//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Etika Diskusi  (Read 62206 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Etika Diskusi
« on: 15 February 2010, 08:04:13 PM »
Berhubung diskusi di forum ini kadang terhambat karena adanya tanggapan yang memancing reaksi secara emosional, maka pd kesempatan ini, moderator akan berusaha menjernihkan permasalahan yang sedang didiskusikan. Salah satunya adalah dari topik tentang Tantra, dan karena telah membuat suasana diskusi berlangsung tidak nyaman ,maka surat peringatan pun telah dilayangkan kepada  bro Truth.
Sebelumnya telah dikirimkan melalui PM, namun atas permintaan bro Truth sendiri utk dimasukkan ke forum dengan alasan biarkan opini umum saja yang menilainya, maka melalui topik ini, surat tersebut akan disalin kembali di sini:


Bro Truth yth
Tidak ada maksud utk menutupi sejarah. Itu tidak diperlukan bagi kami. Mohon tidak terus menerus memandang dengan penuh rasa curiga terhadap smua hal yg berbasis mahayana hanya karena sudah membangun mindset yang serba negatif terhadapnya. Akibatnya anda hanya menggeneralisasinya. Ini diumpamakan bila ada seorang bhikkhu yang menginjak semut tanpa sengaja, seseorang lalu menilai buruk semua hal yg dilakukannya tanpa mengetahui kondisi yang sebenarnya terjadi, lalu ketika dia berjalan , orang itu mengkritiknya, ketika berdiri, duduk ataupun berbaring, orang itu mencari kesalahannya. Alih-alih tidak hanya akan menghalangi dalam pengembangan batin, tetapi juga bertentangan dengan dhamma yang dilatihnya sendiri.

Mungkin anda menganggap ini tidak ada relevansinya dengan topik ini, tetapi pada dasarnya anda yang membangun sebuah diskusi tanpa melalui etika dan kaidah diskusi yang berlaku , telah menunjukkan sikap kepicikan.
Membangun mindset serba negatif terhadap pandangan/aliran orang adalah hak anda, tetapi bila anda telah melanggar ketertiban umum dengan nada2 tidak sopan anda (seperti melontarkan kata-kata  MEMALUKAN, Buruk Muka) , dimohon introspeksi diri, dan ini merupakan peringatan terhormat buat anda.
Memang benar dalam melatih diri , kita harus menguji setiap latihan dan dhamma yang kita pelajari seperti menguji emas, tetapi jangan lupa bahwa emas itu murni atau tidak, bukan diukur sebatas dari parameter pribadi anda.  Singkat kata, sebenarnya dari argumen anda selama ini,  jadi terlihat sekali anda  anti-pluralis,  hanya merasa aliran sendiri paling benar dan orang lain adalah sesat. Sehingga Tidak ada bedanya dengan seorang fundamentalis radikal. Mungkin penilaian saya salah, tetapi setidaknya anda telah membuatnya seperti itu dan tentu mohon maaf bila penilaian saya salah dan menyinggung anda.

  Padahal dalam forum buddhist international, semua aliran dapat berjalan berdampingan, karena masing2 menyadari memiliki perbedaan dan saling menghormati doktrin/metode masing2, dan saling mengakui, bukan saling mencela. Ini adalah sikap yang ditunjukkan oleh para Mahahthera dan sesepuh dari masing2 aliran. Mengapa tidak bercermin dari sini?

SEmua tanggapan kami ini bukan ingin memperlihatkan bahwa kami berada di sisi benar atau tidak atau sebaliknya, tapi ini merupakan reaksi wajar dari aksi pendahuluan anda. Mohon dimaklumi dan silakan berdiskusi kembali dengan sikap sopan.
Kepada rekan2 mahayana juga mohon tidak bereaksi secara emosi juga, karena sama2 menghambat kemajuan batin. Dengan demikian sebagai sesama pengagum guru agung Buddha, kita dapat berlatih dengan tenang dan bahagia.
Terima kasih.
 Namaste





Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: Etika Diskusi
« Reply #1 on: 15 February 2010, 08:58:27 PM »
bro truth :

lebih baik mengakui kesalahan sendiri daripada susah payah mencari kesalahan orang lain..
hormatilah org lain terlebih dahulu, maka kita akan dihormati oleh orang lain..

without any offense...
_/\_

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Etika Diskusi
« Reply #2 on: 15 February 2010, 10:08:18 PM »
Berhubung diskusi di forum ini kadang terhambat karena adanya tanggapan yang memancing reaksi secara emosional, maka pd kesempatan ini, moderator akan berusaha menjernihkan permasalahan yang sedang didiskusikan. Salah satunya adalah dari topik tentang Tantra, dan karena telah membuat suasana diskusi berlangsung tidak nyaman ,maka surat peringatan pun telah dilayangkan kepada  bro Truth.
Sebelumnya telah dikirimkan melalui PM, namun atas permintaan bro Truth sendiri utk dimasukkan ke forum dengan alasan biarkan opini umum saja yang menilainya, maka melalui topik ini, surat tersebut akan disalin kembali di sini:


Bro Truth yth
Tidak ada maksud utk menutupi sejarah. Itu tidak diperlukan bagi kami. Mohon tidak terus menerus memandang dengan penuh rasa curiga terhadap smua hal yg berbasis mahayana hanya karena sudah membangun mindset yang serba negatif terhadapnya. Akibatnya anda hanya menggeneralisasinya. Ini diumpamakan bila ada seorang bhikkhu yang menginjak semut tanpa sengaja, seseorang lalu menilai buruk semua hal yg dilakukannya tanpa mengetahui kondisi yang sebenarnya terjadi, lalu ketika dia berjalan , orang itu mengkritiknya, ketika berdiri, duduk ataupun berbaring, orang itu mencari kesalahannya. Alih-alih tidak hanya akan menghalangi dalam pengembangan batin, tetapi juga bertentangan dengan dhamma yang dilatihnya sendiri.

Mungkin anda menganggap ini tidak ada relevansinya dengan topik ini, tetapi pada dasarnya anda yang membangun sebuah diskusi tanpa melalui etika dan kaidah diskusi yang berlaku , telah menunjukkan sikap kepicikan.
Membangun mindset serba negatif terhadap pandangan/aliran orang adalah hak anda, tetapi bila anda telah melanggar ketertiban umum dengan nada2 tidak sopan anda (seperti melontarkan kata-kata  MEMALUKAN, Buruk Muka) , dimohon introspeksi diri, dan ini merupakan peringatan terhormat buat anda.
Memang benar dalam melatih diri , kita harus menguji setiap latihan dan dhamma yang kita pelajari seperti menguji emas, tetapi jangan lupa bahwa emas itu murni atau tidak, bukan diukur sebatas dari parameter pribadi anda.  Singkat kata, sebenarnya dari argumen anda selama ini,  jadi terlihat sekali anda  anti-pluralis,  hanya merasa aliran sendiri paling benar dan orang lain adalah sesat. Sehingga Tidak ada bedanya dengan seorang fundamentalis radikal. Mungkin penilaian saya salah, tetapi setidaknya anda telah membuatnya seperti itu dan tentu mohon maaf bila penilaian saya salah dan menyinggung anda.

  Padahal dalam forum buddhist international, semua aliran dapat berjalan berdampingan, karena masing2 menyadari memiliki perbedaan dan saling menghormati doktrin/metode masing2, dan saling mengakui, bukan saling mencela. Ini adalah sikap yang ditunjukkan oleh para Mahahthera dan sesepuh dari masing2 aliran. Mengapa tidak bercermin dari sini?

SEmua tanggapan kami ini bukan ingin memperlihatkan bahwa kami berada di sisi benar atau tidak atau sebaliknya, tapi ini merupakan reaksi wajar dari aksi pendahuluan anda. Mohon dimaklumi dan silakan berdiskusi kembali dengan sikap sopan.
Kepada rekan2 mahayana juga mohon tidak bereaksi secara emosi juga, karena sama2 menghambat kemajuan batin. Dengan demikian sebagai sesama pengagum guru agung Buddha, kita dapat berlatih dengan tenang dan bahagia.
Terima kasih.
 Namaste


mas Chingik ada hal-hal  menarik yang kita sukai dan ada hal menarik yang  tidak kita sukai tergantung pandangan kita.
Sebenarnya sikap over reaktiflah yang menyebabkan semua ini.

