//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.  (Read 1822606 times)

0 Members and 11 Guests are viewing this topic.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #2160 on: 12 August 2010, 10:23:33 PM »
kurang 72 -16 tuh =))
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #2161 on: 12 August 2010, 11:18:56 PM »
perbedaan secara prinsip itu dimana? GM Lu Sheng Yen  mengajarkan ajaran Buddha dengan baik. Saya juga sudah mempelajari ajaran dari aliran-aliran lain, dan menurut saya sama sekali tidak bertentangan. Mengenai kepemilikan, saya pernah mengunjungi satu vihara non-TBSN yang luasnya saja berkali-kali lipat lapangan sepak bola. Yang jelas-jelas fasilitas di dalam viharanya  lebih menyerupai hotel ketimbang rumah biasa.
 

pasti ini vihara Maitreya, yah sejenis dengan TBSN.

Quote
tidak mengeluarkan uang sepeserpun itu karena ada donatur yang sukarela memberikan dana, kalau tidak ada orang-orang seperti Anathapindhika  dan Buddha tidak mau menggunakan uangnya untuk membangun vihara, maka tidak akan ada perkumpulan sangha. Mau ada organisasi harus ada uang, mau pakai baju harus ada uang, mau bikin vihara juga harus ada uang.. mana mungkin ada vihara kalau tak ada dana..
btw kalau sangha dari aliran lain naik mobil bagus gak pernah ada yang protes, tapi kalau GM Lu Sheng Yen naik mobil bagus sedikit saja banyak yang protes, kenapa ya?



Anda begitu yakin bahwa Sang Buddha tidak akan dapat mendirikan perkumpulan Sangha jika tidak ada orang2 spt Anathapindika? jadi menurut anda berkat Anathapindika lah maka Sang Buddha dapat mendirikan perkumpulan Sangha?

anda tidak paham kata-kata saya, coba anda pahami dulu apa makna kata-kata saya. untuk mendirikan sangha, apabila tak ada bantuan dari donatur, Sang Buddha harus mengeluarkan uang sendiri.


Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #2162 on: 12 August 2010, 11:22:30 PM »
jadi syarat utama itu duit, bukan Dhamma yang Sang Buddha temukan sendiri?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #2163 on: 12 August 2010, 11:26:50 PM »
Supaya tidak melompat2 (emangnya kodok), Bro 4DMYN tolong yg ini dulu dibereskan.

Brikut ini adalah beberapa hal yang masih menunggu tanggapan dari pihak TBSN,

Bro 4DMYN, bisakah anda menceritakan kepada kami, bagaimana proses LSY mencapai kebuddhaannya? melalui meditasi dengan obyek apakah? dan bagaimana usahanya dalam mencapai kebuddhaan?

To All:
Bagi saya topik ini sudah mau mendekati akhir dan saya sudah memperkirakan ujungnya.
Bagi saya setidaknya ada 5 yang bagi saya mencurigakan yang akan bermuara pada kebohongan publik. Sekali lagi, mencurigakan, jadi ini tergantung dari analisa, penelitian seseorang."

1.   Topi Hitam Karmapa yang di pakai LSY
2.   Foto LSY berenang (bagi saya keempatnya asli)
3.   Klaim autentifikasi dari Gaden Tri Rinpoche kepada LSY
4.   Surat Gaden Tri Rinpoche Lobsang Nyima (3-11-1996) post oleh Sdr. Pariahina di blognya. (Sssst…….. Ini bukan surat undangan tapi surat balasan, ayo tebak alasannya)
5.   Buku LYS ke-120.12. tentang pertemuan dengan Ganden Tri Rinpoche.

No.3 sampai 5 berkaitan. Kesemuanya adalah hal-hal yang dipertanyakan di luar sana dan tidak bisa dijawab dengan benar. Solusi adil dari apakah benar ada autentifikasi dari  Gaden Tri Rinpoche bisa ditanyakan langsung lewat email atau surat ke officenya silahkan di search di mbah google.

Untuk Sdr. Padmakumara dan Sdr. 4DMYN, maaf saya tidak akan mengomentari anda berdua lagi karena waktu yang tidak memungkinkan. Ini pun sudah terlalu larut. Dan saya rasa ada yang lebih baik dan lebih kompeten dalam hal waktu untuk menanggapi anda berdua sebagai para pengikut LSY.

Thanks, no comment selanjutnya


[at] indra,
tadi ada yang menanyakan siapa yang menasbihkan mahaguru menjadi bhiksu, jadi saya tampilkan profil GuoXian Fashe. GuoXian Fashe berasal dari Hongkong. soal sebutan Buddha Hidup saya sudah jelaskan bahwa maknanya , Buddha Hidup = "Rinpoche".

apakah anda mengatakan bahwa LSY hanya mendapat gelar Buddha Hidup dalam pengertian Rinpoche, bukan dalam pengertian mencapai pencerahan sempurna?

Bro 4DMYN, mohon tanggapan anda mengenai pertanyaan2 di atas. _/\_


dan yg di bawah ini, saya masih menunggu janji anda untuk mengklarifikasikan dengan penerjemah:
Quote
Acarya Guoxian yang berpenampilan agung, ramah dan leluasa, telah melewati tiga kali masa retreat dengan total masa 13 tahun. Keluar dari masa retreat, pada tahun ini (2008) tanggal 20 Juni, dengan ditemani oleh siswa nya (siswa dari Biksu Guoxian dalam aliran Zen) yaitu Biksu Changyi (常義法師) dan cucu siswa (siswa dari Biksu Changyi) yaitu 、Biksu Yanzhan (演湛法師)khusus bertandang ke Seattle untuk mengunjungi Mahamulacarya Liansheng.

