seperti biasanya, sang ibu pulang dari kerja di sore hari. Sang anak segera memberikan ucapan selamat pada ibu, dan menyerahkan jam tangan tsb. Sang ibu terkejut bercampur haru, ia bangga dengan anaknya. Jam tangan ini memang adalah impiannya. Tetapi sang ibu tiba-tiba tersadar, dari mana uang untuk membeli jam tsb. Sang anak tutup mulut, tidak mau menjawab.


"Apakah kamu mencuri, Nak?" Sang anak diam seribu bahasa, ia tidak ingin ibu mengetahui bagaimana ia mengumpulkan uang tersebut. Setelah ditanya berkali-kali tanpa jawaban, sang ibu menyimpulkan bahwa anaknya telah mencuri. "Walaupun kita miskin, kita tidak boleh mencuri. Bukankah ibu sudah mengajari kamu tentang hal ini?" kata sang ibu.

Lalu ibu mengambil rotan dan mulai memukul anaknya. Biarpun ibu sayang pada anaknya, ia harus mendidik anaknya sejak kecil. Sang anak menangis, sedangkan air mata sang ibu mengalir keluar. Hatinya begitu perih, karena ia sedang memukul belahan hatinya. Tetapi ia harus melakukannya, demi kebaikan anaknya.


Suara tangisan sang anak terdengar keluar. Para tetangga menuju ke rumah tsb heran, dan kemudian prihatin setelah mengetahui kejadiannya. "Ia sebenarnya anak yang baik", kata salah satu tetangganya. Kebetulan sekali, sang pemilik toko sedang berkunjung ke rumah salah satu tetangganya yang merupakan familinya.


Ketika ia keluar melihat ke rumah itu, ia segera mengenal anak itu. Ketika mengetahui persoalannya, ia segera menghampiri ibu itu untuk menjelaskan. Tetapi tiba-tiba sang anak berlari ke arah pemilik toko, memohon agar jangan menceritakan yang sebenarnya pada ibunya.


"Nak, ketahuilah, anak yang baik tidak boleh berbohong, dan tidak boleh menyembunyikan sesuatu dari ibunya". Sang anak mengikuti nasehat kakek itu. Maka kakek itu mulai menceritakan bagaimana sang anak tiba-tiba muncul di tokonya sebulan yang lalu, memintanya untuk menyimpan jam tangan tsb, dan sebulan kemudian akan membelinya. Anak itu muncul siang tadi di tokonya, katanya hari ini adalah hari ulang tahun ibunya. Ia juga menceritakan bagaimana sang anak berjalan kaki dari sekolahnya pulang ke rumah dan tidak jajan di sekolah selama sebulan ini, untuk mengumpulkan uang membeli jam tangan kesukaan ibunya.


Tampak sang kakek meneteskan air mata saat selesai menjelaskan hal tsb, begitu pula dengan tetangganya. Sang ibu segera memeluk anak kesayangannya, keduanya menangis dengan tersedu-sedu?."Maafkan saya, Nak." "Tidak Bu, saya yang bersalah" ..


===========000=================

Sementara itu, ternyata ayah dari sang anak sudah menikah, tetapi istrinya mandul. Mereka tidak punya anak. Sang ortu sangat sedih akan hal ini, karena tidak akan ada yang mewarisi usaha mereka kelak.



Ketika sang ibu dan anaknya berjalan-jalan ke kota, dalam sebuah kesempatan, mereka bertemu dengan sang ayah dan istrinya. Sang ayah baru menyadari bahwa sebenarnya ia sudah punya anak dari darah dagingnya sendiri


Ia mengajak mereka berkunjung ke rumahnya, bersedia menanggung semua biaya hidup mereka, tetapi sang ibu menolak. Kami bisa hidup dengan baik tanpa bantuanmu.


Berita ini segera diketahui oleh orang tua sang pria. Mereka begitu ingin melihat cucunya, tetapi sang ibu tidak mau mengizinkan.


===========000==================

Bersambung...

Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: CHANGE on 19 December 2009, 11:44:26 AM
sambungan...

Di pertengahan tahun, penyakit sang anak kembali kambuh. Dokter mengatakan bahwa penyakit sang anak butuh operasi dan perawatan yang konsisten. Kalau kambuh lagi, akan membahayakan jiwanya.


Keuangan sang ibu sudah agak membaik, dibandingkan sebelumnya. Tetapi biaya medis tidaklah murah, ia tidak sanggup membiayainya.


Sang ibu kembali berpikir keras. Tetapi ia tidak menemukan solusi yang tepat. Satu-satunya jalan keluar adalah menyerahkan anaknya kepada sang ayah, karena sang ayahlah yang mampu membiayai perawatannya.


Maka di hari Minggu ini, sang ibu kembali mengajak anaknya berkeliling kota, bermain-main di taman kesukaan mereka. Mereka gembira sekali, menyanyikan lagu "Shi Sang Chi You Mama Hau", lagu kesayangan mereka. Untuk sejenak, sang ibu melupakan semua penderitaannya, ia hanyut dalam kegembiraan bersama sang anak.


Sepulang ke rumah, ibu menjelaskan keadaannya pada sang anak. Sang anak menolak untuk tinggal bersama ayahnya, karena ia hanya ingin dengan ibu. "Tetapi ibu tidak mampu membiayai perawatan kamu, Nak" kata ibu.


"Tidak apa-apa Bu, saya tidak perlu dirawat. Saya sudah sehat, bila bisa bersama2 dengan ibu. Bila sudah besar nanti, saya akan cari banyak uang untuk biaya perawatan saya dan untuk ibu. Nanti, ibu tidak perlu bekerja lagi, Bu", kata sang anak. Tetapi ibu memaksa akan berkunjung ke rumah sang ayah keesokan harinya. Penyakitnya memang bisa kambuh setiap saat.


Disana ia diperkenalkan dengan kakek dan neneknya. Keduanya sangat senang melihat anak imut tersebut. Ketika ibunya hendak pulang, sang anak meronta-ronta ingin ikut pulang dengan ibunya. Walaupun diberikan mainan kesukaan sang anak, yang tidak pernah ia peroleh saat bersama ibunya, sang anak menolak. "Saya ingin Ibu, saya tidak mau mainan itu", teriak sang anak dengan nada yang polos. Dengan hati sedih dan menangis, sang ibu berkata "Nak, kamu harus dengar nasehat ibu. Tinggallah di sini. Ayah, kakek dan nenek akan bermain bersamamu." "Tidak, aku tidak mau mereka. Saya hanya mau ibu, saya sayang ibu, bukankah ibu juga sayang saya? Ibu sekarang tidak mau saya lagi", sang anak mulai menangis.


Bujukan demi bujukan ibunya untuk tinggal di rumah besar tsb tidak didengarkan anak kecil tsb. Sang anak menangis tersedu2 "Kalau ibu sayang padaku, bawalah saya pergi, Bu". Sampai pada akhirnya, ibunya memaksa dengan mengatakan "Benar, ibu tidak sayang kamu lagi. Tinggallah disini", ibunya segera lari keluar meninggalkan rumah tsb. Tampak anaknya meronta2 dengan ledakan tangis yang memilukan.


Di rumah, sang ibu kembali meratapi nasibnya. Tangisannya begitu menyayat hati, ia telah berpisah dengan anaknya. Ia tidak diperbolehkan menjenguk anaknya, tetapi mereka berjanji akan merawat anaknya dengan baik. Diantara isak tangisnya, ia tidak menemukan arti hidup ini lagi. Ia telah kehilangan satu-satunya alasan untuk hidup, anaknya tercinta.


Kemudian ibu yang malang itu mengambil pisau dapur untuk memotong urat nadinya. Tetapi saat akan dilakukan, ia sadar bahwa anaknya mungkin tidak akan diperlakukan dengan baik. Tidak, ia harus hidup untuk mengetahui bahwa anaknya diperlakukan dengan baik. Segera, niat bunuh diri itu dibatalkan, demi anaknya juga??..