Sudah saya katakan berkali-kali sampai bosan, suatu artikel yang disertai rujukan yang kredibel apakah salah sehingga perlu di hapus?

Tahukah anda bahwa bagi sebagian orang menulis artikel yang panjang menguras tenaga dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengetiknya? Saya mengharapkan para moderator untuk lebih menghargai jerih payah orang lain menulis, dan jangan asal hapus, kecuali artikelnya buruk dan tanpa disertai rujukan yang valid.

Saya mengambil kembali contoh artikel saya pada thread Padmasambhava dan wajah asli tibetan yang terakhir (reply 166):

Quote
Prof. Miranda Shaw menyebutkan beberapa skolar India yang mengatakan "Tantra itu sendiri (Buddhist dan Hindu)  berasal dari pendeta wanita dan dukun-dukun suku matrilineal dan masyarakat pedesaan.

This is clearly a direct link to Vajrayogini, the red Queen of the Dakinis who is frequently depicted drinking her own menstrual blood from a skullcup held in her left hand. The essential female bodily substance, menstrual blood, is shown here to be spiritual nourishment par excellence, creating a striking metaphor for female-to-female direct transmission in a lineage of wisdom, in this case from the deity, Vajrayogini, to a dakini, Yeshe Tsogyal, in human form.

Ini secara jelas adalah kaitan langsung ke vajrayogini, ratu dakini merah yang sering digambarkan meminum darah menstruasinya sendiri dari mangkuk kepala (kapala) yang dipegang di tangan kirinya. sari penting substansi tubuh wanita, darah menstruasi, diperlihatkan disini sebagai nutrisi spiritual tak terbandingkan, menciptakan metafora jitu penerusan langsung  pada garis warisan kebijaksanaan, dalam hal ini dari dewa, vajrayhogini, kepada dakini, yeshe tsogyal dalam bentuk manusia.

Sekarang katakan  kepada saya, saya mengutip ucapan Prof Miranda  Shaw, apakah anda harus marah kepada saya atau marah kepada Miranda Shaw? Bila menurut anda ada sumber yang lebih valid dari Miranda Shaw tunjukkan saja kan?

Miranda Shaw menuliskan itu di buku, tetapi orang barat bisa  menerima karena mereka dapat menerima suatu argumen disertai data-data valid. Tidak over reaktif seperti disini. Warga DC bisa menerima pernyataan Miranda Shaw sebagai suatu kebenaran atau bukan kebenaran terserah tergantung bagaimana mereka menilai kan? Saya hanya copy paste.
The truth, and nothing but the truth...

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Etika Diskusi
« Reply #3 on: 15 February 2010, 10:15:27 PM »
bro truth :

lebih baik mengakui kesalahan sendiri daripada susah payah mencari kesalahan orang lain..
hormatilah org lain terlebih dahulu, maka kita akan dihormati oleh orang lain..

without any offense...
_/\_

Saya bukan mencari penghormatan, saya hanya ingin mengungkapkan kebenaran sesuai motto saya, apakah saudara Elin keberatan jika kebenaran diungkapkan? Apakah salah berbicara mengungkapkan kebenaran?

The truth, and nothing but the truth...

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Etika Diskusi
« Reply #4 on: 15 February 2010, 10:16:01 PM »
diskusi yg baik tidak meresahkan, menyudutkan, meremehkan pihak lain. tidak menggunakan kata2 sifat yg gak semestinya. Apakah begitu?

Merasa pandangan sendiri paling benar... juga udah merupakan suatu kesalahan.

Merasa sendiri paling pinter... juga udah merupakan suatu kesalahan.

semoga semua mahluk bahagia (ingat yg ini)  ^:)^ ^:)^
« Last Edit: 15 February 2010, 10:21:38 PM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Etika Diskusi
« Reply #5 on: 15 February 2010, 10:22:02 PM »
diskusi yg baik tidak meresahkan, menyudutkan, meremehkan pihak lain. tidak menggunakan kata2 sifat yg gak semestinya. Apakah begitu?

