//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.  (Read 554327 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #495 on: 04 January 2011, 03:47:35 PM »

Oh ya saya cuma mau menambahkan sedikit, pernyataan sis Sri orang lain meninggal sis Sri cuek...? Belum tentu sis. Tergantung persepsi yang bermain, contohnya bila tokoh dalam film yang sis Sri kagumi meninggal (peran dalam film tersebut) kadang sis Sri sedih dan menangis kan...? Apakah kesedihan itu karena pembentukan "aku...?" Saya rasa tidak. Itulah kemelekatan terhadap persepsi, bukan kemelekatan terhadap "aku". Tokoh film adalah fiktif, sis Sri juga tahu bahwa film itu fiktif, tetapi tetap menangis, padahal tokoh film tersebut tak ada kaitannya dengan sis Sri...? Sekali lagi hanya persepsi sis......

Sory bro, saya tidak punya tokoh yang dikagumi jadi tidak perlu menangis. Saya cuma menangis kalau segala yang menyangkut dengan saya terganggu. Kalau saya dirugikan/disakiti. Baik itu orang tua saya, harta saya, saudara saya,teman saya,anjing saya dll.Tapi kalau orang lain, saya tidak pernah menangis. Kalau orang lain tertimpa musibah yang muncul cuma rasa kasihan. Dan itu tidak membuat saya menderita.

Contoh:Orang lain boleh membunuh anjing depan mata saya. Saya tidak akan menjadi marah. Karena itu urusan mereka, anjing mereka dan hasil perbuatan ditanggung sendiri-sendiri. Tapi coba mereka membunuh anjing peliharaan saya didepan mata saya. Orang yang membunuh anjing saya itu bisa gantian saya bunuh seperti anjing itu.

Diskusi kita seperti satu bicara kadal dan satu biawak. Berpuluh postingan yang saya ketik untuk memberitahu bro bahwa yang saya lihat kadal.Dan berpuluh postingan anda ketik untuk memberitahu saya tentang biawak. Akhirnya cuma buang- buang tenaga.



PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #496 on: 04 January 2011, 09:44:26 PM »
 [at] sri:

Mungkin maksud bro Fabian adalah: jika ada film yang jalan ceritanya/tokohnya menggugah rasa haru kita, kita pun akan menangis karena persepsi kita atas tayangan yang kita tonton tersebut. Saya sendiri mengalami hal yang sama ketika menonton film2 tertentu yang sangat sedih ceritanya, padahal saya tahu itu hanya tayangan fiktif/tidak nyata, tetapi saya tidak dapat menahan rasa haru tsb dan menangis dengan sendirinya.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #497 on: 04 January 2011, 10:36:37 PM »
[at] sri:

Mungkin maksud bro Fabian adalah: jika ada film yang jalan ceritanya/tokohnya menggugah rasa haru kita, kita pun akan menangis karena persepsi kita atas tayangan yang kita tonton tersebut. Saya sendiri mengalami hal yang sama ketika menonton film2 tertentu yang sangat sedih ceritanya, padahal saya tahu itu hanya tayangan fiktif/tidak nyata, tetapi saya tidak dapat menahan rasa haru tsb dan menangis dengan sendirinya.
Yah, saya mengerti dengan yang anda katakan. Kalau itu pernah terjadi. Bahkan melihat binatang yang sakit dan kelihatan-nya menderita sekali. Itu pun membuat saya mengeluarkan air mata. Karena rasa iba. Saya iba karena berpikir seandai-nya, saya yang jadi seperti itu. Sungguh tidak enak rasa-nya. Sungguh menderita rasa-nya.

Mungkin bro fabian sudah tidak punya AKU. Jadi tidak bisa mengerti dengan orang yang punya AKU. Dan bagaimana anda bisa memberitahu saya, jika anda tidak mengerti posisi saya bro fabian?

PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #498 on: 04 January 2011, 11:13:53 PM »
Yah, saya mengerti dengan yang anda katakan. Kalau itu pernah terjadi. Bahkan melihat binatang yang sakit dan kelihatan-nya menderita sekali. Itu pun membuat saya mengeluarkan air mata. Karena rasa iba. Saya iba karena berpikir seandai-nya, saya yang jadi seperti itu. Sungguh tidak enak rasa-nya. Sungguh menderita rasa-nya.

Sis Sriyeklina yang baik, bro Seniya telah menjelaskan maksud saya dengan tepat sekali. Itulah yang dimaksud dengan kemelekatan pada persepsi. Film hanya persepsi kan...?

Quote
Mungkin bro fabian sudah tidak punya AKU. Jadi tidak bisa mengerti dengan orang yang punya AKU. Dan bagaimana anda bisa memberitahu saya, jika anda tidak mengerti posisi saya bro fabian?
Mungkin maksud sis Sri dengan aku adalah egoisme/selfishness. Bukan hanya itu yang saya bicarakan, "aku" yang saya diskusikan dengan teman-teman lain bukan hanya sekedar selfishness, melainkan lebih daripada itu.

Contohnya: kalau kaki merasa sakit karena duduk bersila menurut teman-teman ada "aku" yang sakit. Ini bukan karena selfishness kan?
Kalau menurut saya hanya ada kemelekatan terhadap rasa sakit, tak ada aku disana. Jadi ada perbedaan sudut pandang.

Kalau selfishness saya juga memilikinya, saya bukan Arahat.

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #499 on: 04 January 2011, 11:24:16 PM »
Sis Sriyeklina yang baik, bro Seniya telah menjelaskan maksud saya dengan tepat sekali. Itulah yang dimaksud dengan kemelekatan pada persepsi. Film hanya persepsi kan...?
Mungkin maksud sis Sri dengan aku adalah egoisme/selfishness. Bukan hanya itu yang saya bicarakan, "aku" yang saya diskusikan dengan teman-teman lain bukan hanya sekedar selfishness, melainkan lebih daripada itu.

Contohnya: kalau kaki merasa sakit karena duduk bersila menurut teman-teman ada "aku" yang sakit. Ini bukan karena selfishness kan?
Kalau menurut saya hanya ada kemelekatan terhadap rasa sakit, tak ada aku disana. Jadi ada perbedaan sudut pandang.

Kalau selfishness saya juga memilikinya, saya bukan Arahat.



Jujur saja yah bro. Sejak kita diskusi, saya jadi tambah bingung. Bukan jadi tambah mengerti. Saya membaca buku DN yang menuliskan itu kata diri. Dan dari cara bro jawab, berarti penerjemahnya salah. Malah pembahasannya ke arah yang saya tambah tidak mengerti. Informasi dari bro malah bentrok semua dengan yang saya pelajari selama ini tentang buddhisme. Jadinya blank...
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #500 on: 05 January 2011, 12:05:07 AM »
Jujur saja yah bro. Sejak kita diskusi, saya jadi tambah bingung. Bukan jadi tambah mengerti. Saya membaca buku DN yang menuliskan itu kata diri. Dan dari cara bro jawab, berarti penerjemahnya salah. Malah pembahasannya ke arah yang saya tambah tidak mengerti.
Sis Sriyeklina yang baik, saya rasa bukan penerjemahnya yang salah, mungkin sis Sri yang salah mengerti. Pandangan Salah mengenai atta ini sulit dimengerti tanpa praktek Vipassana.
Terjemahan atta bisa berarti: aku, ego, diri, jiwa, roh. jadi harus benar-benar diresapi konteks keseluruhan dari sutta tersebut, jangan hanya diambil secuplik.
Quote
Informasi dari bro malah bentrok semua dengan yang saya pelajari selama ini tentang buddhisme. Jadinya blank...
Apakah semua yang dipelajari oleh sis Sri selama ini mengenai Buddhisme mengatakan aku/atta ada?
« Last Edit: 05 January 2011, 12:07:11 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #501 on: 05 January 2011, 03:43:55 AM »
Sis Sriyeklina yang baik, saya rasa bukan penerjemahnya yang salah, mungkin sis Sri yang salah mengerti. Pandangan Salah mengenai atta ini sulit dimengerti tanpa praktek Vipassana.
Terjemahan atta bisa berarti: aku, ego, diri, jiwa, roh. jadi harus benar-benar diresapi konteks keseluruhan dari sutta tersebut, jangan hanya diambil secuplik.Apakah semua yang dipelajari oleh sis Sri selama ini mengenai Buddhisme mengatakan aku/atta ada?

Sekarang bro mengatakan permainan persepsi, melekat pada persepsi.sebelum-nya bro membantah. Tidak ada yang melekat pada persepsi. Yang ada cuma melekat pada pancakhanda.

Bro, saya tidak berminat untuk melanjutkan diskusi. Karena saya sudah melekat dengan persepsi saya tentang bro. Begitu saya harus diskusi dengan bro, langsung yang terbayang RUMIT-NYA. Kalau sudah terbayang rumit-nya, saya sudah tidak punya keinginan buat belajar.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #502 on: 05 January 2011, 06:00:13 AM »
Sekarang bro mengatakan permainan persepsi, melekat pada persepsi.sebelum-nya bro membantah. Tidak ada yang melekat pada persepsi. Yang ada cuma melekat pada pancakhanda.

Bro, saya tidak berminat untuk melanjutkan diskusi. Karena saya sudah melekat dengan persepsi saya tentang bro. Begitu saya harus diskusi dengan bro, langsung yang terbayang RUMIT-NYA. Kalau sudah terbayang rumit-nya, saya sudah tidak punya keinginan buat belajar.


memang rumit kalau 'hanya' dibayangin  :))

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline sutarman

  • Teman
  • **
  • Posts: 68
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #503 on: 05 January 2011, 08:15:38 AM »
Berhubung ada yang membawa-bawa nama Zen, saya terpanggil untuk menanggapi untuk meluruskan duduk persoalannya.
Zen tidak lebih tinggi atau rendah dibandingkan aliran Buddhisme lainnya.

Zen memang ajaran yang di luar kitab suci maupun bahasa karena Zen hanya membahas meditasi dan meditasi bisa dilakukan oleh semua orang dari berbagai agama sekalipun. Namun bukan berarti pula Zen tak punya sutra yang spesifik. Pada kenyataannya praktisi Zen dianjurkan membaca Tipitaka maupun Tripitaka namun dengan anjuran untuk tidak melekat kepada kitab-kitab itu.

ZEN : TIDAK BERGANTUNG PADA KATA-KATA DAN MENUNJUK LANGSUNG PADA PIKIRAN

Apa makna tidak bergantung pada kata-kata dalam Zen?

Seseorang harus SKEPTIS terhadap segala macam kitab suci (termasuk Tripitaka Sanskrit maupun Tipitaka Pali). Semua itu hanyalah susunan kata-kata dan bahasa yang walaupun benar bisa jadi disalahtafsirkan terutama dalam rangka meditasi yang merupakan Zen itu sendiri.

Petunjuk meditasi/samadhi yang diberikan orang lain sangat KECIL SEKALI KEMUNGKINANNYA bisa membantu seseorang mencapai keterbebasan pikiran. Mengapa? Karena setiap orang adalah unik. Dan metode meditasi yang telah baku belum tentu dan seringkali tidak cocok untuk semua orang.

Petunjuk dalam Zen/meditasi adalah petunjuk yang diperoleh secara langsung dari praktek dan kadang petunjuk itu datang secara mendadak/ tiba-tiba/ tidak disangka-sangka yang seringkali disebut sebagai pencerahan seketika. Pencerahan seketika ini tidak langsung membuat seseorang menjadi arahat atau bodhisattva atau sejenisnya namun hanya membuat seseorang semakin terbebas pikirannya dan semakin mengerti mengenai makna dan tujuan hidupnya sendiri yang tentu saja berlainan untuk tiap praktisi Zen.

Bagi seorang Guru/Master Zen mengajar meditasi/zen adalah sebuah seni. Yang namanya seni adalah unik, tak ada yang standard. Setiap guru Zen memiliki metode yang berbeda-beda dalam mengajar namun tujuannya tetap sama yaitu mencapai keterbebasan pikiran.

Apa itu meditasi Zen? PIKIRAN yang tenang, damai dan bebas dari kondisi baik/buruk di luar diri, bebas dari kemelekatan pada objek di luar diri.

Seseorang dalam bermeditasi haruslah menyadari mengenai ANATTA atau SUNYATA bahwa diri ini sesungguhnya KOSONG/SUNYA/WU karena yang namanya diri ini hanya tersusun dari jasmani dan batin yang dua-duanya tidak kekal / anicca / anitya.

Seseorang harus menyadari bahwa anatta ataupun sunyata itu sendiri hanyalah sebuah PANDANGAN/ view dalam bermeditasi dan jangan MELEKAT pada pandangan/view ini. Kalau kita sudah melekat pada anatta dan sunyata maka kita akan semati benda mati.

Kata-kata adalah simbol bahasa sedangkan pikiran adalah bahasa tanpa kata-kata.
Semua dhamma/dharma sesungguhnya sudah ada dalam pikiran kita.

Itulah yang disebut mengarah langsung pada pikiran dalam Zen.

NAFAS ITULAH BASIC YANG PALING BASIC DALAM ZEN

Konon Buddha pernah memberi teka-teki kepada semua murid utama mengenai apa yang disebut hidup itu. Semua murid utama memberikan berbagai jawaban yang kemudian ditolak oleh Buddha. Dan kemudian Buddha memberikan pencerahan dengan berkata, “Hidup adalah sepanjang nafas ini.” Dan semua murid utama takjub. Inilah kunci utama dalam bermeditasi.

Zen adalah meditasi. Meditasi adalah Zen. Karena Zen itu sendiri artinya meditasi. Namun berbeda dengan berbagai aliran lain dalam Buddhisme, meditasi dalam Zen tidak hanya dilakukan dalam keadaan duduk dengan posisi teratai/lotus (duduk bersila) namun juga dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Inilah yang membedakan meditasi Zen dengan meditasi lainnya.

Kunci utama dalam bermeditasi Zen adalah mengatur panjang pendeknya nafas. Dan ini adalah sebuah seni tersendiri yang mana setiap orang harus mengalaminya sendiri dalam sebuah praktek langsung.

Secara alami, manusia yang tak pernah bermeditasi sekalipun secara refleks akan menghela nafas panjang untuk menyingkirkan beban dalam batinnya.

Nafas penting sekali peranannya dalam menenangkan atau mendamaikan pikiran. Hal yang sangat sederhana ini sangatlah disadari oleh Master-master Zen.

Dalam bermeditasi kita berupaya untuk mengatur nafas agar semakin panjang. Semakin panjang suatu nafas maka pikiran akan semakin rileks/santai dan tenang/damai.

Setelah pikiran rileks dan tenang barulah kita merenungkan kembali mengenai sunyata/anatta, anitya/anicca, dan dukkha atau yang biasa disebut sebagai tilakkhana atau tiga corak umum (anatta, dukkha, anicca)

Sambil bermeditasi merenungkan tilakkhana (tiga corak umum) itu kita juga bisa menyadari bahwa hidup ini hanyalah sepanjang nafas ini.

Nafas adalah jembatan yang menghubungkan hidup dengan kesadaran.

Nafas menyatukan tubuh/jasmani dengan pikiran/kesadaran (citta/vijnana).

Nafas adalah tanda kehidupan. Bila Anda tak lagi bernafas berarti Anda sudah mati.

Zen dengan cerdas menggunakan nafas ini untuk menghubungkan hidup dengan pikiran/kesadaran.

Menarik nafas panjang secara alami dapat menyatukan kembali pikiran yang terceraiberai atau terpencar sehingga menjadi terpusat. Itulah yang disebut sebagai konsentrasi pikiran dalam zen/meditasi (yang paling basic).

Ketika pikiran kita sudah terfokus/terkonsentrasi maka dengan nafas itu pula kita berusaha menyadari bahwa hidup itu hanya sepanjang nafas, badan ini ada hanya sepanjang nafas.

Boleh jadi detik berikutnya kita berhenti bernafas karena suatu hal yang mencabut kehidupan kita. Inilah yang disebut sebagai nafas yang menghubungkan pikiran dengan badan/tubuh/jasmani ini.

HIDUP INI BERHARGA / MEDITASI DALAM SETIAP HEMBUSAN NAFAS

Setelah menyadari bahwa hidup adalah sepanjang nafas atau keberadaan badan ini hanyalah sepanjang nafas yang kita tarik dan hembuskan maka kita arahkan pikiran kita untuk merenungi satu hal yang juga sangat basic/mendasar dalam meditasi/zen yaitu bahwa hidup ini sangatlah berharga dan tak bisa ditukar dengan materi apapun yang ada di dunia ini.

Setiap detik adalah berharga. Setiap tarikan dan hembusan nafas adalah berharga. Kalau pikiran kita setiap saat selalu dapat mempertahankan kesadaran/pikiran yang terpusat/terfokus semacam ini maka kita  dianggap berhasil dalam meditasi/zen.

Itulah yang disebut sebagai meditasi dalam berbagai macam aktivitas yang kita lakukan sehari-hari. Dan ini bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan walau secara konseptual nampaknya sederhana.

Secara alamiah bila badan kita bergerak maka pikiran kita cenderung bergerak pula sehingga akhirnya pikiran kita akhirnya terceraiberai dan tidak lagi terpusat/terfokus. Jadi walaupun secara konseptual nampaknya mudah/sederhana namun memusatkan pikiran/kesadaran dalam keadaan badan bergerak tidaklah mudah bahkan sangat sulit dalam prakteknya. Anda boleh mencobanya sendiri, dan kalau Anda bisa menguasainya dengan cepat berarti Anda berbakat dalam Zen.

Seorang pemula dalam meditasi Zen akan berlatih memusatkan pikiran ketika sedang berjalan. Biasanya dengan berjalan secara perlahan dan memperhatikan setiap langkah kita, karena bila kita berjalan cepat dan tergesa-gesa maka konsentrasi pikiran lebih mudah buyar.

Setiap kaki kita melangkah perlahan, seimbangkan langkah dengan nafas, dan sadari betapa ajaibnya kaki kita bisa melangkah dan badan kita bisa bergerak seiring dengan nafas yang kita tarik dan hembuskan. Sadari betapa berharganya nafas ini dalam setiap langkah kaki Anda. Namun jangan sampai Anda terlalu tegang dalam menyadarinya. Santai/rileks adalah salah satu syarat mutlak dalam meditasi bergerak.

Berjalan dalam kesadaran penuh seperti itu bukan perkara yang mudah.

Konon ada praktisi Zen yang berlatih hingga puluhan tahun hanya untuk bisa meditasi sambil berjalan. Mayoritas kita-kita ini memang seperti itu. Seringkali dalam keadaan yang dikejar waktu (cepat-cepat mau ke kampus/sekolah, ke kantor, atau pulang ke  rumah) membuat kita melupakan meditasi sambil berjalan.

Kita dapat memperhatikan gerakan langkah seorang Master Zen dalam berjalan yang biasanya pelan dan melangkah tanpa menimbulkan suara, tidak seperti manusia awam yang berjalan tergesa-gesa dan berisik.

Dalam tingkatan yang sudah mahir, seorang praktisi/master Zen dapat berjalan cepat namun tetap hening alias tidak menimbulkan suara.

Ada satu teknik yang cukup praktis dan mudah yaitu berjalan dengan sambil menyunggingkan sebuah senyum. Ini akan membuat kita lebih rileks dan tenang dan akan membuat kita dengan cepat menguasai meditasi saat berjalan. Tapi harus lihat-lihat situasi juga jangan sampai orang lain menyangka Anda gila karena suka tersenyum sendiri.
 
Berjalan sendirian sambil sedikit tersenyum lebih mudah dalam mengkonsentrasikan pikiran. Bagaimana bila kita harus berjalan bersama dengan orang lain dan orang lain itu mengajak kita berbicara? Ini jelas merupakan tantangan tersendiri kalau kita sudah bisa menguasai meditasi saat berjalan/bergerak.

Bagaimana kita memperhatikan ucapan lawan bicara kita namun di sisi lain kita tetap harus bermeditasi penuh kesadaran ketika sedang berjalan. Anda harus menemukan sendiri cara/tekniknya. Ini tak bisa diberikan oleh orang lain, harus dicoba/dipraktekkan sendiri dan setiap orang harus mencari pemecahannya sendiri.

Terlebih lagi bila kita berbicara sambil berjalan. Berbicara cenderung membuat kesadaran/pikiran kita buyar sama seperti kita berjalan/bergerak bahkan menurut saya pribadi berbicara lebih dahsyat membuyarkan konsentrasi pikiran.  Bagaimana pikiran kita tetap terpusat sambil kita  berbicara dan bergerak adalah tantangan terbesar dalam meditasi setiap saat/detik. Dan ini semua harus dilatih dengan tekun oleh diri Anda sendiri sebelum Anda menjadi mahir.

Seorang Master Zen biasanya berbicara dengan pelan agar dapat selalu menjaga konsentrasi pikiran. Hal ini disarankan juga bagi praktisi Zen pemula. Bukan berarti tidak ada seorang Master Zen yang bisa berbicara dengan suara keras namun konsentrasi pikirannya tetap terjaga. Master Zen Linji terkenal dengan suara teriakan kerasnya sebagai metode untuk pencerahan seketika. Tapi suara keras ini tidak disarankan bagi praktisi Zen pemula yang bahkan belum mahir mengkonsentrasikan pikiran ketika sedang berbicara dengan pelan atau normal. Harus ada tahap-tahapnya, mulai dari bicara pelan dan lembut, normal, hingga cepat dan keras. Mungkin diperlukan latihan selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sebelum menjadi mahir untuk berbicara normal (tidak pelan namun juga tidak cepat, tidak lembut dan juga tidak keras).

Lagi-lagi tersenyum saat berbicara boleh Anda jadikan sebagai salah satu metode dalam berbicara sambil mempertahankan konsentrasi pikiran. Tersenyum sedikit membuat Anda lebih rileks ketika berbicara sambil tetap menjaga konsentrasi pikiran.

Yang lebih susah lagi adalah ketika kita harus menjalankan profesi yang membutuhkan pikiran itu sendiri (selain bergerak dan berbicara) untuk menyelesaikan tugas/kerja kita. Misalnya Anda adalah seorang dokter, insinyur, akuntan, pengacara yang memerlukan pikiran (selain bergerak dan berbicara) dalam mengerjakan tugas/kerja sehari-hari. Bagaimana Anda bisa melakukan semua aktivitas itu (berjalan/bergerak, berbicara/mendengar, berpikir) namun tetap bermeditasi setiap tarikan nafas adalah sebuah tantangan yang harus Anda temukan sendiri caranya.

Izinkan saya mengutip pendapat Master Zen Thich Nhat Hanh:

-------------------------------------------

Ketika berjalan seorang praktisi harus sadar bahwa ia sedang berjalan.
Ketika duduk, ia harus sadar bahwa ia sedang duduk.
Ketika berbaring, ia harus sadar bahwa ia sedang berbaring
Apapun posisi tubuhnya, ia harus menyadarinya

Napas adalah jembatan yang menghubungkan hidup dengan kesadaran,
yang menyatukan tubuh dengan pikiran.
Kapanpun pikiran terpencar berserakan, gunakan napas sebagai alat untuk mengumpulkan kembali pikiran.

Pikiran tidak menggenggam pikiran
Pikiran tidak mengusir pikiran
Pikiran hanya bisa mengamati dirinya sendiri

Jika seorang praktisi memahami pikirannya dengan jernih, ia akan bisa mencapai kemajuan tanpa banyak usaha.
Tetapi jika ia tidak tahu apa-apa tentang pikirannya, semua usahanya akan sia-sia.

Hanya dengan berlatih kesadaran, kita tidak menderita, tetapi merasakan kebahagiaan dan kedamaian sejati.
Hanya dengan berlatih kesadaran, kita bisa membuka pikiran dan mata cinta kasih.

--------------------------------------------------------

Hanya dengan tekun berlatih hingga mahir maka barulah Anda berhasil. Kuncinya sekali lagi hanya pada mengatur nafas dan kesadaran/pikiran mengenai keberhargaan hidup ini sekaligus kesadaran/pikiran bahwa hidup ini anatta, dukkha, anicca, yang mana semua kesadaran/pikiran itu harus tetaplah tenang dan damai setenang permukaan air yang tenang sehingga permukaan air itu menjadi cermin bagi apapun.

Mengenai nafas dalam kaitannya dengan keberhargaan dalam hidup ini, izinkan saya kembali mengutip pendapat Master Zen Thich Nhat Hanh yang menurut saya pribadi adalah tujuan paling tertinggi yang mestinya menjadi tujuan setiap praktisi Zen:

------------------------------------------------------------------------

SAAT INI adalah satu-satunya orang yang kita miliki.
ORANG YANG PALING PENTING adalah orang yang saat ini sedang bersama Anda, karena kita tidak akan permah tahu kita akan bersama siapa di masa yang akan datang.
TUGAS TERPENTING yang layak dikerjakan adalah membuat orang yang bersama Anda bahagia, itulah tujuan hidup ini.

------------------------------------------------------------------------

Bermeditasilah setiap saat.
Berlatih Zen dalam setiap tarikan dan hembusan nafas.

----------------------------------------------------------------------------------


KEAJAIBAN HIDUP SADAR
THE MIRACLE OF MINDFULNESS
(Sebuah perpaduan unik dan alami antara tradisi Theravada dan Mahayana di Vietnam)

Oleh: Thich Nhat Hanh
Sesepuh Zen dari Vietnam, Tokoh Perdamaian Internasional

Kutipan dari buku Keajaiban Hidup Sadar terbitan tahun 2010 (yang awal tahun 2011 ini masih beredar di Gramedia seharga Rp 30.000).

Halaman 6:

Ketika berjalan seorang praktisi harus sadar bahwa ia sedang berjalan.
Ketika duduk, ia harus sadar bahwa ia sedang duduk.
Ketika berbaring, ia harus sadar bahwa ia sedang berbaring
Apapun posisi tubuhnya, ia harus menyadarinya

Halaman 21:

Napas adalah jembatan yang menghubungkan hidup dengan kesadaran,
yang menyatukan tubuh dengan pikiran.
Kapanpun pikiran terpencar berserakan, gunakan napas sebagai alat untuk mengumpulkan kembali pikiran.

Halaman 39:

Pikiran tidak menggenggam pikiran
Pikiran tidak mengusir pikiran
Pikiran hanya bisa mengamati dirinya sendiri

Halaman 48 :

Jika seorang praktisi memahami pikirannya dengan jernih, ia akan bisa mencapai kemajuan tanpa banyak usaha.
Tetapi jika ia tidak tahu apa-apa tentang pikirannya, semua usahanya akan sia-sia.

Halaman 65 :

Hanya dengan berlatih kesadaran, kita tidak menderita, tetapi merasakan kebahagiaan dan kedamaian sejati.
Hanya dengan berlatih kesadaran, kita bisa membuka pikiran dan mata cinta kasih.