Mahaguru bersama dengan Gurudhara didampingi oleh para siswa menyambut di bandara, guru dan siswa telah Sembilan belas tahun lamanya tidak bersua. Begitu bertemu dengan Mahaguru, Acarya Guoxian yang tulus langsung bersujud dan mengatakan “sungguh sangat rindu ! sungguh rindu!”.


ada yg aneh pada kisah di atas. dikatakan bahwa Acarya Guoxian adalah guru yang menahbiskan LSY menjadi bhikshu, tetapi kok malah bersujud kepada muridnya? gak terbalik nih ceritanya?
waduh.. embuh.. aku cuma ngutip aja, ntar aku coba tanya sama penerjemahnya.. salah ketik mungkin  ..

bukan salah ketik, tapi dongengnya perlu di revisi, biar boongnya ngga keliatan

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #2164 on: 12 August 2010, 11:27:07 PM »
Aneh .... loe bro 4DMYN

Udah tau dalam vinaya para Bhikkhu di larang menyimpan uang
para Bhikkhu hanya mempunyai 4 dasar kebutuhan pokok .....

ini loe bilang Sang Buddha harus mengeluarkan uang sendiri  :hammer:
jadi loe pikir Sang Buddha masih pegang uang ??  ???
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #2165 on: 12 August 2010, 11:29:57 PM »
perbedaan secara prinsip itu dimana? GM Lu Sheng Yen  mengajarkan ajaran Buddha dengan baik. Saya juga sudah mempelajari ajaran dari aliran-aliran lain, dan menurut saya sama sekali tidak bertentangan. Mengenai kepemilikan, saya pernah mengunjungi satu vihara non-TBSN yang luasnya saja berkali-kali lipat lapangan sepak bola. Yang jelas-jelas fasilitas di dalam viharanya  lebih menyerupai hotel ketimbang rumah biasa.
 

pasti ini vihara Maitreya, yah sejenis dengan TBSN.

Quote
tidak mengeluarkan uang sepeserpun itu karena ada donatur yang sukarela memberikan dana, kalau tidak ada orang-orang seperti Anathapindhika  dan Buddha tidak mau menggunakan uangnya untuk membangun vihara, maka tidak akan ada perkumpulan sangha. Mau ada organisasi harus ada uang, mau pakai baju harus ada uang, mau bikin vihara juga harus ada uang.. mana mungkin ada vihara kalau tak ada dana..
btw kalau sangha dari aliran lain naik mobil bagus gak pernah ada yang protes, tapi kalau GM Lu Sheng Yen naik mobil bagus sedikit saja banyak yang protes, kenapa ya?



Anda begitu yakin bahwa Sang Buddha tidak akan dapat mendirikan perkumpulan Sangha jika tidak ada orang2 spt Anathapindika? jadi menurut anda berkat Anathapindika lah maka Sang Buddha dapat mendirikan perkumpulan Sangha?

anda tidak paham kata-kata saya, coba anda pahami dulu apa makna kata-kata saya. untuk mendirikan sangha, apabila tak ada bantuan dari donatur, Sang Buddha harus mengeluarkan uang sendiri.



mengenai ini saya hold dulu, tolong yg sebelumnya diselesaikan dulu, susah kalo lompat2 begini

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #2166 on: 12 August 2010, 11:43:57 PM »
Aneh .... loe bro 4DMYN

Udah tau dalam vinaya para Bhikkhu di larang menyimpan uang
para Bhikkhu hanya mempunyai 4 dasar kebutuhan pokok .....

ini loe bilang Sang Buddha harus mengeluarkan uang sendiri  :hammer:
jadi loe pikir Sang Buddha masih pegang uang ??  ???

kan buddha hidup masih butuh duit. ada udang dibalik bakwan. =))
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #2167 on: 12 August 2010, 11:54:11 PM »
Quote from: 4DMYN
perbedaan secara prinsip itu dimana? GM Lu Sheng Yen  mengajarkan ajaran Buddha dengan baik. Saya juga sudah mempelajari ajaran dari aliran-aliran lain, dan menurut saya sama sekali tidak bertentangan. Mengenai kepemilikan, saya pernah mengunjungi satu vihara non-TBSN yang luasnya saja berkali-kali lipat lapangan sepak bola. Yang jelas-jelas fasilitas di dalam viharanya  lebih menyerupai hotel ketimbang rumah biasa.

Menurut Anda, suatu hal yang fokus pada spiritualisme seharusnya mewah atau sederhana?


Quote from: 4DMYN
Jaman sekarang ini mana ada orang mau menyumbang begitu saja? coba anda pikir kenapa banyak orang di luar sana memberikan sumbangan materi luar biasa besar kepada Master Lu Sheng Yen ? karena GM Lu Sheng Yen sudah membantu memecahkan masalah mereka.
Di jaman Sang Buddha, beliau juga menerima persembahan melimpah ruah dari umat-umatnya, kenapa Sang Buddha menerima vihara Jetta yang dibangun dengan 3/5 kekayaan Anathapindhika ?  bukankah sebuah  rumah sederhana saja cukup untuk melatih diri?

Kenapa bisa dapat banyak sumbangan? Karena untuk soal "gaet-menggaet" dana umat, Aliran-aliran Buddhisme yang berfondasikan Mahayana memang ahlinya...

