//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...  (Read 663281 times)

0 Members and 5 Guests are viewing this topic.

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1650 on: 05 August 2009, 07:03:23 PM »
Sori nih langsung saja krn saya kurang pinter berbelit-belit. Saya cuma hendak menjawab sekaligus mengritik cara berpikir Anda dlm diskusi.. Anda terima atau tidak itu tdk masalah buat saya, tapi silakan dikaji..
Buat Rekan Xuvie : Menurut Saddharma Pundarika Sutra ada Ananda murid Sang Buddha yang telah Arahat dan ada Ananda murid Sang Buddha yang baru mencapai KeArahatan setelah Sang Buddha Parinirvana. Kalo anda punya pandangan yang berbeda silahkan cantumkan referensinya.
Sejauh yg saya tau, bahkan dalam RAPB tdk ada disebutkan 2 Ananda. Ini sudah jelas dr berbagai sumber yg membentuk pengetahuan saya ttg buddhisme awal, pada zamannya Sang Buddha. Tdk pernah dijelaskan Ananda, putra si fulan. Ananda dari daerah lain dan lainnya. Karena itu lah saya bertanya pd Anda. Alih alih menjawab, Anda malah meminta saya mencantumkan referensi tentang Ananda 1 orang. Yang nanya siapa??
Dan Anda mengatakan 'ada', padahal tdk ada keterangan dan cerita lebih lanjut ttg 2 Ananda tsb yg mungkin saja terjadi krn kesalahan penerjemahan atau kesalahan pencerita Sutra, sebuah human error yg kadang kala bisa terjadi.

Utk sumber saya: Jataka 2, Jataka 4, bbrp cerita Jataka lain di luar 2 & 4. Sutta Pali. RAPB. Ebook di library DC: Ananda Penjaga Dhamma. Saya rasa cukup segini deh.. Silakan cek & ricek, berehipassiko langsung.
Skrg boleh dong saya meminta sumber Anda yg "jelas"? Bkn cm sebuah kalimat yg mungkin saja krn human error seperti saya katakan sebelumnya..

Lebih lanjut lagi.. Maaf meski bukan diskusi dg saya sebenarnya..

Bila anda membaca kisah Y.A Kumarajiva ini anda akan tahu betapa susahnya membawa Kitab Suci dari India ke Tiongkok pada saat itu bahkan dengan taruhan nyawa tetapi berkat perlindungan para Buddha,Bodhisattva dan Dharmapala Y.A Kumarajiva mampu melewati semua itu jadi saya yakin terjemahan Y.A Kumarajiva adalah tepat dan benar.
Emang apa hubungannya perjalanan yg berat dengan ketepatan dan kebenaran terjemahan? Kalau perjalanan ngga berat berarti ketepatan dan kebenaran penerjemahan diragukan, begitu?


Mengenai nama Ananda, perlu Bro Gandalf ketahui dalam khazanah susastra Sanskrit adalah lazim apabila nama seseorang itu lebih dari satu. Jadi sebelum anda mengetahui dengan pasti bahwa nama kesemua Arahat tersebut, merujuk kepada kedua terjemahan tersebut saya meyakini bahwa ada 2 Ananda seperti yang tertulis dalam Sutra Saddharma Pundarika Sutra .
 _/\_
Lagi-lagi, fallacy bermain di sini. Apa Bro Gandalf harus tahu terlebih dulu dengan PASTI semua nama Arhat di masa Sang Buddha baru Anda akan menerima opininya? ga nyambung oi.. Apakah dokter umum harus mampu menangani segala jenis penyakit baru boleh berpraktek?
Haruskah membangun satu stadion sepak bola baru boleh bermain bola? Aneh.. Sungguh aneh.. :-?

Referensi yg tepat untuk Anda mungkin: Anguttara Nikaya 3.67 Kathavatthu Sutta. Monggo dicari moga membantu. Maaf bukan bermaksud menggurui.. _/\_
« Last Edit: 05 August 2009, 07:05:22 PM by xuvie »
appamadena sampadetha

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1651 on: 05 August 2009, 07:55:35 PM »
Namo Buddhaya,
 
Buat Bro Sobat Dharma :

Terjemahan Buddhist Text Translation Society


Wonderful Dharma Lotus Sutra

(Also known as:)
Saddharma Pundarika Sutra

(Taisho Tripitaka 0262)

Translated into Chinese during the Yil, Tson Dynasty by Kumarajiva

Translated into English by the Buddhist Text Translation Society

Wonderful Dharma Lotus Sutra


Chapter One -- Introduction
  

Thus I have heard.