============000=========

Setahun berlalu. Sang ibu telah pindah ke tempat lain, mendapatkan kerja yang lebih baik lagi. Sang anak telah sehat, walaupun tetap menjalani perawatan medis secara rutin setiap bulan.


Seperti biasa, sang anak ingat akan hari ulang tahun ibunya. Uang pun dapat ia peroleh dengan mudah, tanpa perlu bersusah payah mengumpulkannya. Maka, pada hari tsb, sepulang dari sekolah, ia tidak pulang ke rumah, ia segera naik bus menuju ke desa tempat tinggal ibunya, yang memakan waktu beberapa jam. Sang anak telah mempersiapkan setangkai bunga, sepucuk surat yang menyatakan ia setiap hari merindukan ibu, sebuah kartu ucapan selamat ulang tahun, dan nilai ujian yang sangat bagus. Ia akan memberikan semuanya untuk ibu.


Sang anak berlari riang gembira melewati gang-gang kecil menuju rumahnya. Tetapi ketika sampai di rumah, ia mendapati rumah ini telah kosong. Tetangga mengatakan ibunya telah pindah, dan tidak ada yang tahu kemana ibunya pergi. Sang anak tidak tahu harus berbuat apa, ia duduk di depan rumah tsb, menangis "Ibu benar2 tidak menginginkan saya lagi."


Sementara itu, keluarga sang ayah begitu cemas, ketika sang anak sudah terlambat pulang ke rumah selama lebih dari 3 jam. Guru sekolah mengatakan semuanya sudah pulang. Semua tempat sudah dicari, tetapi tidak ada kabar. Mereka panik. Sang ayah menelpon ibunya, yang juga sangat terkejut. Polisi pun dihubungi untuk melaporkan anak hilang.


Ketika sang ibu sedang berpikir keras, tiba-tiba ia teringat sesuatu. Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ia terlalu sibuk sampai melupakannya. Anaknya mungkin pulang ke rumah. Maka sang ayah dan sang ibu segera naik mobil menuju rumah tsb. Sayangnya, mereka hanya menemukan kartu ulang tahun, setangkai bunga, nilai ujian yang bagus, dan sepucuk surat anaknya. Sang ibu tidak mampu menahan tangisannya, saat membaca tulisan-tulisan imut anaknya dalam surat itu.


Hari mulai gelap. Mereka sibuk mencari di sekitar desa tsb, tanpa mendapatkan petunjuk apapun. Sang ibu semakin resah. Kemudian sang ibu membakar dupa, berlutut di hadapan altar Dewi Kuan Im, sambil menangis ia memohon agar bisa menemukan anaknya.


Seperti mendapat petunjuk, sang ibu tiba-tiba ingat bahwa ia dan anaknya pernah pergi ke sebuah kuil Kuan Im di desa tsb. Ibunya pernah berkata, bahwa bila kamu memerlukan pertolongan, mohonlah kepada Dewi Kuan Im yang welas asih. Dewi Kuan Im pasti akan menolongmu, jika niat kamu baik. Ibunya memprediksikan bahwa anaknya mungkin pergi ke kuil tsb untuk memohon agar bisa bertemu dengan dirinya.


Benar saja, ternyata sang anak berada di sana. Tetapi ia pingsan, demamnya tinggi sekali. Sang ayah segera menggendong anaknya untuk dilarikan ke rumah sakit. Saat menuruni tangga kuil, sang ibu terjatuh dari tangga, dan berguling2 jatuh ke bawah? ..


============000==============

Sepuluh tahun sudah berlalu. Kini sang anak sudah memasuki bangku kuliah. Ia sering beradu mulut dengan ayah, mengenai persoalan ibunya. Sejak jatuh dari tangga, ibunya tidak pernah ditemukan. Sang anak telah banyak menghabiskan uang untuk mencari ibunya kemana-mana, tetapi hasilnya nihil.


Siang itu, seperti biasa sehabis kuliah, sang anak berjalan bersama dengan teman wanitanya. Mereka tampak serasi. Saat melaju dengan mobil, di persimpangan sebuah jalan, ia melihat seorang wanita tua yang sedang mengemis. Ibu tsb terlihat kumuh, dan tampak memakai tongkat. Ia tidak pernah melihat wanita itu sebelumnya. Wajahnya kumal, dan ia tampak berkomat-kamit.


Di dorong rasa ingin tahu, ia menghentikan mobilnya, dan turun bersama pacar untuk menghampiri pengemis tua itu. Ternyata sang pengemis tua sambil mengacungkan kaleng kosong untuk minta sedekah, ia berucap dengan lemah "Dimanakah anakku? Apakah kalian melihat anakku?"


Sang anak merasa mengenal wanita tua itu. Tanpa disadari, ia segera menyanyikan lagu "Shi Sang Ci You Mama Hau" dengan suara perlahan, tak disangka sang pengemis tua ikut menyanyikannya dengan suara lemah. Mereka berdua menyanyi bersama. Ia segera mengenal suara ibunya yang selalu menyanyikan lagu tsb saat ia kecil, sang anak segera memeluk pengemis tua itu dan berteriak dengan haru "Ibu? Ini saya ibu".


Sang pengemis tua itu terkejut, ia meraba-raba muka sang anak, lalu bertanya, "Apakah kamu ??..(nama anak itu)?" "Benar bu, saya adalah anak ibu?". Keduanya pun berpelukan dengan erat, air mata keduanya berbaur membasahi bumi???.


Karena jatuh dari tangga, sang ibu yang terbentur kepalanya menjadi hilang ingatan, tetapi ia setiap hari selama sepuluh tahun terus mencari anaknya, tanpa peduli dengan keadaaan dirinya. Sebagian orang menganggapnya sebagai orang gila?.


============000=============

Dalam kondisi kritis, Ibu kita akan melakukan apa saja demi kita. Ibu bahkan rela mengorbankan nyawanya?..


Diantara orang-orang disekeliling Anda, yang Anda kenal, Saudara/I kandung Anda, diantara lebih dari 6 Milyar manusia, siapakah yang rela mengorbankan nyawanya untuk Anda, kapan pun, dimana pun, dengan cara apapun ?


Tidak diragukan lagi "Ibu kita adalah Orang Yang Paling Mulia di dunia ini"

Semoga Bermanfaat


Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: CHANGE on 21 December 2009, 09:55:13 AM
Besok, hari Selasa tanggal 22 Desember 2009 adalah Mother’s Day, cerita ini sebagai bahan perenungan bagi kita semua terutama bagi Bro dan Sis yang masih menpunyai orang tua. Manfaatkan waktu ini untuk orangtua anda dengan sebaik-baiknya. Dan jadinya ANAK YANG BERBAKTI KEPADA ORANGTUA.
 
Pengorbanan Seorang Ibu

Jalannya sudah tertatih-tatih, karena usianya sudah lebih dari 70 tahun, sehingga kalau tidak perlu sekali, jarang ia bisa dan mau keluar rumah. Walaupun ia mempunyai seorang anak perempuan, ia harus tinggal di rumah jompo, karena kehadirannya tidak diinginkan. Masih teringat olehnya, betapa berat penderitaannya ketika akan melahirkan putrinya tersebut. Ayah dari anak tersebut minggat setelah menghamilinya tanpa mau bertanggung jawab atas perbuatannya. Di samping itu keluarganya menuntut agar ia menggugurkan bayi yang belum dilahirkan, karena keluarganya merasa malu mempunyai seorang putri yang hamil sebelum nikah, tetapi ia tetap mempertahankannya, oleh sebab itu ia diusir dari rumah orang tuanya.