Sang Buddha menerima dana dari Anathapindhika, sebab dana tersebut diberikan untuk Sangha. Coba Bro baca lagi Sutta-suttanya kalau tidak percaya.


Quote from: 4DMYN
tidak mengeluarkan uang sepeserpun itu karena ada donatur yang sukarela memberikan dana, kalau tidak ada orang-orang seperti Anathapindhika  dan Buddha tidak mau menggunakan uangnya untuk membangun vihara, maka tidak akan ada perkumpulan sangha. Mau ada organisasi harus ada uang, mau pakai baju harus ada uang, mau bikin vihara juga harus ada uang.. mana mungkin ada vihara kalau tak ada dana..
btw kalau sangha dari aliran lain naik mobil bagus gak pernah ada yang protes, tapi kalau GM Lu Sheng Yen naik mobil bagus sedikit saja banyak yang protes, kenapa ya?

Sebenarnya perbedaannya simpel saja... Sang Buddha dan 1250 bhikkhu pada waktu itu pun bisa bertahan hidup tanpa vihara, tanpa jubah baru, tanpa makanan yang selalu segar. Namun karena Raja Bimbisara menaruh simpati pada Sangha, maka Raja Bimbisara memberikan Hutan Bambu sebagai tempat berdiam bagi Sangha. 1250 orang bhikkhu itu jumlah yang besar loh. Dan harap diingat bahwa Sang Buddha bahkan tidak perlu mengeluarkan biaya operasional untuk menyejahterakan 1250 orang bhikkhu itu. Dana besar yang pertama kali diterima berasal dari Raja Bimbisara, dan itu pun bukan hal yang wajib. Seumpanya tidak ada dana dari Raja Bimbisara maupun Anathapindhika, Sangha juga bisa berkembang.

Saya seh tidak mempermasalahkan LSY naik Rolls Royce. Saya hanya "mempermasalahkan" LSY (sempat) menerima dan memiliki Rolls Royce.
« Last Edit: 12 August 2010, 11:55:50 PM by upasaka »

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #2168 on: 13 August 2010, 12:03:19 AM »
Sang Buddha menolak pemberian setengah kerajaan, karena kalau beliau menjadi raja, maka tidak akan terbentuk komunitas sangha.  Tapi Sang Buddha tidak menolak pemberian vihara yang menghabiskan 3/5 harta saudagar kaya raya pada jaman tersebut.  Menjadi pertanyaan untuk rekan-rekan disini, Mengapa Sang Buddha enggak meminta Anathapindhika untuk membuatkan gubuk kecil dan sederhana saja? ketimbang membangun vihara yang menghabiskan 3/5 harta Anathapindhika? Coba bayangkan kalau Warren Buffet  mendonasikan 3/5 kekayaannya untuk seseorang bhiksu, seberapa besar vihara yang bisa dibangunnya? mungkin bhiksu tersebut bisa membangun vihara 108 lantai di tengah-tengah kota New York.   Di jaman sekarang, persembahan Rolls Royce itu adalah persembahan yang sangat kecil.

Sang Buddha menolak pemberian setengah kerajaan, sebab Beliau tidak tertarik pada harta duniawi. Memiliki setengah kerajaan tidak bisa menghentikan dukkha. Sang Buddha menerima dana yang melimpah dari Anathapindhika, sebab dana yang diberikan adalah untuk menyokong kebutuhan Sangha (kebutuhan Sangha: makanan-minuman yang cukup, jubah dan peralatan bhikkhu yang cukup, dan vihara sebagai tempat tinggal para bhikkhu). Sang Buddha tidak "meminta" gubuk kecil, sebab gubuk kecil jelas tidak muat untuk Sangha yang berjumlah ribuan hingga puluhan ribu bhikkhu-bhikkhuni.

Persembahan Rolls Royce memang tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan persembahan yang diterima Sang Buddha dulu. Tetapi persembahan Rolls Royce itu bukanlah persembahan yang tepat untuk seorang petapa (bhikkhu / bhikshu). Kenapa tidak tepat? Itu sudah saya jelaskan. Ataukah dalam pandangan Mahayana-Tantrayana, menerima persembahan berupa kendaraan itu diperbolehkan? Ada yang bisa memberi saya penjelasan?

Offline kur0bane

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 8
  • namo buddhaya,namo dhammaya,namo sanghaya
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #2169 on: 13 August 2010, 12:09:28 AM »
perbedaan secara prinsip itu dimana? GM Lu Sheng Yen  mengajarkan ajaran Buddha dengan baik. Saya juga sudah mempelajari ajaran dari aliran-aliran lain, dan menurut saya sama sekali tidak bertentangan. Mengenai kepemilikan, saya pernah mengunjungi satu vihara non-TBSN yang luasnya saja berkali-kali lipat lapangan sepak bola. Yang jelas-jelas fasilitas di dalam viharanya  lebih menyerupai hotel ketimbang rumah biasa.
 

pasti ini vihara Maitreya, yah sejenis dengan TBSN.

Quote
tidak mengeluarkan uang sepeserpun itu karena ada donatur yang sukarela memberikan dana, kalau tidak ada orang-orang seperti Anathapindhika  dan Buddha tidak mau menggunakan uangnya untuk membangun vihara, maka tidak akan ada perkumpulan sangha. Mau ada organisasi harus ada uang, mau pakai baju harus ada uang, mau bikin vihara juga harus ada uang.. mana mungkin ada vihara kalau tak ada dana..
btw kalau sangha dari aliran lain naik mobil bagus gak pernah ada yang protes, tapi kalau GM Lu Sheng Yen naik mobil bagus sedikit saja banyak yang protes, kenapa ya?