At one time the Buddha dwelt on Mount Grdhrakuta, near the city of the House of the Kings, together with a gathering of great Bhikshus, twelve thousand in all. All were Arhats who had exhausted all outflows and had no further afflictions. Having attained self-benefit, they had exhausted the bonds of all existence and their hearts had attained self-mastery.

Their names were: Ajnatakaundinya, Mahakashyapa, Uruvilvakashyapa, Gayakashyapa, Nadikashyapa, Shariputra, Maharn Maudgalyayana, Mahakatyayana, Aniruddha, Kapphina, Gavampati, Revata, Pilindavatsa, Vakkula, Mahakaushthila, Nanda, Sundarananda, Purnamaitrayaniputra, Subhuti, Ananda, and Rahula -- and other great Arhats such as these, whom the assembly knew and recognised.

Moreover, there were those with further study and those beyond study, two thousand in all, there was the Bhikshuni Mahaprajapati with her retinue of six thousand, and Rahula's mother, Bhikshuni Yashodhara, also with her retinue.

There were eighty-thousand Bodhisattvas, Mahasattvas, all irreversibly established in Anuttarasamyaksambodhi. All had obtained Dharani and the eloquence of delight in speech and turned the irreversible wheel of the Dharma. They had made offering to limitless hundreds of thousands of Buddhas and in the presence of those Buddhas had planted the roots of virtue. They were constantly receiving those Buddhas' praise. They cultivated themselves in compassion and were well able to enter the wisdom of the Buddhas. They had penetrated the great wisdom and arrived at the other shore. Their reputations extended throughout limitless world realms, and they were able to cross over countless hundreds of thousands of living beings.

Their names were: The Bodhisattva Manjushri, The Bodhisattva Who Contemplates The World's Sounds, The Bodhisattva Who Has Attained Great Might, The Bodhisattva Constant Vigor, The Bodhisattva Unresting, The Bodhisattva Jeweled Palm, The Bodhisattva Medicine King, The Bodhisattva Courageous Giving, The Bodhisattva Full Moon, The Bodhisattva Great Strength, The Bodhisattva Unlimited Strength, The Bodhisattva Who Has Transcended the Three Realms, The Bodhisattva Bhadrapala, The Bodhisattva Maitreya, The Bodhisattva Jewel Accumulation, The Bodhisattva Guiding Master --- and other Bodhisattvas Mahasattvas such as these, eighty thousand in all.



SADDHARMA-PUNDARÎKA
OR, THE LOTUS OF THE TRUE LAW.
Translated By H. Kern (1884)
Sacred Books of the East, Vol XXI.

SADDHARMA-PUNDARÎKA
OR
THE LOTUS OF THE TRUE LAW.
HOMAGE TO
ALL THE BUDDHAS AND BODHISATTVAS.
CHAPTER I

INTRODUCTORY.

