//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...  (Read 663373 times)

0 Members and 7 Guests are viewing this topic.

Offline padmakumara

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.317
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • mara devaputra
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2010 on: 18 September 2010, 11:20:49 PM »
saya sama sekali tidak tau karena belum merasakannya

menurut saya pencerahan itu tidak dapat dijelaskan

Lalu Mahaguru Anda yang katanya sudah mencapai Pencerahan itu pun tidak bisa menjelaskan tahap-tahap menuju Pencerahan?

kalau mau berhasil....


menghormati guru

menghargai dhamma

tekun bersadhana
"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

Offline padmakumara

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.317
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • mara devaputra
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2011 on: 18 September 2010, 11:23:15 PM »
enak aka tinggal ngomomng

baru kali ini ketemu member yg cuma kasitau judul tapi gk brani nunjukin

ayo tunjukin. bisa aja anda mau nipu

Buddhavamsa saat ini hanya tersedia dalam Bahasa Pali dan Bahasa Inggris. Untuk memudahkan Anda membacanya dalam Bahasa Indonesia, saya sudah memberi Anda link RAPB dari kemarin. Sekali lagi, baca RAPB di sini => http://dhammacitta.org/perpustakaan/riwayat-agung-para-buddha/.

Sepertinya Anda tidak tahu RAPB... Sedikit informasi untuk Anda, RAPB (Riwayat Agung Para Buddha) adalah sebuah kompilasi yang mengandung intisari Buddhavamsa plus komentar-komentar, yang merupakan salah satu hasil karya tim DhammaCitta Press; yang menerjemahkannya langsung dari tulisan Mingun Sayadaw. Mingun Sayadaw adalah salah seorang bhikkhu dari Myanmar yang memegang gelar tipitakadhara (orang yang menghapal seluruh isi Tipitaka) dan pernah mendapatkan penghargaan dari Guiness Book Records sebagai manusia dengan ingatan paling kuat.

Saya sudah menjawab dari kemarin. Anda saja yang tidak paham-paham... Umat Buddha hari gini tidak tahu kalau di Theravada ada jalan untuk menjadi Sammasambuddha? Kemana saja Anda, Bro?

saya cuma butuh post kata2 langsung

tidak perlu tipuan seperti itu

mahasi sayadaw yang itu saya pernah dengar

apakah masi hidup dia ?

cuma menghafal, so what

rapb apakah sama dengan buku riwayat agung para buddha yg sudah terbit dalam 3 jilid ?
"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2012 on: 19 September 2010, 12:03:20 AM »
enak aka tinggal ngomomng

baru kali ini ketemu member yg cuma kasitau judul tapi gk brani nunjukin

ayo tunjukin. bisa aja anda mau nipu

Buddhavamsa saat ini hanya tersedia dalam Bahasa Pali dan Bahasa Inggris. Untuk memudahkan Anda membacanya dalam Bahasa Indonesia, saya sudah memberi Anda link RAPB dari kemarin. Sekali lagi, baca RAPB di sini => http://dhammacitta.org/perpustakaan/riwayat-agung-para-buddha/.

Sepertinya Anda tidak tahu RAPB... Sedikit informasi untuk Anda, RAPB (Riwayat Agung Para Buddha) adalah sebuah kompilasi yang mengandung intisari Buddhavamsa plus komentar-komentar, yang merupakan salah satu hasil karya tim DhammaCitta Press; yang menerjemahkannya langsung dari tulisan Mingun Sayadaw. Mingun Sayadaw adalah salah seorang bhikkhu dari Myanmar yang memegang gelar tipitakadhara (orang yang menghapal seluruh isi Tipitaka) dan pernah mendapatkan penghargaan dari Guiness Book Records sebagai manusia dengan ingatan paling kuat.