Selain aib yang harus di tanggung, ia pun harus bekerja berat di pabrik untuk membiayai hidupnya. Ketika ia melahirkan putrinya, tidak ada seorang pun yang mendampinginya. Ia tidak mendapatkan kecupan manis maupun ucapan selamat dari siapapun juga, yang ia dapatkan hanya cemohan, karena telahelahirkan seorang bayi haram tanpa bapa. Walaupun demikian ia merasa bahagia sekali atas berkat yang didapatkannya dari Tuhan di mana ia telah dikaruniakan seorang putri. Ia berjanji akan memberikan seluruh kasih sayang yang ia miliki hanya untuk putrinya seorang, oleh sebab itulah putrinya diberi nama Love - Kasih.


Siang ia harus bekerja berat di pabrik dan di waktu malam hari ia harus menjahit sampai jauh malam, karena itu merupakan penghasilan tambahan yang ia bisa dapatkan. Terkadang ia harus menjahit sampai jam 2 pagi, tidur lebih dari 4 jam sehari itu adalah sesuatu kemewahan yang tidak pernah ia dapatkan. Bahkan Sabtu Minggu pun ia masih bekerja menjadi pelayan restaurant. Ini ia lakukan semua agar ia bisa membiayai kehidupan maupun biaya sekolah putrinya yang tercinta. Ia tidak mau menikah lagi, karena ia masih tetap mengharapkan, bahwa pada suatu saat ayah dari putrinya akan datang balik kembali kepadanya, di samping itu ia tidak mau memberikan ayah tiri kepada putrinya.


Sejak ia melahirkan putrinya ia menjadi seorang vegetarian, karena ia tidak mau membeli daging, itu terlalu mahal baginya, uang untuk daging yang seyogianya ia bisa beli, ia sisihkan untuk putrinya. Untuk dirinya sendiri ia tidak pernah mau membeli pakaian baru, ia selalu menerima dan memakai pakaian bekas pemberian orang, tetapi untuk putrinya yang tercinta, hanya yang terbaik dan terbagus ia berikan, mulai dari pakaian sampai dengan makanan.


Pada suatu saat ia jatuh sakit, demam panas. Cuaca di luaran sangat dingin sekali, karena pada saat itu lagi musim dingin menjelang hari Natal. Ia telah menjanjikan untuk memberikan sepeda sebagai hadiah Natal untuk putrinya, tetapi ternyata uang yang telah dikumpulkannya belum mencukupinya. Ia tidak ingin mengecewakan putrinya, maka dari itu walaupun cuaca diluaran dingin sekali, bahkan dlm keadaan sakit dan lemah, ia tetap memaksakan diri untuk keluar rumah dan bekerja. Sejak saat tersebut ia kena penyakit rheumatik, sehingga sering sekali badannya terasa sangat nyeri sekali. Ia ingin memanjakan putrinya dan memberikan hanya yang terbaik bagi putrinya walaupun untuk ini ia harus bekorban, jadi dlm keadaan sakit ataupun tidak sakit ia tetap bekerja, selama hidupnya ia tidak pernah absen bekerja demi putrinya yang tercinta.


Karena perjuangan dan pengorbanannya akhirnya putrinya bisa melanjutkan studinya diluar kota. Di sana putrinya jatuh cinta kepada seorang pemuda anak dari seorang konglomerat beken. Putrinya tidak pernah mau mengakui bahwa ia masih mempunyai orang tua. Ia merasa malu bahwa ia ditinggal minggat oleh ayah kandungnya dan ia merasa malu mempunyai seorang ibu yang bekerja hanya sebagai babu pencuci piring di restaurant. Oleh sebab itulah ia mengaku kepada calon suaminya bahwa kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.


Pada saat putrinya menikah, ibunya hanya bisa melihat dari jauh dan itupun hanya pada saat upacara pernikahan di gereja saja. Ia tidak diundang, bahkan kehadirannya tidaklah diinginkan. Ia duduk di sudut kursi paling belakang di gereja, sambil mendoakan agar Tuhan selalu melindungi dan memberkati putrinya yang tercinta. Sejak saat itu bertahun-tahun ia tidak mendengar kabar dari putrinya, karena ia dilarang dan tidak boleh menghubungi putrinya. Pada suatu hari ia membaca di koran bahwa putrinya telah melahirkan seorang putera, ia merasa bahagia sekali mendengar berita bahwa ia sekarang telah mempunyai seorang cucu. Ia sangat mendambakan sekali untuk bisa memeluk dan menggendong cucunya, tetapi ini tidak mungkin, sebab ia tidak boleh menginjak rumah putrinya. Untuk ini ia berdoa tiap hari kepada Tuhan, agar ia bisa mendapatkan kesempatan untuk melihat dan bertemu dengan anak dan cucunya, karena keinginannya sedemikian besarnya untuk bisa melihat putri dan cucunya, ia melamar dengan menggunakan nama palsu untuk menjadi babu di rumah keluarga putrinya.


Ia merasa bahagia sekali, karena lamarannya diterima dan diperbolehkan bekerja disana. Di rumah putrinya ia bisa dan boleh menggendong cucunya, tetapi bukan sebagai Oma dari cucunya melainkan hanya sebagai babu dari keluarga tersebut. Ia merasa berterima kasih sekali kepada Tuhan, bahwa ia permohonannya telah dikabulkan.
Di rumah putrinya, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan khusus, bahkan binatang peliharaan mereka jauh lebih dikasihi oleh putrinya daripada dirinya sendiri. Di samping itu sering sekali dibentak dan dimaki oleh putri dan anak darah dagingnya sendiri, kalau hal ini terjadi ia hanya bisa berdoa sambil menangis di dlm kamarnya yang kecil di belakang dapur. Ia berdoa agar Tuhan mau mengampuni kesalahan putrinya, ia berdoa agar hukuman tidak dilimpahkan kepada putrinya, ia berdoa agar hukuman itu dilimpahkan saja kepadanya, karena ia sangat menyayangi putrinya.


Setelah bekerja bertahun-tahun sebagai babu tanpa ada orang yang mengetahui siapa dirinya dirumah tersebut, akhirnya ia menderita sakit dan tidak bisa bekerja lagi. Mantunya merasa berhutang budi kepada pelayan tuanya yang setia ini sehingga ia memberikan kesempatan untuk menjalankan sisa hidupnya di rumah jompo.
Puluhan tahun ia tidak bisa dan tidak boleh bertemu lagi dengan putri kesayangannya. Uang pension yang ia dapatkan selalu ia sisihkan dan tabung untuk putrinya, dengan pemikiran siapa tahu pada suatu saat ia membutuhkan bantuannya.


Pada tahun lampau beberapa hari sebelum hari Natal, ia jatuh sakit lagi, tetapi ini kali ia merasakan bahwa saatnya sudah tidak lama lagi. Ia merasakan bahwa ajalnya sudah mendekat. Hanya satu keinginan yang ia dambakan sebelum ia meninggal dunia, ialah untuk bisa bertemu dan boleh melihat putrinya sekali lagi. Di samping itu ia ingin memberikan seluruh uang simpanan yang ia telah kumpulkan selama hidupnya, sebagai hadiah terakhir untuk putrinya.
Suhu diluaran telah mencapai 17 derajat di bawah nol dan salujupun turun dengan lebatnya, jangankan manusia anjingpun pada saat ini tidak mau keluar rumah lagi, karena di luaran sangat dingin, tetapi Nenek tua ini tetap memaksakan diri untuk pergi ke rumah putrinya. Ia ingin betemu dengan putrinya sekali lagi yang terakhir kali. Dengan tubuh menggigil karena kedinginan, ia menunggu datangnya bus berjam-jam di luaran. Ia harus dua kali ganti bus, karena jarak rumah jompo tempat di mana ia tinggal letaknya jauh dari rumah putrinya. Satu perjalanan yang jauh dan tidak mudah bagi seorang nenek tua yang berada dlm keadaan sakit.


Setiba di rumah putrinya dlm keadaan lelah dan kedinginan ia mengetuk rumah putrinya dan ternyata purtinya sendiri yang membukakan pintu rumah gedong di mana putrinya tinggal. Apakah ucapan selamat datang yang diucapkan putrinya ? Apakah rasa bahagia bertemu kembali dengan ibunya? Tidak! Bahkan ia ditegor: "Kamu sudah bekerja di rumah kami puluhan tahun sebagai pembantu, apakah kamu tidak tahu bahwa untuk pembantu ada pintu khusus, ialah pintu di belakang rumah!"


"Nak, Ibu datang bukannya untuk bertamu melainkan hanya ingin memberikan hadiah Natal untukmu. Ibu ingin melihat kamu sekali lagi, mungkin yang terakhir kalinya, bolehkah saya masuk sebentar saja, karena di luaran dingin sekali dan sedang turun salju. Ibu sudah tidak kuat lagi nak!" kata wanita tua itu.


"Maaf saya tidak ada waktu, di samping itu sebentar lagi kami akan menerima tamu seorang pejabat tinggi, lain kali saja. Dan kalau lain kali mau datang telepon dahulu, jangan sembarangan datang begitu saja!" ucapan putrinya dengan nada kesal. Setelah itu pintu ditutup dengan keras. Ia mengusir ibu kandungnya sendiri, seperti juga mengusir seorang pengemis.


Tidak ada rasa kasih, jangankan kasih, belas kasihanpun tidak ada. Setelah beberapa saat kemudian bel rumah bunyi lagi, ternyata ada orang mau pinjam telepon di rumah putrinya "Maaf Bu, mengganggu, bolehkah kami pinjam teleponnya sebentar untuk menelpon ke kantor polisi, sebab di halte bus di depan ada seorang nenek meninggal dunia, rupanya ia mati kedinginan!"


Wanita tua ini mati bukan hanya kedinginan jasmaniahnya saja, tetapi juga perasaannya. Ia sangat mendambakan sekali kehangatan dari kasih sayang putrinya yang tercinta yang tidak pernah ia dapatkan selama hidupnya.

INGAT !!!

Seorang Ibu melahirkan dan membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang tanpa mengharapkan pamrih apapun juga. Seorang Ibu bisa dan mampu memberikan waktunya 24 jam sehari bagi anak-anaknya, tidak ada perkataan siang maupun malam, tidak ada perkataan lelah ataupun tidak mungkin dan ini 365 hari dalam setahun. Seorang Ibu mendoakan dan mengingat anaknya tiap hari bahkan tiap menit dan ini sepanjang masa. Bukan hanya setahun sekali saja pada hari-hari tertentu. Kenapa kita baru bisa dan mau memberikan bunga maupun hadiah kepada Ibu kita hanya pada waktu hari Ibu saja "Mother's Day" sedangkan di hari-hari lainnya tidak pernah mengingatnya, boro-boro memberikan hadiah, untuk menelpon saja kita tidak punya waktu.

Kita akan bisa lebih membahagiakan Ibu kita apabila kita mau memberikan sedikit waktu kita untuknya, waktu nilainya ada jauh lebih besar daripada bunga maupun hadiah. Renungkanlah: Kapan kita terakhir kali menelpon Ibu? Kapan kita terakhir mengundang Ibu? Kapan terakhir kali kita mengajak Ibu jalan-jalan? Dan kapan terakhir kali kita memberikan kecupan manis dengan ucapan terima kasih kepada Ibu kita? Dan kapankah kita terakhir kali berdoa untuk Ibu kita?

Berikanlah kasih sayang selama Ibu kita masih hidup, percuma kita memberikan bunga maupun tangisan apabila Ibu telah berangkat, karena Ibu tidak akan bisa melihatnya lagi.


HAPPY MOTHER’S DAY UNTUK SEMUA MAMA-MAMA ( WANITA PERKASA ) YANG LUAR BIASA.
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: CHANGE on 22 December 2009, 10:05:34 AM
Semoga Mother’s Day hari ini dapat menjadi perenungan mendalam. Banyak kasus yang sering kita dengar dan rasakan, pada saat seorang anak ( LELAKI ) berumah tangga, proses perjalanan kehidupan rumah tangga telah membuat anak tersebut ( LELAKI ) menjadi seorang yang tidak berbakti ( kalau boleh dikatakan menjadi durhaka ). Sungguh menprihatinkan.


MENAKAR AIR SUSU

Di dalam puisi dan cerita-cerita rakyat di beberapa negara, banyak diceritakan masalah tentang hubungan cinta dan tidak cinta, antara orangtua dengan anak-anaknya. Ada beberapa negara di dunia ini tidak mempunyai cerita-cerita rakyat yang berkenaan dengan penggambaran hubungan cinta kasih antara orangtua dengan anak-anaknya. Dan mereka hanya menekankan tentang cinta kasih kepada semua orang, yang tentu saja termasuk orangtua mereka juga.

Banyak sekali orang yang menangis ketika mendengar dan membaca puisi dan cerita-cerita yang menggambarkan tentang hubungan cinta kasih antara orangtua dengan anak. Ada satu cerita berasal dari sebuah puisi yang amat terkenal di Srilanka. Puisi yang asli terdiri dari empat bait, yang dapat mengubah seseorang menjadi penuh belas kasih. Ceritanya sebagai berikut :

Pada suatu ketika, hiduplah seorang ibu yang membesarkan anak laki-lakinya. Dengan melalui berbagai penderitaan akhirnya ibu tua itu berhasil menghantarkan anak laki-lakinya mencapai kehidupan yang sukses.

Anak laki-laki itu lalu menikah dan mempunyai rumah sendiri. Setelah ia berkeluarga dan mempunyai kehidupan yang cukup baik, tetapi ia tidak pernah menengok kepada kedua orangtuanya yang sudah tua itu. Ayah dan ibu tua itu sudah lama amat menderita, mereka tidak mempunyai makanan dan pakaian yang cukup.

Pada suatu hari karena mereka sudah amat kelaparan, tidak mempunyai lagi makanan yang dapat dimakan, ibu tua itu merasa ia dapat meminta pertolongan dari anaknya. Dengan badan yang sudah membungkuk, ia berjalan perlahan-lahan menuju ke rumah anaknya untuk meminta makanan.

Anak laki-laki itu yang melihat ibunya datang segera bersembunyi di dalam rumah. Ia diam saja di dalam rumah dan tidak mau keluar menemui ibunya, ia lalu menyuruh isterinya keluar untuk menemui ibunya.

Di depan pintu rumah, ibu tua itu berkata kepada menantu perempuannya, bahwa ia amat lapar dan membutuhkan makanan. Menantunya tanpa berkata sepatah katapun lalu masuk ke dalam rumah dan membawa sebuah keranjang, lalu diberikannya kepada mertuanya, yang berisi dua liter gandum.

Tetapi ibu mertua yang sedang kelaparan itu, tentu saja tidak dapat memakan gandum yang belum dimasak itu. Ia harus memasaknya terlebih dahulu, dan membutuhkan waktu yang cukup lama sampai gandum itu matang dan dapat dimakan. Sedangkan ia sudah amat lapar, dan membutuhkan makanan yang sudah matang supaya dapat segera dimakan untuk menghilangkan rasa laparnya.

Ibu tua itu menerima keranjang yang berisi gandum itu dengan perasaan sedih, ia tidak bahagia. Ia menghadapi kenyataan yang pahit, ia hanya menerima dua liter gandum, pemberian dari anak laki-lakinya yang amat sangat dikasihinya. Anak laki-lakinya itu tidak mau keluar menemuinya ketika ia datang, hatinya amat kecewa dan sedih sekali.

Diceritakan, ibu tua itu lalu mengucapkan syair ketika ia menerima gandum itu,

"Saya datang ke depan pintu rumah anakku karena saya amat lapar dan hampir mati. Tetapi saya hanya memperoleh dua liter gandum. Saya ragu-ragu, apakah saya harus menerimanya atau tidak. Oh anakku sayang. Apakah saya pernah menakar air susuku ketika menyusuimu?"

Cerita selanjutnya : ternyata menantunya itu amat marah mendengar kata-katanya. Ia merasa kata-kata itu ditujukan untuk dirinya.

Dengan marah ia lalu berkata :
"Hai nenek tua, ibuku sendiri yang telah membesarkanku, dan tidak akan membiarkan aku menderita sedikitpun, tidak ribut ketika ia datang, dan hanya kami berikan seliter gandum. Kami kan sudah memberikanmu dua liter gandum, tetapi kamu malah berkata-kata seperti itu. Sudahlah nenek tua, pergilah dari tempat ini sekarang juga!"

Anak laki-laki itu tidak berusaha meredakan pertentangan antara ibu dan isterinya, ia hanya diam saja.
Tetapi sejak saat itu setelah mendengar puisi yang diucapkan si ibu tua, orang-orang menjadi merasa ngeri dan takut apabila sudah tua nanti, akan menghadapi keadaan seperti yang dialami oleh ibu tua itu.

Cerita ini menekankan tentang kewajiban seorang anak untuk merawat ayah dan ibunya yang sudah tua, seperti ayah dan ibu merawat anaknya dengan penuh kasih yang tanpa batas ketika mereka masih kecil. Jadi seorang anak harus berbakti dengan merawat orangtua mereka, dengan penuh hormat dan dengan cinta kasih yang tulus ikhlas.

Semoga semua makhluk berbahagia.
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: CHANGE on 22 December 2009, 10:19:50 AM
Artikel-artikel motivasi yang inspiratif pada Mother’s Day sebagai HADIAH ini bertujuan untuk membangkitkan dan mengingatkan kita bahwa kita tidak pernah dapat membalas cinta kasih orang tua kepada kita. Semoga beberapa hadiah artikel ini dapat menggugah KETULUSAN kita sebagai anak-anakNYA.

Tiga karung beras  

Ini adalah makanan yang tidak bisa dibeli dengan uang. Kisah ini adalah kisah nyata sebuah keluarga yang sangat miskin, yang memiliki seorang anak laki-laki. Ayahnya sudah meninggal dunia, tinggalah ibu dan anak laki-lakinya untuk saling menopang.

Ibunya bersusah payah seorang membesarkan anaknya, saat itu kampung tersebut belum memiliki listrik. Saat membaca buku, sang anak tersebut diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih menjahitkan baju untuk sang anak.

Saat memasuki musim gugur, sang anak memasuki sekolah menengah atas.

Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah sehingga tidak bisa lagi
bekerja di sawah.

Saat itu setiap bulannya murid-murid diharuskan membawa tiga puluh kg beras untuk dibawa ke kantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibunya tidak mungkin bisa memberikan tiga puluh kg beras tersebut.Dan kemudian berkata kepada ibunya: " Ma, saya mau berhenti sekolah dan membantu mama bekerja disawah". Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata : "Kamu memiliki niat seperti itu mama sudah senang sekali tetapi kamu harus tetap sekolah. Jangan khawatir, kalau mama sudah melahirkan kamu, pasti bisa merawat dan menjaga kamu. Cepatlah pergi daftarkan ke sekolah nanti berasnya mama yang akan bawa ke sana".

Karena sang anak tetap bersikeras tidak mau mendaftarkan ke sekolah, mamanya menampar sang anak tersebut. Dan ini adalah pertama kalinya sang anak ini dipukul oleh mamanya.

Sang anak akhirnya pergi juga ke sekolah. Sang ibunya terus berpikir dan merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh.

Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan nafas tergesa-gesa Ibunya datang ke kantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari bahunya.

Pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka kantongnya dan mengambil segenggam beras lalu menimbangnya dan berkata : " Kalian para wali murid selalu suka mengambil keuntungan kecil, kalian lihat, di sini isinya campuran beras dan gabah. Jadi kalian kira kantin saya ini tempat penampungan beras campuran". Sang ibu ini pun malu dan berkali-kali meminta maaf kepada ibu pengawas tersebut.

Awal Bulan berikutnya ibu memikul sekantong beras dan masuk ke dalam kantin. Ibu pengawas seperti biasanya mengambil sekantong beras dari kantong tersebut dan melihat. Masih dengan alis yang mengerut dan berkata: "Masih dengan beras yang sama". Pengawas itupun berpikir, apakah kemarin itu dia belum berpesan dengan Ibu ini dan kemudian berkata : "Tak perduli beras apapun yang Ibu berikan kami akan terima tapi jenisnya harus dipisah jangan dicampur bersama, kalau tidak maka beras yang dimasak tidak bisa matang sempurna.

Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya".

Sang ibu sedikit takut dan berkata : "Ibu pengawas, beras di rumah kami semuanya seperti ini jadi bagaimana? Pengawas itu pun tidak mau tahu dan berkata : "Ibu punya berapa hektar tanah sehingga bisa menanam bermacam-macam jenis beras". Menerima pertanyaan seperti itu sang ibu tersebut akhirnya tidak berani berkata apa-apa lagi.

Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali ke sekolah. Sang pengawas kembali marah besar dengan kata-kata kasar dan berkata: "Kamu sebagai mama kenapa begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama. Bawa pulang saja berasmu itu !". Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut dan berkata: "Maafkan saya bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari mengemis". Setelah mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sang ibu tersebut akhirnya duduk di atas lantai, menggulung celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak.

Sang ibu tersebut menghapus air mata dan berkata: "Saya menderita rematik stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk bercocok tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku dan mau berhenti sekolah untuk membantuku bekerja disawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya bersekolah lagi."

Selama ini dia tidak memberitahu sanak saudaranya yang ada di kampung sebelah. Lebih-lebih takut melukai harga diri anaknya. Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat pergi ke kampung sebelah untuk mengemis. Sampai hari sudah gelap pelan-pelan kembali ke kampung sendiri. Sampai pada awal bulan semua beras yang terkumpul diserahkan kesekolah.

Pada saat sang ibu bercerita, secara tidak sadar air mata Pengawas itupun mulai mengalir,
kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata: "Bu sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa diberikan sumbangan untuk keluarga ibu." Sang ibu buru- buru menolak dan berkata: "Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu pengawas, tetapi tolong ibu bisa menjaga rahasia ini."

Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam-diam kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut selama tiga tahun. Setelah tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus masuk ke perguruan tinggi qing hua dengan nilai 627 point.

Di hari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari anak ini duduk di atas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang diundang. Yang lebih aneh lagi disana masih terdapat tiga kantong beras.

Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju ke depan dan menceritakan kisah sang ibu ini yang mengemis beras demi anaknya bersekolah. Kepala sekolah pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru dan berkata : "Inilah sang ibu dalam cerita tadi."

Dan mempersilakan sang ibu tersebut yang sangat luar biasa untuk naik ke atas mimbar.

Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat ke belakang dan melihat gurunya menuntun mamanya berjalan ke atas mimbar. Sang ibu dan sang anakpun saling bertatapan. Pandangan mama yang hangat dan lembut kepada anaknya. Akhirnya sang anak pun memeluk dan merangkul erat mamanya dan berkata: "Oh Mamaku..................

Inti dari Cerita ini adalah:

Pepatah mengatakan: "Kasih ibu sepanjang masa, sepanjang jaman dan sepanjang kenangan" Inilah kasih seorang mama yang terus dan terus memberi kepada anaknya tak mengharapkan kembali dari sang anak. Hati mulia seorang mama demi menghidupi sang anak berkerja tak kenal lelah dengan satu harapan sang anak mendapatkan kebahagian serta sukses di masa depannya. Mulai sekarang, katakanlah kepada mama di manapun mama kita berada dengan satu kalimat: " Terimakasih Mama.. Aku Mencintaimu, Aku Mengasihimu... selamanya".