Thus have I heard. Once upon a time the Lord was staying at Râgagriha, on the Gridhrakuta mountain, with a numerous assemblage of monks, twelve hundred monks, all of them Arhats, stainless, free from depravity, self-controlled, thoroughly emancipated in thought and knowledge, of noble breed, (like unto) great elephants, having done their task, done their duty, acquitted their charge, reached the goal; in whom the ties which bound them to existence were wholly destroyed, whose minds were thoroughly emancipated by perfect knowledge, who had reached the utmost perfection in subduing all their thoughts; who were possessed of the transcendent faculties; eminent disciples, such as the venerable Agñâta-Kaundinya, the venerable Asvagit, the venerable Vâshpa, the venerable Mahânâman, the venerable Bhadrikal, the venerable Mahâ-Kâsyapa, the venerable Kâsyapa of Uruvilvâ, the venerable Kâsyapa of Nadi, the venerable Kâsyapa of Gayâ, the venerable Sâriputra, the venerable Mahâ-Maudgalyâyana, the venerable Mahâ-Kâtyâyana, the venerable Aniruddha, the venerable Revata, the venerable Kapphina, the venerable Gavâmpati, the venerable Pilindavatsa, the venerable Vakula, the venerable Bhâradvâga, the venerable Mahâ-Kaushthila, the venerable Nanda (alias Mahânanda), the venerable Upananda, the venerable Sundara-Nanda, the venerable Pûrna Maitrâyanîputra, the venerable Subhûti, the venerable Râhula; with them yet other great disciples, as the venerable Ananda, still under training, and two thousand other monks, some of whom still under training, the others masters; with six thousand nuns having at their head Mahâpragâpatî, and the nun Yasodharâ, the mother of Râhula, along with her train; (further) with eighty thousand Bodhisattvas, all unable to slide back, endowed with the spells of supreme, perfect enlightenment, firmly standing in wisdom; who moved onward the never deviating wheel of the law; who had propitiated many hundred thousands of Buddhas; who under many hundred thousands of Buddhas had planted the roots of goodness, had been intimate with many hundred thousands of Buddhas, were in body and mind fully penetrated with the feeling of charity; able in communicating the wisdom of the Tathâgatas; very wise, having reached the perfection of wisdom; renowned in many hundred thousands of worlds; having saved many hundred thousand myriads of kotis of beings; such as the Bodhisattva Mahâsattva Mañgusrî, as prince royal; the Bodhisattvas Mahâsattvas Avalokitesvara, Mahâsthâmaprâpta, Sarvarthanâman, Nityodyukta, Anikshiptadhura, Ratnakandra, Bhaishagyarâga, Pradânasûra, Ratnakandra, Ratnaprabha, Pûrnakandra, Mahivikrâmin, Trailokavikrâmin, Anantavikrâmin, Mahâpratibhâna, Satatasamitâbhiyukta, Dharanîdhara, Akshayamati, Padmasrî, Nakshatrarâga, the Bodhisattva Mahâsattva Maitreya, the Bodhisattva Mahâsattva Simha.

Monggo dicermati disini ada 2 terjemahan yang berbeda yang berasal dari 2 sumber yang berbeda yang tentunya berasal dari bahasa Sanskrit.

Buat Rekan Xuvie :

Mohon maaf kalo Rekan Xuvie tersinggung tetapi saya tidak berbelit-belit  :) , Langsung saja ya.........

" Dan Anda mengatakan 'ada', padahal tdk ada keterangan dan cerita lebih lanjut ttg 2 Ananda tsb yg mungkin saja terjadi krn kesalahan penerjemahan atau kesalahan pencerita Sutra, sebuah human error yg kadang kala bisa terjadi."

"Skrg boleh dong saya meminta sumber Anda yg "jelas"? Bkn cm sebuah kalimat yg mungkin saja krn human error seperti saya katakan sebelumnya.."

= Lihat Referensi Saddharma Pundarika Sutra diatas.
, Jadi sudah jelas tidak ada kesalahan penterjemahan.  :)


"Emang apa hubungannya perjalanan yg berat dengan ketepatan dan kebenaran terjemahan? Kalau perjalanan ngga berat berarti ketepatan dan kebenaran penerjemahan diragukan, begitu?"

= Ini berkaitan dengan motivasi, dengan kondisi yang sedemikian berat Y.A Kumarajiva mebulatkan tekad mengambil Kitab Suci di Bharat (India) dengan segala resiko yang ada. Perjalanan-nya berat atau tidak, tidak masalah, tetapi kalo sudah tahu mengambil-nya susah dengan segala resiko tapi tetap berangkat berarti ada tekad kuat untuk itu. Mengenai ketepatan dan kebenaran, kecendekiawanan dan ketulusan Y.A Kumarajiva tidak diragukan lagi, untuk lebih jelasnya silahkan baca Riwayat Agung Y.A Kumarajiva.


"Lagi-lagi, fallacy bermain di sini. Apa Bro Gandalf harus tahu terlebih dulu dengan PASTI semua nama Arhat di masa Sang Buddha baru Anda akan menerima opininya? ga nyambung oi.. Apakah dokter umum harus mampu menangani segala jenis penyakit baru boleh berpraktek?
Haruskah membangun satu stadion sepak bola baru boleh bermain bola? Aneh.. Sungguh aneh."

= Untuk mengetahui sesuatu dengan pasti ya harus diteliti satu persatu, pekerjaan seorang dokter ya seperti itu, didiagnosa dulu satu persatu kalo perlu dibawa ke laboraturium buat diperiksa, baru diambil kesimpulan. Berlaku buat dokter umum atau spesialis.