Saya sudah menjawab dari kemarin. Anda saja yang tidak paham-paham... Umat Buddha hari gini tidak tahu kalau di Theravada ada jalan untuk menjadi Sammasambuddha? Kemana saja Anda, Bro?

saya cuma butuh post kata2 langsung

tidak perlu tipuan seperti itu

mahasi sayadaw yang itu saya pernah dengar

apakah masi hidup dia ?

cuma menghafal, so what

rapb apakah sama dengan buku riwayat agung para buddha yg sudah terbit dalam 3 jilid ?

si tolol ini bahkan gak bisa membedakan M I N G U N SAYADAW dan M A H A S I Sayadaw =)) =)) =))

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2013 on: 19 September 2010, 01:37:32 AM »
Upaya Kausaya Sutra yang saya kutip, bagian dari Saddharmapundarika Sutra koq.. Karena kepanjangan, besok-besok saya baru lanjutkan baca lagi. :)

_/\_
appamadena sampadetha

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2014 on: 19 September 2010, 09:38:24 AM »
kalau mau berhasil....


menghormati guru

menghargai dhamma

tekun bersadhana


- Upasaka bertanya: Apa itu Pencerahan?

- Padmakumara menjawab: Pencerahan itu tidak bisa dijelaskan.

- Upasaka bertanya: Kalau tidak bisa dijelaskan, bagaimana kita tahu Pencerahan itu seperti apa?

- Padmakumara: Dengan cara menghormati guru, menghargai dharma dan tekun bersadhana; maka akan tahu seperti apa Pencerahan itu.

- Upasaka bertanya: Bagaimana tahap-tahap menuju Pencerahan itu?

- Padmakumara bertanya: Dengan cara menghormati guru, menghargai dharma dan tekun bersadhana; maka akan tahu seperti apa Pencerahan itu.

- Upasaka bertanya: Yang saya tanya, apa saja yang terjadi pada fisik atau batin seseorang saat mencapai Pencerahan? Sebagai referensi, Siddhattha Gotama memasuki tahapan-tahapan meditatif seperti yang sudah saya tulis kemarin...

- Padmakumara menjawab: Pencerahan tidak bisa dijelaskan.

- Upasaka jadi: ................................

-----------------------------

Tolong buka mata Anda, Bro. Yang saya tanyakan adalah "bagaimana tahapan atau fase-fase yang terjadi pada seseorang hingga akhirnya tercerahkan?". Jawaban Anda di atas (yang saya cetak huruf tebal biru) lebih condong disebut sebagai metode untuk mencapai Pencerahan. Ada jurang perbedaan besar antara pertanyaan saya dengan jawaban Anda. Kalau intelektual Anda tidak sanggup mencerna kata-kata saya, akan saya berikan ilustrasi sebagai berikut....

Upasaka bertanya: "Bagaimana tahap-tahap yang terjadi pada pikiran seseorang saat mengalami mimpi dalam tidur?"
Padmakumara menjawab: "Kalau mau mengalami mimpi dalam tidur, harus berbaring di ranjang, pejamkan mata, dan tenangkan diri Anda."

Saya harap Anda paham kali ini...

*Untuk kedua kalinya: "Lalu Mahaguru Anda yang katanya sudah mencapai Pencerahan itu pun tidak bisa menjelaskan tahap-tahap menuju Pencerahan?"
« Last Edit: 19 September 2010, 09:39:59 AM by upasaka »

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2015 on: 19 September 2010, 09:38:35 AM »
saya cuma butuh post kata2 langsung

tidak perlu tipuan seperti itu

mahasi sayadaw yang itu saya pernah dengar

apakah masi hidup dia ?

cuma menghafal, so what

rapb apakah sama dengan buku riwayat agung para buddha yg sudah terbit dalam 3 jilid ?

Baiklah, kalau Anda ingin mempermalukan diri Anda lebih jauh lagi. Kali ini akan saya cantumkan sumber sejelas-jelasnya...

