//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - mxi

Pages: [1] 2 3
1
Apakah KASI atau STI atau MBI atau organisasi lainnya di bawah KASI pernah mengambil sikap atau membuat pernyataan resmi mengenai aliran ini?

ada yang tau?

2
Lingkungan / UFO
« on: 07 December 2007, 11:29:20 AM »
Ada yg pernah lihat UFO? atau pernah tau cerita mengenai ini?

Di internet banyak cerita2 dan video2nya, sebagian sudah terbukti bohong tapi sebagian tidak dapat dengan mudah dibilang bohongan.

Banyak yg benar2 percaya ada, bahkan pilot2 pesawat tempur AS beberapa waktu lalu mendesak pemerintahnya untuk melakukan penyelidikan mengenai ini. Banyak juga yang tidak percaya, dengan anggapan yg dilihat adalah pesawat rahasia, dll.

bagaimana dengan anda?

Apakah di agama Budha ada cerita mengenai mahluk dari planet lain ( bukan alam lain ) selain bumi?


3
hmm... masalah yang kompleks, soalnya berhubungan dengan perasaan.

Kalo langsung bikin malu seperti kata2 bro ryu, pasti hasilnya tengkaran ama mamanya, mungkin sulit temenan lagi tu ama si susan.

Btw, sis ginny dah pernah bicara belum ama susan tentang masalah ini?

4
Diskusi Umum / Re: TUHAN itu ada
« on: 30 November 2007, 09:28:25 PM »
cerita cerita ginian ni orang karesten ( hehehe ikut2 sol ah..  :whistle: ) paling suka.

5
Lingkungan / Re: Manusia Pohon Indonesia
« on: 23 November 2007, 05:19:52 PM »
ampunn... kaget2 daku liat fotonya  :o

ngeri juga

6
Diskusi Umum / Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« on: 23 November 2007, 04:24:04 PM »
tp diluar semua itu..

apapun labelnya . selama dia melakukan perbuatan baik, menghindari perbuatan jahat dan mensucikan hati + pikiran..

itu adalah suatu yg positif :)


Benarkah itu baik atau positif? Benarkah kebaikan yang dilandasi kebohongan adalah tetap suatu kebaikan?
Agama yang baik tidak akan mengajarkan kebohongan kepada umatnya.

Silakan dibaca cuplikan buku ini.


3.2 Alasan-alasan masuk Sekte sesat

Sebelumnya saya akan membagi ajaran suatu agama menjadi 2 macam, ajaran sosial dan spiritual. Yang dimaksud ajaran sosial adalah ajaran tentang kehidupan di dunia, seperti menghormati orang tua, berbakti, berbuat baik, dll. Yang kedua adalah ajaran spiritual, yaitu ajaran yang menjadi tujuan utama dari manusia ketika masuk ke suatu agama, yaitu tentang ketuhanan, konsep karma, pencerahan, surga, neraka, dan hal-hal lain yang menjadi tujuan dari dilaksanakannya ajaran sosial ketika manusia masih hidup. Manusia berbuat baik untuk memperoleh tujuan dari ajaran spiritual yang diajarkan aliran tersebut.

