//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...  (Read 663516 times)

0 Members and 7 Guests are viewing this topic.

Offline Chandra Bodhi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 7
  • Reputasi: 0
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1725 on: 19 August 2009, 04:48:41 PM »
Memang di ikuti dari awal sampai akhir, jawaban bro Grandalf, tidak lebih tidak kurang adalah UPAYAKAUSALYA,

jadi kesimpulannya Apapun boleh dilakukan bagi seorang Bodhisatva termasuk membunuh, mencuri, dan lain-lainnya yang melanggar sila dengan terpaksa  karena ada alasan yaitu UPAYAKAUSALYA.
memang Bingung !!!!!

sedangkan ajaran para Buddha sudah pasti
Hindari Berbuat Kejahatan,
Perbanyak Berbuat kebajikan
Sucikan Pikiran

(tidak ada tambahan kata2 boleh melanggar karena Upayakausalya)

jadi jawaban & pernyataan Bro Gandalf boleh kita samakan dengan 'tetangga kita', tumpang tindih dan bolak balik tidak klop atau sejalan dengan jawaban2 nya sendiri, yang berdasarkan Sutra2 yang dia ketahui.

Memang demikianlah kemampuan Bathin mereka untuk menerima Buddha Dhamma,

Jadi Bro Marcedes, tak usah permasalahkan, demikian adanya.

Bagi kita2 yang sudah tahu teori aja susah untuk mempraktekkannya dalam kehidupan sehari2,
apalagi mereka-mereka ini yang sangat ngotot akan keyakinan mereka atas sutra2 nya.
Jadi kita cuma bisa kasihan aja atas kemampuan mereka, yang demikian susah menerima KEBENARAN.

Yang penting jadi umat Buddhis pegangan kita adalah TIPITAKA (Vinaya, Sutta, Abhidhamma) bukan Tripitaka
karena Tripitaka itu berisi tiga kitab suci yaitu Kitab Pali, Kitab Sansekerta, Kitab Kawi (ke 3 nya digabung jadi satu), bisa bayangin itu gabungan 3 kitab suci jadi 1, demikian kerumitan Tripitaka itu.

Salam Metta, Bro Gandalf jangan marah ya !

 _/\_







« Last Edit: 19 August 2009, 04:50:30 PM by Chandra Bodhi »

dharmamitra

  • Guest
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1726 on: 19 August 2009, 08:08:53 PM »
 [at]  bro marcedes,
semua yang bro nyatakan adalah benar, bahwa semua itu salah. Karena yang bro cerap sebagai 'salah' itu memang merupakan suatu 'kesalahan'. Namun, apa yang disampaikan Om Gandaf itu adalah hal yang lain lagi. Dengan kata lain, nga nyambung... Mahayana mengatakan Sakyamuni telah mencapai Buddha sejak dulu kala. Bila hal ini salah, dapatkah bro menjelaskan dari mana asal usul Sakyamuni muncul pertama kali di jagad raya ini?
Dalam hal ini maka saya juga menyatakan bahwa bro pun asalnya satu dengan Buddha, bro aslinya adalah seorang Buddha juga. Lalu, bisakah bro beri tahu saya dari mana asal mula bro? Kalau tidak bisa, bagaimana mungkin bro mengatakan awal mulanya seseorang itu Buddha atau bukan?
Saya sendiri tidak tahu jawabannya. Bila saya tahu, maka tentulah saya sudah merealisasikan Anuttara Samyaksambodhi. :)

dharmamitra

  • Guest
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1727 on: 19 August 2009, 08:37:48 PM »
Saya setuju bahwa Upaka Kaulsayatidak boleh dijadikan alasan atau excuse untuk melegalkan pembunuhan, dll.
Kalau tidak buat apa Buddha mengajarkan Vinaya?

Namun, seorang Master Mahayana mengatakan bahwa agama Buddha sekarang ini telah terinfeksi oleh virus-virus yang melenceng. Nah, sialnya, kita tidak tahu yang mana yang melenceng. Kadang hal yang tampak melenceng itu karena digosipkan 'melenceng'; dan yang tampaknya lurus itu karena sudah dipromosikan sebagai 'lurus'.

Di sinilah pentingnya letak tradisi Oral Buddhisme. Baik Mahayana maupun Theravada yang 'patent' itu selalu diwariskan melalui tradisi oral langsung Guru-Murid. Hal-hal yang demikian ini hanya bisa didapatkan dalam tradisi oral ini. Apa yang kita ketahui sebagai Dharma yang umum dan beredar bebas ini sangat berbeda dengan ajaran tradisi oral. Mungkin materinya sama tapi maknanya jauh mendalam.