---------------------------------

Referensi yang menjelaskan bagaimana seseorang yang bertekad untuk menjadi Sammasambuddha (Bodhisatta) perlu mengembangkan Parami, dapat dibaca di RAPB I - Bab 3, halaman 73. Urutan-urutan Parami dibahas lebih lanjut di RAPB I - Bab 3, halaman 76. Fungsi dan karakteristik dari pentingnya Parami bagi seorang Bodhisatta diuraikan di RAPB I - Bab 3, halaman 85. Kondisi yang diperlukan untuk mengumpulkan Parami dibahas di RAPB I - Bab 3, halaman 94. ... Cara mempraktikkan 10 Parami di RAPB I - Bab 3, halaman 142. ... dan masih banyak lagi metode untuk menjadi Sammasambuddha yang dibahas di sana.

---------------------------------

Ini semua bersumber dari Buddhavamsa, salah satu kitab yang terdapat dalam Khuddaka Nikaya di Tipitaka Pali (Theravada). Di dalam Tripitaka Mahayana, justru metode sejelas ini tidak dapat ditemukan. Tripitaka Mahayana juga memiliki 4 Nikaya yang ada di Tipitaka Pali (Digha Nikaya, Majjhima Nikaya, Samyutta Nikaya, dan Anguttara Nikaya); namun Tripitaka Mahayana tidak memiliki Khuddaka Nikaya. Jadi ajaran untuk menjadi Sammasambuddha yang paling lengkap justru ada di Theravada, bukan ada di Mahayana, Tantrayana apalagi TBSN! Harap hal ini Anda ketahui secara jelas.

Saya bukan penipu seperti Anda. Jadi saya tidak akan mungkin menyatakan sesuatu yang omong kosong. Sekarang saya sudah menyertakan sumber referensi sejelas-jelasnya. Kalau Anda masih saja mempertanyakan, maka Anda hanya terlihat mencari-cari celah; alias Anda tidak punya itikad diskusi yang baik.

Yang saya sebutkan kemarin adalah Mingun Sayadaw, bukan Mahasi Sayadaw. Anda lagi-lagi mempermalukan diri Anda sendiri. Lihat, Bro Indra saja tertawa terbahak-bahak... :)

RAPB adalah sebuah buku yang tebal. Oleh karena itu, disusunlah dalam 3 jilid. Ya, Tim DhammaCitta Press sudah menerbitkannya. Akhirnya ada juga sedikit hal yang Anda ketahui, rupanya Anda tidak kuper-kuper amat.

Offline padmakumara

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.317
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • mara devaputra
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2016 on: 19 September 2010, 10:59:04 AM »
kalau mau berhasil....


menghormati guru

menghargai dhamma

tekun bersadhana


- Upasaka bertanya: Apa itu Pencerahan?

- Padmakumara menjawab: Pencerahan itu tidak bisa dijelaskan.

- Upasaka bertanya: Kalau tidak bisa dijelaskan, bagaimana kita tahu Pencerahan itu seperti apa?

- Padmakumara: Dengan cara menghormati guru, menghargai dharma dan tekun bersadhana; maka akan tahu seperti apa Pencerahan itu.

- Upasaka bertanya: Bagaimana tahap-tahap menuju Pencerahan itu?

- Padmakumara bertanya: Dengan cara menghormati guru, menghargai dharma dan tekun bersadhana; maka akan tahu seperti apa Pencerahan itu.

- Upasaka bertanya: Yang saya tanya, apa saja yang terjadi pada fisik atau batin seseorang saat mencapai Pencerahan? Sebagai referensi, Siddhattha Gotama memasuki tahapan-tahapan meditatif seperti yang sudah saya tulis kemarin...

- Padmakumara menjawab: Pencerahan tidak bisa dijelaskan.

- Upasaka jadi: ................................