3.2.1 Pendapat Bahwa ajaran sekte sesat terlihat baik

Semua agama hampir pasti ajaran sosialnya sama, begitu juga sekte-sekte sesat, bahkan sebenarnya ajaran sosial ini tanpa agama pun kita bisa dapatkan, dari orang tua, dari aturan-aturan yang ada di masyarakat, dan bahkan peraturan dari pemerintah, semuanya mengajarkan kebaikan. Untuk itu tidak diperlukan suatu guru yang pintar atau manusia yang super untuk membuatnya. Hampir semua sekte sesat pasti memiliki ajaran sosial yang baik juga, hal ini dikarenakan untuk membentuk citra positif untuk menarik minat anggota baru. Jika ajaran sekte tersebut secara kasat mata melangar ajaran-ajaran sosial yang ada di masyarakat seperti mengajarkan pembunuhan, pencurian, maka tentu saja orang-orang tidak akan tertarik untuk masuk sekte tersebut. Oleh karena itu jika suatu sekte sesat ingin berkembang maka ajaran-ajarannya harus terlihat baik di mata masyarakat. Yang sesungguhnya ditawarkan oleh agama-agama adalah ajaran spiritualnya, ajaran sosial hanyalah jalan untuk mendapatkan tujuan dari jalan spiritual. Oleh karena itu tiap-tiap agama menawarkan jalan spiritual yang berbeda. Oleh karena itu pula jika suatu sekte ajaran sosialnya benar namun ajaran spiritualnya penuh kebohongan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan dapat dikatakan menyesatkan umatnya. Umatnya bagaikan diberi roti yang dibubuhi racun ( doktrin-doktrin ngawur ), umat yang lapar ( dukkha ) mengharapkan dapat kenyang ( pencerahan yang merupakan tujuan spiritual ) dengan memakan roti ( ajaran sosial ) tersebut, namun yang didapat hanya kenyang sementara ( merasa baik2 saja), tetapi akhirnya berakibat  kematian ( sesat ), karena secara tanpa sadar makan roti yang dibubuhi racun.

Hal ini berkaitan dengan beberapa tanggapan yang saya temui seperti "sudahlah, yang penting kita ( anggota sekte tersebut ) baik-baik saja", terutama ketika dalam dialog dengan anggota sekte ( baik dengan teman maupun saudara saya sendiri ) tersebut. Sebenarnya banyak dari anggota sekte sesat seperti Maitreya yang meragukan ajaran-ajaran yang berupa janji yang terlalu muluk-muluk dan aneh seperti ajaran Ciu Tao bisa masuk surga, teori tiga jaman, dll. Namun karena rata-rata anggota sekte ini sudah menjalani brainwash dengan aneka doktrin, sumpah, dogma-dogma palsu, dll, maka hampir semua hanya bisa berkata pasrah seperti "iya juga sih, rasanya aneh, tapi gapapalah yang penting baik-baik saja" atau "saya sebenarnya juga meragukan kebenaran doktrin dan sumpah-sumpah yang diberikan, tapi karena ajaran mereka ada baiknya ya gapapalah". Adalah suatu hal yang pasti bahwa suatu Agama atau Aliran Agama yang baik, tidak mungkin mengajarkan suatu kebohongan kepada umatnya, namun walaupun sadar bahwa beberapa ajaran aliran tersebut aneh dan sesat, karena pengaruh brainwash, maka banyak anggota aliran ini hanya bersikap pasrah karena memandang aliran ini juga mengajarkan hal baik ( walaupun juga mengajarkan kebohongan) seperti ajaran menghormati orang tua dll, maka mereka tetap menerimanya dengan pasrah. Dan sepertinya mereka tidak sadar bahwa Sang Buddha Gautama pun mengajarkan perbuatan kebaikan-kebaikan seperti itu, bahkan ajaran aliran Maitreya terang-terangan sebagian mengambil ajaran Buddha Gautama. Hal ini tentu membingungkan karena kita seperti lebih memilih suatu sekte yang yang mencontek ajaran Guru kita sendiri. Jika Guru kita telah mengajarkan dengan baik dan bahkan ajarannya dicontoh dan diambil oleh sekte lain, mengapa kita tidak langsung belajar dari guru kita sendiri yang telah membabarkan dhamma sepanjang umurnya? padahal jelas-jelas Sang Buddha Gautama telah berbelas kasih menunjukkan jalan untuk kita. Mengapa harus belajar dari sekte yang mengambil ajaran guru kita, padahal sekte tersebut juga telah kita ketahui mengajarkan hal-hal menyimpang yang meragukan bagi kita. Hal ini tentu membingungkan.

Ketika menghadapi situasi "yang penting baik" ini, saya juga langsung berpikir, apa benar mereka baik-baik saja? apa benar kebohongan yang dilakukan suatu sekte itu dapat dianggap wajar karena juga mengajarkan hal baik? Setelah banyak berpikir saya akhirnya mendapat kesimpulan, bahwa mereka sebenarnya tanpa sadar juga telah melakukan kesalahan dalam pemikiran "baik-baik saja" seperti itu, bahwa sebenarnya mereka sedikit banyak malah telah menjauh dari ajaran utama Sang Buddha Gautama, yaitu kebebasan dari Dukkha, karena berbuat baik hanyalah bagian dari usaha untuk memperoleh kebebasan, jika kita berbuat baik tetapi juga tanpa sadar berbuat tidak baik, maka bagaimana bisa kita bisa hidup dengan benar-benar "baik". Kenapa mereka bisa saya sebut tanpa sadar berbuat tidak baik?

Sekte sesat hampir semua memiliki ajaran yang bertentangan dengan ajaran agama asal, tidak jarang mereka melawan ajaran spiritual agama asal, yang tentu saja akan berakibat fatal bagi umat sekte ini maupun bagi umat Agama asal ( dalam hal ini Umat Buddha ) yang tertipu mengira sekte ini sama dengan agama aslinya. Selain itu sekte sesat hampir dapat dipastikan akan merendahkan tokoh yang diagungkan oleh Agama asal dan menggantinya dengan tokoh-tokoh baru atau pemimpin-pemimpin mereka yang mengaku titisan dewa ini itu. Contoh Aliran Maitreya mengatakan Buddha Gautama telah berakhir atau mengundurkan diri,dan sekarang digantikan oleh Buddha Maitreya yang mereka sembah.

Ketika seorang umat agama asal ( murid Buddha Gautama ) berpindah masuk ke sekte sesat ini, walaupun terlihat baik-baik saja, sebenarnya mereka melakukan kesalahan-kesalahan fatal tanpa mereka sadari yaitu :
- Tanpa sadar mereka melanggar ajaran agama asal (Agama Buddha), contoh dengan mengikuti Ciu Tao dan Kesurupan yang jelas-jelas dilarang Buddha Gautama.
- Mereka ikut serta merendahkan tokoh yang diagungkan agama asal ( Buddha Gautama ), karena di pikiran mereka Buddha Gautama memang sudah mundur dan diganti "Buddha" ini itu yang baru sesuai dengan yang diajarkan oleh sekte sesat yang diikuti.
- Tanpa sadar mereka mencemarkan nama Sang Buddha Gautama dengan mengatakan bahwa agama barunya ini juga sebagian ajaran Buddha, padalah jelas-jelas sebagian besar bertentangan.
- Ketika mengaku-ngaku bahwa ajaran yang diajarkan adalah ajaran Buddha ini itu, jika Budha tersebut tidak mengajarkan hal seperti itu, maka dapat dikatakan bahwa tanpa sadar kita telah memfitnah atau mencemarkan nama Buddha tersebut.
- Ketika mereka berdana baik tenaga maupun uang maupun tenaga, tanpa sadar mereka turut membantu sekte sesat ini tumbuh dan menambah jumlah korban dan yang lebih parah korbannya itu adalah murid-murid dari agama asal, sehingga tanpa sadar mereka justru menggerogoti agama asalnya sendiri ( ajaran Buddha Gautama ).
- Ketika mereka mengajak orang lain masuk ke sektenya, tanpa sadar mereka telah menghasut dan menjerumuskan orang lain untuk meninggalkan atau melangar ajaran agama asalnya, dan menyebarkan kebohongan yang diajarakan sektenya.

Dari sini dapat kita lihat apakah benar mereka itu "baik-baik" saja?

7
Diskusi Umum / Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« on: 21 November 2007, 08:26:17 AM »
[at] atas gw
gk donk...tapi...tao sendiri khan aliran sesat Maitreya itu lahir darimana...lahir dari Mahayana..karena kesalahpahaman terhadap Boddhisatva dan Buddha gaib....

Owh...gt...
tp intinya Mahayana ga ada sedikitpun persamaan dengan Aliran Sesat Maitreya...(inti lebih dalamnya...Mahayana tidak sesat)  ;D

Maitreya si bukan dari Mahayana bunk, soalnya sejarahnya maitreya tu dari pemberontak china.

