//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sejarah Nama Sanghyang Adi Buddha  (Read 86631 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Sejarah Nama Sanghyang Adi Buddha
« Reply #60 on: 01 August 2009, 07:59:34 AM »
Hai, saya newbie nih.
Saya mau tanya...
Trus relefansinya dengan negara
kita sekarang yang agak terbuka
gimana? apakah konsep ketuhanan
buddhis yang dibentuk seperti di
zaman kebangkitan itu sampai
sekarang masih tetap sesuai ?

Sesuai dengan yg anda tulis 'negara kita sekarang agak terbuka' jadi belum betul2 terbuka...
Maka konsep ketuhanan Buddhisme belum bisa benar2 dibeberkan secara gambalang.

Dan, jika negara kita sudah benar2 terbuka pun, rasanya konsep ketuhanan Buddhisme ini akan sulit diterima/dimeaklumi oleh umum. Orang2 lebih senang mengimajinasikan adanya sosok yg menciptakan kita, memelihara kita, tempat meminta2, tempat disalahkan, tempat curhat.

Kehilangan sosok tuhan yg mahakuasa akan menimbulkan perasaan kehilangan jatidiri.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Xcript

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 137
  • Reputasi: 8
Re: Sejarah Nama Sanghyang Adi Buddha
« Reply #61 on: 03 August 2009, 12:11:11 AM »
Hai, saya newbie nih.
Saya mau tanya...
Trus relefansinya dengan negara
kita sekarang yang agak terbuka
gimana? apakah konsep ketuhanan
buddhis yang dibentuk seperti di
zaman kebangkitan itu sampai
sekarang masih tetap sesuai ?

Sesuai dengan yg anda tulis 'negara kita sekarang agak terbuka' jadi belum betul2 terbuka...
Maka konsep ketuhanan Buddhisme belum bisa benar2 dibeberkan secara gambalang.

Dan, jika negara kita sudah benar2 terbuka pun, rasanya konsep ketuhanan Buddhisme ini akan sulit diterima/dimeaklumi oleh umum. Orang2 lebih senang mengimajinasikan adanya sosok yg menciptakan kita, memelihara kita, tempat meminta2, tempat disalahkan, tempat curhat.

Kehilangan sosok tuhan yg mahakuasa akan menimbulkan perasaan kehilangan jatidiri.

::

Trims tanggapannya saudara williamhalim.
Seharusnya bila dikatakan (seperti yang anda katakan) bahwa
apabila negara kita telah 'terbuka', itu artinya orang2 nya lho,
bukan sekedar pejabat2 pemerintah / kementrian agama saja.

Yah memang sih negara kita belum benar2 terbuka.
Nah kalau begitu, boleh nga saya bilang bahwa rakyat
Indonesia selama ini adem ayem dengan Buddhis karena
mereka telah 'termakan' konsep ketuhanan 'bentukan'
dari para pendahulu kita?
Hmmm... maaf saya tidak menemukan kata2 yang lebih
cocok dari yang telah saya tanda-kutipkan. :D
Kesembuhan itu datang dari obat yang sangat pahit

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Sejarah Nama Sanghyang Adi Buddha
« Reply #62 on: 03 August 2009, 08:19:24 AM »

Nah kalau begitu, boleh nga saya bilang bahwa rakyat
Indonesia selama ini adem ayem dengan Buddhis karena
mereka telah 'termakan' konsep ketuhanan 'bentukan'
dari para pendahulu kita?

Halo Bro Xcript,
Kalau diperhatikan memang Iya...

Dulu di Vihara yg biasa sy pergi, ada program pengenalan Ajaran Buddha (namanya: KDAB=Kursus Dasar Agama Buddha). Kursus ini diadakan setiap Rabu malam, dan berturut2 sd 14 minggu (karena mempunyai 14 mata diskusi). Kursus ini gratis dan siapa saja bisa ikut. Saya perhatikan, kebanyakan yg ikut kursus ini adalah ncim2 dan ibu2... bukan anak muda. Kebanyakan dari mereka INGIN TAU APAKAH AJARAN BUDDHA itu SEBENARNYA? Karena selama ini mereka berpikir Buddhism adalah angkat hio, sembahyang ke patung2, minta perlindungan dewa ini itu, ada raja neraka, hukum karma yg balas membalas, dsbnya.