Contohnya, dari sekian banyak murid Sesepuh Chan Huineng, siapakah yang tercerahkan dengan mempelajari sendiri Tripitaka secara mandiri? Hanya ada satu orang, Master Yuan jia! Sedangkan yang lainnya perlu bimbingan langsung dari Master Huineng. Bagaimana mungkin kita, tanpa seorang Guru yang Tercerahkan, berpikir bahwa kita telah memahami sempurna semua Dharma dan berhak untuk mengklarifikasi dan menyertifikasi bahwa suatu Dharma itu asli dari Buddha atau bukan?
Kadang kita merasa bahwa pemahaman kita sudah benar, tapi suatu saat kita akan mengalami berbagai fenomena yang tak terpahamkan. Yang dapat memutarbalikkan segala pemahaman kita sebelumnya. Pada saat-saat demikian itulah kemunduran (kehancuran sradha) atau kemajuan (benih Jnana) terjadi.
Pintu gerbang menuju Pengetahuan Sejati adalah dengan mengetahui ketidaktahuan, menyadari bahwa pengetahuan kita sekarang ini bukan yang sejati.
Buddhadharma itu ibarat sebuah kota dengan banyak gerbang. Ada gerbang Theravada, ada gerbang Mahayana, ada gerbang Vajrayana. Dari masing-masing gerbang tentu punya pemandangan dan jalan yang berbeda. Kita ini ibarat manusia yang masih berada di luar pintu gerbang dan mengatakan bahwa pintu gerbang lain akan menuju jalan lain. Kita tidak akan pernah tahu kebenarannya selama kita belum masuk ke dalam kota Nirvana. Setelah kita masuk kota itu, kita pun masih harus berkeliling kota mengobservasi setiap sudut dan pintu gerbang. Barulah kita akan mengetahui mana pintu gerbang Nirvana yang sesungguhnya. Pintu mana saja yang pasti berakhir di Kota Nirvana.
Bila kita meragukan suatu pintu gerbang, tinggalkan saja. Carilah pintu gerbang kita sendiri.
Berbeda lagi kasus dalam hal Bodhisattva, karena Bodhisattva harus memahami semua jalur menuju Nirvana. Maka dari itulah, Bodhisattva berdiam lama dalam samsara, demi memahami semua jalan. Akhirnya setelah memahami semua jalan, Kebuddhaan dicapai. Bukankah Buddha adalah 'Pengenal Segenap Jalan'?
Intinya, tidak ada gunanya memperdebatkan jalan mana yang paling benar. Mari berjalan di jalan masing-masing dan buktikan kebenarnannya, bukan untuk memenangi perdebatan tapi demi Pembebasan. _/\_

Offline Chandra Bodhi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 7
  • Reputasi: 0
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1728 on: 19 August 2009, 10:01:41 PM »
[at]  bro marcedes,
semua yang bro nyatakan adalah benar, bahwa semua itu salah. Karena yang bro cerap sebagai 'salah' itu memang merupakan suatu 'kesalahan'. Namun, apa yang disampaikan Om Gandaf itu adalah hal yang lain lagi. Dengan kata lain, nga nyambung... Mahayana mengatakan Sakyamuni telah mencapai Buddha sejak dulu kala. Bila hal ini salah, dapatkah bro menjelaskan dari mana asal usul Sakyamuni muncul pertama kali di jagad raya ini?
Dalam hal ini maka saya juga menyatakan bahwa bro pun asalnya satu dengan Buddha, bro aslinya adalah seorang Buddha juga. Lalu, bisakah bro beri tahu saya dari mana asal mula bro? Kalau tidak bisa, bagaimana mungkin bro mengatakan awal mulanya seseorang itu Buddha atau bukan?
Saya sendiri tidak tahu jawabannya. Bila saya tahu, maka tentulah saya sudah merealisasikan Anuttara Samyaksambodhi. :)

Bro Dharmamitra, kalau mau tahu dari mana Bro asal, BISA DIKETAHUI yaitu bro Dharmamitra harus banyak membaca, memahami Sutta, Abhidhamma (Kanon Pali), sering diskusi Dhamma, jadi bukan suruh menghapal, tapi menghayati dan memahami.

kemudian Bro Dharmamitra juga harus berlatih Meditasi (baik Samatha & Vipassana) dengan serius, walaupun bisa memakan waktu bertahun2, tetapi dengan keseriusan yang baik pasti berhasil mengetahui asal usul Bro Dharmamitra sendiri, BISA DIBUKTIKAN & FAKTA, Silahkan Dicoba, bukan Janji Muluk2 atau Mukzizat.

Jadi tidak hanya dengan teori atau meminta orang lain melihat asal usul kita sendiri, haruslah dari diri sendiri dulu.