Merasa pandangan sendiri paling benar... juga udah merupakan suatu kesalahan.

Setuju mas Johan, mereka yang tidak merasa paling benar tentu bisa menerima kekurangan sendiri (bila ada) ya  kan?

Bila saya mengatakan "mas Johan bajunya tidak rapi", mas Johan bisa menganggap saya merendahkan, mengejek, mengritik, atau bila mas Johan berpikir positif bisa berterima kasih kepada saya karena memberitahu sehingga mas Johan bisa lebih dahulu merapikan bajunya, ya kan?

jadi tergantung bagaimana cara kita memandang suatu persoalan.
« Last Edit: 15 February 2010, 10:27:33 PM by truth lover »
The truth, and nothing but the truth...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Etika Diskusi
« Reply #6 on: 15 February 2010, 10:32:16 PM »
Sangatlah mudah mencari kesalahan orang lain tapi alangkah sulitnya mencari kesalahan diri sendiri.
maka marilah cari kesalahan orang lain ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Etika Diskusi
« Reply #7 on: 15 February 2010, 11:16:32 PM »
Wkwkwkwkwk.. Bro ryuuu saya setujuuuuuuuuuuuuuu ama ente  ;D ;D ;D...

sampai gampangnya cr kesalahan org lain, kesalahan sendiri udh nga nampak lagii. merasa benar sendiri.

Btw saya mao sampaikan, rujukan seperti tulisan tulisan itu jg ditulis oleh org,,, so apa bedanya dgn kita yg menulis gt lohhh.  :whistle: :whistle: :whistle:

Offline sukuhong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 279
  • Reputasi: 8
Re: Etika Diskusi
« Reply #8 on: 16 February 2010, 06:30:55 AM »
diskusi yg baik tidak meresahkan, menyudutkan, meremehkan pihak lain. tidak menggunakan kata2 sifat yg gak semestinya. Apakah begitu?

Merasa pandangan sendiri paling benar... juga udah merupakan suatu kesalahan.

Setuju mas Johan, mereka yang tidak merasa paling benar tentu bisa menerima kekurangan sendiri (bila ada) ya  kan?

Bila saya mengatakan "mas Johan bajunya tidak rapi", mas Johan bisa menganggap saya merendahkan, mengejek, mengritik, atau bila mas Johan berpikir positif bisa berterima kasih kepada saya karena memberitahu sehingga mas Johan bisa lebih dahulu merapikan bajunya, ya kan?

jadi tergantung bagaimana cara kita memandang suatu persoalan.

tapi Abang Truth sebelum menegur baju orang lain, baju sendiri udah rapi juga donk ! kalau ndak ntar di balikin, sendiri belum rapi mau tegur orang =))

memang begitulah abang Truth, diboard ini ada beberapa 'Tuhan Mod' sangat berkuasa lho ! bisa menghapus dan menciptakan walaupun kamu senang atau tidak senang.
terima saja apa adanya. ^:)^

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Etika Diskusi
« Reply #9 on: 16 February 2010, 06:43:35 AM »
^
^
bro sukuhong..
ada baiknya kita yang gak mengerti titik persoalan masalah yang terjadi di board mahayana, kita idealnya membantu mengademin, jika tidak bisa bantu, ya dibaca saja, tidak perlu menulis postingan yang kontroversi seperti ini :

memang begitulah abang Truth, diboard ini ada beberapa 'Tuhan Mod' sangat berkuasa lho ! bisa menghapus dan menciptakan walaupun kamu senang atau tidak senang.

dan misal bro ada keberatan dengan seputar sepak terjang mod terkait, bisa membuka thread lain di board Pengembangan Dhammacitta.. jadi lebih rapi karena problema yang ada diselesaikan satu persatu dan semoga semua keberatan bro bisa ditampung dan didiskusikan dengan baik.
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Etika Diskusi
« Reply #10 on: 16 February 2010, 07:38:20 AM »
Quote
Wkwkwkwkwk.. Bro ryuuu saya setujuuuuuuuuuuuuuu ama ente  ;D ;D ;D...

sampai gampangnya cr kesalahan org lain, kesalahan sendiri udh nga nampak lagii. merasa benar sendiri.