Dulu ada yg ngaku2 titisan Budha Maitreya disono, tapi sebenernya cuma cari pengikut buat berontak, tapi akhirnya ditumpas kerajaan. Tapi yang namanya aliran sesat ya ditumpas muncul lagi, ditumpas lagi muncul lagi, selama rakyatnya  masih bodoh dan gampang dikibulin. Ada sejarahnya kok itu, dl sempet ada di wikipedia indonesia.

Mungkin persamaan Maitreya dan Mahayana mungkin cuma 1, sama2 berkembang  di China, tapi ajarannya beda banget.



Kalo ada sejarahnya trus berbahasa indonesia pula.. lalu kenapa sektenya bisa beredar di indonesia juga??  ???

Narkoba, rokok, bunuh diri utk agama, dan hal2 lain yang jelas2 jelek aja orang masih banyak yg tertarik, apalagi jika menggunakan kedok agama dan kebaikan?

Alasan lain, sebenarnya seberapa banyak umatnya yg sadar atau tau sejarah agamanya?

Saya pernah berdiskusi dengan salah seorang teman yg kebetulan umat sekte tersebut. Saya tanya tentang sejarah yg saya dapat, baik dari internet maupun buku mengenai sektenya, namun ternyata dia tidak tau mengenai itu. Yang dia tau ya yg ada di kitab atau buku sektenya ( yang jelas2 karangan orang dalam sendiri ).

8
Diskusi Umum / Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« on: 18 November 2007, 10:22:16 AM »
[at] atas gw
gk donk...tapi...tao sendiri khan aliran sesat Maitreya itu lahir darimana...lahir dari Mahayana..karena kesalahpahaman terhadap Boddhisatva dan Buddha gaib....

Owh...gt...
tp intinya Mahayana ga ada sedikitpun persamaan dengan Aliran Sesat Maitreya...(inti lebih dalamnya...Mahayana tidak sesat)  ;D

Maitreya si bukan dari Mahayana bunk, soalnya sejarahnya maitreya tu dari pemberontak china.

Dulu ada yg ngaku2 titisan Budha Maitreya disono, tapi sebenernya cuma cari pengikut buat berontak, tapi akhirnya ditumpas kerajaan. Tapi yang namanya aliran sesat ya ditumpas muncul lagi, ditumpas lagi muncul lagi, selama rakyatnya  masih bodoh dan gampang dikibulin. Ada sejarahnya kok itu, dl sempet ada di wikipedia indonesia.

Mungkin persamaan Maitreya dan Mahayana mungkin cuma 1, sama2 berkembang  di China, tapi ajarannya beda banget.


9
Diskusi Umum / Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« on: 16 November 2007, 02:09:56 PM »
aliran maitreya palink suka kayak gituan...

tul... biasanya digunakan utk menakut2i umat ( salah satu ciri cult ).

Agama Budha jadi balik lagi ke agama purba, seperti dukun. Paling malas saya kalo udah ditanya2 umat agama lain tentang acara2 kayak gini. soalnya mereka jadi anggap agama Budha kayak gitu.

10
Untuk masalah walubi ini, apakah ada yang punya ide kita harus bagaimana?

Membuktikan bahwa WALUBI bukan lagi menjadi wakil seluruh umat Buddha. Untuk itu butuh Referandum. Tentu saja ini bukan perkara mudah.

Setuju!! bukan perkara mudah, dengan postingan saya tentang WALUBI & walubi itu saja sudah mengundang pro dan kontra, lalu untuk action nya....???? apalagi??

Seharusnyalah umat Buddhist di Indonesia ini tidak tinggal diam begitu saja, membiarkan hak dan suara kita semua disalah gunakan oleh oknum yang diragukan integritasnya. (any idea...????)

Tenang aja bro, kan banyakan yg setuju juga kalo walubi ini ga beres. Banyak dari kita yg tidak setuju atas kondisi saat ini.

Kalopun ada yg minta tenang2 pun juga belum tentu anggap walubi benar, bisa jadi karena tidak mengerti, atau penganut "tidak suka ribut".

Saya rasa justru disinilah tantangannya, sekaligus titik awal jika ingin ada perubahan. Harus berusaha memberikan pengertian ke sesama umat yg tidak tahu, bahwa kepedulian terhadap organisasi Buddhis apalagi WALUBI tu sangat perlu. Jangan sampe seperti sekarang, umat tidak peduli, akhirnya agama Budha dijadikan alat politik.

Bukan perkara mudah memang, tapi melihat sesungguhnya banyak juga umat Buddhis yang merasa gerah atas situasi walubi saat ini, belum lagi polah walubi yg suka mengatas namakan umat budha, memasukkan sekte2 bukan budhis ke agama Budha, saya yakin suatu saat masalah walubi bisa merugikan umat Buddha kembali.

Mengumpulkan informasi mengenai tindak tanduk walubi mungkin bisa jadi awal untuk dibahas dan diteliti.

Sedikit cerita tambahan. Kebetulan saudara saya ( di jkt ) dl juga ikut demo walubi bersama umat Budhis lain, waktu itu tiba2 ada demo tandingan yg pro walubi. Namun melihat peserta demo nya mencurigakan karena kok bukan wajah2 Buddhis, akhirnya setelah diajak bicara2 mereka ngaku kalo bukan Budhis, tapi buruh pabrik sepatunya.

11
Untuk masalah walubi ini, apakah ada yang punya ide kita harus bagaimana?

Menurut saya mengumpulkan informasi sekaligus memberikan pengertian ke sesama umat Budhis untuk meningkatkan kepedulian terhadap organisasi budhis mungkin bisa jadi awal yang baik, namun tanpa kerjasama atau tidak terorganisir saya rasa bakal sulit.



Satu hal lagi, saya juga tidak ingin berpolemik berkepanjangan dengan cerita saya ini, sebagai Umat Buddha, sebenarnya kasus ini sudah Closed dan tidak perlu diungkit2 lagi, akan tetapi dengan adanya tindak tanduk dan pernyataan2 yang sering keluar dari "WALUBI" yang meng-atas nama-kan suara kita2 padahal tidak sesuai Hati Nurani kita, barulah saya ingin beritau tentang sejarah yang pernah terjadi ini agar saudara2 se Dharma tau "WALUBI" yang sebenarnya (ditujukan bagi yang belum tahu aja yah). Terlebih lagi Tokoh2 dan para anggota Sangha yang jadi korban pada saat itu saja (yang kebanyakan orangnya masih hidup saat ini), sekarang tidak mengungkit ungkit kejadian itu lagi, jadi mungkin ada karma yang harus saya tanggung dengan membuka kebenaran disini? saya siap untuk sebuah kebenaran. Dengan cerita ini saya juga tidak bermaksud mengajak keberpihakan saudara2 sekalian, bahkan saya anjurkan untuk memakai kebijaksanaan dan ehipasiko dalam menelaah suatu masalah.

Saya hargai cerita anda mengenai walubi ini, dapat memberi info ke kita semua. namun masalah case closed rasanya terlalu dini.

Diamnya umat Buddhis bukan berarti menganggap closed. Terbukti banyak juga dari kita yang masih merasa ada yang salah dengan walubi ini.
Saya juga tidak yakin orang2 yang dl mau berkorban tersebut sudah menganggap case closed, mission accomplish atas perjuangannya. Logikanya jika hal buruk terus berlangsung di hadapan kita, apa terus kita bisa bilang closed?

Analoginya begini, apabila ada seseorang bertindak jahat kepada kita namun kemudian dia bertobat dan ga gitu lagi, tentu mungkin kita masih bisa maafkan. Namun apabila orang tersebut masih saja seperti itu dan malah semakin menjadi2 ( walaupun tidak langsung ke kita ) apa kita bisa kasi maaf?

Diam bisa juga karena tertekan atau karena kurang dukungan.

12
Diskusi Umum / Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« on: 15 November 2007, 02:00:09 PM »
Di bawah ini adalah tulisan saya di sebuah milis menanggapi masalah acara-acara kesurupan di beberapa sekte Buddhis. Semoga berguna dan mohon masukannya.

==================================================================================

Sebagian besar dari kita ketika melihat seseorang kesurupan roh halus, setan atau roh orang yg sudah meninggal, tentu menganggap itu hal yang wajar, dalam arti setiap orang bisa saja mengalami hal seperti itu, walaupun memang ada orang2 yg lebih ahli dan memiliki bakat dalam melakukan hal2 seperti itu.

Mengapa kita anggap wajar? ( ini yg kita sebenarnya tau namun sering kita lupakan ) karena pada dasarnya mahluk-mahluk tersebut ( setan, roh halus, dll ) itu tingkatannya lebih rendah dari manusia ( alam dan karmanya ), sehingga untuk berkomunikasi dengan manusia, dengan segala keterbatasan yg mereka miliki, mereka harus meminta bantuan atau meminjam tubuh kasar manusia, sulit bagi mereka untuk menampakkan diri atau yang lebih hebat lagi berkomunikasi secara langsung, itupun menurut saya tidak semua roh dari alam bawah yg bisa, mungkin hanya roh2 yg alamnya tidak berbeda jauh dengan alam manusia ( jika alamnya di neraka mana bisa? ).

Berbeda dengan manusia yang alamnya lebih tinggi, untuk berkomunikasi dengan roh2 tersebut( walau tidak semua manusia bisa, karena ya tau sendirilah, namanya juga manusia, juga ga suci2 amat ;p ), tentu kita tidak perlu merasuki "tubuh" roh2 atau setan tersebut atau melalui perantara roh2 lainnya. Begitu juga karena tingkat kita yang lebih tinggi kadang kita bisa membantu mereka yg lebih buruk karmanya walaupun belum tentu bisa secara langsung, namun bisa dengan doa maupun dengan penghormatan terhadap mereka yang dapat mengkondisikan mereka berpikir positif sehingga mengurangi penderitaan mereka.

Lalu bagaimana dengan dewa? kita semua tentu setuju bahwa dewa itu tingkatannya jauh lebih tinggi dari manusia, apalagi Buddha, jelas berbeda jauh dengan manusia. Dewa yg kita bicarakan disini tentu dewa yg tingkatnya tinggi, bukan yg dekat2 alamnya dengan manusia, Dewa yg sakti, bisa menolong manusia, benar2 tau dengan kondisi manusia, dll. Dewa itu suci, memiliki kekuatan dan kemampuan yg tentunya jauh di atas manusia.

Lalu yang jadi pertanyaan, apakah mungkin, dewa yang jauh lebih suci, sakti, berkemampuan jauh lebih tinggi dari manusia itu hanya untuk berkomunikasi dengan manusia yg jauh lebih rendah tingkatannya itu perlu bantuan manusia? apakah dewa yg selama ini kita percaya dapat menolong kita, dll, itu hanya untuk berbicara saja harus menggunakan cara "low level" ( cara yg digunakan mahkluk2 halus karena segala keterbatasan mereka ) dengan kesurupan? Apakah dewa yg sakti dan suci itu tidak bisa menggunakan cara lain untuk berkomunikasi dengan manusia? mahluk halus saja kadang masih bisa melakukan penampakan walalupun tidak semuanya bisa dan nampaknya kadang hanya sekilas2 hiiii......

Saat ini banyak sekali orang yg mengaku bisa kesurupan dewa, bahkan banyak juga aliran "budhis" yg untuk menarik umat menggunakan cara2 seperti ini ( maklum kadang umat Buddha tu dari pengamatanku cenderung kurang kritis ).

Bahkan yg lebih mencegangkan lagi, dalam ritual2 tersebut ada yg mengaku kesurupan buddha!!! kebetulan saudara saya ada yg mengikuti ritual tersebut, orangnya mengaku kesurupan Buddha Chikkung!!! dan "Buddha" tersebut ingin menyampaikan pesan2 ke manusia ( isinya standar aja, bilang dunia mo kiamat ato dunia sudah kejam dll trus minta manusia2 ini percaya ama yg kesurupan atau teman2nya yg kesurupan, dll jika pengen selamat ).

