//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: MAMIT, Kenapa Harus Mati?  (Read 36336 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #105 on: 09 January 2010, 10:27:32 PM »
ryu:

 [at] ryu:
ohh..mengapa seperti itu.. setahu saya karena ada target yang dicanangkan dari pihak ef sendiri.. jika anda.. merasa yakin untuk mengatur hal-hal seperti itu.. maka sudah sepatutnya anda ikut turun tangan dunk..?
ataukah anda memang sudah turun tangan?? hehe
melabeli dengan harga?? mengapa anda tidak sarankan saja langsung kepada pihak ef?

 [at]  all:
setidaknya saya baru mengerti sisi forum DC ini..
oh ya, ada target, kalau target tidak tercapai bubar. oh saya mana berani untuk mengatur hal begitu, siapa sih saya hanya umat kecil dari agama lain yang suka nangkring di forum ini.
bukankah EF sudah profesional dalam hal jual buku? juga untuk menggalang dana bukankah sudah punya nama? mereka pasti bisa hitung2an khan, mana berani gw ikut2an ;D

oh ya,  [at]  all :
setidaknya saya baru mengerti sisi EF ini..
Hmm.. Tapi anda punya minat dalam agama atau ajaran Buddhis? ^^ bagus2.. semoga anda mengerti apa yang anda katakan ^^
yang saya tahu.. jika anda hanya berbicara tanpa melakukan.. itu adalah hal yang berbeda.. ( di sini.. adalah.. mengerjakan project dengan hanya duduk dan melihat serta membaca)

ikut nimbrung sedikit.. walaupun sudah lama saya tidak berkunjung ke sini.... maap... koben... ^:)^ hehehe

mengenai MAMIT... yang jelas MAMIT TIDAK MATI.
Sekarang sudah terbit untuk yang baru... dan dikelola oleh Yayasan Penerbit Manggala sendiri tanpa bekerja sama lagi dengan pihak EF.
Memang dibalik cerita lama MAMIT sempat vakum lama... namun karena ada itikad baik dari kedua belah pihak yayasan sehingga terjadilah kerjasama yang selama ini dilakukan...
(oh ya... bila ada yang berminat bisa hubungi langsung ke no. 08989248677 ;))

namun yah sesuai kenyataannya seperti yang sudah disampaikan oleh Bro Henrychan... itulah kenyataannnya...
bahwa EF memutuskan secara sepihak memberhentikan penerbitan MAMIT dengan alasan yang kurang jelas (menurut saya) bahwa MAMIT kurang diminati sehingga EF memutuskan untuk menelurkan produk barunya SADHU.

mengenai masalah DANA yang surplus...
Dana yang tersisa tidak ditangan pihak EF...
Dana dari awal berada di Yayasan Penerbit Manggala dan yang memegang rekening itu bukan petinggi EF melainkan pengurus-pengurus Yayasan. Jadi bila pihak pengelola membutuhkan sekian Rupiah maka dibuatkan pengajuan untuk mengeluarkan dana untuk keperluan dan kepentingan penerbitan MAMIT.
dan untuk informasi buat semua sisa dana yang tercantum di laporan MAMIT yang terakhir itu digunakan sebagai modal untuk menerbitkan kembali MAMIT yang baru. (berupa komputer dan perlengkapan-perlengkapannya karena aset lama dihibahkan)

Masalah MAMIT mengharuskan berdana baru menerima, hmmm no comment yah...
Informasi yang saya terima dari pihak Yayasan Penerbit Manggala, bahwa MAMIT tidak dijual, dan siapa saja yang membutuhkan akan diberikan..
Memang masalah klasik, seperti yang disampaikan oleh Bro Ario, tanpa dana semua tidak bisa berjalan...
namun tidak selamanya seperti itu... bila memang seseorang menerima sebuah buku (majalah atau apapun) dan dia merasa bermanfaat pasti dia akan berdana.. tanpa harus dipaksa...
Pihak MAMIT pun menyadari semua itu dan sedang berusaha mencari jalan keluarnya bila dana tidak mencukupi untuk menerbitkan MAMIT.