Selama mengikuti KDAB mereka menjadi tau bahwa ternyata Buddhism mengajarkan: Nibbana (tidak ada tuhan yg personal), Hukum Kamma adalah hukum Sebab akibat - bukan hukum balas membalas, kegunaan meditasi, Siapa itu Buddha (selama ini banyak yg salah persepsi tentang Buddha), 4 Noble Truth, Tilakhana, dll....

Menurut sy program2 sejenis perlu digalakkan lagi... Jadi, Vihara tidak hanya berfungsi sebagai tempat Kebaktian namun juga tempat menyebarkan Dhamma... Lebih bagus lagi kalau setiap malam ada pembabaran Ajaran Buddha (secara sistematis, bukan hanya ceramah Dhamma saja).

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline hartono238

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 295
  • Reputasi: 8
Re: Sejarah Nama Sanghyang Adi Buddha
« Reply #63 on: 17 November 2009, 10:46:52 AM »
topik lama diangkat kembali, teman teman, sy barusan dapat satu artikel, judulnya Adi Buddha dalam Agama Buddha Indonesia dengan penulis Hudaya Kandahjaya, yang ditulis pada tgl 2 september 1989 dibogor, maunya si input disini, tapi filenya terlalu banyak, 18 halaman folio, yang mau tahu, msg saya , nanti sy kirimkan.ini saya kirim di bab penutup saja :

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Secara umum kita lihat bahwa konsepsi Adi‐Buddha sebenarnya sudah lama muncul di lingkungan agama Buddha, baik di tempat‐tempat agama Buddha pernah berkembang, maupun di Indonesia. Petunjuk‐petunjuk mengenai hal ini sudah dicoba digali oleh banyak penulis, termasuk oleh beberapa penulis yang cuplikan tulisannya saya muat di sini.

Selain itu, setidak‐tidaknya Sanghyang Kamahayanikan, yang merupakan sumber primer dan naskah suci agama Buddha produk Indonesia zaman lampau, telah memberikan petunjuk kuat bagi hadirnya konsepsi Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Agama Buddha Indonesia, walaupun istilah‐istilah yang dipakai untuk merujuk konsepsi ini berlain‐lainan. Lalu, bila seandainya penelitian pendahuluan mengenai Borobudur (Kandahjaya, 1988) pada akhirnya memang dapat membuktikan adanya penggambaran konsepsi Adi Buddha di candi tersebut, dan walaupun sumber berupa candi ini bukan naskah tertulis yang langsung bisa dibaca artinya, ini akan semakin memperkuat dugaan dan memberi tambahan bukti bahwa Agama Buddha Indonesia sudah sejak awal perkembangannya percaya dan yakin kepada Adi Buddha sebagai Tuhan Yang Maha Esa.
Bogor, 2 September 1989
Hudaya Kandahjaya

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sejarah Nama Sanghyang Adi Buddha
« Reply #64 on: 23 November 2009, 08:37:49 PM »
utk file lengkapnya bisa diteliti disini

Adi Buddha.pdf

utk thread sejenis ada DISINI
There is no place like 127.0.0.1

Offline pacman

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 14
  • Reputasi: 1
Re: Sejarah Nama Sanghyang Adi Buddha
« Reply #65 on: 28 November 2009, 10:53:16 PM »
Kalo menurut saya itu dikarenakan oleh asimilasi dengan kebudayaan atau kepercayaan pada saat ini, so it is not a big deal as long we know the truth and the motivation.....

Offline pacman

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 14
  • Reputasi: 1
Re: Sejarah Nama Sanghyang Adi Buddha
« Reply #66 on: 28 November 2009, 10:56:37 PM »
Kalo menurut saya itu dikarenakan oleh proses asimilasi dengan kebudayaan atau kepercayaan setempat pada saat itu, seperti yang terjadi di Cina dan Tibet, so it is not a big deal as long we know the truth and the motivation of its.....

