//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana  (Read 38401 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
umat Buddha sedang duduk di atas kepala Buddha dan mempermainkannya
:))

1 GRP sent ;D

bagaimana kalo kalimatnya sedikit di modif menjadi...

umat "yg Tercerahkan" sedang duduk di atas kepala "yg Tercerahkan" dan mempermainkannya ;D

siapa yg sedang mempermainkan siapa? dan siapa yg sedang "Tercerahkan" ;D
do you thinking what i'm thinking? ;D

_/\_
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
umat Buddha sedang duduk di atas kepala Buddha dan mempermainkannya
:))

1 GRP sent ;D

bagaimana kalo kalimatnya sedikit di modif menjadi...

umat "yg Tercerahkan" sedang duduk di atas kepala "yg Tercerahkan" dan mempermainkannya ;D

siapa yg sedang mempermainkan siapa? dan siapa yg sedang "Tercerahkan" ;D
do you thinking what i'm thinking? ;D

_/\_


hmmm ?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
umat Buddha sedang duduk di atas kepala Buddha dan mempermainkannya
:))

1 GRP sent ;D

bagaimana kalo kalimatnya sedikit di modif menjadi...

umat "yg Tercerahkan" sedang duduk di atas kepala "yg Tercerahkan" dan mempermainkannya ;D

siapa yg sedang mempermainkan siapa? dan siapa yg sedang "Tercerahkan" ;D
do you thinking what i'm thinking? ;D

_/\_


hmmm ?

:)) embeeeeeeee..... :))



back to topic ;D
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
setuju.........

lalu y*y*n*(censored) lucky..... saat ini apa yg akan anda "lakukan"?

waduh kk jangan mengeluarkan kata kata yg menakutkan... he he...

yang saya lakukan untuk apa ???
kalau untuk agama, saya saat ini hanya merasa terpukul.....saya merasa saat ini agama cuma kedok, agama itu juga senjata perang... dari yang dalam ayatnya ada perintah perang, sampai yang katanya kedamaian,,,,, dimana mana tempat ibadah , sekte dan lain sebagainya, yang ada cuma cekcok

kata kata damai dan bahagia hanya bunga bunga mimpi

tanpa sadar manusia menggunakan pujaaanya atau misal Buddha untuk memuaskan egonya sendiri

dengan mengaku sebagai siswa Buddha , seseorang tanpa sadar telah menginjak injak Buddha lebih kejam daripada orang berkeyakinan lain yang tidak menerima Buddha.
Dengan tingkah laku dan emosi serta batin yang tanpa kendali, seseorang meludahi Buddha dengan mengatakan bahwa dia siswa Buddha dan sedang memperjuangkan ajaran Buddha yang paling benar....

dimana mana mengaku yang paling benar

dimana mana cek ccok

dimana mana saling jegal

umat Buddha sedang duduk di atas kepala Buddha dan mempermainkannya
[at] lucky
Mencari kebenaran suatu agama, jangan diliat per-individu, karena loe akan kecewa .....
Kenapa kecewa??? ...... karena setiap orang masih diliputi oleh Dosa,Lobha.moha .....
orang yg sering ke viharapun adalah orang yg selalu belajar dan belajar mengikis noda bathin

”Ada kemungkinan, bahwa di antara kalian ada yang berpikir: `Berakhirlah kata-kata Sang Guru; kita tidak mempunyai seorang Guru lagi.` Tetapi, Ananda, hendaknya tidak berpikir demikian. Sebab apa yang telah Aku ajarkan sebagai Dhamma dan Vinaya, Ananda, itulah kelak yang menjadi Guru-mu, ketika Aku pergi.”
(Mahaparinibbana Sutta, Digha Nikaya 16)


SatthuSasana Sutta (Anguttara Nikaya VII. 80) , Sang Buddha menjelaskan kepada Y.A. Upali :

"Upali, jika engkau mengetahui tentang hal-hal tertentu: `Hal-hal ini tidak membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana` - dari ajaran-ajaran seperti itu engkau bisa merasa yakin: Ini bukan Dhamma; ini bukan Vinaya; ini bukan Ajaran Sang Guru.`"

"Tetapi Upali, jika engkau mengetahui tentang hal-hal tertentu: `Hal-hal ini membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana` - dari hal-hal semacam itu engkau bisa merasa yakin: Inilah Dhamma; inilah Vinaya; inilah Ajaran Sang Guru.`”


 _/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Teman-teman sekalian mau nimbrung ya?