Halaman 75 :

Ketika realitas bisa diselami pada tataran tertingginya, seorang praktisi telah mencapai tingkat kebijaksanaan yang disebut pikiran non-diskriminatif – sebuah kemanunggalan menakjubkan yang mana tidak ada lagi pembedaan antara subjek dan objek.

Halaman 87 :

SAAT INI adalah satu-satunya orang yang kita miliki.
ORANG YANG PALING PENTING adalah orang yang saat ini sedang bersama Anda, karena kita tidak akan permah tahu kita akan bersama siapa di masa yang akan datang.
TUGAS TERPENTING yang layak dikerjakan adalah membuat orang yang bersama Anda bahagia, itulah tujuan hidup ini.

-------------------------------------------------------------------------

Buku Master Thich Nhat Hanh ini adalah buku mengenai Zen yang sangat sederhana karena mudah dipahami oleh orang awam sekalipun namun juga sangat bermutu karena langsung menyentuh pokok-pokok Zen yang selama ini saya ketahui dan praktekkan. Saya sarankan kepada teman-teman sedharma untuk membeli buku yang saya yakin akan sangat berguna untuk kemajuan batin kita.

Sutarman
(Praktisi Zen)

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #504 on: 05 January 2011, 08:20:02 AM »
Sekarang bro mengatakan permainan persepsi, melekat pada persepsi.sebelum-nya bro membantah. Tidak ada yang melekat pada persepsi. Yang ada cuma melekat pada pancakhanda.
Setahu saya, saya tak pernah membantah bahwa ada kemelekatan pada persepsi, yang saya katakan tidak selalu kita melekat pada persepsi. baca reply #465 hal 31, juga reply #491 hal 33.

Quote
Bro, saya tidak berminat untuk melanjutkan diskusi. Karena saya sudah melekat dengan persepsi saya tentang bro. Begitu saya harus diskusi dengan bro, langsung yang terbayang RUMIT-NYA. Kalau sudah terbayang rumit-nya, saya sudah tidak punya keinginan buat belajar.

Sis Sri yang baik, tak ada orang yang langsung bisa mengerti begitu saja Buddhisme karena ajarannya sangat dalam dan luas, apalagi tanpa praktek. Bila sis Sri beranggapan ada shortcut/jalan pintas yang mudah untuk mempelajari Buddhisme tentu sis Sri akan kecewa. Bila Buddhisme demikian sederhana, maka tak perlu ada 41 buku untuk menguraikan ajaran Sang Buddha.

Saya belajar Buddhisme sejak umur belasan tahun, dan sekarang puluhan tahun berlalu masih banyak yang belum saya ketahui mengenai Buddhism. Buddhism adalah ajaran yang lebih mudah dimengerti bila disertai praktek. Bukankah dalam banyak cabang ilmu juga demikian...?
« Last Edit: 05 January 2011, 08:30:02 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #505 on: 05 January 2011, 09:05:20 AM »
 [at]  sutarman

Terima kasih telah mengenalkan Zen yang "normal".

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #506 on: 05 January 2011, 09:14:53 AM »
om sutarman, tolong masup ke sini untuk mengenalkan zen:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=12959.0
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #507 on: 05 January 2011, 09:22:00 AM »
[at]  sutarman

Terima kasih telah mengenalkan Zen yang "normal".
kalau yang tidak "normal" siapa? ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #508 on: 05 January 2011, 11:52:59 AM »
kalau yang tidak "normal" siapa? ;D
Yang katanya 'menjembatani' keekstreman 'Mahayana Vs Theravada', yang punya pandangan kadang 'tanpa aku' ada, kadang 'tanpa aku' hilang.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #509 on: 05 January 2011, 11:55:17 AM »
Yang katanya 'menjembatani' keekstreman 'Mahayana Vs Theravada', yang punya pandangan kadang 'tanpa aku' ada, kadang 'tanpa aku' hilang.
ohh I see ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))