Offline kur0bane

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 8
  • namo buddhaya,namo dhammaya,namo sanghaya
Re: Sejarah Nama Sanghyang Adi Buddha
« Reply #67 on: 21 April 2010, 09:53:15 PM »
ga pa2 lah. dari pada dulu nga di pake bhante ashin ya nga bisa agama buddha kayak gini berkembangnya. kemaren pas orba kalo nga ngakui adanya tuhan  di cap komunis. kalo udah gitu ya RATA deh. k ;D

Offline sukuhong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 279
  • Reputasi: 8
Re: Sejarah Nama Sanghyang Adi Buddha
« Reply #68 on: 05 May 2010, 06:01:36 PM »
ga pa2 lah. dari pada dulu nga di pake bhante ashin ya nga bisa agama buddha kayak gini berkembangnya. kemaren pas orba kalo nga ngakui adanya tuhan  di cap komunis. kalo udah gitu ya RATA deh. k ;D

masak iya ! apa dan siapa yang RATA ?
kam sia

samsara vijaya

  • Guest
Re: Sejarah Nama Sanghyang Adi Buddha
« Reply #69 on: 01 July 2010, 09:27:27 PM »
dapatkah hukum gaib disebut konsep ketuhanan?sepertinya hukum gaib mengendalikan semua siklus alam

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Sejarah Nama Sanghyang Adi Buddha
« Reply #70 on: 01 July 2010, 09:45:34 PM »
Janganlah menutup nutupi sesuatu yg jelas ada tertera...ca pe de...
CMIIW.FMIIW.

Offline kur0bane

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 8
  • namo buddhaya,namo dhammaya,namo sanghaya
Re: Sejarah Nama Sanghyang Adi Buddha
« Reply #71 on: 02 August 2010, 06:01:17 PM »
ga pa2 lah. dari pada dulu nga di pake bhante ashin ya nga bisa agama buddha kayak gini berkembangnya. kemaren pas orba kalo nga ngakui adanya tuhan  di cap komunis. kalo udah gitu ya RATA deh. k ;D

masak iya ! apa dan siapa yang RATA ?
kam sia
nanti agama buddha nga di akuin dah ama pemerintah saat itu:d
sekarang ya masing2 aja deh. _/\_

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Sejarah Nama Sanghyang Adi Buddha
« Reply #72 on: 03 October 2010, 08:40:54 PM »
Namo Buddhaya,

_/\_ Saya akan membahas mengenai konteks Sang Hyang Adi Buddha dimana sering digunakan secara salah oleh beberapa pihak dalam menggambarkan Ke Tuhanan dalam Buddhisme.

1. Kenapa tercipta adanya rujukan Ke Tuhanan dalam agama Buddha di Indonesia.

Kata ini digunakan oleh Y.M. Ashin Jinarakkhita pada saat membangkitkan Buddhisme di Indonesia. Mengingat Indonesia adalah agama dengan Pancasila sila Pertama yaitu KeTuhanan Yang Maha Esa maka dikarenakan dalam konteks Buddhism tidak ditemukan namanya Tuhan dibuatkan nama Sang Hyang Adi Buddha yang hanya terdapat dalam Buddhisme Indonesia saja begitu juga dengan pemikiran Buddhayana yang terbentuk hanya berada dalam Indonesia sedangkan Buddhism di luar negri lebih mengenal adanya Theravada,Mahayana dan Vajrayana.

2. Artinya apa
Sang Hyang Adi Buddha merujuk pada benih kebudhaan yang terdapat dalam diri seorang,dalam Mahayana Adi Buddha merujuk pada primordial Buddha yang menggariskan Dhamma Universal yang sama. ini juga akan merujuk pada Sambhogakaya,Nirmanakaya dan Dharmakaya.

3. Setelah pemerintah mengakui kembali Buddhism yang memiliki Tuhan didalamnya maka Buddhism diterima sebagai salah satu dari 5 agama diakui di Indonesia. Catatan perjalanan Y.M Ashin Jinarakita masih bisa kita trace di V.Ekayana sebagai founder utama Buddhism Buddhayana dan bangkitnya Buddhism di Indonesia.