Sang Buddha tidak membahas Nibbana dari sisi ada atau tidak ada.
Sang Buddha menggambarkan Nibbana dari sisi sebab dan akibat.
Keadaan yang kita alami adalah timbul dari sebab-sebab.
Berhentinya sebab-sebab itulah yang disebut Nibbana.

Pernyataan ini sejalan dengan yang dikatakan dalam salah satu sutta (saya lupa dimana),
Sang Buddha menjelaskan yang tidak tepat mengenai Parinibbana:
Sang Tathagata ada setelah Parinibbana.
Sang Tathagata tidak ada setelah Parinibbana,
Sang Tathagata ada dan tidak ada setelah Parinibbana
Ini tidak cocok karena ini adalah pandangan eksistensialis.


Keadaan yang paling tepat digambarkan oleh Sang Buddha mengenai Parinibbana adalah berhentinya kondisi-kondisi atau fenomena-fenomena. Sesuai dengan khotbah Y.A. Assaji kepada Upatissa (belakangan dikenal sebagai Y.A. Sariputta).

Semoga keterangan ini membantu.

Mettacittena,

Teman-teman yang baik,

Agar jangan salah pengertian: Sang Buddha tidak menyetujui pendapat yang mengatakan: Sang Tathagata ada setelah Parinibbana, Sang Tathagata tidak ada setelah Parinibbana, Sang tathagata ada dan tidak ada setelah Parinibbana.

metacittena,


jadi apa jwb mu jika ada pertanyaan adakah sang Buddha stelh Parinibbana?

ika./
Bagaimana mungkin sesuatu yang tidak berawal bisa berakhir ?



Terus terang inilah yang mengganggu pikiran saya..... selama ini saya belum menemukan jawaban yang pasti....
dulu saya kira masuk agama Buddha banyak yang sesuai kenyataan dan bisa diterima akal sehat,

Namun tetap saja saya bertanya tanya seperti saat dulu saya di agama sebelumnya....

dan tak jarang di agama Buddha pun banyak yang tidak memberi jawaban dengan menampilkan kesabaran dan kebijaksanaan ajaran Buddha sendiri... bahkan saya pernah dihujat bila saya tidak yakin sepenuhnya pada semua dalam Tripitaka dan bila saya terus bertanya, maka saya tidak ubahnya dengan orang berpandangans sesat...

Namun, bila dinyatakan adalah pandangan orang tertentu adalah pandangan benar, apa buktinya ???

kenapa pandangan benar bisa membuat orang menjadi emosional dan kadang gaya bicaranya n gga enak, suka mencibir yg baru belajar dan suka mencibir agama lain...

saat ini... saya merasakan bahwa agama manapun sama saja,,,,, justru awal dari tujuan sebuah agama sudah tiada lagi, agama hanya alat pengkotak kotak.... sekarang banyak yang menjadikan agama hanya merupakan bibit kebencian....

agama hanyalah alat pemuas ego kesombongan diri, dengan dalih meninggikan pujaan dan agamanya, seseorang memuaskan egonya....

Saudara Lucky yang baik,

Ke agama manapun anda pergi akan menemukan kekecewaan bila beranggapan bisa menemukan agama dimana penganutnya semua sabar, tak pernah marah, tak pernah serakah dll.

Karena selama seseorang belum melepaskan kemelekatan terhadap pancakhandha, maka ia akan bisa marah, serakah dan sifat negatif lainnya. Entah umat awam, bhikkhu, pendeta, pastor, kyai atau rohaniwan-rohaniwan manapun, kecuali:

Kecuali Ia telah terbebas dari akar semua kekotoran batin seperti Arahat atau minimum Anagami.

Untuk menilai kebaikan atau keburukan sesuatu agama maka kita harus mempelajari kitab sucinya dan membandingkan dengan kitab suci yang kita ketahui... Keterangan pemimpin agama hanya kita jadikan referensi tambahan, tetapi jangan dijadikan pegangan karena sarat tafsir pribadi atau tafsir kelompok....

Dengan demikian kita bisa membandingkan dengan pikiran jernih...

sukhi hotu,
« Last Edit: 04 May 2009, 05:01:06 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata