Daripada mulai beralih ke debat kusir yang defensif, mari kita kembali ke persoalan yang sebenarnya. Pertanyaannya yang diajukan oleh bro Indra adalah, apakah benar dalam Sutra Teratai, Ananda dikatakan telah mencapai Kearahatan pada saa Buddha masih hidu? Pertanyaan ini didasarkan pada temuannya pada Bab Satu sutra ini yang memasukkan Ananda dalam list para Arahat. Tentu saja hal ini sebenarnya adalah pertanyaan yang mengusik dan penting. Saya salut dengan ketelitian bro Indra. Menurut saya para Mahayanis (termasuk saya dalam hal ini) tidak perlu menjadi defensif dalam soal demikian, biarlah hitam dikatakan hitam, putih dikatakan putih
Mari kita coba telusuri ke isi Sutra tersebut. Memang kemungkinan ada beberapa sutra terjemahan inggris yang menyatakan bahwa Ananda berada dalam daftar para arahat, hal tersebut dapat ditemukan pada bagian pembuka sutra yang bercerita tentang para haridirin yang ikut menjadi saksi tentang pembabaran sutra ini oleh Sang Buddha. Soal ini saya tidak akan mengutip lagi, karena sudah banyak dikutip di atas.
Di sini kemudian terjadi beberapa asumsi. Bro Triyana dengan asumsinya bahwa terdapat dua Ananda, yaitu Ananda yang menjadi asisten tetap Sang Buddha, yang diyakini masih belum mencapai Kearahatan hingga parinirvana Sang Buddha, dan Ananda yang dikatakan telah mencapai Kearahat pada saat sutra tersebut dibabarkan. Asumsi ini kemudian dibantah oleh bro. gandalf yang mengatakan bahwa tidak mungkin ada dua Ananda, yang sayangnya belum juga bisa menunjukkan bukti mengenai pendapatnya. Meskipun demikian, asumsi tentang adanya dua Ananda juga belum bisa dibuktikan oleh bro Triyana karena sumber-sumber yang diajukan seputar perbedaan versi terjemahan sutra tersebut ke dalam bahasa inggris, bukan perbedaan dalam naskah bahasa sansekerta ataupun mandarin sebagai pembandingnya.
Di luar semua pendapat tersebut, saya sendiri, dalam hal ini, melihat bahwa memang terjadi 'kesalahan' dalam pencatatan di bagian awal sutra ini. Pendapat saya didasarkan pada temuan saya mengenai setelah membaca terjemahan sutra ini pada Bab 8 dan Bab 9. Berikut ini adalah dasar-dasar asumsi saya.
Pada sutra ini bagian Bab 8, yang berisi tentang ramalan Sang Buddha tentang pencerahan sempurna kelimaratus Arahat dalam kata-kata berikut:
"Dihadapan keduabelas Arhat ini, biarlah sekarang Aku mengantarkannya ke dalam Penerangan Agung. Diantara persidangan ini, pengikut agungKU Bhiksu Katindinya, setelah mengabdi pada 62 ribu kotis para Buddha akan, menjadi seorang Buddha yang bergelar SAMANTAPRABHASA Tathagata, Yang Maha Mulia, Bijaksana. Yang telah Mencapai Penerangan Agung, Yang Telah Mencapai Kebebasan Yang Sempurna. Maha Tahu Tentang Dunia, Pemimpin Yang Tiada Tara, Maha Pengatur, Guru dari para dewa dan manusia, Sang Buddha, Yang Maha Agung. Kelima ratus para arhat yang lain, yaitu Uruvilva-Kasyapa, Gaya-Kayapa, Nadi-Kasyapa, Kalodayin, Udayin, Aniruddha, Revata, Kapphina, Vakkhula, Cunda, Svagata, dan lain-lainnya, semuanya akan mencapai Penerangan Agung dan semuanya akan bergelar sama yaitu SAMANTAPRABHASA"
(Sumber dari terjemahan Oka Diputera berdasarkan terjemahan Soothill & Kern).
Dalam kutipan di sini, walaupun disebutkan kata "lain-lain", nama Ananda maupun Rahula tidak muncul ketika menyebutkan tentang kumpulan Para Arahat. Sebaliknya di sini disebutkan beberapa nama seperti Kalodayin, Udayin, Aniruddha, Kapphina, Cunda, Svagata yang tidak disebutkan dalam daftar Arahat Bab 1. Dalam hal ini, perlu dicermati pula baik nama Rahula maupun Ananda sama sekali tidak muncul dalam Bab 8 yang berisi tentang Para Arahat. Apakah dengan demikian hal ini berarti nama Ananda dan Rahula otomatis sudah dianggap terwakili dalam deretan 500 Arahat yang disebutkan dalam Bab 8, sepert halnya dalam Bab 1?