4. Penyalahgunaan beberapa pihak sering menggambarkan bahwa Buddhism memiliki konsep keTuhanan,hal ini telah jelas ditampik oleh cendekiawan Buddhist yang menjelaskan Ke Tuhanan dalam Buddhism. sebagai referensi adalah artikel "KeTuhanan dalam agama Buddha" oleh Bp.Cornelis Wowor yang dengan jelas menegaskan bahwa Buddhism tidak bersandar pada kontek Ke Tuhanan karena akan menimbulkan pemahaman yang salah,namun penekanan Buddhist adalah pada Buddhavacana yang digariskan oleh Sang Buddha.

Demikian penjelasan,semoga memperjelas ketidaktahuan.  _/\_

Bapak Cornelis Wowor menjelaskan dari tradisi Theravada seharusnya anda juga mengambil dari Mahayana karena Buddhayana kan non sektarian  _/\_

 _/\_

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Sejarah Nama Sanghyang Adi Buddha
« Reply #73 on: 03 October 2010, 09:13:25 PM »
[at] Triyana2009 
baca point no 2
...

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Sejarah Nama Sanghyang Adi Buddha
« Reply #74 on: 04 October 2010, 11:26:57 PM »
Namo Buddhaya,

[at] Triyana2009 
baca point no 2

Maksud saya ada Bapak Cornelis Wowor dari Theravada seharusnya juga ada yang mewakili dari Mahayana. Contoh seperti ini :


KETUHANAN DI DALAM AGAMA BUDDHA MAHAYANA

Semua aliran agama di Indonesia mengakui adanya kekuatan yang kekal, diluar jangkauan kemampuan daya pikir manusia. Sebutan Yang Maha Esa untuk setiap agama berbeda, demikian juga dalam agama Buddha.

Mengenai hakekat Tuhan Yang Maha Esa, dalam dialog antara Sakyamuni Buddha dengan Mahamati Bodhisattva, yang tercatat dalam kitab suci Lankavatara Sutra sebagai berikut :

"...... untuk alasan ini Mahamati, silahkan para Bodhisattva Mahasattva yang sedang mencari pemujaan kebenaran menghasilkan kesucian Tathagatagarba yang dikenal sebagai Alayavijnanam. Mahamati, bila kau berkata bahwa tak ada Tathagatagarba yang dikenal sebagai Alayavijnanam, maka tak ada juga keterbitan maupun penghilangan dalam ketidakhadiranNya. Tathagatagarba dikenal juga sebagai Alayavijnanam.(Lankavatara Sutra Hal. 190).

...... Mahamati, Tathagatagarba (penerangan unggul) memegang di dalam kedua-duanya, yaitu : kebaikan dan kejahatan, dan olehNya semua bentuk keadaan dihasilkan.(Lankavatara Sutra Hal. 190).

......Sesungguhnya Mahamati, para Tathagata, yang sepenuhnya diterangi menyampaikan ajaran Tathagatagarba yang sebetulnyatak dikenal sebagai persamaan dengan buah pikiran sifat egoisnya para ahli filsfat. Maka Mahamati, supaya tak meninggalkan hal kesalahpahaman yang dipelihara oleh para ahli filsafat, kamu harus berjuang untuk mengajar sifat tak egois dan Tathagatagarba.(Lankavatara Sutra XXVIII, hal. 68).

...... Mahamati, bahwa kerajaan Tathagatahood adalah kerajaan Tathagatagarba, dimulai dengan Alayavijnanam adalah teruntuk Bodhisattva Mahasattva, yang seperti kamu juga dihadiahkan kelembutan, kecerdikan yang menembusi kekuatan pemikiran dan pengertiannya adalah sesuai dengan artinya, dan tidak untuk yang lain. Seperti ahli filsafat Sravakah dan Pratyekabuddha, yang terlihat kepada naskah-naskah keagamaan, untuk alasan ini, Mahamati, supaya kamu dan para Bodhisattva Mahasattva yang lain menertibkan diri dalam kerajaan Tathagatahood.