Semoga MAMA=MAMA kita berbahagia.
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: CHANGE on 22 December 2009, 10:26:37 AM
Artikel motivasi perumpanaan, semoga berkenan dengan anda, dan semoga memotivasi. Artikel HADIAH

Buddha di Rumah

Fu-hauzi adalah seorang pemuda yang berwatak tidak sopan terhadap ibunya yang sudah tua dan tinggal sendirian bersamanya. Fu-hauzi selain malas juga pemarah sekali, sehingga ibunya yang masih bekerja sendirian tersebut sering menjadi obyek amarahnya. Tetapi ibunya tetap sabar dan mengasihi anak tunggalnya tersebut.

Sampai suatu hari, pemuda ini mendapatkan khabar angina bahwa di seberang lautan dekat puncak gunung, terdapat seorang Buddha yang sangat sakti dimana setiap permintaan dapat dipenuhinya. Fu-hau-zi yang memang sifatnya malas, berminat untuk bertemu Buddha tersebut agar dapat langsung memperoleh kesaktian sehingga tidak perlu susah bekerja. Maka berangkatlah Fu-hauzi seorang diri yang tentunya tanpa pamit kepada ibunya.

Sampai di gunung seberang, dia bertemu dengan seorang bhikshu tua sederhana yang telah berjenggot, maka diapun bertanya , “Kakek tua, saya ingin bertemu dengan Buddha”. Kakek tua tersebut yang mengetahui pemuda ini, menyahut, “Anak muda, sekarang Buddha itu sedang menunggu di rumahmu. Ciri-cirinya adalah berpakaian terbalik dan sandal yang terbalik yang akan menyambutmu di depan pintu rumahmu. Pergilah menemuinya karena dia telah lama menunggumu.”

Merasa girang bahwa rupanya Buddha telah datang ke rumahnya dan menungguinya, maka Fu-hauzi segera pulang ke rumah sambil berpikir dalam hati, “Sungguh sakti Buddha tersebut, dan sungguh beruntung saya karena telah ditunggui oleh Buddha di rumah”. Sesampai di depan pintu rumahnya, segera Fu-hauzi menggedor pintu dan memanggil nyaring ibunya untuk membukakan pintu. Ibunya yang sedang tidur siang, terkejut dan karena khawatir membuat anaknya marah serta senang juga mendengar anaknya telah kembali setelah pergi sekian lama tanpa permisi ,maka dengan tergopoh-gopoh ibu tua ini memakai baju terbalik dan sandal terbalik. Segera dibukakannya pintu rumah, pemuda ini melihat persis ciri seorang Buddha yang digambarkan oleh bhikshu tua di gunung seberang, yang malah menangis memeluknya. Segera Hauzi berlutut di depan ibunya dan sadar akan tabiat buruknya selama ini. Sejak itu Hauzi menjadi anak yang berbakti dan bekerja dengan rajin.

Semoga MAMA=MAMA kita berbahagia.
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: CHANGE on 22 December 2009, 10:33:06 AM
HADIAH untuk menggugah HATI NURANI kita semua

Kisah Nyata - Kebesaran Jiwa Seorang Ibu.

Kejadian ini terjadi di sebuah kota kecil di Taiwan, tahun berapaan udeh lupa. Dan sempat dipublikasikan lewat media cetak dan electronic. Ada seorang pemuda bernama A be (bukan nama sebenarnya). Dia anak yg cerdas, rajin dan cukup cool.

Setidaknya itu pendapat cewe2 yang kenal dia. Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia sudah di promosikan ke posisi manager. Gaji-nya pun lumayan.Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor. tipe orangnya yang humoris dan gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak teman2 kantor senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan cewe2 jomblo.

Bahkan putri pemilik perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus pada A be.

Dirumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali. Sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit dibagian kiri dan belakang. Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar. Wanita tua ini betul2 seperti monster yang menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan jarang keluar dari kamarnya kalau tidak ada keperluan penting. Wanita tua ini tidak lain adalah Ibu kandung A Be. Walau demikian, sang Ibu selalu setia melakukan pekerjaan routine layaknya ibu rumah tangga lain yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci-mencuci (pakai mesin cuci) dan lain-lain. Juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada anak satu2-nya A be. Namun A be adalah seorang pemuda normal layaknya anak muda lain. Kondisi Ibunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya.

Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa wanita cacat dirumahnya, A be selalu menjawab wanita itu adalah pembantu yang ikut Ibunya dulu sebelum meninggal. "Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan." jawab A be. Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh sang Ibu. Tentu saja Ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya. Hari demi hari kemurungan sang Ibu kian parah. Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah.

Tidak kuat bangun dari ranjang. A be mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan sehari-hari yang biasanya di kerjakan oleh Ibunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat sang Ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali).

Hal ini membuat A be jadi BT (bad temper) dan uring-uringan dirumah. Pada saat ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari Ibunya, A be melihat sebuah box kecil. Didalam box hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan A be.

Foto berukuran postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang sudah mengepung rumah. Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun.

Walau sudah usang, A be cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah Ibu kandung A be. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya. Spontan air mata A be menetes keluar tanpa bisa di bendung. Dengan menggenggam foto dan koran usang tersebut, A be langsung bersujud disamping ranjang sang Ibu yang terbaring.

Sambil menahan tangis ia meminta maaf dan memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini. Sang Ibu-pun ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya. " Yang sudah-sudah nak, Ibu sudah maafkan. Jangan di ungkit lagi".

Setelah sembuh, A be bahkan berani membawa Ibunya belanja ke supermarket. Walau menjadi pusat perhatian banyak orang, A be tetap cuek bebek. Kemudian peristiwa ini menarik perhatian kuli tinta (wartawan). Dan membawa kisah ini kedalam media cetak dan elektronik.

Ketika membaca kisah ini dimedia cetak, saya sempat menangis karena tidak sempat bersujud di hadapan Mamaku. Mamaku telah meninggal 3 th lebih saat itu.

Teman-teman yang masih punya Ibu (Mama) di rumah, biar bagaimanapun kondisinya, segera bersujud di hadapannya ( manaskara 3X ). Selagi masih ada waktu.

Semoga MAMA-MAMA berbahagia
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: CHANGE on 22 December 2009, 10:47:23 AM
Hadiah artikel ini, saya yakin banyak diantara kita pernah membacanya, pada kesempatan Mother’s Day ini, saya memberikan sebagai Hadiah untuk mengingatkan kembali. Dan semoga tidak pernah melupakannya.

Delapan Kebohongan Ibu  

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan,ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin.

Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku,
ibu berkata :

"Makanlah nak, aku tidak lapar"

----------KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk
petumbuhan anaknya.

Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera.

Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata:

"Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan"

---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku,ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku,
melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api.

Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.

" Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek"

---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa
jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental.

Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum.

Ibu berkata :"Minumlah nak, aku tidak haus!"

---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri.

Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka,

ibu berkata: "Saya tidak butuh cinta"

----------KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut.

Ibu berkata : "Saya punya duit"

----------KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan.

Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika.

Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku tidak terbiasa"

----------KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkenapenyakit kanker lambung,harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu
yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya.

Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi
seperti ini.

Tetapi ibu dengan tegarnya berkata :

"Jangan menangis anakku,Aku tidak kesakitan"

----------KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

---ooOOOoo---

~Dari cerita di atas, dapat kita renungi betapa besar kasih sayang orang tua kita kepada kita. Kebijaksanaan sejati yang patut kita tiru dan kita jalankan, dengan membalas semua jasa dari mereka, dengan terima kasih, kasih sayang dan ketulusan hati. Jangan sampai kata MENYESAL terucapkan dari bibir kita, karena ketidaksadaran kita akan budi baik orang tua kita. Ingat !!!
Kesuksesan sejati adalah berasal dari pamrih orang tua kita ~

Semoga MAMA-MAMA berbahagia.
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: CHANGE on 22 December 2009, 11:04:28 AM
Kisah nyata ini memberikan suatu motivasi untuk memberikan yang TERBAIK untuk MAMA.