Selamat Mencoba Bro Dharmamitra
 _/\_


« Last Edit: 19 August 2009, 10:05:48 PM by Chandra Bodhi »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1729 on: 19 August 2009, 10:15:00 PM »
[at]  bro marcedes,
semua yang bro nyatakan adalah benar, bahwa semua itu salah. Karena yang bro cerap sebagai 'salah' itu memang merupakan suatu 'kesalahan'. Namun, apa yang disampaikan Om Gandaf itu adalah hal yang lain lagi. Dengan kata lain, nga nyambung... Mahayana mengatakan Sakyamuni telah mencapai Buddha sejak dulu kala. Bila hal ini salah, dapatkah bro menjelaskan dari mana asal usul Sakyamuni muncul pertama kali di jagad raya ini?
Dalam hal ini maka saya juga menyatakan bahwa bro pun asalnya satu dengan Buddha, bro aslinya adalah seorang Buddha juga. Lalu, bisakah bro beri tahu saya dari mana asal mula bro? Kalau tidak bisa, bagaimana mungkin bro mengatakan awal mulanya seseorang itu Buddha atau bukan?
Saya sendiri tidak tahu jawabannya. Bila saya tahu, maka tentulah saya sudah merealisasikan Anuttara Samyaksambodhi. :)

Bro Dharmamitra, kalau mau tahu dari mana Bro asal, BISA DIKETAHUI yaitu bro Dharmamitra harus banyak membaca, memahami Sutta, Abhidhamma (Kanon Pali), sering diskusi Dhamma, jadi bukan suruh menghapal, tapi menghayati dan memahami.

kemudian Bro Dharmamitra juga harus berlatih Meditasi (baik Samatha & Vipassana) dengan serius, walaupun bisa memakan waktu bertahun2, tetapi dengan keseriusan yang baik pasti berhasil mengetahui asal usul Bro Dharmamitra sendiri, BISA DIBUKTIKAN & FAKTA, Silahkan Dicoba, bukan Janji Muluk2 atau Mukzizat.

Jadi tidak hanya dengan teori atau meminta orang lain melihat asal usul kita sendiri, haruslah dari diri sendiri dulu.

Selamat Mencoba Bro Dharmamitra
 _/\_

Dalam Samyutta Nikaya 15.1 Sang Buddha mengatakan: "Para bhikkhu, samsara ini adalah tanpa awal yang dapat diketahui ..."

sia-sialah mencari tahu asal-usul kita dalam samsara, karena tidak dapat diketahui. dan lagi, seandainya anda bisa mengetahui pun pengetahuan itu tidak berguna dalam merealisasikan Anuttara Samyaksambodhi.
« Last Edit: 19 August 2009, 10:17:18 PM by Indra »

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1730 on: 19 August 2009, 10:30:53 PM »
Setahu saya, dalam konsep Mahayana...

Asal mula kita (manusia dan semua makhluk) pada dasarnya berasal dari Mahatman / Adhi Buddha / Nirvana. Jadi secara eksplisit, Aliran Mahayana menyatakan ada sebab utama yang menjadi detonator terbentuknya samsara ini. Oleh karena itu, banyak semboyan dari Aliran Mahayana seperti:

- semua makhluk adalah satu
- semoga samsara berubah menjadi Nirvana
- kita adalah Buddha (meskipun "kita" saat ini belumlah menjadi Sammasambuddha atau Savaka Buddha sekalipun)
- dsb.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1731 on: 19 August 2009, 10:35:14 PM »
- kita adalah Buddha (meskipun "kita" saat ini belumlah menjadi Sammasambuddha atau Savaka Buddha sekalipun)

Tapi kita di masa lalu sudah pernah menjadi Buddha dan sekarang jatuh lagi? jadi kapan bisa terbebas dari samsara?

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1732 on: 19 August 2009, 10:55:49 PM »
- kita adalah Buddha (meskipun "kita" saat ini belumlah menjadi Sammasambuddha atau Savaka Buddha sekalipun)

Tapi kita di masa lalu sudah pernah menjadi Buddha dan sekarang jatuh lagi? jadi kapan bisa terbebas dari samsara?

Menurut konsep Mahayana, kita benar-benar bisa mencapai Pembebasan dengan merealisasi Anuttara Samyaksambodhi dan menjadi seorang Samyaksambuddha. Sedangkan terbebas dari samsara itu sendiri merupakan kesalahan pandang. Karena samsara = Nirvana, sehingga sebenarnya terbebas dari samsara itu tidak valid dalam konteks Mahayana.

Penjelasan singkatnya seh begitu, kalau mau info lebih lanjut... hubungi Bro Gandalf...

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1733 on: 19 August 2009, 10:58:37 PM »
[at]  bro marcedes,
semua yang bro nyatakan adalah benar, bahwa semua itu salah. Karena yang bro cerap sebagai 'salah' itu memang merupakan suatu 'kesalahan'. Namun, apa yang disampaikan Om Gandaf itu adalah hal yang lain lagi. Dengan kata lain, nga nyambung... Mahayana mengatakan Sakyamuni telah mencapai Buddha sejak dulu kala. Bila hal ini salah, dapatkah bro menjelaskan dari mana asal usul Sakyamuni muncul pertama kali di jagad raya ini?
Dalam hal ini maka saya juga menyatakan bahwa bro pun asalnya satu dengan Buddha, bro aslinya adalah seorang Buddha juga. Lalu, bisakah bro beri tahu saya dari mana asal mula bro? Kalau tidak bisa, bagaimana mungkin bro mengatakan awal mulanya seseorang itu Buddha atau bukan?
Saya sendiri tidak tahu jawabannya. Bila saya tahu, maka tentulah saya sudah merealisasikan Anuttara Samyaksambodhi. :)

maaf....bisa baca Brahmajala sutta[DN]... kemudian dilanjutkan dengan Pottapada sutta[DN]...
bisa baca terbitan Dhammacitta...sudah tersedia pula link untuk Download.

nanti anda akan tahu,sungguh suatu yang bertolak belakang dengan kata anda...
pencarian akan pertanyaan anda, sangat bertolak belakang dengan jalan menuju Akhir-dukkha....
refrensi sutta nya sudah saya berikan, silahkan dibaca.

Quote
Namun, seorang Master Mahayana mengatakan bahwa agama Buddha sekarang ini telah terinfeksi oleh virus-virus yang melenceng. Nah, sialnya, kita tidak tahu yang mana yang melenceng. Kadang hal yang tampak melenceng itu karena digosipkan 'melenceng'; dan yang tampaknya lurus itu karena sudah dipromosikan sebagai 'lurus'.

Di sinilah pentingnya letak tradisi Oral Buddhisme. Baik Mahayana maupun Theravada yang 'patent' itu selalu diwariskan melalui tradisi oral langsung Guru-Murid. Hal-hal yang demikian ini hanya bisa didapatkan dalam tradisi oral ini. Apa yang kita ketahui sebagai Dharma yang umum dan beredar bebas ini sangat berbeda dengan ajaran tradisi oral. Mungkin materinya sama tapi maknanya jauh mendalam.
makanya itulah gunanya latihan....ketika kita berlatih dan ternyata fakta lapangan tidak sesuai dalam KITAB SUCI, tentu yang patut dipertanyakan adalah salah satunya...

justru setelah meneliti dengan lanjut batin ini,
mana ada ketika kita dalam keadaan SATI[penuh perhatian] malah membunuh demi welas asih...
silahkan di coba sendiri
justru saya kaget ketika membaca bodhisatva[telah tercerahkan] membunuh demi welas asih....sungguh suatu yang bertolak belakang antara fakta lapangan hasil latihan dengan teori...

saya tidak tahu master huineng itu sudah tercerahkan atau belum, tetapi pernah dibahas mengenai cara latihan Bodhidharma yang aneh disitu seperti yang di katakan Saudara Bond..

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,9103.msg186898.html#msg186898

Quote
Kadang kita merasa bahwa pemahaman kita sudah benar, tapi suatu saat kita akan mengalami berbagai fenomena yang tak terpahamkan. Yang dapat memutarbalikkan segala pemahaman kita sebelumnya. Pada saat-saat demikian itulah kemunduran (kehancuran sradha) atau kemajuan (benih Jnana) terjadi.
Pintu gerbang menuju Pengetahuan Sejati adalah dengan mengetahui ketidaktahuan, menyadari bahwa pengetahuan kita sekarang ini bukan yang sejati.
saudara Dhammita, kalau ini namanya pemahaman yang didapat dari hasil melihat dan menebak....

jadi "Nana/pengetahuan yang timbul" ketika melaksanakan meditasi Vipassana yang tertulis dalam visudhimagga itu bisa berubah?
rasa garam tidak akan pernah berubah menjadi manis...ingat itu baik-baik ^^
hanya orang yang tidak pernah memakan garam, maka mereka mengatakan rasa garam bisa berubah.

Quote
Buddhadharma itu ibarat sebuah kota dengan banyak gerbang. Ada gerbang Theravada, ada gerbang Mahayana, ada gerbang Vajrayana. Dari masing-masing gerbang tentu punya pemandangan dan jalan yang berbeda. Kita ini ibarat manusia yang masih berada di luar pintu gerbang dan mengatakan bahwa pintu gerbang lain akan menuju jalan lain. Kita tidak akan pernah tahu kebenarannya selama kita belum masuk ke dalam kota Nirvana. Setelah kita masuk kota itu, kita pun masih harus berkeliling kota mengobservasi setiap sudut dan pintu gerbang. Barulah kita akan mengetahui mana pintu gerbang Nirvana yang sesungguhnya. Pintu mana saja yang pasti berakhir di Kota Nirvana.
Bila kita meragukan suatu pintu gerbang, tinggalkan saja. Carilah pintu gerbang kita sendiri.
Berbeda lagi kasus dalam hal Bodhisattva, karena Bodhisattva harus memahami semua jalur menuju Nirvana. Maka dari itulah, Bodhisattva berdiam lama dalam samsara, demi memahami semua jalan. Akhirnya setelah memahami semua jalan, Kebuddhaan dicapai. Bukankah Buddha adalah 'Pengenal Segenap Jalan'?
Intinya, tidak ada gunanya memperdebatkan jalan mana yang paling benar. Mari berjalan di jalan masing-masing dan buktikan kebenarnannya, bukan untuk memenangi perdebatan tapi demi Pembebasan.
pada dasarnya saya setuju dengan kata anda, tetapi sayangnya itu pemikiran saya dahulu sebelum meneliti sutta dan sutra.
ketika saya meniatkan diri membaca berbagai sutra, saya  mendapatkan hal yang berbeda jauh dengan ajaran Theravada....dan tentu bertolak belakang....