Bagi saya, hal ini terlalu mencegangkan, Buddha yg seharusnya sangat suci dan kita junjung tinggi, harus menggunakan tubuh manusia untuk berkomunikasi, menggunakan cara "low level" hanya untuk berkomunikasi dengan manusia. Apa ga salah nih? Sesakti apa sebenarnya tubuh manusia sehingga mampu menampung kesucian sesosok dewa apalagi Buddha, tubuh yg kotor ini??? dan yg ga kalah mengherankan, sebenarnya se ga sakti apa tu "dewa" dan "Buddha" sehingga untuk bicara ( hanya bicara, belum menolong dll ) saja tidak bisa secara langsung dan harus pinjam2 tubuh.  Bukankah Dewa dan Buddha seharusnya tidak memiliki keterbatasan seperti setan atau roh2 halus tersebut?

Dalam dhammanya saja sang Buddha mengatakan bahwa tidak mungkin ada 2 Buddha secara bersamaan di bumi karena bumi tidak akan sanggup menahan kesucian dan keagungan dua Buddha. Apalagi tubuh manusia??? rasanya kita kok jadi terlalu sombong dan menganggap diri kita terlalu sakti.

Jika kesaktian seperti meramal hal2 duniawi dan kesaktian2 duniawi lain yg tidak berhubungan dengan dewa dan Buddha tentu masih bisa kita pahami, toh kesaktian tersebut hanya kesaktian duniawi, orangnya tetep bisa mati, sakit, dan menjalani karma. Namun memanggil dan menampung dewa dan Buddha dalam tubuh kita???

Hal2 seperti inilah yg kadang kita lupakan, padahal sebenarnya penting ( paling tidak bagi saya ), kita kadang hanya cenderung percaya dan percaya tanpa berpikir ( atau malas berpikir? ). Padahal dengan percaya begitu saja, kita bisa2 justru menjadi lebih jauh dengan dewa dan buddha dan lebih dekat dengan "dewa" dan "buddha" palsu tersebut.

Saya selalu percaya bahwa dewa dan Buddha itu ada, dan tentunya mereka memiliki alasan2 atau hal2 tersendiri yang membuat mereka tidak sembarangan menampakkan diri kepada manusia. Saya juga percaya, dengan kesucian Dewa dan Buddha, mereka tidak perlu menampakkan diri kepada manusia ( apalagi lewat kesurupan ) hanya untuk menolong manusia, sama seperti manusia yang dapat menolong mahkluk2 di alam di bawahnya dengan tidak langsung melalui doa dan pelimpahan jasa.

Demikian salah satu pemikiran saya mengenai topik kesurupan dewa ini, sebenarnya masih banyak alasan2 lain mengapa kita tidak boleh sembarangan percaya dan percaya kepada sesuatu yg sulit dibuktikan seperti ini, dan untuk mengerti, kita hanya perlu berpikir lebih jauh dan lebih terbuka sedikit. Semoga pemikiran ini dapat berguna. Semoga dengan berbagi ilmu, pengetahuan, pemikiran dan pandangan, dapat membuat kita menjadi tidak sombong karena sadar masih banyak hal yg tidak kita ketahui. Semoga dengan berbagi ilmu, pengetahuan, pemikiran dan pandangan, dapat membuat kita menjadi makin pintar.

13
Menurut saya, perbaikan tetap harus dilakukan, saya sendiri dalam melihat walubi tidak membenci atau tidak suka secara personal, namun menurut saya perbaikan dan perubahan di walubi sangat sangat diperlukan, karena ini sudah termasuk penipuan kepada umat Budha dan penyalahgunaan agama Budha, serba politik.

Berpandangan tidak suka polemik, cinta damai, dll, juga jangan sampai membuat kita justru menjadi egois. Orang lain mau jelek, mau ditipu, kita tidak peduli dengan alasan tidak mau terlibat masalah. Berbicara mengenai cinta kasih, peduli terhadap sesama, dll, namun kenyataannya tidak melakukan apa2, sibuk mengejar pencerahan hingga justru melupakan hal-hal yang terjadi di kehidupan dan di masyarakat.