Anda begitu yakin bahwa Sang Buddha tidak akan dapat mendirikan perkumpulan Sangha jika tidak ada orang2 spt Anathapindika? jadi menurut anda berkat Anathapindika lah maka Sang Buddha dapat mendirikan perkumpulan Sangha?

anda tidak paham kata-kata saya, coba anda pahami dulu apa makna kata-kata saya. untuk mendirikan sangha, apabila tak ada bantuan dari donatur, Sang Buddha harus mengeluarkan uang sendiri.


kayaknya saat sang buddha membabarkan dhamacakka pavatana sutta dan menerima 5 pertapa menjadi bhikku saa itu udah terbentuk sangha. nga perlu dana-danaan. hahahahhaa

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #2170 on: 13 August 2010, 01:48:28 AM »
Takabur (hal 17-18 buku CAHAYA KEBIJAKSANAAN) karya Master Lu Sheng Yen

Seorang bermarga Li dari aliran ilmu tertentu berkata, "Dharma yang diajarkan oleh Buddha Sakyamuni termasuk kecil. Ajarankulah yang besar. Orang zaman dulu melatih Dharma. Kini ajaranku melatih manusia."

Seseorang bertanya pada Li, "Siapa yang menyeberangkan para makhluk di dunia zaman sekarang?"

Li berkata, "Hanya saya. Tak ada orang lain."

Pernyataan Li menunjukkan bahwa dirinyalah satu-satunya "Buddha" di seluruh jagat raya ini, yang lain semuanya "Mara". Ia pernah mengomentari salah seorang bhiksu sebagai jelmaan dari "Mara". Ia juga mengomentari bahwa Sri Satya Sai Baba kerasukan roh ular sanca, Sekte Aum Shinrikyo itu setan neraka, dan para Guru Qigong daratan Cina dirasuki roh binatang.

Li mengatakan bahwa dirinyalah satu-satunya "Jalan Kebenaran".
Ini pasti Li Hong Zhi pendiri Fa Lun Gong. ;D
appamadena sampadetha

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #2171 on: 13 August 2010, 06:09:21 AM »
Aneh .... loe bro 4DMYN

Udah tau dalam vinaya para Bhikkhu di larang menyimpan uang
para Bhikkhu hanya mempunyai 4 dasar kebutuhan pokok .....

ini loe bilang Sang Buddha harus mengeluarkan uang sendiri  :hammer:
jadi loe pikir Sang Buddha masih pegang uang ??  ???

bukan aneh bro Virya tapi ANTIK ! :))
demikianlah murid2 LSY pemahaman Dhamma mereka hanya sebatas itu.
membela 'guru' kesayangan dengan alasan2 yang 'aneh2' kemudian alasan2 dikaitkan dengan ajaran Buddha ???

 _/\_
« Last Edit: 13 August 2010, 06:12:11 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #2172 on: 13 August 2010, 06:20:17 AM »
Sang Buddha menolak pemberian setengah kerajaan, karena kalau beliau menjadi raja, maka tidak akan terbentuk komunitas sangha.  Tapi Sang Buddha tidak menolak pemberian vihara yang menghabiskan 3/5 harta saudagar kaya raya pada jaman tersebut.  Menjadi pertanyaan untuk rekan-rekan disini, Mengapa Sang Buddha enggak meminta Anathapindhika untuk membuatkan gubuk kecil dan sederhana saja? ketimbang membangun vihara yang menghabiskan 3/5 harta Anathapindhika? Coba bayangkan kalau Warren Buffet  mendonasikan 3/5 kekayaannya untuk seseorang bhiksu, seberapa besar vihara yang bisa dibangunnya? mungkin bhiksu tersebut bisa membangun vihara 108 lantai di tengah-tengah kota New York.   Di jaman sekarang, persembahan Rolls Royce itu adalah persembahan yang sangat kecil. 

Sang Buddha tidak pernah melarang orang membangun Vihara, karena membangun Vihara adalah perbuatan Baik dan Vihara sangat bermamfaat bagi para Bhikkhu dan serta umat awam yang mau melakukan praktek Dhamma. Vihara bukan utk pribadi tetapi untuk umum.
Anathapindika Membangun Vihara dengan mengorbankan harta nya. Dan hal ini memang Keyakinan (sadha) terhadap sang Tiratana,  jasanya tentu tak terhitung, dan kita sendiri melihat beliau mencapai Sotapana pada kehidupan ini.
 _/\_
betul, saya setuju sekali.  persembahan Rolls Royce kepada seorang Bhiksu yang tercerahkan juga merupakan perbuatan baik dan sangat bermanfaat bagi para Bhiksu.

bhiksu yang tercerahkan atau Buddha hidup ?
kalau seorang Buddha tidak pernah naik roll royce, baca tuh RAPB.
seorang bhiksu juga tidak perlu roll royce apalagi atas nama sendiri.
kasihan memang murid2 LSY yang membela gurunya dengan alasan apapun, yang penting gurunya tidak 'salah' :))
 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #2173 on: 13 August 2010, 07:19:29 AM »
Dapat dimengerti kenapa murid2 LSY tidak berani berbalik dari LSY dan menghina maha guru, ada hukumanannya toh :

4. Antara Guru dan Sakit Kaki
Seorang pria usia 40 an bernama Yang You menderita sakit kaki yang aneh. Setiap hari sakit sekitar 1 jam.
Bila mulai sakit, rasanya seperti babi disembelih, seperti di iris pisau, seperti dibakar, tak tertahankan sakitnya,
sengsara sekali sampai ia berteriak teriak kesakitan. Semua jenis pengobatan telah dicoba nya namun
tidak memberikan kesembuhan.
Dokter yang memeriksa nya merasa keheranan. Dari luar, kaki nya baik baik saja seperti orang normal.
Setelah diperiksa lewat sinar X, tidak ditemukan adanya tulang retak ataupun tulang berduri. Juga bukan
disebabkan oleh radang sendi, neuralgia, infeksi, ataupun bengkak. Urat nadi kaki nya normal. Dokter menggeleng gelengkan kepala, tidak mengerti. Pokoknya, menurut pengobatan ala barat, kaki nya normal saja.
Dokter telah banyak memberi resep obat. Setelah dicoba, tidak manjur sama sekali.
Kemudian, Yang You mencoba pengobatan ala timur. Sinshe berusaha mengobati nya dengan osteopati Cina,
pemijitan, menekan dengan jari, akupunktur, menyetel tulang belakang, dan sebagainya. Sinshe juga
menggeleng-gelengkan kepala, tidak menemukan cara untuk menyembuhkan nya.
Yang You masih berupaya lagi. Ada yang beranggapan bahwa penyakitnya adalah tulang berduri.
Maka, ia diobati dengan cara menyembuhkan tulang berduri sebagai berikut :
Hui ren tiga qian, gui jian tiga qian, huang jin satu qian, niu qi satu setengah qian, gui ban satu setengah qian,
quan zhi masing masing satu glen, quan mu gua satu setengah qian, huang bo satu qian, sheng gan cao Satu qian,
bai shao tiga qian, zheng tian ma satu setengah qian, bai shu 8&tu setengah qian, qiang shu tiga qian, gui wei satu
setengah qian, gu huo satu qian. (semua tumbuhan di atas direbus di tiga setengah cawan air. Kemudian digunakan seperdelapan bagian. Totalnya berjumlah sepuluh resep). Bila pasien lain mengalami kemanjuran yang Menakjubkan
dengan menggunakan resep ini, ternyata bagi Yang You, sama sekali ticlak manjur.
Ada lagi yang berpendapat bahwa penyakit nya adalah neuralgia rematik sehingga memberi nya resep berikut ini :
Han fang yi tiga qJan, angefica dua qian, zhong rong lima qian, dua huo dua Qlan, ba ji tiga qian, tu zhong tiga qian,
sang ji sheng tiga qian, yan hu suo Up qian.
(Direbus dalam tiga cawan air kemudian digunakan satu cawan) Tetap tidak manjur bagi Yang You.
Selanjutnya, Yang You bertemu dengan seorang paranormal, yang ahli dalarn ilmu "Wen Wang Kwa",
yang reputasi meramal nya sangat bagus. Paranormal itu memberi Yang You sebuah resep rahasia :
gui zhi tiga qian, niu qi tiga qian, 11h qian bo he dua qian, ding shu wu dua qian, satu buah kaki babi.
(Direbus dengan setengah air arak, Yalu diminum) Si paranormal berkata, "Resep ini khusus untuk sakit kaki.
Sangat manjur." Tapi, bagi Yang You, tetap saja tidak manjur. Si paranormal
jadi keheranan dan mencoba menghitung nasib Yang You dengan ilmu "Wen Wang Kwa" nya.
Hasil ramalan adalah tidak ada solusi. 'Yang You sampai menangis keras. Si paranormal hanya bisa geleng geleng
kepala saja. Yang You meminta si paranormal mencarikan jalan keluar lainnya. Si paranormal berkata, "Ada pepatah
begini. Bila sakit, terlebih dahulu carilah dokter. Bila dokter gagal, carilah dewa telanjang kaki (pengobatan tradisional).
Bila dewa telanjang kaki juga gagal, terakhir carilah Dewa Hu (pengobatan ala dewa). Entah kau percaya tidak dengan
Dewa Hu?" Yang You menjawab, "Pernah coba sekali."
"Saya me rekomendasi kan seseorang kepada mu. Orang ini sangat terkenal, sangat mahir dalam ilmu Hu.
Banyak penyakit yang sudah tidak bisa disembuhkan ternyata bisa disembuhkan dengan ilmu Hu nya.
Mengingat kondisi penyakit mu, dia adalah harapan mu untuk sembuh. Orang itu adalah Lu Sheng Yen." "Benarkah?"
"Benar. la mempelajari ilmu Hu aksara Shang dan aksara Gui." Maka, Yang You datang mencari saya.
Saya mendengarkan cerita Yang You dari awal hingga akhir nya. Saya sendiri merasa penyakit Yang You sangat aneh.
Saya meminta nya memperlihatkan kaki nya kepada saya. Dari luar, seluruh kaki nya terlihat normal.
Saya menghembuskan hawa ke arah kaki Yang You. Ini bukan hawa sembarangan. Ini adalah "hawa sejati obat langit menghembus hawa jahat", hanya dimiliki orang yang meminurn "Hu obat langit penghembus hawa jahat",
merupakan hawa sejati hasil berlatih samadhi. , Hawa ini dapat menyembuhkan segala jenis penyakit.
Namun, di luar dugaan saya, begitu hawa sejati ini saya hembuskan, hawa ini tidak bisa mengenai kaki nya,
balik kembali, seakan akan dicegat. Saya tertegun.
Saya berkata, "Aneh. Aneh. Untuk sementara saya tidak bisa menggunakan ilmu Hu untuk menyembuhkan sakit kaki mu."
"Mengapa?" "Saya belum mengerti sekarang ini. Kau tinggalkan lah nama, Pa Ce (data kelahiran), dan alamat mu.
Saya akan mencoba lagi." "Berikan saja Hu kepada saya." "Hu tidak akan manjur." "Bukankah kau adalah Dewa Hu?
Mengapa Dewa Hu mengatakan bahwa Hu tidak akan manjur?" Yang You menekan saya dengan kata kata.
Saya tidak marah. Dengan tertawa saya menjawab, "Dokter tidak bisa menyembuhkan semua penyakit.
Demikian pula dengan Dewa Hu. Kau pulang saja dulu. Jangan terburu buru. Nanti sewaktu kembali lagi,
saya pasti memberikan Hu kepada mu."
"Rasa sakit nya sungguh tak tertahankan." "Saya tahu. Saya tahu. Saya akan berusaha secepatnya."
Yang You pun pulang. Malam itu, di luar jendela rumah saya, turun hujan gerimis, perlahan lahan tersebar di atap,
di kaca jendela, tardengar suara tik tak tik tak. Saat itu, di jalan di luar rumah, tidak ada orang yang sedang berjalan.
Hanya ada pepohonan yang berdiri kokoh di tengah tengah hujan, melambai lambai bersama dengan rintik rintik hujan.
Saya rnerasakan batin saya hening. Tangan saya memegang data Yang You. Mulut saya komat kamit.
Saya mengenakkan jubah rohaniwan "Hai Qing" berwarna hitam, duduk di depan altar Tantra, bermaksud menolong
Yang You dari masalah darurat nya.
Di depan altar Tantra, saya sering teringat dengan sepatah kalimat berikut ini: Saya adalah seorang suciwan.
Adalah semangat dan kegembiraan saya untuk berusaha menolong umat manusia mengatasi penderitaan. Tubuh fisik
manusia sesungguhnya merupakan istana yang suci bersih. Dimana pun juga, hidup saya manis seperti sirup.
Kalimat ini diajarkan oleh Guru saya dulu kala. Di depan altar, saya teringat lagi satu kalimat tersebut. Sungguh bermakna.
Tubuh fisik melambangkan keinginan dan harapan, merupakan tempat sementara dari "melampaui aku" (roh).
Saat saya bermeditasi, adakala nya roh saya keluar, tiba di alam yang lebih bercahaya dan hening, bisa pula tiba di alam
bawah sadar, atau alam yang tiada bertepi dan tiada berbatas, mirip nyata tapi juga semu. Adakalanya, tanpa perlu
melakukan meditasi, dalam waktu singkat, roh saya keluar lewat ubun ubun kepala, melihat secara roh.
Dalam seketika, saya telah tiba di alam neraka. Saya melihat Raja Yama (Raja Akhirat) memerintahkan seorang prajurit
akhirat mengikat seseorang di ranjang besi. Prajurit itu menyiram kaki orang tersebut dengan minyak mendidih,
membuat orang itu menjerit kesakitan, minta ampun. Orang yang diikat itu adalah Yang You. Saya melonjak kaget.

Saya bertanya kepada Raja Yarna, "Apa salah orang ini?" Raja Yama menjawab, "Orang berdosa ini bernama Yang You.
la berguru kepada seorang Master untuk belajar Budhisme. Si guru bersikap baik terhadap nya, mengajarkan nya
beberapa ilmu rahasia. Si guru juga mengangkat nya menjadi pengurus majelis agama. Kemudian, Yang You dirayu
sekte lain sehingga ia ganti sekte. Sekte itu mengecam habis habisan guru nya. Dalam sebuah ajang perdebatan,
Yang You sempat melempar wajah guru nya dengan gelas kaca hingga wajah guru nya terluka.
"Wah." Raja Yama berkata, "Sehari menjadi Guru, seumur hidup menjadi ayah. Meskipun si guru hanya mengajarkan
satu kata atau satu kalimat saja, ia tetap si Guru. Manusia jaman sekarang mempunyai hati yang angkuh dan mudah
berubah. Setelah berguru kepada seorang Master, si murid bisa memarahi dan menghina Guru nya sendiri,
diam-diam membongkar kelemahan si Guru. Manusia seperti ini belum pantas disebut setia, apalagi disebut
Menghormati Guru dan membalas budi kepada Guru. Manusia yang tidak berperasaan seperti ini bahkan masih
tidak sebanding dengan babi dan anjing.
" Mendengar kata kata ini, saya terdiam, tidak berbicara.