lebih rancu lagi dikatakan lagi dalam aliran Vajranyana ada yang dapat mencapai Sammasambuddha dikehidupan sekarang ini.....parahnya siapa yang telah merealisasikan sammasambuddha di kehidupan sekarang setelah Buddha Gotama?
tentu hasil dari latihan Vajrayana ini dianggap hanya omongkosong[karena tidak ada yang pernah mencapai]

ibarat menulis ada latihan yang bisa mengubah anda menjadi Superman dikehidupan sekarang ini, tetapi tidak ada Superman yang pernah muncul, sungguh sebuah Teori tanpa dasar[bukti]

kemudian anda katakan masalah pintu nirvana....jadi para guru-guru di Thailand yang berlatih sedemikian lama,belum lagi para Bikkhu Hutan, mereka semua belum pernah merealisasikan atau berkata pada bahwa "ternyata Buddha Amitabha itu ada, atau alam Sukhavati itu ada"

jadi menurut anda,merekap[guru thai] semua itu belum mencapai nirvana/nibbana?
bahkan pengertian nirvana[mahayana] dan Nibbana[Theravada] itu sudah berbeda...!!!
saya bukan juga sengaja mencari pertengakaran diforum ini, tetapi saya menemukan kejanggalan dan bertanya....
yang saya heran kadang ketika kita bertanya cukup kritis malah dianggap cari masalah....padahal judul Thread nya begitu..

lagian penjelasan yang diberikan tidak mungkin saya telaah/ iyakan langsung begitu saja.....kalau di iyakan langsung yah bukan diskusi nama-nya...
tetapi tentu ada standard rasional dan standard dari hasil latihan di cocokkan.

oh ya, sudahkah anda membaca cerita mengenai 7 pertapa dalam goa yang diserang oleh penjahat ?
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1734 on: 19 August 2009, 11:11:35 PM »
The Blessed One said, "And which is the burden? 'The five clinging-aggregates,' it should be said. Which five? Form as a clinging-aggregate, feeling as a clinging-aggregate, perception as a clinging-aggregate, fabrications as a clinging-aggregate, consciousness as a clinging-aggregate. This, monks, is called the burden.

SUTTA diatas (sutta loh, bukan abhidhamma) dengan jelas dan gamblang menyatakan bhw mahluk hidup itu terdiri dari panca khandha yaitu :
1. Rupa Khandha - form
2. Viññana Khandha - consciousness
3. Sañña Khandha - perception
4. Sankhära Khandha - fabrication
5. Vedanä Khandha - feeling

dan kelima khandha itulah yg disebut Dukkha (burden)

penjelasan yang saya kutip dari saudara MArkos....
bagi ajaran Buddha yang namanya Khandha tentu sifat nya tidak kekal dan tanpa milik dan itu adalah dukkha..

bagaimana mungkin kalau sudah merealisasikan nirvana dalam konsep mahayana khandha nya berubah menjadi bukan dukkha?
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Chandra Bodhi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 7
  • Reputasi: 0
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1735 on: 20 August 2009, 06:08:30 AM »
[at]  bro marcedes,
semua yang bro nyatakan adalah benar, bahwa semua itu salah. Karena yang bro cerap sebagai 'salah' itu memang merupakan suatu 'kesalahan'. Namun, apa yang disampaikan Om Gandaf itu adalah hal yang lain lagi. Dengan kata lain, nga nyambung... Mahayana mengatakan Sakyamuni telah mencapai Buddha sejak dulu kala. Bila hal ini salah, dapatkah bro menjelaskan dari mana asal usul Sakyamuni muncul pertama kali di jagad raya ini?
Dalam hal ini maka saya juga menyatakan bahwa bro pun asalnya satu dengan Buddha, bro aslinya adalah seorang Buddha juga. Lalu, bisakah bro beri tahu saya dari mana asal mula bro? Kalau tidak bisa, bagaimana mungkin bro mengatakan awal mulanya seseorang itu Buddha atau bukan?
Saya sendiri tidak tahu jawabannya. Bila saya tahu, maka tentulah saya sudah merealisasikan Anuttara Samyaksambodhi. :)

Bro Dharmamitra, kalau mau tahu dari mana Bro asal, BISA DIKETAHUI yaitu bro Dharmamitra harus banyak membaca, memahami Sutta, Abhidhamma (Kanon Pali), sering diskusi Dhamma, jadi bukan suruh menghapal, tapi menghayati dan memahami.

kemudian Bro Dharmamitra juga harus berlatih Meditasi (baik Samatha & Vipassana) dengan serius, walaupun bisa memakan waktu bertahun2, tetapi dengan keseriusan yang baik pasti berhasil mengetahui asal usul Bro Dharmamitra sendiri, BISA DIBUKTIKAN & FAKTA, Silahkan Dicoba, bukan Janji Muluk2 atau Mukzizat.

Jadi tidak hanya dengan teori atau meminta orang lain melihat asal usul kita sendiri, haruslah dari diri sendiri dulu.