-----------------------------

Tolong buka mata Anda, Bro. Yang saya tanyakan adalah "bagaimana tahapan atau fase-fase yang terjadi pada seseorang hingga akhirnya tercerahkan?". Jawaban Anda di atas (yang saya cetak huruf tebal biru) lebih condong disebut sebagai metode untuk mencapai Pencerahan. Ada jurang perbedaan besar antara pertanyaan saya dengan jawaban Anda. Kalau intelektual Anda tidak sanggup mencerna kata-kata saya, akan saya berikan ilustrasi sebagai berikut....

Upasaka bertanya: "Bagaimana tahap-tahap yang terjadi pada pikiran seseorang saat mengalami mimpi dalam tidur?"
Padmakumara menjawab: "Kalau mau mengalami mimpi dalam tidur, harus berbaring di ranjang, pejamkan mata, dan tenangkan diri Anda."

Saya harap Anda paham kali ini...

*Untuk kedua kalinya: "Lalu Mahaguru Anda yang katanya sudah mencapai Pencerahan itu pun tidak bisa menjelaskan tahap-tahap menuju Pencerahan?"

okelah kalo gitu

intinya kalau mau berhasil mencapai siddhi cahaya pelangi

tekunilah sadhana sampai berhasil lulus sadhana mahapurna
"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

Offline padmakumara

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.317
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • mara devaputra
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2017 on: 19 September 2010, 11:01:41 AM »
saya cuma butuh post kata2 langsung

tidak perlu tipuan seperti itu

mahasi sayadaw yang itu saya pernah dengar

apakah masi hidup dia ?

cuma menghafal, so what

rapb apakah sama dengan buku riwayat agung para buddha yg sudah terbit dalam 3 jilid ?

Baiklah, kalau Anda ingin mempermalukan diri Anda lebih jauh lagi. Kali ini akan saya cantumkan sumber sejelas-jelasnya...

---------------------------------

Referensi yang menjelaskan bagaimana seseorang yang bertekad untuk menjadi Sammasambuddha (Bodhisatta) perlu mengembangkan Parami, dapat dibaca di RAPB I - Bab 3, halaman 73. Urutan-urutan Parami dibahas lebih lanjut di RAPB I - Bab 3, halaman 76. Fungsi dan karakteristik dari pentingnya Parami bagi seorang Bodhisatta diuraikan di RAPB I - Bab 3, halaman 85. Kondisi yang diperlukan untuk mengumpulkan Parami dibahas di RAPB I - Bab 3, halaman 94. ... Cara mempraktikkan 10 Parami di RAPB I - Bab 3, halaman 142. ... dan masih banyak lagi metode untuk menjadi Sammasambuddha yang dibahas di sana.

---------------------------------

Ini semua bersumber dari Buddhavamsa, salah satu kitab yang terdapat dalam Khuddaka Nikaya di Tipitaka Pali (Theravada). Di dalam Tripitaka Mahayana, justru metode sejelas ini tidak dapat ditemukan. Tripitaka Mahayana juga memiliki 4 Nikaya yang ada di Tipitaka Pali (Digha Nikaya, Majjhima Nikaya, Samyutta Nikaya, dan Anguttara Nikaya); namun Tripitaka Mahayana tidak memiliki Khuddaka Nikaya. Jadi ajaran untuk menjadi Sammasambuddha yang paling lengkap justru ada di Theravada, bukan ada di Mahayana, Tantrayana apalagi TBSN! Harap hal ini Anda ketahui secara jelas.

Saya bukan penipu seperti Anda. Jadi saya tidak akan mungkin menyatakan sesuatu yang omong kosong. Sekarang saya sudah menyertakan sumber referensi sejelas-jelasnya. Kalau Anda masih saja mempertanyakan, maka Anda hanya terlihat mencari-cari celah; alias Anda tidak punya itikad diskusi yang baik.