= Tentang sepakbola, mau maen dimana-pun boleh tapi diskusi ini bukan tentang sepakbola to ?   :)

= Kalo Rekan pengin jawaban yang jelas ya sebaik-nya di uraikan satu-persatu nama Arahat yang ada,kalo Rekan tidak mengetahui semua-nya ada kemungkinan ada Arahat yang bernama Ananda dan di Saddharma Pundarika Sutra ada tertulis tentang hal tersebut, bukan begitu Rekan Xuvie ?


Nama sama untuk lebih dari satu orang itu hal biasa lho Rekan Xuvie.


 _/\_
 






« Last Edit: 05 August 2009, 08:01:05 PM by Triyana2009 »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1652 on: 05 August 2009, 08:11:32 PM »
Quote
Translated into Chinese during the Yil, Tson Dynasty by Kumarajiva

Translated into English by the Buddhist Text Translation Society
Rekan Triyana, jelas bahwa text ini mengalami beberapa kali terjemahan dari sumber aslinya, bagaimana anad bisa memastikan tidak ada kesalahan terjemahan? kalau yg anda maksudkan terjemahan english-indoensia->100% akurat, bagaimana dengan chinese-english atau sanskrit-english?
« Last Edit: 05 August 2009, 08:20:01 PM by Indra »

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1653 on: 05 August 2009, 08:25:21 PM »
Namo Buddhaya,

Buat Rekan Indra :

Mengenai Buddhist Text Translation Society monggo langsung kesini saja :  

http://www.bttsonline.org/   :)

 _/\_


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1654 on: 05 August 2009, 08:30:48 PM »
tidak berguna,

yg saya inginkan dan juga rekan2 lain di sini adalah bagaimana anda bisa memastikan akurasi terjemahan itu? maaf... apakah anda memiliki kualifikasi untuk dapat memverifikasi dari sumber aslinya? dari sanskrit? karena dari pengamatan saya pada Teks Pali, ada banyak versi terjemahan dalam English yang saling bertolak belakang, misalnya terjemahan Rhys Davids beda dengan terjemahan Bhikkhu Bodhi, dll

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1655 on: 05 August 2009, 08:59:34 PM »
Saya jawab saja: saya tidak merasa tersinggung koq. Cuma ingin meluruskan bbrp hal.
Mengenai kesalahan penterjemahan, Ko Indra sudah menyampaikan dg jelas maksud saya. Bukan terjemahan Inggris-Indo. Tapi dari Sanskrit-Chinese. Atau mungkin Chinese-english.

Kembali saya tegaskan tdk ada kaitan ada tdknya kesalahan dg segala yg Anda katakan, ketulusan, motivasi, testimoni hidup, dan kecendekiawanan. Saya tdk memandang kuatnya motivasi dan kehebatan testimoni hidupnya, ketulusan dan kecendekiawanan ybs berarti tdk akan adanya kesalahan. Tp jika anda masih tetap meyakini hal2 tsb ada kaitan ya silakan.

Ngga nangkep perumpamaan saya ya sudah.. Sebelumnya saya juga sudah menulis di postingan terdahulu bahwa mungkin saja memang ada Ananda lain. Tapi sejauh yg pernah saya baca belum pernah. Nah saat saya bertanya pada Anda mengenai referensi jelas, Anda malah balik bertanya bukti dan referensi saya bahwa tidak ada Ananda lain. Itu yg pertama. Kedua, saat Bro Gandalf mengatakan tidak ada, Anda menjawab bahwa setidaknya Bro Gandalf harus tau dengan PASTI semua nama Arhat baru Anda akan menerima opininya.

Udah ah.. Sekian saja. Terima kasih. Saya rasa tdk perlu saya lanjutkan lebih jauh lagi diskusi ini.

_/\_
appamadena sampadetha

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1656 on: 05 August 2009, 09:07:12 PM »
Namo Buddhaya,

Buat Rekan Indra :

Translated into Chinese during the Yil, Tson Dynasty by Kumarajiva

Translated into English by the Buddhist Text Translation Society

Rekan Indra tidak percaya 2 penterjemah diatas ?