Selamat Mencoba Bro Dharmamitra
 _/\_

Dalam Samyutta Nikaya 15.1 Sang Buddha mengatakan: "Para bhikkhu, samsara ini adalah tanpa awal yang dapat diketahui ..."

sia-sialah mencari tahu asal-usul kita dalam samsara, karena tidak dapat diketahui. dan lagi, seandainya anda bisa mengetahui pun pengetahuan itu tidak berguna dalam merealisasikan Anuttara Samyaksambodhi.

Setuju Bro Indra, sesudah mengetahui asal usul kita dalam samsara, belum tentu bisa merealisasikan Anuttara Samyaksambodhi.

Tapi bila dalam tahap Proses Menekunin Buddha Dhamma dengan patokan TIPITAKA, bisa membantu mereka mendapat pengetahuan yang benar tentang Buddha Dhamma, dari pada keadaan sekarang yang masih micchaditthi maksudnya begitu Bro Indra.

Seperti kita ketahui dalam Tipitaka untuk yang menjadi 8 pasang Makhluk Suci tidaklah gampang, apalagi menjadi Samma Sambuddha

 _/\_

« Last Edit: 20 August 2009, 06:17:31 AM by Chandra Bodhi »

dharmamitra

  • Guest
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1736 on: 20 August 2009, 10:39:32 PM »
The Blessed One said, "And which is the burden? 'The five clinging-aggregates,' it should be said. Which five? Form as a clinging-aggregate, feeling as a clinging-aggregate, perception as a clinging-aggregate, fabrications as a clinging-aggregate, consciousness as a clinging-aggregate. This, monks, is called the burden.

SUTTA diatas (sutta loh, bukan abhidhamma) dengan jelas dan gamblang menyatakan bhw mahluk hidup itu terdiri dari panca khandha yaitu :
1. Rupa Khandha - form
2. Viññana Khandha - consciousness
3. Sañña Khandha - perception
4. Sankhära Khandha - fabrication
5. Vedanä Khandha - feeling

dan kelima khandha itulah yg disebut Dukkha (burden)

penjelasan yang saya kutip dari saudara MArkos....
bagi ajaran Buddha yang namanya Khandha tentu sifat nya tidak kekal dan tanpa milik dan itu adalah dukkha..

bagaimana mungkin kalau sudah merealisasikan nirvana dalam konsep mahayana khandha nya berubah menjadi bukan dukkha?

Dukkha tetaplah Dukkha dari sudut pandang mahkluk samsara, namun bagi yang mencapai Nirvana tiada lagi Dukkha.

dharmamitra

  • Guest
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1737 on: 20 August 2009, 10:45:38 PM »
[at]  bro marcedes,
semua yang bro nyatakan adalah benar, bahwa semua itu salah. Karena yang bro cerap sebagai 'salah' itu memang merupakan suatu 'kesalahan'. Namun, apa yang disampaikan Om Gandaf itu adalah hal yang lain lagi. Dengan kata lain, nga nyambung... Mahayana mengatakan Sakyamuni telah mencapai Buddha sejak dulu kala. Bila hal ini salah, dapatkah bro menjelaskan dari mana asal usul Sakyamuni muncul pertama kali di jagad raya ini?
Dalam hal ini maka saya juga menyatakan bahwa bro pun asalnya satu dengan Buddha, bro aslinya adalah seorang Buddha juga. Lalu, bisakah bro beri tahu saya dari mana asal mula bro? Kalau tidak bisa, bagaimana mungkin bro mengatakan awal mulanya seseorang itu Buddha atau bukan?
Saya sendiri tidak tahu jawabannya. Bila saya tahu, maka tentulah saya sudah merealisasikan Anuttara Samyaksambodhi. :)

Bro Dharmamitra, kalau mau tahu dari mana Bro asal, BISA DIKETAHUI yaitu bro Dharmamitra harus banyak membaca, memahami Sutta, Abhidhamma (Kanon Pali), sering diskusi Dhamma, jadi bukan suruh menghapal, tapi menghayati dan memahami.

kemudian Bro Dharmamitra juga harus berlatih Meditasi (baik Samatha & Vipassana) dengan serius, walaupun bisa memakan waktu bertahun2, tetapi dengan keseriusan yang baik pasti berhasil mengetahui asal usul Bro Dharmamitra sendiri, BISA DIBUKTIKAN & FAKTA, Silahkan Dicoba, bukan Janji Muluk2 atau Mukzizat.

Jadi tidak hanya dengan teori atau meminta orang lain melihat asal usul kita sendiri, haruslah dari diri sendiri dulu.

Selamat Mencoba Bro Dharmamitra
 _/\_

Dalam Samyutta Nikaya 15.1 Sang Buddha mengatakan: "Para bhikkhu, samsara ini adalah tanpa awal yang dapat diketahui ..."

sia-sialah mencari tahu asal-usul kita dalam samsara, karena tidak dapat diketahui. dan lagi, seandainya anda bisa mengetahui pun pengetahuan itu tidak berguna dalam merealisasikan Anuttara Samyaksambodhi.

lho, bukankah ada 12 nidana paticcasamudpada?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1738 on: 20 August 2009, 10:50:50 PM »
lho, bukankah ada 12 nidana paticcasamudpada?