Yang saya sebutkan kemarin adalah Mingun Sayadaw, bukan Mahasi Sayadaw. Anda lagi-lagi mempermalukan diri Anda sendiri. Lihat, Bro Indra saja tertawa terbahak-bahak... :)

RAPB adalah sebuah buku yang tebal. Oleh karena itu, disusunlah dalam 3 jilid. Ya, Tim DhammaCitta Press sudah menerbitkannya. Akhirnya ada juga sedikit hal yang Anda ketahui, rupanya Anda tidak kuper-kuper amat.

saya tetap gk akan percaya

sebelum dikutipkan langsung kata2nya

karena anda menggunakan theravada

kita liat saja

harga buku tu brapa tu

hahaahaa

kayaknya mahal

kok gk beli dari penerbit resmi hah ?
"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2018 on: 19 September 2010, 11:04:40 AM »
okelah kalo gitu

intinya kalau mau berhasil mencapai siddhi cahaya pelangi

tekunilah sadhana sampai berhasil lulus sadhana mahapurna

*Hudoyo Hupudio mode on*

Ini orang gak ngerti. :)

*Hudoyo Hupudio mode off*

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2019 on: 19 September 2010, 11:05:00 AM »
saya tetap gk akan percaya

sebelum dikutipkan langsung kata2nya

karena anda menggunakan theravada

kita liat saja

harga buku tu brapa tu

hahaahaa

kayaknya mahal

kok gk beli dari penerbit resmi hah ?

Bagus. Jangan langsung percaya pada ucapan saya, kecuali Anda sudah membuktikannya sendiri. Saya puji sikap kritis Anda yang satu ini. Buku RAPB ini bisa Anda dapatkan gratis tanpa pungutan biaya sepeser pun. Anda bisa me-request Buku RAPB ini di http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=9384.msg270507#msg270507.

Offline padmakumara

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.317
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • mara devaputra
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2020 on: 19 September 2010, 11:19:37 AM »
saya tetap gk akan percaya

sebelum dikutipkan langsung kata2nya

karena anda menggunakan theravada

kita liat saja

harga buku tu brapa tu

hahaahaa

kayaknya mahal

kok gk beli dari penerbit resmi hah ?

Bagus. Jangan langsung percaya pada ucapan saya, kecuali Anda sudah membuktikannya sendiri. Saya puji sikap kritis Anda yang satu ini. Buku RAPB ini bisa Anda dapatkan gratis tanpa pungutan biaya sepeser pun. Anda bisa me-request Buku RAPB ini di http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=9384.msg270507#msg270507.

owe sih uda ada e book nya

kalo liat nama " ketua " yg bagiin

owe kagak bakal dikasih walau minta ampe berbusa

kan sensi2 gitu de

hahaahaaa
"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2021 on: 19 September 2010, 11:27:41 AM »
owe sih uda ada e book nya

kalo liat nama " ketua " yg bagiin

owe kagak bakal dikasih walau minta ampe berbusa

kan sensi2 gitu de

hahaahaaa

Coba saja dulu... Lagipula, kalau sudah ada ebook-nya sudah bisa baca semua isi RAPB kan?

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2022 on: 19 September 2010, 07:28:45 PM »
saya tetap gk akan percaya

sebelum dikutipkan langsung kata2nya

karena anda menggunakan theravada

kita liat saja

harga buku tu brapa tu

hahaahaa

kayaknya mahal

kok gk beli dari penerbit resmi hah ?

Bagus. Jangan langsung percaya pada ucapan saya, kecuali Anda sudah membuktikannya sendiri. Saya puji sikap kritis Anda yang satu ini. Buku RAPB ini bisa Anda dapatkan gratis tanpa pungutan biaya sepeser pun. Anda bisa me-request Buku RAPB ini di http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=9384.msg270507#msg270507.