Demikian sedikit informasi dari saya...
Mohon maaf bila ada pernyataan diatas yang menurut bro-bro sekalian menyudutkan atau apapun..
Namun informasi diatas saya peroleh dari pihak yang dapat saya percayai kebenarannya...

biarkan lah semua pihak mengejar target sesuai cara masing-masing...
bila memang ada niat yang tidak baik... biarlah itu menjadi tanggungan masing-masing...

Terakhir kata... MARI kita semua dukung MAMIT dengan cara apapun juga tidak hanya dengan cara berdana... bisa dengan menjadi kontributor ataupun pembaca....

Deep Bow,
Vera _/\_
sudah jelas, berarti karena pola pikir ario yang seorang  pedagang maka EF sebagai pedagang merasa defisit ya mengerjakan proyek MAMIT sehingga tidak layak di lanjutkan karena tidak menguntungkan. dan pola pikir ario ini seorang yang menginginkan gratis itu harus berpikir ya barang yang di dapat itu dari mana sehingga harus berdana?  (btw aye tar kena UU ITE gak ya kalo kek gini bisa di sebut fitnah gak? )


oh ya apakah MAMIT ini ada versi pdf nya? itu khan gratis di unduh, apa harus bayar juga?
haha.. bro ryu..
tapi yang jelas pola pikir saya adalah mengenai pola pikir entalpi.. dalam hukum fisika..
dan saya adalah orang yang berpikir terbuka dan tidak kaku ^^ .. jika ada cara yang lebih efisien maka kenapa tidak ^^
case closed ^^
semoga sdr ryu cepat2 mencapai pencerahan.. dan untuk kita semua juga..  kalau ada waktu boleh ketemu biar kita bisa share pandangan ^^
blom close, katanya anda punya cerita di balik ini, apakah klop dengan cerita velisha atau anda punya cerita versi yang lain yang belum terungkap? lihat yang di bold
Quote
velisha:
gud.. at least Mamit masih ada fiuhh..
selamat bertugas.. ^^
oh.. sdr ryu ada usul mengenai pelabelan saja.. agar tidak memusingkan ^^ (hanya usul)
gratisan itu bisa dalam bentuk ebook bro, contoh bisa lihat di sini : http://dhammacitta.org/perpustakaan/kategori/ebook/

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #106 on: 09 January 2010, 10:35:32 PM »
upasaka:
hmm.. memang pola pikir di sini kita benar-benar berbeda.. jika yang anda bilang itu identik dengan kinerja dari pihak yang disangkutkan dalam hal ini **.. Apakah Anda benar-benar yakin.. profit tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi? atau subsidi silang untuk projek selanjutnya?? atau hanya dugaan?

mengenai Buddha yang membabar Dhamma selama 45 tahun tanpa mengharap pamrih.. saya tahu dengan jelas.. sangat jelas ^^..
tapi saya mohon.. DC sebagai pionir hendaknya dapat approach ke luar tanpa jika diminta dari pihak luar ^^.. itu harapan saya loch..

Mungkin memang benar-benar berbeda. Meski saya tidak tahu seberapa jauh perbedaan pola pikir Anda dari saya... :)

Saya yakin benar bahwa subjek memang melakukan mekanisme seperti itu. Tapi entah pada detik ini.
Saya tidak menyatakan bahwa subjek mendapatkan profit dari mekanisme itu. Anda yang menanam intepretasi sendiri. Dengan demikian, saya tidak menyatakan bahwa "profit" itu digunakan untuk kepentingan pribadi, subsidi silang, atau sebagai modal untuk proyek selanjutnya. Itu semua ada dari intepretasi Anda sendiri. Saya hanya menyatakan bahwa dalam mekanisme seperti itu, subjek telah bersikap tidak transparan pada publik.

Saya turut berbahagia kalau Anda tahu dengan sangat jelas.
Bisa Anda jelaskan lagi apa maksud dari harapan Anda?

Offline Ario_botax

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 4
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #107 on: 10 January 2010, 08:48:49 AM »
upasaka:
hoo.. mungkin yang anda permasalahkan adalah sisi transparannya?
mengenai profit adalah subsidi silang atau pribadi hanyalah kemungkinan optional yang mungkin terjadi jika suati organisasi mendapatkan profit.. jadi di sini saya hanya menawarkan option kemungkinan yang mungkin saja anda tahu ^^

sangat jelas.. seperti hal nya mekasnisme DC press semakin berkembang dengan ideologinya yang idealis.. jadi maksud saya adalah semoga DC Press tidak hanya dalam lingkup DC saja.. dan mekanismenya hanya memberikan saat diminta.. (dalam pandangan saya seperti itu) tapi mulai juga aktif keluar (memberikan siraman Dhamma dalam bentuk tulisan) tanpa diminta oleh pihak dari luar ^^..
itu adalah usul saya .. jika memang sudah dilaksanakan ^^ bagus lha ^^

Offline Ario_botax

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 4
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #108 on: 10 January 2010, 08:53:19 AM »
ryu:
maksud saya adalah pelabelan harga..
saya sangat mendukung dan setuju dengan ebook ^^.. tapi rasanya untuk di Indonesia.. hal itu belum dapat dimanfaatkan dengan baik.
masih dibutuhkan media tertulis cetak (seperti buku majalah koran). karena banyaknya jumlah orang Indo yang Buddhis tapi kurang mampu.
Dan saya banyak temui di daerah plosok2..
itulah yang menjadi bahan pertimbangan saya ^^

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #109 on: 10 January 2010, 08:55:49 AM »
upasaka:
hoo.. mungkin yang anda permasalahkan adalah sisi transparannya?
mengenai profit adalah subsidi silang atau pribadi hanyalah kemungkinan optional yang mungkin terjadi jika suati organisasi mendapatkan profit.. jadi di sini saya hanya menawarkan option kemungkinan yang mungkin saja anda tahu ^^

sangat jelas.. seperti hal nya mekasnisme DC press semakin berkembang dengan ideologinya yang idealis.. jadi maksud saya adalah semoga DC Press tidak hanya dalam lingkup DC saja.. dan mekanismenya hanya memberikan saat diminta.. (dalam pandangan saya seperti itu) tapi mulai juga aktif keluar (memberikan siraman Dhamma dalam bentuk tulisan) tanpa diminta oleh pihak dari luar ^^..
itu adalah usul saya .. jika memang sudah dilaksanakan ^^ bagus lha ^^
perasaan saya DC sudah kok membagikan DN ke vihara2, tanpa di minta loh.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #110 on: 10 January 2010, 09:07:52 AM »
ryu:
maksud saya adalah pelabelan harga..
saya sangat mendukung dan setuju dengan ebook ^^.. tapi rasanya untuk di Indonesia.. hal itu belum dapat dimanfaatkan dengan baik.
masih dibutuhkan media tertulis cetak (seperti buku majalah koran). karena banyaknya jumlah orang Indo yang Buddhis tapi kurang mampu.
Dan saya banyak temui di daerah plosok2..
itulah yang menjadi bahan pertimbangan saya ^^
dengan ebook bisa menghemat lho, orang yang punya komputer bisa membaca ebook, orang yang tidak punya komputer bs baca bukunya, lebih efisien dan menghemat kertas.
Untuk pelabelan harga apabila pihak penerbit merasa perlu ya tidak apa2 asalkan dari pertama sudah melabelkan itu, jangan diberi label gratis tapi minta dana itu sama aja di suruh beli dengan cara lain dong. Berdana itu bukannya karena disuruh atau di minta, tapi dari kesadaran si pendana itu sendiri sehingga dana itu menjadi berguna bagi dirinya juga bagi orang lain, baca saja dhammapada I, 16, juga dhammapada XVII, 3 dan 4
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #111 on: 11 January 2010, 02:43:44 PM »
upasaka:
hoo.. mungkin yang anda permasalahkan adalah sisi transparannya?
mengenai profit adalah subsidi silang atau pribadi hanyalah kemungkinan optional yang mungkin terjadi jika suati organisasi mendapatkan profit.. jadi di sini saya hanya menawarkan option kemungkinan yang mungkin saja anda tahu ^^

sangat jelas.. seperti hal nya mekasnisme DC press semakin berkembang dengan ideologinya yang idealis.. jadi maksud saya adalah semoga DC Press tidak hanya dalam lingkup DC saja.. dan mekanismenya hanya memberikan saat diminta.. (dalam pandangan saya seperti itu) tapi mulai juga aktif keluar (memberikan siraman Dhamma dalam bentuk tulisan) tanpa diminta oleh pihak dari luar ^^..
itu adalah usul saya .. jika memang sudah dilaksanakan ^^ bagus lha ^^