Nidana yg manakah yang menjelaskan asal-usul seseorang?

dharmamitra

  • Guest
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1739 on: 20 August 2009, 11:31:03 PM »
[at]  bro marcedes,
semua yang bro nyatakan adalah benar, bahwa semua itu salah. Karena yang bro cerap sebagai 'salah' itu memang merupakan suatu 'kesalahan'. Namun, apa yang disampaikan Om Gandaf itu adalah hal yang lain lagi. Dengan kata lain, nga nyambung... Mahayana mengatakan Sakyamuni telah mencapai Buddha sejak dulu kala. Bila hal ini salah, dapatkah bro menjelaskan dari mana asal usul Sakyamuni muncul pertama kali di jagad raya ini?
Dalam hal ini maka saya juga menyatakan bahwa bro pun asalnya satu dengan Buddha, bro aslinya adalah seorang Buddha juga. Lalu, bisakah bro beri tahu saya dari mana asal mula bro? Kalau tidak bisa, bagaimana mungkin bro mengatakan awal mulanya seseorang itu Buddha atau bukan?
Saya sendiri tidak tahu jawabannya. Bila saya tahu, maka tentulah saya sudah merealisasikan Anuttara Samyaksambodhi. :)

maaf....bisa baca Brahmajala sutta[DN]... kemudian dilanjutkan dengan Pottapada sutta[DN]...
bisa baca terbitan Dhammacitta...sudah tersedia pula link untuk Download.

nanti anda akan tahu,sungguh suatu yang bertolak belakang dengan kata anda...
pencarian akan pertanyaan anda, sangat bertolak belakang dengan jalan menuju Akhir-dukkha....
refrensi sutta nya sudah saya berikan, silahkan dibaca.

Quote
Namun, seorang Master Mahayana mengatakan bahwa agama Buddha sekarang ini telah terinfeksi oleh virus-virus yang melenceng. Nah, sialnya, kita tidak tahu yang mana yang melenceng. Kadang hal yang tampak melenceng itu karena digosipkan 'melenceng'; dan yang tampaknya lurus itu karena sudah dipromosikan sebagai 'lurus'.

Di sinilah pentingnya letak tradisi Oral Buddhisme. Baik Mahayana maupun Theravada yang 'patent' itu selalu diwariskan melalui tradisi oral langsung Guru-Murid. Hal-hal yang demikian ini hanya bisa didapatkan dalam tradisi oral ini. Apa yang kita ketahui sebagai Dharma yang umum dan beredar bebas ini sangat berbeda dengan ajaran tradisi oral. Mungkin materinya sama tapi maknanya jauh mendalam.
makanya itulah gunanya latihan....ketika kita berlatih dan ternyata fakta lapangan tidak sesuai dalam KITAB SUCI, tentu yang patut dipertanyakan adalah salah satunya...

justru setelah meneliti dengan lanjut batin ini,
mana ada ketika kita dalam keadaan SATI[penuh perhatian] malah membunuh demi welas asih...
silahkan di coba sendiri
justru saya kaget ketika membaca bodhisatva[telah tercerahkan] membunuh demi welas asih....sungguh suatu yang bertolak belakang antara fakta lapangan hasil latihan dengan teori...

saya tidak tahu master huineng itu sudah tercerahkan atau belum, tetapi pernah dibahas mengenai cara latihan Bodhidharma yang aneh disitu seperti yang di katakan Saudara Bond..

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,9103.msg186898.html#msg186898

Quote
Kadang kita merasa bahwa pemahaman kita sudah benar, tapi suatu saat kita akan mengalami berbagai fenomena yang tak terpahamkan. Yang dapat memutarbalikkan segala pemahaman kita sebelumnya. Pada saat-saat demikian itulah kemunduran (kehancuran sradha) atau kemajuan (benih Jnana) terjadi.
Pintu gerbang menuju Pengetahuan Sejati adalah dengan mengetahui ketidaktahuan, menyadari bahwa pengetahuan kita sekarang ini bukan yang sejati.
saudara Dhammita, kalau ini namanya pemahaman yang didapat dari hasil melihat dan menebak....

jadi "Nana/pengetahuan yang timbul" ketika melaksanakan meditasi Vipassana yang tertulis dalam visudhimagga itu bisa berubah?
rasa garam tidak akan pernah berubah menjadi manis...ingat itu baik-baik ^^
hanya orang yang tidak pernah memakan garam, maka mereka mengatakan rasa garam bisa berubah.