owe sih uda ada e book nya

kalo liat nama " ketua " yg bagiin

owe kagak bakal dikasih walau minta ampe berbusa

kan sensi2 gitu de

hahaahaaa

Kalau sdr.padpad posisi-nya ada di MEDAN, saya akan antarkan ke sdr.padpad. Kebetulan saya masih ada 12 set RAPB
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2023 on: 20 September 2010, 02:11:02 PM »
Cuplikan Payasi Sutta Digha Nikaya:

http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_23_Payasi_Sutta_Walshe

29. ‘Pangeran, aku akan memberikan sebuah perumpamaan .... Suatu ketika, beberapa penduduk dari suatu daerah pergi merantau. Dan seseorang berkata kepada temannya: “Ayo, mari kita pergi ke desa itu, kita mungkin menemukan sesuatu yang berharga!” temannya setuju, maka mereka pergi ke daerah itu, dan sampai ke jalan desa. [350] Dan di sana mereka melihat tumpukan rami yang telah dibuang, dan salah seorang berkata: “Ini adalah tumpukan rami. Engkau buat seikat, aku buat seikat, dan kita berdua akan membawanya.” Yang lainnya setuju, dan mereka melakukan hal itu. Kemudian, mereka sampai ke jalan desa yang lain, mereka menemukan tumpukan benang rami, dan salah satu dari mereka berkata: “Tumpukan benang rami ini adalah apa yang kita butuhkan dari rami ini. Mari kita buang rami yang kita bawa, dan kita melanjutkan perjalanan dengan membawa beban benang rami ini.” “Aku telah membawa rami ini menempuh perjalanan yang jauh dan rami ini sudah terikat dengan baik. Ini cukup buatku – engkau lakukanlah apa yang engkau suka!” Maka temannya membuang rami itu dan mengambil benang rami.’

‘“Sampai di jalan desa lainnya, mereka menemukan beberapa kain rami, dan salah seorang dari mereka berkata: “Tumpukan kain rami ini adalah apa yang kita butuhkan dari rami atau benang rami ini. Engkau buanglah beban rami itu dan aku akan membuang beban benang rami ini, dan kita melanjutkan perjalanan dengan membawa beban kain rami ini.” Tetapi yang lainnya menjawab seperti sebelumnya, maka temannya membuang benang rami itu dan mengambil kain rami. [351] Di desa lainnya, mereka melihat tumpukan batang linen ..., di desa lain, benang linen ..., di desa lain, kain linen ..., di desa lain, kapas ..., di desa lain, benang katun ..., di desa lain, kain katun ..., di desa lain, besi ..., di desa lain, tembaga ..., di desa lain, timah ..., di desa lain, timah hitam ..., di desa lain, perak ..., di desa lain, emas. Kemudian salah seorang berkata: “Tumpukan emas ini adalah apa yang kita butuhkan dari rami, benang rami, kain rami, batang linen, benang linen, kain linen, kapas, benang katun, kain katun, besi, timah, timah hitam, perak ini. Engkau buanglah beban rami itu dan aku akan membuang beban perak ini, dan kita melanjutkan perjalanan dengan membawa beban emas ini.” “Aku telah membawa rami ini menempuh perjalanan yang jauh dan rami ini sudah terikat dengan baik. Ini cukup buatku – engkau lakukanlah apa yang engkau suka!” Maka temannya membuang beban perak itu dan mengambil emas.’

‘Kemudian mereka pulang ke desa mereka. Dan di sana, ia yang membawa beban rami tidak memberikan kesenangan kepada orang tua, istri dan anak-anaknya, dan ia bahkan tidak mendapatkan kesenangan atau [352] kebahagiaan untuk dirinya sendiri. Tetapi ia yang pulang membawa emas memberikan kesenangan bagi orang tua, istri dan anak-anaknya, teman dan rekan-rekannya, dan ia mendapatkan kegembiraan dan kebahagiaan untuk dirinya sendiri juga.’

‘Pangeran, engkau berbicara seperti si pembawa rami dalam perumpamaanku. Pangeran, lepaskanlah pandangan salahmu itu, lepaskanlah! Jangan biarkan pandangan itu menyebabkan kemalangan dan penderitaan bagimu untuk waktu yang lama!’
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2024 on: 20 September 2010, 08:20:46 PM »
Cuplikan Payasi Sutta Digha Nikaya:

http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_23_Payasi_Sutta_Walshe

29. ‘Pangeran, aku akan memberikan sebuah perumpamaan .... Suatu ketika, beberapa penduduk dari suatu daerah pergi merantau. Dan seseorang berkata kepada temannya: “Ayo, mari kita pergi ke desa itu, kita mungkin menemukan sesuatu yang berharga!” temannya setuju, maka mereka pergi ke daerah itu, dan sampai ke jalan desa. [350] Dan di sana mereka melihat tumpukan rami yang telah dibuang, dan salah seorang berkata: “Ini adalah tumpukan rami. Engkau buat seikat, aku buat seikat, dan kita berdua akan membawanya.” Yang lainnya setuju, dan mereka melakukan hal itu. Kemudian, mereka sampai ke jalan desa yang lain, mereka menemukan tumpukan benang rami, dan salah satu dari mereka berkata: “Tumpukan benang rami ini adalah apa yang kita butuhkan dari rami ini. Mari kita buang rami yang kita bawa, dan kita melanjutkan perjalanan dengan membawa beban benang rami ini.” “Aku telah membawa rami ini menempuh perjalanan yang jauh dan rami ini sudah terikat dengan baik. Ini cukup buatku – engkau lakukanlah apa yang engkau suka!” Maka temannya membuang rami itu dan mengambil benang rami.’

‘“Sampai di jalan desa lainnya, mereka menemukan beberapa kain rami, dan salah seorang dari mereka berkata: “Tumpukan kain rami ini adalah apa yang kita butuhkan dari rami atau benang rami ini. Engkau buanglah beban rami itu dan aku akan membuang beban benang rami ini, dan kita melanjutkan perjalanan dengan membawa beban kain rami ini.” Tetapi yang lainnya menjawab seperti sebelumnya, maka temannya membuang benang rami itu dan mengambil kain rami. [351] Di desa lainnya, mereka melihat tumpukan batang linen ..., di desa lain, benang linen ..., di desa lain, kain linen ..., di desa lain, kapas ..., di desa lain, benang katun ..., di desa lain, kain katun ..., di desa lain, besi ..., di desa lain, tembaga ..., di desa lain, timah ..., di desa lain, timah hitam ..., di desa lain, perak ..., di desa lain, emas. Kemudian salah seorang berkata: “Tumpukan emas ini adalah apa yang kita butuhkan dari rami, benang rami, kain rami, batang linen, benang linen, kain linen, kapas, benang katun, kain katun, besi, timah, timah hitam, perak ini. Engkau buanglah beban rami itu dan aku akan membuang beban perak ini, dan kita melanjutkan perjalanan dengan membawa beban emas ini.” “Aku telah membawa rami ini menempuh perjalanan yang jauh dan rami ini sudah terikat dengan baik. Ini cukup buatku – engkau lakukanlah apa yang engkau suka!” Maka temannya membuang beban perak itu dan mengambil emas.’

‘Kemudian mereka pulang ke desa mereka. Dan di sana, ia yang membawa beban rami tidak memberikan kesenangan kepada orang tua, istri dan anak-anaknya, dan ia bahkan tidak mendapatkan kesenangan atau [352] kebahagiaan untuk dirinya sendiri. Tetapi ia yang pulang membawa emas memberikan kesenangan bagi orang tua, istri dan anak-anaknya, teman dan rekan-rekannya, dan ia mendapatkan kegembiraan dan kebahagiaan untuk dirinya sendiri juga.’

‘Pangeran, engkau berbicara seperti si pembawa rami dalam perumpamaanku. Pangeran, lepaskanlah pandangan salahmu itu, lepaskanlah! Jangan biarkan pandangan itu menyebabkan kemalangan dan penderitaan bagimu untuk waktu yang lama!’

semoga padpad bisa 'tercerahkan' setelah membaca cerita ini. ^:)^

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.