No comment. :)

DhammaCitta Press juga sudah membagikan buku-buku ke pihak yang membutuhkan atas inisiatif kami sendiri. Prioritas kami adalah lembaga-lembaga seperti vihara, sekolah dan perpustakaan. Karena buku yang dibagikan ke lembaga seperti itu lebih dapat berguna bagi khalayak ramai. Priorotas kedua adalah kepada personal.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #112 on: 11 January 2010, 02:54:40 PM »
sekedar info,

aye, suka dunlud ebook dari DC, dan lebih mending gitu  (walau pernah iseng minta satu, tapi gak dikirim2 tuh :-w )..... soalnya bagi saya yg punya komputer lebih baik baca ebook aja daripada dengan buku/hardcopy. pertimbangannya karena biaya cetak tentu ada dan sungguh lebih baik source yg sangat terbatas itu dipakai oleh orang yg kekurangan (baca : memang membutuhkan dalam bentuk buku )

daripada saya, yg mempunyai kelebihan ( baca : bisa liat ebook )

terus saya juga punya printer, dan sepengetahuan saya...... boleh diperbanyak tuh *  :whistle:



* syarat ketentuan berlaku :P


nah, misalnya ada bacaan bagus, aye print dan kasih ke orangnya.. misal mama aye  ;D

jadi dalam proses peyebarluasannya, flexibel kan dan dapat dilakukan siapa saja :D
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #113 on: 11 January 2010, 03:00:47 PM »
[at] hatRed

Mungkin karena iseng, jadi gak dapat tuh... ;D

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #114 on: 11 January 2010, 03:11:40 PM »
iyah, kaleee :P

maksud aye, dalam proses penyebarannya gak hanya tanggung jawab sang penerbit aja... tapi sebagai pembaca juga mempunyai peran juga.

dan menurut aye, yg punya2 komputer mendinga gak usah minta yg dalam bentuk buku deh.. kan pertimbangan global warming juga kan :whistle:
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #115 on: 11 January 2010, 03:23:11 PM »
iyah, kaleee :P

maksud aye, dalam proses penyebarannya gak hanya tanggung jawab sang penerbit aja... tapi sebagai pembaca juga mempunyai peran juga.

dan menurut aye, yg punya2 komputer mendinga gak usah minta yg dalam bentuk buku deh.. kan pertimbangan global warming juga kan :whistle:

Itulah DhammaCitta Press.

Mengajak orang untuk berdana dengan benar. Yaitu, berdana dengan pemikiran tanpa melekat; sebelum, sesaat dan setelah berdana. Mengajarkan pada semua orang bahwa berdana yang benar adalah berdana tanpa memiliki keinginan untuk mendapatkan "cinderamata" (baca: dapat buku). Karena berdana yang sesungguhnya adalah bentuk praktik melepaskan keserakahan untuk kepentingan banyak orang. :)

Dan satu poin plus lagi, pembaca pun bisa ikut aktif menyebarkan media Dhamma kepada khalayak ramai. Turut berbahagia kalau Bro hatRed sudah melakukannya.

Offline Sunce™

  • Sebelumnya: Nanda
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.350
  • Reputasi: 66
  • Gender: Male
  • Nibbana adalah yang Tertinggi
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #116 on: 11 January 2010, 03:35:09 PM »
Terlepas dari itu semua.. sungguh baik kalo MAMIT bisa terbit kembali.
 ^-^

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #117 on: 11 January 2010, 03:38:54 PM »
apalagi kalo ada ebooknya

:gak pernah baca mamit mode on:
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Sunce™

  • Sebelumnya: Nanda
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.350
  • Reputasi: 66
  • Gender: Male
  • Nibbana adalah yang Tertinggi
Re: MAMIT, Kenapa Harus Mati?
« Reply #118 on: 11 January 2010, 03:59:34 PM »