...... Diceritakan oleh saya dalam Naskah undang-undang keagamaan yang berkaitan dengan Ratu Srimala dan dalam hal lain, Bodhisattva dihadiahkan keajaiban, kelembutan, kehalusan, pengetahuan asli telah didukung (oleh kekuatan Rohani saja), bahwa Tathagatagarba dikenal sebagai Alayavijnanam yang lambat laun menjadi bersama dengan ketujuh Vijnana. Ini ditujukan kepada Sravakah yang tak bebas dari ikatan, untuk memperlihatkan kepada mereka sesuatu yang tak egois, dan untuk Ratu Srimala kepada siapa kekuatan kesucian rohani Buddha ditambahkan, kerajaan Tathagata yang asli dituangkan. Ini tak termasuk dalam kerajaan, ada untung karena ini dilanjutkan oleh Sravakah, Pratyekabuddha dan lain-lain filsafat tanpa kecuali. Mahamati, bahwa kerjaan Tathagata adalah kerajaan Tathagatagarba Alayavijnanam teruntuk Bodhisattva Mahasattva"

Kutipan Ketuhanan yang Maha Esa yang tercatat dalam Kitab Suci Udana :
"Ketahuilah para Bhiksu bahwa ada sesuatu yang tidak dilahirkan, yang tidak menjelma, yang tidak tercipta, yang mutlak. Duhai para Bhiksu, apabila tidak ada yang tidak dilahirkan, yang tidak menjelma, yang tidak diciptakan, yang mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yan lalu.

Tetapi para Bhiksu, karena ada yang tidak dilahirkan, yang tidak menjelma, yang tidak tercipta, yang mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu."(Kitab Suci Udana VIII : 3).

Mengingat Tuhan Yang Maha Esa sebagai sesuatu yang tidak mungkin terjangkau dalam alam pikiran manusia, maka Sakyamuni Buddha dengan berbagai cara dan dengan memakai berbagai perumpamaan mencoba menjelaskan perihal Tuhan Yang Maha Esa, antara lain dengan menyebutkan sebagai Hukum yang tunggal (Saddharma Pundarika Sutra).
Tathagatagarba   
:   
Sumbernya semua Tathagata/Para Buddha Penerangan Unggul, disabdakan oleh Sakyamuni Buddha sebagai terang benderang dan Esa. (Lankavatara Sutra XXVIII, hal. 63)

Keterangan   
:   
Alayavijnanam adalah percikan-percikan dari benih-benih Tathagatagarba (Tuhan Yang Maha Esa) yang terdapat didalam setiap manusia


Dari dialog antara Sakyamuni Buddha dengan Mahamati Bodhisattva, jelas kita dapat mengerti bahwa sesungguhnya ada kekuatan yang kekal yang berada diluar jangkauan daya pikiran manusia, yaitu Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam agama Buddha aliran Mahayana dikenal dengan sebutan Tathagatagarba. Didalam jiwa setiap manusia sesungguhnya, terdapat kesadaran yang kekal, yang merupakan percikan-percikan benih Ketuhanan, Tathagatagarba (Alayavijnanam), akan tetapi benih Ketuhanan ini tidak akan tumbuh dengan sendirinya tanpa dipelihara dan dirawat. Dalam hal ini adalah tergantung pada kemauan orang tersebut, apakah dia mau merawat, memelihara dengan baik benih-benih Ketuhanan yang ada didalam dirinya sehingga dia dapat manunggal, bersatu dengan kekekalan, atau sebaliknya.

Didalam memelihara dan merawat benih-benih Ketuhanan inilah perlunya kita beragama dengan melaksanakan jalan Bodhisatta untuk merawat dan memelihara benih-benih Ketuhanan tersebut agar kita tidak salah dan tidak keliru dalam pelaksanaannya.

Oleh : Bhiksu Dutavira Mahasthavira (Koordinator Dewan Sangha Walubi)

 _/\_

 

anything