Apa yang dikatakan El Sol diatas banyak benarnya, tetapi tidak sepenuhnya benar juga.
Banyak juga contoh2 dimana orang tua yang merokok, anaknya tidak merokok karena sadar merokok itu tidak baik, banyak orang tua yang penjudi, anaknya tidak ikut2an berjudi (karena telah merasakan akibat buruk dari orang tuanya yang berjudi), dll contoh.
Orang tua yang berada di panti jompo, sebabnya juga bisa banyak alasannya, ada yang karena kesibukan sang anak sehingga dari pada orang tua terlantar, jadi di'titip'kan ke panti jompo, ada yang karena anak durhaka, ada yang karena orang tuanya memang gak benar dan lain2 sebab.
Satu yang pasti, seperti yang Rista bilang, orang2 tua yang di panti Jompo adalah orang2 yang 'kesepian' dan sebagian besar diantaranya seperti orang yang hilang harapan.
Setiap orang tua lazimnya ingin membesarkan anak dengan baik, berharap anaknya memperoleh yang terbaik dalam hidupnya, nah bayangkan saja, kalau kita yang jadi orang tua tersebut, setelah anak kita besar dan semua kewajiban kita sudah kita laksanakan dengan baik, dan tentunya kita berharap bisa hidup sampai tua dan mati di samping anak kita, tapi ternyata kita menghabiskan sisa hidup di panti jompo, bagaimana rasanya?
Walaupun di panti jompo kita akan mendapatkan banyak teman, tapi saya yakin, semuanya tidak akan lagi berarti, itulah sebabnya kenapa Rista bisa merasakan tatapan mata yang kosong, melihat yang berbicara sendiri, dll...
Melalui kegiatan2 seperti inilah kita bisa belajar arti hidup, arti bakti pada orang tua, arti dari sebuah nilai kemanusiaan, untuk itu saran saya, jika ingin melakukan kegiatan serupa lagi, ajaklah lebih banyak kawan2 yang ikut, jadi selain kita membagikan dana berbentuk materi kepada mereka, cobalah kita juga 'melayani' mereka, seperti mensuapi makan, ajak ngobrol, bahkan coba hibur mereka dengan nyanyian misalnya, ajak mereka terlibat untuk berinteraksi, misalnya bernyanyi, dll.
Paling tidak, waktu singkat yang kita share dengan mereka, mungkin akan sangat bermanfaat bagi mereka...
Di TV Singapura sering disiarkan tentang aktifitas sosial, banyak orang Singapura (dari segala agama) yang memanfaatkan waktu luang untuk menjadi pekerja sosial, yang terbaru yang saya tonton beberapa hari yang lalu, ada seorang Auntie (kr****n) yang setiap minggu selalu meluangkan waktu 2 hari (masing2 beberapa jam) untuk mengurus seorang nenek tua yang hidup sebatang kara.
Si Auntie, biasa datang kerumah si nenek untuk membersihkan rumah, menyikat toilet, mencucikan pakaian dan semua keperluan si nenek dikerjakan olehnya, kadang ada yang perlu diperbaiki, si auntie akan ajak orang datang untuk memperbaiki yang rusak, selain itu si Auntie juga menyediakan waktu untuk mengajak si nenek keluar untuk belanja kebutuhan, mengajak si nenek beribadah, dan jalan2 untuk menghibur si nenek.
Cerita ini hanya satu dari banyak cerita pekerja sosial di Singapura yang kerap ditayangkan di TV, saya salut dengan para pekerja sosial tersebut yang dengan tanpa pamrih selalu melakukan pelayanan untuk orang2 (umumnya orang tua / cacat) yang membutuhkannya, saya dulu waktu masih tinggal di Jakarta juga sering ikut kegiatan sosial mengunjungi panti2, tapi saya sadar, apa yang saya lakukan tidak ada artinya sama sekali dibanding para pekerja sosial yang saya ceritakan diatas.
Maaf, saya tidak pandai cerita, dan mungkin membosankan, intinya saya hanya berharap, agar kita yang berada disini hari ini, yang kebetulan bernasib baik bisa mengenal Buddha Dharma, semoga semua teori yang telah kita pelajari, bisa kita praktekkan juga dalam hidup sehari-hari agar berguna buat pengembangan diri kita, orang sekeliling kita, bahkan untuk semua makhluk, terutama tentunya, orang tua kita sendiri.