Bagaimana dengan Sutta apakah anda dapat membaca langsung versi Pali ?
atau anda menggunakan terjemahan Rhys Davids dan Bhikkhu Bodhi ?  :)

 _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1657 on: 05 August 2009, 09:12:56 PM »
Namo Buddhaya,

Buat Rekan Indra :

Translated into Chinese during the Yil, Tson Dynasty by Kumarajiva

Translated into English by the Buddhist Text Translation Society

Rekan Indra tidak percaya 2 penterjemah diatas ?

Bagaimana dengan Sutta apakah anda dapat membaca langsung versi Pali ?
atau anda menggunakan terjemahan Rhys Davids dan Bhikkhu Bodhi ?  :)

 _/\_


saya menggunakan semua sumber yg ada, kalau perlu saya bahkan ambil dari sumber Pali sebagai referensi tertinggi, dan dengan bantuan kamus, insya auloh selama ini saya bisa menemukan jalan keluar jika terjadi kontradiksi.

Mengenai 2 nama yg anda sebutkan, saya tidak kenal, jadi no comment

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1658 on: 05 August 2009, 09:14:54 PM »
sebenarnya anda cukup meng-quote text asli dari sanskrit yang berisi dua paragraf itu yang menyebut Ananda, mungkin ada member di sini yang bisa memverifikasi.

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1659 on: 05 August 2009, 09:20:42 PM »
_/\_

Ini pandangan saya thdp versi Pali ya.. Pertama-tama, saya bukan mahayanist, bukan berarti saya theravadin. Tapi utk soal pitaka, saya lebih cenderung ke Nikaya Pali. Sebenernya sekarang jg sedang mencari sumber2 Agama Sanskrit sbg imbangannya Nikaya Pali. Sayangnya sepertinya agak dipinggirkan ya.. Dan Sutra2 yg diangkat kebanyakan yg tdk ada dlm Nikaya Pali.

Kalo andai ada kesalahan atau perbedaan antara 2 penerjemah kitab Pali yg perbedaannya signifikan, saya akan menggunakan nalar saya dalam menelaah langsung ke-2nya dan mengambil mana yg lebih masuk akal. Jika tidak, saya akan mencari kesana kemari dan bertanya kepada yang ahlinya hingga mendapat jawaban. Tidak perlu benar2 memuaskan yang penting adalah paling tidak penjelasannya cukup kuat dan rasional. Jika tdk ada orang yg dpt menjawab, ada kamus Pali-Inggris, jadi setidaknya kita bisa mengecek kebenarannya langsung.

Kembali pada Kalama Sutta, Sang Buddha tdk pernah meminta kita percaya begitu saja pada otoritas, dan kitab suci serta tradisi. Kita punya hak koq utk menolak bila dirasa tdk dpt menerima.

_/\_
appamadena sampadetha

Offline hariyono

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 253
  • Reputasi: 17
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1660 on: 05 August 2009, 09:40:31 PM »
Apa yang melawan arus ( patisotagami ) adalah tidak kentara ,dalam ,sulit dilihat dan sulit dimengerti .

Offline hariyono

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 253
  • Reputasi: 17
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1661 on: 05 August 2009, 09:42:59 PM »
Seorang bhikku yang hatinya terbebas tidak memihak siapa pun tidak berselisih dengan siapa pun ,
berpikir tanpa salah pengertian ,
dan ucapannya mengalir didunia .

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1662 on: 05 August 2009, 09:47:17 PM »
Apa yang melawan arus ( patisotagami ) adalah tidak kentara ,dalam ,sulit dilihat dan sulit dimengerti .
Seorang bhikku yang hatinya terbebas tidak memihak siapa pun tidak berselisih dengan siapa pun ,
berpikir tanpa salah pengertian ,
dan ucapannya mengalir didunia .

Ada yg bisa kasih tau arti dari quote di atas dengan bahasa yg lebih mudah dalam relevansinya dengan topik ini?

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1663 on: 05 August 2009, 09:54:20 PM »
 [at]  ^

Kayanya jangan 'ada' tapi langsung aja ke penulis kata2 tsb utk menjelaskan. Drpd tafsir menafsir mending yg terang benderang toh? ;)
appamadena sampadetha

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1664 on: 05 August 2009, 10:01:53 PM »
[at]  ^

Kayanya jangan 'ada' tapi langsung aja ke penulis kata2 tsb utk menjelaskan. Drpd tafsir menafsir mending yg terang benderang toh? ;)
takutnya malah ditambah teka-teki lain ;D

 

anything