Raja Yama berteriak keras, "Lien Sen. Apakah kau masih mau membantu Yang You mengatasi penderitaan nya?"
"Tidak berani." Air mata saya memenuhi wajah. Saya merasa menyesal. Raja Yama berkata, "Di jaman sekarang,
ada orang-orang, sewaktu mengangkat Guru untuk belajar ilmu, setelah berhasil belajar, atau setelah ilmu nya
melampaui kernampuan Guru nya sendiri, seringkali mulai membuang Muka, menertawai Guru nya sendiri, menghina
dan memarahi Guru nya sendiri, bahkan berani membunuh dan mencelakakan Guru nya sendiri, mendorong Guru nya
sendiri masuk ke dalam jurang api. Mereka mengaku diri mereka yang benar dan sejati, secara khusus mencari cari
kesalahan sang Guru. Mereka seharusnya tidak seperti kacang yang lupa pada kulit nya. Budi Guru adalah sedalam
lautan. Meski hanya cuma mengajarkan satu kata yang berguna, dia adalah Guru. Meski hanya mengajarkan satu
nasihat berguna, dia adalah Guru."
Raja Yama menyiram kaki Yang You dengan minyak mendidih, "Ini adalah peringatan bagi orang orang yang tidak
menghormati Guru mereka." Mendengar ini, saya membisu. Saya pernah membaca riwayat "Relo Rinpoche" dari Tibet.
Pada suatu kali, Relo Rinpoche membawa murid murid beliau melewati sebidang padang rumput. Di atas padang rumput,
ada seorang gembala sedang menggembalakan sagerombolan kambing. Di dalam gerombolan kambing itu,
ada seekor kambing yang terlihat sangat mengenaskan. Kambing tersebut dikucilkan dari kelompok nya karena kulit nya
bengkak dan berbisul, juga berbau busuk, satu kaki nya pincang, Jari Jari kaki nya sudah lepas. Sakit nya sungguh tak terbayangkan. Para murid sungguh tak tahan melihat kambing sengsara itu. Mereka bertanya kepada Relo Rinpoche,
"Apa karma kambing ini?"
Relo Rinpoche menjawab, "Dosa menghina Guru dan melenyapkan Sesepuh. Dalam inkarnasi lalu, kambing ini pernah mengangkat guru kepada seorang Lhama yang sederhana. Kemudian, ia ganti berguru kepada Lhama yang lain.
Semenjak ganti guru, ia mengejek mantan guru nya. Rumah tempat tinggal nya saling terhubungkan dengan rumah
mantan guru nya itu, hanya disekat dengan dinding papan, sehingga setiap hari sindiran tajam dan olok olok nya
terdengar. Si Ihama sederhana, mantan guru nya, tidak bicara, tidak menganggap nya serius. Kemudian, setelah merasa
kernampuan nya telah mengungguli mantan guru nya, ia minta Ihama itu mengungsi. Si mantan guru tidak bersedia.
Maka, ia membawa pisau, bersembunyi di luar rumah. Begitu mantan guru nya keluar, ia bunuh mantan guru nya secara mendadak. Tangan si Ihama ditebas putus. Darah nya tumpah ke tanah. Setelah si murid itu meninggal dunia,
ia terjerumus ke dalam neraka dan akhirnya menjadi kambing ini. Ada pribahasa Tibet sebagai berikut :
Bila sudah mengangkat kepada seorang Guru, meski sang Guru baru mengajar mu satu kata atau setengah kalimat
sekalipun, bila kau tidak menghormati Guru mu sendiri, maka kau telah melanggar Sila Samaya. Maka, kau akan
reinkarnasi menjadi anjing selama 100 kali reinkarnasi."
Mendengar penjelasan Relo Rinpoche, para murid beliau menjadi waspada.
Mengingat kisah ini, ditambah lagi mendengar penuturan dari Raja Yama, saya merasakan kesan yang sangat mendalam.
Ketika Yang You datang memohon Hu, dengan ramah saya katakan kepada nya, "Saya tidak bisa menolong mu."
"Mengapa?" "Kau telah menghina Guru mu, memfitnah Guru mu, melukai Guru mu. Menghina Guru dan melenyapkan
sesepuh sungguh tak bisa diobati." Saya hanya mengulang penjelasan dari Raja Yama.
" Guru itu biasa saja, tidak punya kemampuan, sesat dan Jahat. Saya bicara sesuai fakta." . Yang You berdalih.
"Coba kau pikirkan. Bagaimana sikap guru itu terhadap mu " "Sikap nya memang tidak buruk terhadap saya, biasa-biasa
sajalah." "Justru itulah. Guru mu yang mengkhianati mu, ataukah kau yang mengkhianati Guru mu? Kau hanya mendengar
gosip gosip dari luar, tidak memeriksa teliti kebenaran nya, lkut ikutan orang lain mengkritik guru sendiri, melanggar sila
samaya bahwa tidak boleh menghina Guru ataupun melenyapkan sesepuh. Itu sebabnya pembalasan karma buruk ini
menjerat tubuh mu. Mana ada orang yang bisa menolong mu?" Yang You berpikir lama sekali.Akhirnya ia berkata, "Saya benar benar tidak tahu terima kasih. Saya benar benar tidak tahu terima kasih." "Apakah kau mengaku salah?"
"Saya mengaku salah." "Kesalahan apa yang telah kau lakukan, katakanlah."
"Saya memfitnah Guru dan Tri Ratna. Saya melukai Budha hingga berdarah. Saya merusak pagoda Budha dan
pratima Budha. Saya menghancurkan Sila, membohongi urnat, menghina pratima Budha, merusak rumah ibadah,
melanggar puasa, bicara sembarangan, bicara kasar, dan segala perbuatan jahat dan dosa berat lainnya yang
disebabkan oleh (keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin).""Apakah kau bersedia bertobat?""Bersedia." karma
1 "Bila kau bertobat dengan tulus, barulah saya bisa menolong mu. Apakah kau bisa memaniatkan doa pertobatan?"
"Bisa."Maka, saya mengajarkan nya "8 cara melenyapkan buruk": Berdasarkan kekuatan pemanjatan Sutra
(ayat ayat kitab suci).
2. Berdasarkan kekuatan pemanjatan mantra rahasia.
3. Berdasarkan kekuatan ritual pertobatan.
4.Berdasarkan amal pratima/pagoda Budha dan Bodhisattva,namaskara, dan amal amal lainnya
.5.berdasarkan kekuatan berzikir Budha/Bodhisattva.
6. Berdasarkan praktek serius dari (Sila, Samadhi, Prajna).
7. Berdasarkan kekuatan Acarya (Master/Guru).
8. Berdasarkan kekuatan kekosongan.nama agung Saya secara khusus mengajarinya tentang kekuatan kekosongan sejati,
"Menjelma menjadi kekosongan. Orang yang telah berbuat kejahatan, bila menggunakan kekuatan kekosongan, menjelma
menjadi kekosongan (sunyata), maka secara gaib tidak akan mengalanni rintangan.
« Last Edit: 13 August 2010, 07:22:40 AM by ryu »
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #2174 on: 13 August 2010, 07:39:34 AM »
Apa Sebenarnya yang Saya Lakukan di Dunia Ini?
Suatu ketika, saya bertanya pada Guru saya Guru Thubten Dhargye, "Apa sebenarnya yang saya lakukan di dunia ini?"