Quote
Buddhadharma itu ibarat sebuah kota dengan banyak gerbang. Ada gerbang Theravada, ada gerbang Mahayana, ada gerbang Vajrayana. Dari masing-masing gerbang tentu punya pemandangan dan jalan yang berbeda. Kita ini ibarat manusia yang masih berada di luar pintu gerbang dan mengatakan bahwa pintu gerbang lain akan menuju jalan lain. Kita tidak akan pernah tahu kebenarannya selama kita belum masuk ke dalam kota Nirvana. Setelah kita masuk kota itu, kita pun masih harus berkeliling kota mengobservasi setiap sudut dan pintu gerbang. Barulah kita akan mengetahui mana pintu gerbang Nirvana yang sesungguhnya. Pintu mana saja yang pasti berakhir di Kota Nirvana.
Bila kita meragukan suatu pintu gerbang, tinggalkan saja. Carilah pintu gerbang kita sendiri.
Berbeda lagi kasus dalam hal Bodhisattva, karena Bodhisattva harus memahami semua jalur menuju Nirvana. Maka dari itulah, Bodhisattva berdiam lama dalam samsara, demi memahami semua jalan. Akhirnya setelah memahami semua jalan, Kebuddhaan dicapai. Bukankah Buddha adalah 'Pengenal Segenap Jalan'?
Intinya, tidak ada gunanya memperdebatkan jalan mana yang paling benar. Mari berjalan di jalan masing-masing dan buktikan kebenarnannya, bukan untuk memenangi perdebatan tapi demi Pembebasan.
pada dasarnya saya setuju dengan kata anda, tetapi sayangnya itu pemikiran saya dahulu sebelum meneliti sutta dan sutra.
ketika saya meniatkan diri membaca berbagai sutra, saya  mendapatkan hal yang berbeda jauh dengan ajaran Theravada....dan tentu bertolak belakang....

lebih rancu lagi dikatakan lagi dalam aliran Vajranyana ada yang dapat mencapai Sammasambuddha dikehidupan sekarang ini.....parahnya siapa yang telah merealisasikan sammasambuddha di kehidupan sekarang setelah Buddha Gotama?
tentu hasil dari latihan Vajrayana ini dianggap hanya omongkosong[karena tidak ada yang pernah mencapai]

ibarat menulis ada latihan yang bisa mengubah anda menjadi Superman dikehidupan sekarang ini, tetapi tidak ada Superman yang pernah muncul, sungguh sebuah Teori tanpa dasar[bukti]

kemudian anda katakan masalah pintu nirvana....jadi para guru-guru di Thailand yang berlatih sedemikian lama,belum lagi para Bikkhu Hutan, mereka semua belum pernah merealisasikan atau berkata pada bahwa "ternyata Buddha Amitabha itu ada, atau alam Sukhavati itu ada"

jadi menurut anda,merekap[guru thai] semua itu belum mencapai nirvana/nibbana?
bahkan pengertian nirvana[mahayana] dan Nibbana[Theravada] itu sudah berbeda...!!!
saya bukan juga sengaja mencari pertengakaran diforum ini, tetapi saya menemukan kejanggalan dan bertanya....
yang saya heran kadang ketika kita bertanya cukup kritis malah dianggap cari masalah....padahal judul Thread nya begitu..

lagian penjelasan yang diberikan tidak mungkin saya telaah/ iyakan langsung begitu saja.....kalau di iyakan langsung yah bukan diskusi nama-nya...
tetapi tentu ada standard rasional dan standard dari hasil latihan di cocokkan.

oh ya, sudahkah anda membaca cerita mengenai 7 pertapa dalam goa yang diserang oleh penjahat ?


cara aneh Bodhidharma? wah, tentunya tidak demikian. Chan tidak sesederhana penjelasan dalam post itu. Jhana2 dalam Chan juga sama seperti Jhana2 dalam Theravada. Chan yang saya ketahui tidak seperti itu. Ini hanyalah kekeliruan pemahaman saja. Master Huineng tentu saja 100% tercerahkan. Tapi bukan masalah juga bila bro tidak percaya. Toh, banyak manusia di Dunia ini tidak percaya Buddha Gotama sendiri.

Nana yang saya maksud bukan berubah-ubah demikian.. Nana adalah Nana. dhamma adalah dhamma (fenomena). Bukankah Buddha mengajarkan: Sabbe sangkhara anicca...
segala sesuatu itu selalu berubah.. maka tidak ada satu dhamma pun yang tetap. Pemahaman Nana pun selalu berubah mengikuti objeknya (dhamma). Inilah maksud saya. Sebagaimana Buddha mengajarkan Dhamma dengan cara dan bahasa yang beragam, sesuai dengan keadaan.
Intinya, Nana itu bukan sesuatu yang bersifat kaku, tp fleksibel dan menyesuaikan dengan fenomena.

Mengetahui adanya Amitabha dan merealisasi Nirvana adalah dua hal yang berbeda bro. Misalnya seorang Arahat bisa saja tidak punya abhinna apapun, jadi ia tidak bisa melihat jauh ke bumi Sukhavati.

Karena bro belum merasakan hasil dari Jalan Vajra, tentu ini adalah omong kosong. Namun, sama seperti bro yang meyakini Jalan Arahat biarpun belum mencapai Arahat. Saya meyakini Vajrayana sekalipun saya belum merealisasi Kebuddhaan.

kisah 7 petapa yg mana bro? 7 Bhikkhu siswa Buddha Kassapa kah?