Anak Berbakti

Menarik kereta, makan dengan jungkir balik, semuanya yang dikerjakan orang lain dengan berdiri, dapat dikerjakan dengan jungkir balik oleh Liu Tianquan dari Pu Yang, Tiongkok.

Kemampuannya yang hebat ini adalah untuk menghibur ibunya yang mengalami gangguan kejiwaan. Dia mulai berlatih jungkir balik sejak usia 5 tahun, sampai sekarang sudah 31 tahun. Kini ingin memanfaatkan kemampuan khususnya ini untuk mencari pekerjaan guna menghidupi keluarganya.

Menurut laporan Orient Today, pada 26 Januari siang hari, Liu Tianquan yang baru pulang bekerja dari Zhen Zhou ke kampung halamannya, dengan tergesa-gesa berangkat ke rumah kakak sulungnya yang berjarak kira-kira 300 meter. Setelah selesai mempertunjukkan makan mantou dan mengenakan sweater sambil jungkir balik, tak tertahan lagi sang ibu mulai tertawa.

"Kamu koq memperagakan lagi jungkir balik! Sejak kecil kamu sangat lincah, kalau kamu yang memperagakan aku tidak khawatir, tempo hari kakak sulungmu juga mau ikut-ikutan, apapun yang dikata, aku tidak mengizinkannya, kalau lehernya patah bagaimana?"

Zhao Caiqin, sang ibu yang berusia 72 tahun, gangguan jiwanya baru kambuh, wajahnya tanpa perasaan, tidak mau makan, menggumam tiada hentinya, dengan cepat telah pulih menjadi normal, pembicaraannya juga sudah normal.

Ayahnya mengatakan, "Anak saya yang ke-4 (Liu Tianquan), sangat berbakti. Dalam cuaca yang sangat dingin seperti ini, masih datang mencuci pakaian sang ibu. Beberapa waktu yang lalu di rumah kekurangan air, dia membawakan air dari rumahnya."

Mempertunjukkan jungkir balik untuk membuat Ibu tertawa

Liu Tianquan yang berusia 36 tahun menceritakan kenangannya, pada usia 5 tahun. Sang ibu yang berperasaan halus menjadi sakit karena depresi, jiwanya terganggu, sering marah-marah, membanting-banting mangkuk dan panci. Pada saat sangat parah, dia bahkan dapat membacokkan pisau masak sekenanya. Saat melihat ibunda yang biasanya penuh kasih menjadi seperti ini dia sangat bersedih.

Pada suatu kali ketika ibunya kambuh lagi, secara kebetulan me-lihat dia sedang berdiri jungkir balik, tiba-tiba menjadi geli dan tertawa dengan sangat gembira. Setelah itu setiap kali melihat dia jungkir balik sang ibu menjadi sangat bersuka cita sampai-sampai berjoget.

Melihat ibunda bergembira, Liu Tianquan juga sangat girang, sehingga berlatih dengan lebih te-kun. Melihat sang ibu makan mantou, dia akan makan dengan berdiri jungkir balik, dia pernah tersedak sampai sulit bernafas. Melihat sang ibu merajut baju wol, dia sambil jungkir balik akan membantu menggulung benang wol. Pada saat berusia 8 tahun dia sudah dapat mengenakan pakaian sambil jungkir balik; pada usia 15 tahun dapat mengangkat timba air sambil jungkir balik

Selama 31 tahun berlatih jungkir balik, Liu Tianquan selalu mengusahakan agar sang ibu bergembira dengan berbagai cara, sehingga gangguan jiwa sang ibu sangat berkurang. Ketika kondisi jiwa sang ibu normal, beliau tidak membiarkan Liu Tianquan jungkir balik, dia sangat menyayangi putranya itu, "Nak, kamu jangan berdiri jungkir balik lagi, kalau lehermu patah bagaimana? Kamu makan sambil berjungkir balik kalau tersedak bagaimana?"

Dalam penderitaan terkandung kegembiraan

Tahun baru, Liu Tianquan yang tidak punya uang membeli kado untuk anak-anak, akan mempertunjukan menarik kereta sambil jungkir balik.

Di rumah, Anak-anak menaiki kereta dorong dari kayu, Liu Tianquan akan mengikat pendorong kereta dengan tali. Kemudian dia jungkir balik di atas kursi di samping dinding. Sepasang tangannya akan menarik tali yang diikatkan pada kereta maka kereta dengan stabil bergerak maju. Tetangga yang datang melihat keramaian bertanya kepada Liu Tianquan, "Apakah Anda merasa tidak nyaman?

Apakah terdapat perbedaan dengan menarik kereta secara normal?"

Liu Tianquan sambil tertawa menjawab, "Sangat santai, sama sekali tidak ada perbedaan." Kemudian dia mempertunjukkan makan sambil berjungkir balik dan lain-lain. Anak-anak sangat bergembira sampai berjingkrak-jingkrak.

Mengandalkan keahlian khusus mencari nafkah di Zheng Zhou

Liu Tianquan pernah belajar menata rambut, ilmu pijat urut, namun tidak ada yang membuatnya lebih bersukacita ataupun merasa "tiada duanya" daripada berlatih jungkir balik. Pada musim senggang bercocok tanam, dia ingin mencari kerja dengan kemampuan khususnya untuk menghidupi keluarga.

Liu Tianquan kadang kala ikut dalam pertunjukan akrobat, setiap bulannya menghasilkan beberapa ratus yuan. Dia dianggap terlalu jujur oleh seorang temannya.

"Sudah disepakati dalam satu kali pertunjukan dilakukan dua jenis atraksi berdiri jungkir balik, namun tepuk tangan penonton ataupun pujian panitia kadang-kadang membuat Liu Tianquan mempertunjukkan beberapa atrak-si ekstra."

Kemampuannya ini tidak mendatangkan penghasilan lebih banyak bagi Liu Tianquan, dia senang menghibur orang-orang sekelilingnya dengan jungkir balik. Katanya, "Aspirasi saya yang terbesar adalah menghidupi diri sendiri dengan jungkir balik, orang lain gembira, saya pun gembira."

Karakter moral anak berbakti budaya Tionghoa

Setelah kisah Liu Tianquan muncul dalam media, membuat banyak orang Tionghoa merasa terharu. Sungguh sulit ditemukan pada zaman masyarakat materialis seperti sekarang ini. Ada teman-teman dunia maya (internet) mengatakan, "Pada zaman dahulu ada seorang bernama Lao Laizi. Meskipun sudah berusia di atas 70 tahun, masih sering berupaya menyenangkan ibunda yang sudah berusia 90 tahun lebih, dengan mengenakan pakaian warna-warni berdandan menyerupai masa kecilnya, bercanda di depan ibunda agar sang ibu tertawa."

"Lao Laizi Menghibur Ibunda" merupakan sebuah cerita yang sangat terkenal pada zaman dahulu, merupakan salah satu dari "Dua Puluh Empat Cara Berbakti", beberapa puluh tahun terakhir ini sudah tidak ada orang yang mengungkitnya lagi. Tak terduga hari ini masih hidup seorang Lao Laizi! Sungguh merupakan sebuah keajaiban!

Perasaan salut pada Lao Laizi zaman sekarang

Ada teman-teman dunia maya yang memberikan pujian penuh kekaguman, "Anda adalah orang biasa yang sangat luar biasa, membuat kami gembira, kagum dan terharu, Anda telah memenuhi karakter moralitas anak berbakti budaya Tionghoa dengan tindakan nyata. Di dunia manusia memang ada perasaan yang tulus, perasaan yang tulus hanya ada di antara masyarakat manusia biasa!"

"Siapa yang mengatakan rasa bakti seorang anak (yang hanya setinggi rumput kecil) dapat membalas budi maha besar sang ibu (yang bagaikan mentari musim semi). Seekor kambing pun berlutut pada induk yang menyusuinya, seekor burung gagak pun setelah dewasa akan membagikan makanan pada induknya, apalagi manusia."

Dengan menjadi anak yang berbakti, pasti memberikan kebahagiaan pada MAMA dan PAPA.