Sikap umat Budha yg seperti ini tergambar jelas dalam perkembangan Budha di Indo, isinya berbicara cinta kasih, kebaikan batin, pengembangan diri terus menerus, namun menutup mata terhadap yg terjadi di lingkungannya. Hal ini juga membuat rasa sosial umat Budha umumnya tipis, Rumah sakit, sekolah, panti jompo, panti asuhan Budhis, sangat sulit ditemui, karena kita selalu dididik pengembangan diri, pengembangan bhatin, dll terus disaat umat agama lain telah dididik menjadi pelayan utk masyarakat.

Agama yg baik seharusnya menyatu dengan lingkungannya, bukannya malah menjadi eksklusif, terlibat politik dikit dibilang polemik, terlibat argumentasi dikit dibilang cari masalah, kapan majunya? Sangha juga seharusnya lebih peduli kepada umatnya. Jika jarak antara Sangha dan Umat lebar, maka umat jadi tidak   terarah, walubi seperti itu pun diam saja. Jika hubungan antara Sangha dan umat hanya secara spiritual dan tidak dalam lingkungan dan sosial, juga mengakibatkan pengaruh agama dalam kehidupan umatnya hanya sebatas teori.  Seberapa banyak bhante yang mau terjun langsung ke dunia sosial sebagai penerapan cinta kasih seperti yg dilakukan yayasan Budha Tzu Chi?

Jika saya lihat, agama Budha di negara lain seperti Thailand, Burma, Srilanka justru para bhiku nya lebih terlibat ke masyarakat, mau membela umatnya yg kesusahan. Di Srilanka Bhante pun tidak segan itu ikut mengurusi pemberontakan Macan Tamil, dll. Dengan demikian umat menjadi lebh merasakan pengaruh dan kebaikan agama dalam kehidupannya sehari2, bukan hanya teori saja, ketemu bhante tidak hanya di vihara tapi juga di masyarakat.

Demikian menurut pendapat saya, jika ada kata2 yg salah, harap dimaafkan juga.

14
walubi yang inisialnya H kah ?
Saya pernah dengar waktu di SMP cuma dah lupa2 ingat



Benar sekali. HM. yg punya pabrik sepatu. saya juga sudah dengar cerita itu sejak dl, makanya aktivis2 Budhis juga sama sekali ga mendukung walubi.

Lihat aja anggotanya, kan banyak sekte2 "Budha" yg ga jelas, dikumpulin biar keliatannya walubi didukung banyak sangha, padahal sekte2 terbesar yg udah lama di indonesia justru tidak dibawah walubi.

Benar sekali kata bunk Kembara, sayang sekali jika generasi muda Budhis tidak tau ini. Jika tidak tau, kapan perbaikan bisa dimulai?

Terima kasih utk bunk Kembara atas sharingnya. mengungkapkan kebenaran jauh lebih baik daripada diam melihat penipuan sedang terjadi.

15
ada pepatah bisnis yg mengatakan

'satu roti gak mengenyangkan perut semua orang'

komentar saya: turut kasihan bagi yg ga kebagian roti.

maksud kata2 diatas tu apa ya? kok saya ga ngerti, sapa yg dikasihani?

Btw, jika biksu turun ke jalan untuk berdoa membela rakyatnya yang menderita dianggap salah dan disalah2in karena dianggap politik dan melanggar vinaya, kenapa ga sekalian aja WALUBI bikin pernyataan lagi salah2in DALAI LAMA, karena dalai lama juga berjuang utk rakyatnya, bahkan sampai ke pemerintahan.

Jadi biar sekalian kelihatan aneh, lucu + malu2in. di saat hampir seluruh umat di dunia mengagumi DALAI LAMA, hingga meraih berbagai penghargaan karena perjuangan utk rakyatnya, WALUBI sebagai "wakil umat budha Indonesia" mengecam karena yang dilakukan beliau melanggar vinaya. hehehe geleng geleng... :whistle:

suara walubi itu bisa diumpamkan roti.

sorry kalau postingan gw menyinggung...  ^:)^ ^:)^ ^:)^

bukan ga mengenyangkan semua orang, tapi rotinya beracun, jadi ga ada yg mau  :D

Pages: [1] 2 3
anything