Thubten Dhargye menjawab, "Menyeberangkan orang."

Saya bertanya lagi, "Menyeberangkan orang yang bagaimana?"

Thubten Dhargye menjawab "Cukup menyeberangkan Anda seorang!" (kalimat yang saling berkaitan)

Semasa hidup-Nya, Guru Thubten Dhargye pernah berkata pada orang-orang bahwa insan yang diseberangkannya tidak banyak, hanya berjumlah ratusan orang saja, orang yang telah diseleksi dengan ketat baru bisa menjadi siswa-Nya.

Yidam Beliau adalah Bhagawati Kurukulle. Secara teori, yidam Bhagawati Kurukulle adalah yidam Mahavasikarana (cinta kasih universal), maka insan yang diseberangkannya seharusnya berjumlah jutaan orang, tidak hanya ratusan orang saja.

Seseorang bertanya pada-Nya, "Yidam Mahavasikarana memiliki daya tarik yang besar, mengapa hanya menyeberangkan ratusan orang saja?"

Guru Thubten Dhargye menjawab, "Menyeberangkan seorang Sheng-yen Lu saja sudah cukup."

"Mengapa?"

"Sebab menyeberangkan dia seorang saja berarti telah menyeberangkan lima juta orang."

Orang yang bertanya langsung paham.

Maksud Guru adalah Beliau menyeberangkan saya, saya menyeberangkan orang lain lagi, inilah yang kita lakukan di dunia manusia.

Lebih lanjut, menyeberangkan seorang Sheng-yen Lu saja sudah cukup, menyeberangkan satu orang berarti menyeberangkan lima juta orang.

Menyeberangkan, menyeberangkan, menyeberangkan, menyeberangkan dan menyeberangkan....

HA...HA...HA...

Terus terang, meskipun saya memiliki lima juta siswa, namun, siswa-siswa saya ini adalah siswa suci.

Satu pun tidak berani saya remehkan.

Saya dibuat terharu oleh siswa-siswa saya.

Seperti Liang Yong dari Brazil, saat saya menyepi, ia melanglang buana mencari saya dengan susah payah, semangatnya mencari Guru sampai jauh seperti ini, ia menaklukkan lika-liku yang terhingga, ia bukan orang kaya, tinggal di hotel paling murahan, menahan berbagai kesulitan dan pukulan, kegigihan semacam ini membuat saya terharu.

DR. Liang Yong adalah siswa suci yang saya hormati!

Masih ada lagi Lianhua Haomin, bakat alamnya sangat luar biasa, ia tekun melatih diri secara diam-diam, ia telah memahami dunia manusia seutuhnya.

Daya pemahamannya sangat kuat, ia seorang siswa suci yang sangat berbakat, sekali saya tilik, ia pun mencapai pencerahan!

Lianhua Haomin adalah siswa suci yang saya hormati!

Ada lagi, Lianhua Jingbo, ia adalah seorang tulku, siswa suci yang sangat berbakat, diam-diam ia sudah lama melatih diri dengan keras!

Ia mendengarkan Dharma di bawah Dharmasana saya, semua dapat dipahaminya, dan ia pun mencapai tingkat pencerahan dalam waktu yang singkat.

Lianhua Jingbo adalah siswa suci yang saya hormati!

Di sini saya hanya beri 3 contoh, sesungguhnya, siswa suci yang membuat saya menaruh hormat dan terharu sungguh banyak.

Tak terhitung.

Memang, Guru Thubten Dhargye menyeberangkan saya, saya menyeberangkan para insan, dunia ini tiada lain selain kata "menyeberangkan".

Saya melihat banyak Mahabiksu.

"Menyeberangkan" uang.

"Menyeberangkan" nama.

"Menyeberangkan" vihara besar.

"Menyeberangkan" gunung kekuasaannya.

"Menyeberangkan" kedudukan.

Tidak menggunakan ide pokok Tathagata (kebijaksanaan Buddha) untuk menyeberangkan para insan yang malang, tidak mampu mencapai kebuddhaan, ia sendiri pun bukan mahakalyana-mitra, juga bukan orang yang telah mencapai pencerahan, melihatnya, saya terbahak tiga kali, HA..HA..HA...sungguh menggelikan!
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

 

anything