[at] Chingik
Oke. Kalau begitu saya bisa menyimpulkan bahwa liam keng (nian jing) itu sebenarnya hanya membaca teks. Tapi perbedaannya dengan "membaca awam" adalah objek bacaannya. Karena liam keng (nian jing) adalah membaca Sutra.
bukan soal hanya beda objek bacaan dgn "membaca awam", tapi tentu ada aspek lain lagi yg perlu diperhatikan, misalnya membaca awam bisa saja membaca sambil ngemil, baca setengah lalu nyambung lagi besok, kalo lagi gak mood ditunda sampe lusa, dan lain sebagainya. Jika liam keng dilakukan dengan cara seperti itu , tentu tidak mencapai esensi dari tujuan liamkeng. yakni membantu kita memiliki perhatian penuh, disiplin dan menjaga empat sikap (berjalan, diam, duduk, baring) yang baik, dan dapat mengarahkan kita pada 5 kesempurnaan (Sampada) yg ditujukan pd umat awam, yakni kesempurnaan saddha, sila, suta, caga dan panna.
Dengan liamkeng, keyakinan tentu jadi semakin kokoh, sila semakin terkendali, suta (mendengarkan dharma) semakin terasup pemahamannya, caga (murah hati) karena di akhir liamkeng biasanya melakukan pelimpahan jasa, dan panna semakin berkembang (seperti Sutamayapanna, Cintamayapanna dan Bhavanamayapanna).