Jawabanya ada di dalam Bab 9, di mana Ananda dan Rahula muncul pada Bab 9, bersama dengan rombongan 2.000 Sravaka. Dalam hal ini, keduanya tidak dimasukkan dalam rombongan 500 Arahat, namun bersama dengan 2.000 Sravaka yang memohon kepada Sang BUddha dengan kata-kata berikut:
"Yang Maha Agung ! biarlah kami didalam hal ini juga mempunyai sebuah kedudukan. Kami hanya percaya kepada Sang Tathagata. Kami diperkenalkan serta dikenal oleh semua dunia termasuk para dewanya, manusia-manusianya, dan asuranya. Ananda selalu sebagai pembantu yang melindungi dan memelihara Hukum Kesunyataan ini, dan Rahula adalah putra Sang Buddha. Seandainya Sang Buddha menganggap layak untuk menetapkan kami mencapai Penerangan Agung, maka keinginan-keinginan kami akan terkabul dan harapan orang-orang akan terpenuhi.” (sumber kutipan idem dg atas)
Kemudian permohonan tersebut dijawab oleh Sang Buddha:
"Sang Buddha bersabda kepada Ananda : 'Apakah Engkau melihat dua ribu manusia yang masih dibawah asuhan maupun yang sudah tidak dibawah asuhan ini ?'
'Ya, saya melihat, Ananda ! manusia-manusia ini akan mengabdi kepada para Buddha Tathagata yang tak terbatas jumlahnya seperti atom-atom dari lima puluh dunia, memuja dan menghormatinya, memelihara kekayaan hukumnya, dan akhirnya pada waktu yang bersamaan, didalam kawasan-kawasan diseluruh penjuru, masing-masing akan menjadi seorang Buddha. Semua akan mempunyai gelar yang sama, yaitu Ratna Keturagas Tathagata, Maha Terhormat, Maha Bijaksana, Pemimpin Yang Telah Mencapai Penerangan Agung, Yang Telah Bebas dari ikatan-ikatan, Maha Tahu Dunia, Pemimpin yang tak ada bandingannya, Maha Pengatur, Guru dari Para Dewa dan Manusia, Sang Buddha, Yang Dihormati Dunia. Masa hidupnya akan menjadi satu kalpa, dan kemegahan kawasannya, para Sravaka dan para Bodhisatvanya, hukumnya yang sejati dan hukumnya yang palsu, semuanya akan menjadi sama.'" (Sumber kutipan idem sama dengan yang di atas).
Dengan demikian, Ananda dan Rahula seharusnya tidak masuk dalam rombongan kelima ratus Arahat, karena dalam Bab 9 jelas-jelas mereka berdua diramalkan pencapaian penerangan sempurnanya bersama dengan kedua ribu sravaka, yang di dalam Bab 1 disebutkan sebagai "
Disamping para Arahat yang termashur itu, datang pula menghadap kira-kira 2.000 orang Saiksha dan Asaiksha." Dalam hal ini, seharusnya Ananda dan Rahula termasuk dalam kelompok tersebut.
Lantas mengapa terjadi ketidakkonsistenan yang menyebutkan bahwa Ananda dan Rahula adalah Arahat dalam Bab 1?
Jika kita saksikan dalam bagian tersebut yang seharusnya berisi tentang berbagai rombongan makhuk-makhluk yang menghadiri khotbah Sutra teratai, selalu menyebutkan tentang jumlah rombongan masing-masing kelompok disertai dengan nama-nama yang mewakili kelompok-kelompok tersebut. Misalnya, ketika menyebutkan tentang Para Arahat, dicatat nama-nama yang mewakili siapa saja, baru jumlah rombongannya, begitu seterusnya juga untuk Para Bodhisattva, bhiksuni, raja, yakhsa, garuda, naga, dst. Namun anehnya, ketika menyebutkan tentang "2.000 orang Saiksha dan Asaiksha"
tidak ada nama yang disebutkan sebagai wakil mereka. Bukan hal tersebut adalah kejanggalan.
Menurutku, kejanggalan ini seharusnya bisa terjawan ketika kita membaca Bab 9, di mana Ananda dan Rahula dikatakan mewakili para Saiksha dan Asaiksha memohon pada Sang Buddha untuk diramal tentang penerangan sempurna yang akan dicapai mereka. Hal ini sangat jelas sekali, sebenarnya dalam Sutra Teratai pun, Ananda dan Rahula sebenarnya
bukan termasuk dalam rombongan 500 Para Arahat, namun 2.000 Sravaka yang berada setelahnya.
Lantas, mengapa pada Sutra Teratai yang ada pada kita saat ini, nama Ananda dan Rahula dimasukkan dalam Rombongan Para Ahrahat? dalam hal ini terdapat beberapa kemungkinan alasan yang akan kujawab di bawah ini: