//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pakar Biologi Ungkap Kesejajaran Buddhisme dengan Biologi  (Read 3453 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline allthingmustpass

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 144
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
  • life is suffering
Pakar Biologi Ungkap Kesejajaran Buddhisme dengan Biologi
« on: 03 December 2013, 07:44:38 PM »
http://berita.bhagavant.com/2013/12/03/pakar-biologi-ungkap-kesejajaran-buddhisme-dengan-biologi.html

Quote
Bhagavant.com,
 Washington, Amerika Serikat – Sebagian besar, agama dan ilmu pengetahuan (sains) tidak bisa bersama-sama dengan sangat baik, tetapi Buddhisme adalah sebuah pengecualian yang menarik. Demikian yang disampaikan seorang profesor psikologi yang juga pakar biologi sebuah universitas di Amerika Serikat, pada akhir bulan lalu.

Dalam sebuah wawancara perihal buku terbarunya yang diterbitkan berjudul: “Buddhist Biology: Ancient Eastern Wisdom Meets Modern Western Science,” (Biologi Buddhis: Kebijaksanaan Timur Kuno Bertemu Sains Barat Modern), David P. Barash, seorang profesor psikologi dari Universitas Washington, Amerika Serikat dan juga merupakan seorang pakar biologi evolusioner selama lebih dari empat puluh tahun, mengungkapkan kesejajaran ajaran Buddhisme dengan ilmu biologi.

”Kebenaran yang menyedihkan adalah agama dan sains tidak bisa bersama-sama dengan sangat baik – terutama karena agama terus membuat berbagai ’klaim kebenaran’ yang sebenarnya tidak benar! Tapi Buddhisme adalah sebuah pengecualian yang menarik. Dalam buku saya, saya membahas Buddhisme sebagai filsafat dan perspektif tentang kehidupan, tanpa abrakadabra (bualan), dan menunjukkan bagaimana Buddhisme memiliki sejumlah konvergensi (titik temu) yang menarik dengan biologi, khususnya ekologi, evolusi, genetika dan perkembangan,” jelas Prof. Barash saat ditanya alasannya membuat buku terbarunya tersebut, seperti yang dikutip Bhagavant.com dari berita di situs Universitas Washington pada Sabtu (21/11/2013).

Menurut Prof. Barash, dalam bukunya, ia menghubungkan antara ajaran-ajaran Buddhisme seperti Anatman (Pali: anatta) dan Anitya (Pali: anicca) ke dalam sains.

Anatman (”bukan diri”) sebagai contoh, artinya bahwa tidak ada satu pun yang memiliki sebuah diri internal yang berbeda dan terpisah dari dunia lainnya. Sama halnya dalam ekologi, organisme dan lingkungan yang saling terkait erat. Juga Anitya (”ketidakekalan”) mengacu pada fakta bahwa segala sesuatu bersifat sementara dan akhirnya kembali ke dunia tanpa kehidupan. Anitya memiliki kesejajaran dengan evolusi, karena bukan hanya masa waktu setiap individu organisme di bumi bersifat sementara tetapi organisme juga mengalami pasang surut dan mengalir sepanjang waktu,” kata Prof. Barash yang juga mengklaim dirinya sebagai seorang Ateis Baru.
Mengenai Hukum Karma dengan sains, Prof. Barash seraya mengutip pernyataan Dalai Lama yang mendefinisikan karma sebagai ”hukum sederhana dari sebab dan akibat”, menjelaskan bahwa apapun yang kita, nenek moyang, dan keturunan kita lakukan, semuanya memiliki konsekuensi.

”Selain itu, dalam sebuah pengertian evolusioner yang mendalam, setiap makhluk hidup – termasuk diri kita sendiri – merupakan hasil ’karma’ (akibat) dari apa yang nenek moyang kita lakukan di masa lalu. Ini adalah kunci dari seleksi alam: kelangsungan hidup yang berbeda dari gen yang bersaing, yang secara harfiah menimbulkan – setidaknya sebagian – untuk siapa dan apakah kita ini,” jelaskannya mengenai karma sebagai sebuah hukum sebab-akibat dalam biologi evolusioner.

Berkaitan mengenai ajaran kelahiran kembali dalam Buddhisme, Prof. Barash belum bisa menerimanya karena ia menganggapnya sebagai sesuatu yang belum memenuhi standar ilmu biologi dan ilmiah. Namun, ia mengakui bahwa para pakar biologi termasuk dirinya memahami bahwa setiap organisme secara harfiah terdiri dari atom dan molekul yang telah dan akan terus berdaur ulang dari “keberadaan sebelumnya” seperti tanaman, hewan lain, debu, bebatuan, partikel atmosfir, dll.

Menjawab pertanyaan klasik tentang arti atau makna kehidupan, Prof. Barash menyampaikan, ”Baik Buddhisme maupun biologi mengajarkan bahwa tidak ada makna yang melekat bagi kehidupan. Kita hanyalah apa adanya, dan ’kita’ atau ’saya’ atau ’anda’ atau ’dia’ hanyalah penggabungan sementara materi dan energi, yang dipastikan untuk runtuh kembali menjadi benda-benda dunia ini.”

”Oleh karena itu, jika kita ingin membuat hidup kita berarti, kita tidak seharusnya mencari pada beberapa tuhan di luar sana, melainkan pada perbuatan kita sendiri,” jelasnya.
Prof. Barash menyatakan bahwa dalam bab terakhir bukunya ia telah mengembangkan apa yang ia sebut dengan ”biobuddhisme eksistensial”, penambahan filsafat eksistensialisme pada titik temu antara biologi dan Buddhisme, yang menekankan bahwa tidak ada sesuatu seperti ”arti kehidupan” di luar dari bagaimana kita secara penuh kesadaran memutuskan untuk menjalani hidup.[Bhagavant, 3/12/13, Sum]
Do not pursue the past. Do not lose yourself in the future. The past no longer is. The future has not yet come. Looking deeply at life as it is. In the very here and now

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pakar Biologi Ungkap Kesejajaran Buddhisme dengan Biologi
« Reply #1 on: 03 December 2013, 08:02:52 PM »
”Anatman (”bukan diri”) sebagai contoh, artinya bahwa tidak ada satu pun yang memiliki sebuah diri internal yang berbeda dan terpisah dari dunia lainnya. Sama halnya dalam ekologi, organisme dan lingkungan yang saling terkait erat. Juga Anitya (”ketidakekalan”) mengacu pada fakta bahwa segala sesuatu bersifat sementara dan akhirnya kembali ke dunia tanpa kehidupan. Anitya memiliki kesejajaran dengan evolusi, karena bukan hanya masa waktu setiap individu organisme di bumi bersifat sementara tetapi organisme juga mengalami pasang surut dan mengalir sepanjang waktu,” kata Prof. Barash yang juga mengklaim dirinya sebagai seorang Ateis Baru.
Mengenai Hukum Karma dengan sains, Prof. Barash seraya mengutip pernyataan Dalai Lama yang mendefinisikan karma sebagai ”hukum sederhana dari sebab dan akibat”, menjelaskan bahwa apapun yang kita, nenek moyang, dan keturunan kita lakukan, semuanya memiliki konsekuensi.

”Selain itu, dalam sebuah pengertian evolusioner yang mendalam, setiap makhluk hidup – termasuk diri kita sendiri – merupakan hasil ’karma’ (akibat) dari apa yang nenek moyang kita lakukan di masa lalu. Ini adalah kunci dari seleksi alam: kelangsungan hidup yang berbeda dari gen yang bersaing, yang secara harfiah menimbulkan – setidaknya sebagian – untuk siapa dan apakah kita ini,” jelaskannya mengenai karma sebagai sebuah hukum sebab-akibat dalam biologi evolusioner.
contoh2 di atas mah hanya pencocokan aja, bukan kesamaan pada makna sebenarnya...
agama lain juga bisa dicocokkan dengan cara yang sama.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline allthingmustpass

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 144
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
  • life is suffering
Re: Pakar Biologi Ungkap Kesejajaran Buddhisme dengan Biologi
« Reply #2 on: 03 December 2013, 08:13:24 PM »
setubuh dengan bro morpheus... ;D

tapi setidaknya yang jadi narasumber professor beneran dan penerbit bukunya juga bukan penerbit abal-abal. hahaha.




Do not pursue the past. Do not lose yourself in the future. The past no longer is. The future has not yet come. Looking deeply at life as it is. In the very here and now

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pakar Biologi Ungkap Kesejajaran Buddhisme dengan Biologi
« Reply #3 on: 04 December 2013, 06:02:41 AM »
Prof. Barash atheisme donk
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pakar Biologi Ungkap Kesejajaran Buddhisme dengan Biologi
« Reply #4 on: 04 December 2013, 08:47:06 AM »
setubuh dengan bro morpheus... ;D

tapi setidaknya yang jadi narasumber professor beneran dan penerbit bukunya juga bukan penerbit abal-abal. hahaha.
Nara sumber bergelar profesor, buku diterbitkan penerbit bonafide, tetap jangan dijadikan acuan. Lihat isinya.