Kalau orang merasa salah biasanya bereaksi berlebihan over reaktif istilahnya, bila tidak merasa bersalah sih tenang-tenang saja. Apakah menurut sampeyan

postingan saya berikut ini salah?

Quote
Prof. Miranda Shaw menyebutkan beberapa skolar India yang mengatakan "Tantra itu sendiri (Buddhist dan Hindu)  berasal dari pendeta wanita dan dukun-dukun suku matrilineal dan masyarakat pedesaan.

This is clearly a direct link to Vajrayogini, the red Queen of the Dakinis who is frequently depicted drinking her own menstrual blood from a skullcup held in her left hand. The essential female bodily substance, menstrual blood, is shown here to be spiritual nourishment par excellence, creating a striking metaphor for female-to-female direct transmission in a lineage of wisdom, in this case from the deity, Vajrayogini, to a dakini, Yeshe Tsogyal, in human form.

Ini secara jelas adalah kaitan langsung ke vajrayogini, ratu dakini merah yang sering digambarkan meminum darah menstruasinya sendiri dari mangkuk kepala (kapala) yang dipegang di tangan kirinya. sari penting substansi tubuh wanita, darah menstruasi, diperlihatkan disini sebagai nutrisi spiritual tak terbandingkan, menciptakan metafora jitu penerusan langsung  pada garis warisan kebijaksanaan, dalam hal ini dari dewa, vajrayhogini, kepada dakini, yeshe tsogyal dalam bentuk manusia.

Tidak ada yang salah kan? Fakta bahwa Vajrayogini minum darah menstruasi di Tibet diterima biasa-biasa saja. Begitu juga fakta-fakta yang lain. Mengapa sampeyan seperti kebakaran jenggot?

Quote
Btw saya mao sampaikan, rujukan seperti tulisan tulisan itu jg ditulis oleh org,,, so apa bedanya dgn kita yg menulis gt lohhh.  :whistle: :whistle: :whistle:

Anak TK dan SD juga bisa bilang apa bedanya tulisan mereka dengan tulisan sampeyan? Sama-sama orang kan? ;)
« Last Edit: 16 February 2010, 07:41:57 AM by truth lover »
The truth, and nothing but the truth...

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Etika Diskusi
« Reply #11 on: 16 February 2010, 09:09:17 AM »
hendaklah postingan
BAIK
BENAR
BIJAK

mangga di cerna doelo
Samma Vayama

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Etika Diskusi
« Reply #12 on: 16 February 2010, 09:27:40 AM »
Hanya kutipan saja ( NETRAL )

Confusius berkata :

" Zaman dahulu, orang sengaja mencari ilmu pengetahuan untuk mengembangkan diri sendiri.
  Sekarang, orang mencari ilmu pengetahuan untuk membuat orang lain mengagumi dirinya. "

" Manusia pasti memiliki kesalahan. Tetapi, jika manusia mau memperbaiki kesalahan yang telah dibuatnya,    maka semuanya akan berjalan dengan baik.
Memiliki kesalahan dan tidak menyesalinya, perbuatan itu salah."

" Astaga, Saya belum pernah melihat orang yang menyadari kesalahannya dan ingin memperbaiki kesalahan itu."

" Tidak berbicara dengan orang yang dapat diajak bicara berarti kehilangan seseorang,
   Berbicara dengan orang yang tidak dapat diajak bicara, berarti membuang kata-kata bermanfaat,
   Orang yang bijaksana tidak akan mau kehilangan seseorang atau membuang kata-katanya tanpa guna."

Semoga Bermanfaat

 _/\_

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Etika Diskusi
« Reply #13 on: 16 February 2010, 10:01:57 AM »
Untuk melengkapi tulisan dari Confucius, mengenai etika didalam berdiskusi, maka sikap dan perilaku yang harus dimiliki.
Catatan : saya yang mengutip artikel ini juga dalam proses belajar.

KEANGKUHAN BERSUMBER DARI KETIDAKTAHUAN

Para pakar ilmuwan seperti Newton, Einstein dan yang lainnya setelah mencapai puncak ilmu pengetahuan, mereka masih tetap berpikir dengan penuh rasa hormat dan segan terhadap hukum alam semesta, mereka semuanya bukan hanya memiliki sikap agung, bermurah hati dan lapang dada dalam menerima kritikan dari orang lain, sikap mereka terhadap orang lain juga semakin rendah hati.

Sebenarnya orang berpengetahuan tinggi di dunia ini, mereka semua mengerti prinsip untuk bersikap rendah hati terhadap orang lain. Hanya mereka yang buta pengetahuan barulah bisa bersikap congkak, sombong; dengan memandang rendah keberadaan hukum alam yang juga merupakan semacam manifestasi dari kecongkakan dan ketidaktahuan.

Dalam realita kehidupan, tidak sedikit contoh seperti ini. Menurut cerita, pada abad-19, ada seorang pelukis ternama dari Perancis bernama Elie Delaunay (1828-1891), suatu saat dia pergi berlibur ke Swiss, setiap hari memikul rak gambarnya pergi ke semua tempat untuk melukis dan membuat sketsa dari alam.

Suatu hari ketika dia sedang melukis dengan serius di pinggir danau Jenewa, di sebelahnya datang mendekat tiga orang turis dari Inggris, setelah melihat pada lukisannya, mereka lalu menuding-nuding pada lukisan itu dan mengritik sana sini.

Yang satu mengatakan bahwa di sebelah sini kurang bagus, yang lain bilang di bagian yang sana kurang bagus, semua kritikan yang dilontarkan ditampung oleh Delaunay dan satu per satu lukisan itu lalu diperbaiki sesuai kritikan yang diterimanya, dan pada akhirnya masih mengucapkan “Terima kasih” kepada mereka bertiga.

Keesokannya, Delaunay sedang ada urusan pergi ke tempat lain, di stasiun kereta api, dia berjumpa lagi dengan ketiga orang yang kemarin bertemu di pinggir danau itu, mereka sedang kasak-kusuk mendiskusikan sesuatu.
Sejenak kemudian, ketiga orang turis dari Inggris itu juga melihat dia, mereka lalu datang menghampiri Delaunay dan bertanya, “Tuan, kami mendengar kabar bahwa pelukis besar Delaunay sedang berlibur di sini, maka kami bermaksud mengunjunginya. Tolong tanya apakah Anda tahu dia sekarang berada dimana?”.

Delaunay berdiri agak membongkok menghadap ke mereka dan menjawab, ”Sungguh tidak patut saya menerima segala ini, saya adalah Delaunay.” Setelah mendengar ucapan ini, ketiganya menjadi sangat terkejut, teringat ketidak-sopanan mereka kemarin, wajah mereka menjadi merah dan satu persatu pergi meninggalkan tempat itu.

Berbalikan dengan contoh di atas, di Jepang saya juga pernah menjumpai seorang anak muda yang berparas menawan, tetapi berwatak pongah dan congkak.

Walaupun dia lulus dari universitas ternama dan bekerja di sebuah perusahaan yang ternama pula, tetapi beberapa kali, saat diperkenalkan untuk dijodohkan selalu ditolak oleh pihak perempuan. Ibunya sangat cemas, karena ingin mengetahui duduk permasalahannya ada dimana, ia lalu mempercayakan saya untuk berdiskusi dengan anak laki-laki-nya itu.

Setelah melalui suatu perbincangan dengannya, saya segera mengetahui dan memahami sebab dari penolakan para perempuan yang diperkenalkan kepada dia. Yaitu dia selalu menganggap dirinya sendiri paling hebat, perkataan yang dilontarkan penuh dengan kecongkakan dan rasa ingin mengunggulkan diri. Dia tidak mengetahui bahwa kesombongan itu menandakan ketidaktahuan, dengan bualan dan omongan kosong hanya ingin untuk mengambil hati perempuan, akhirnya malahan mendatangkan antipati dari para perempuan itu.