Semoga MAMA-MAMA berbahagia.
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: CHANGE on 22 December 2009, 02:07:06 PM
MAWAR UNTUK IBU, SEBELUM TERLAMBAT

Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dipaketkan pada sang ibu yang tinggal sejauh 250 km darinya. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar jalan sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu menanyainya kenapa dan dijawab oleh gadis kecil, "Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tapi saya cuma punya uang lima dollar saja, sedangkan harga mawar itu sepuluh dollar ."

Pria itu tersenyum dan berkata, "Ayo ikut, aku akan membelikanmu bunga yang kau mau." Kemudian ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesankan karangan bunga untuk dikirimkan ke ibunya.

Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantar gadis kecil itu pulang ke rumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya, "Ya tentu saja. Maukah anda mengantarkan ke tempat ibu saya?"

Kemudian mereka berdua menuju ke tempat yang ditunjukkan gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum, dimana lalu gadis kecil itu meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah.

Melihat hal ini, hati pria itu menjadi terenyuh dan teringat sesuatu. Bergegas, ia kembali menuju ke toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya. Ia mengambil karangan bunga yang dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 km menuju rumah ibunya.

Semoga MAMA-MAMA Berbahagia
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: CHANGE on 22 December 2009, 02:44:53 PM
Pohon Apel & Anak Lelaki

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula, pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi." jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya." Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu. " Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada dipohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi." kata pohon apel. "Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?" "Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu." kata pohon apel.

Kemudian, anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih. Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi denganku." Kata pohon apel. "Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang.Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"

"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah ." Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf, anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu." "Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu." Jawab anak lelaki itu. "Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat." kata pohon apel. "Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu." jawab anak lelaki itu. "Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu.Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini." kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang." kata anak lelaki. "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu. " "Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang." Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Kamu mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi kadang begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita. Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

Semoga MAMA-MAMA Berbahagia
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: Jerry on 22 December 2009, 08:42:12 PM
Selamat Hari Ibu ;D
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: wiithink on 22 December 2009, 09:17:36 PM
selamat hari ibu jugaaa
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: darwin hua on 12 January 2010, 10:34:07 AM

Namo Buddhaya,

Kasih ibu,sepanjang masa..tak terhingga sepanjang masa...
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: darwin hua on 12 January 2010, 10:36:12 AM

Namo Buddhaya,

Jasa orang tua,tak kan bisa habis dibales,terutama ibu..karena ibu melahirkan kita,berjuang demi keselamatan kita dan mengorbankan dirinya juga..ada ibu meninggal karena melahirkan,ada juga ibu dan anaknya dalam kandungan,meninggal karena proses melahirkan.Begitu mulia hati ibu,jadi janganlah menyakiti hati ibu walaupun sudah tua renta..

Anumodana
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: darwin hua on 12 January 2010, 10:38:14 AM

Namo Buddhaya,

Di saat ibunda telah tua renta,buang air kecil atau besar di tempat tidur,kita juga harus membersihkan dengan suka cita,seperti disaat waktu kita kecil,ibunda yang menggantikan popok kita,janganlah mengeluh
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: darwin hua on 12 January 2010, 10:43:30 AM

Di saat kita sakit,ibunda selalu mendampingi kita siang dan malam,kwatir tentang kesembuhan kita..Akan tetapi setelah kita dewasa,kita telah melupakan jasa ibu,sewaktu kita bersenang2,kita melupakan ibunda kita.Hal2 kecil Ibunda kita lupakan,misalnya ultah beliau,disaat kita mempunyai waktu luang,alangkah bagusnya temenin ibunda sekedar obrol2,juga sangatlah membuat hati beliau bahagia,dan bawalah beliau jalan2...

Anumodana
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: darwin hua on 12 January 2010, 10:45:47 AM


Kemudian ajarlah Dhamma kepada orang tua kita,supaya beliau bisa memupuk kebajikan,misalnya fungsinya berdana dan sebagainya tersebut,bawalah orang tua ke ceramah Dhamma..

Anumodana
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: CHANGE on 21 December 2010, 08:54:42 PM
Besok, hari Rabu tanggal 22 Desember 2010 adalah Mother’s Day, cerita ini sebagai bahan perenungan bagi kita semua terutama bagi Bro dan Sis yang masih menpunyai orang tua. Manfaatkan waktu ini untuk orangtua anda dengan sebaik-baiknya. Dan jadinya ANAK YANG BERBAKTI KEPADA ORANGTUA.


KETIKA AKU SUDAH TUA

Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula.
Mengertilah,bersabarlah sedikit terhadap aku.

Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu,
ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.

Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar,
bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku.

Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu
kali kuceritakan agar kau tidur.

Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku.
Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi?

Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku.
Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap “mengapa” darimu.

Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku.
Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.

Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat.
Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting,
asalkan kau disamping mendengarkan, aku sudah sangat puas.

Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka.
Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan.

Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini,
sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku.

Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur,
dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu.

Semoga Bermanfaat
Title: Happy Mother's Day
Post by: CHANGE on 22 December 2010, 09:14:07 AM
KOMPAS.

”Nak, mama mau pinjam uang.  Nanti kalau mama punya uang, mama akan kembalikan.”  Begitulah kalimat yang sering dilontarkan oleh mamaku.  Pertama-tama aku sering kesal mendengar kalimat itu.  Pikirku, apa mama tidak tahu keperluanku ?  Padahal keperluan belanja bulanan sudah aku belikan.

Ditambah lagi uang belanja mingguan.  Lagian dari mana mama dapat uang ?  Kalau diminta terus, bisa bangkrut nih.Hari demi hari berlalu.  Kalimat itu pun masih sering kudengar.  Lama kelamaan aku pun terbiasa.  Toh aku pikir, uang hasil kerjaku tidak sampai habis.  Masih ada uang yang bisa ditabung walaupun tidak terlalu banyak.  Itupun masih harus mengerem kebiasaanku untuk beli barang-barang pribadi. 

Yah apa boleh buat.Tetapi sebenarnya ketika kupikir lebih dalam, sepertinya sikapku tidak adil sama sekali dengan mama.  Teringat cerita mama ketika aku masih kecil.  Aku sering sakit-sakitan.  Bahkan kalau bukan usaha mama yang kuat untuk mengobatiku, mungkin sekarang aku menjadi orang yang lemah fisiknya.  Yah sungguh tidak adil.Mungkin dulu, mama sampai pinjam uang untuk biaya berobatku. 

Mungkin dulu, mama mengorbankan keinginannya untuk membeli barang-barang keperluan pribadinya.  Mungkin dulu, .... ah sulit membayangkannya.  Menetes air mataku.  Ah .. bila aku menjadi orang tua seperti mama, apakah aku bisa seperti dia.  Mungkin belum tentu. 

Akhirnya, akupun sadar. 

Bila mama pinjam uang lagi, aku pun berpikir memang sudah seharusnya aku memberikan yang lebih kepadanya.  Tanpa mama pinta pun, aku harus berikan.  Mama tidak pernah meminjam apa pun dariku.  Malah aku yang meminjam terlalu banyak dari mama.  Meminjam waktu mama.  Meminjam uang mama.  Bahkan meminjam kebahagiaan mama.   

Seumur hidup pun, hutang mama tidak akan sanggup aku bayar.Ma, tidak usah bilang pinjam uang lagi.  Uang yang kuberikan sebenarnya bukan uangku.  Itu hasil jerih payah mama sewaktu mendidikku.  Aku hanya bisa mendoakan, semoga mama selalu mendapatkan yang terbaik dalam kehidupan ini maupun yang akan datang.  Budi baik mama selalu kukenang dan terbalaskan.  Terima kasih mama.

Semoga Bermanfaat
Title: Re: KASIH SAYANG IBU
Post by: dewi_go on 22 December 2010, 03:46:21 PM
Selamat Hari IBU
Semoga semua mama selalu diberi kekuatan, kesabaran dan kesehatan