The Hidden Message in Water yang ditulis oleh Dr. Masaru Emoto -kepala General Research Institute di Tokyo- mengemukakan tentang bagaimana doa mempengaruhi struktur air, yang kemudian menjadi trend di kalangan religius. Sayangnya, di kalangan ilmuwan, tidak memiliki arti apa-apa. Ia tidak publish jurnal ilmiah untuk ditinjau ulang, jadi semua hanya klaim saja. Namun menariknya, sampai sekarang masih banyak yang pakai bukunya sebagai referensi ilmiah.

Contoh lain, Animal Planet (bagian dari Discovery Communication) pernah menayangkan episode putri duyung, "Mermaids: The Body Found", dikemas mirip dokumenter lengkap dengan wawancara dengan para ahli. Masyarakat sempat berpikir memang putri duyung itu nyata karena "ditayangkan Animal Planet", sampai akhirnya muncul berbagai penjelasan bahwa itu hanyalah fiksi, bahkan 'ahli' yang diwawancara adalah aktor.



Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Pakar Biologi Ungkap Kesejajaran Buddhisme dengan Biologi
« Reply #5 on: 04 December 2013, 08:50:21 AM »
Prof. Barash atheisme donk
Dipandang dari sudut keilmuan dan science, tidak ada yg salah dengan atheism.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pakar Biologi Ungkap Kesejajaran Buddhisme dengan Biologi
« Reply #6 on: 05 December 2013, 06:24:01 PM »
Hmmm menarik...

Imo, mengenai hal ini ada baiknya kita tidak telalu cepat berbangga dan juga tidak terlalu cepat antipati terhadap pernyataan seseorang yang mengungkapkan kesejajaran Buddhisme dengan Biologi.

Terlepas dari isi buku karena saya belum baca, jika kita LEBIH cermat, di artikel dikatakan kesejajaran bukan sama dengan. Setahu saya kesejajaran bukan langsung berarti ”sama dengan”.

Adanya kesejajaran Buddhisme dengan biologi bukan berarti Buddhisme = biologi. Ajaran Anitya sejajar dengan evolusi bukan berarti ajaran anitya = evolusi. Maaf, gegabah sekali jika kita beranggapan kesejajaran berarti sama dengan.

Adanya tindakan pencocokan di sana adalah hal yang wajar, ketika seseorang sedang membuat sebuah perbandingan antara sains dengan agama.

Demikian. No komen selanjutnya.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline juanpedro

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 949
  • Reputasi: 48
  • Gender: Male
Re: Pakar Biologi Ungkap Kesejajaran Buddhisme dengan Biologi
« Reply #7 on: 05 December 2013, 08:15:54 PM »
Hmmm menarik...

Imo, mengenai hal ini ada baiknya kita tidak telalu cepat berbangga dan juga tidak terlalu cepat antipati terhadap pernyataan seseorang yang mengungkapkan kesejajaran Buddhisme dengan Biologi.

Terlepas dari isi buku karena saya belum baca, jika kita LEBIH cermat, di artikel dikatakan kesejajaran bukan sama dengan. Setahu saya kesejajaran bukan langsung berarti ”sama dengan”.

Adanya kesejajaran Buddhisme dengan biologi bukan berarti Buddhisme = biologi. Ajaran Anitya sejajar dengan evolusi bukan berarti ajaran anitya = evolusi. Maaf, gegabah sekali jika kita beranggapan kesejajaran berarti sama dengan.

Adanya tindakan pencocokan di sana adalah hal yang wajar, ketika seseorang sedang membuat sebuah perbandingan antara sains dengan agama.

Demikian. No komen selanjutnya.

kadang juan pikir ngapain pada repot melakukan perbandingan antara sains dengan agama?

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pakar Biologi Ungkap Kesejajaran Buddhisme dengan Biologi
« Reply #8 on: 06 December 2013, 12:03:38 AM »
yg diistilahkan "kesejajaran" atau "titik temu" itu tidak memiliki makna apa2, dan ini bisa dilakukan agama apapun.

kadang juan pikir ngapain pada repot melakukan perbandingan antara sains dengan agama?
penganut agama suka mengeksposnya tentu untuk menambah legitimasi kepercayaannya...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

 

anything