Walaupun Anda seorang yang memiliki bakat yang menonjol, jikalau Anda merasa sombong karena memiliki kemampuan, dan tiada henti-hentinya menyombongkan diri, maka kemampuan yang Anda miliki itu hanya bisa membawa kesedihan atau PENDERITAAN bagi Anda sendiri.

Seseorang yang hanya ingin membual untuk menarik kepercayaan dari orang lain, tidak peduli dia memiliki kemampuan yang sesungguhnya atau tidak, juga tidak peduli dia memiliki kedudukan yang seberapa tinggi, pada akhirnya juga akan mengungkapkan kekurangan dirinya sendiri karena over actingnya itu.  
 

Sebaliknya, orang yang sangat berbakat tetapi terlihat bodoh acapkali membawakan kekaguman kepada orang lain, orang yang sopan dan rendah hati selalu akan membuat orang lain memuji dan menaruh hormat, dan orang yang congkak dan pongah, oleh karena ketidak-tahuannya mudah menjadi bahan tertawaan orang di seluruh dunia.

Semoga Bermanfaat

 _/\_
  

Offline sukuhong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 279
  • Reputasi: 8
Re: Etika Diskusi
« Reply #14 on: 16 February 2010, 10:14:27 AM »
^
^
bro sukuhong..
ada baiknya kita yang gak mengerti titik persoalan masalah yang terjadi di board mahayana, kita idealnya membantu mengademin, jika tidak bisa bantu, ya dibaca saja, tidak perlu menulis postingan yang kontroversi seperti ini :

memang begitulah abang Truth, diboard ini ada beberapa 'Tuhan Mod' sangat berkuasa lho ! bisa menghapus dan menciptakan walaupun kamu senang atau tidak senang.

dan misal bro ada keberatan dengan seputar sepak terjang mod terkait, bisa membuka thread lain di board Pengembangan Dhammacitta.. jadi lebih rapi karena problema yang ada diselesaikan satu persatu dan semoga semua keberatan bro bisa ditampung dan didiskusikan dengan baik.

Ndak perlu buka thread lain abang Forte

mengenai abang Truth masalahnya dari awal tulisan mengenai sejarah Tantra & Hindu di Bali, kemudian mengenai Buddha Padma........ dst...... masih banyak yang lain dikritisi/disindir sama abang Truth.
tapi karena abang Truth tidak bisa terima tulisan & jawaban para mod2, sah2 saja toh.
namanya juga proses belajar abang Forte
penghuni2 di Dhammacitta juga semua juga proses belajar ! :))
saya ndak tahu ! kalau ada yang sudah mencapai pencerahan kasih tahu yang mana!
saya akan datangin untuk berbuat Kebajikan  ^-^ supaya dapat Kamma baik.

Kalau masalah thread baru, saya sudah pernah buka thread 'khusus mod abang Gandalf percaya Tuhan !', tapi masalah sudah selesai(closed) karena sudah mendapat tanggapan/pernyataan dari abang Gandalf.

Sekarang saya hanya memberi komentar saja, juga tidak boleh ?????
Kenyataan memang begitu abang Forte ! para Mod2 bisa menghapus tulisan/thread, apakah ini salah ???

Saya disini mau diskusi & belajar. Dalam proses belajar dan diskusi, pernahkah saya memakai kata2 kasar, menghina, memarahi para pembaca/penulis/moderator ! tolong searh/cari abang Forte  !!!, kalau ada kata2 kasar/menghina boleh tegur saya, dan saya akan langsung minta maaf.

salah & tidak salah hanya masalah toleransi pikiran masing2 abang Forte

kalau bang Forte menegur saya masalah ini sah2 saja. saya juga terima
kemudian saya juga boleh memberi alasan saya untuk memberi komentar ini.

begitulah abang Forte
saya tidak bermaksud memperkeruh masalah ! masalah sudah timbul dan bukan saya penyebabnya
tapi ada penyebab dari 'makhluk lain' yang tidak senang akan jawaban, tindakan, dari para mod2.
itu saja abagn Forte.
kam sia ya ^:)^



« Last Edit: 16 February 2010, 10:20:45 AM by sukuhong »