//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...  (Read 663350 times)

0 Members and 5 Guests are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #705 on: 21 April 2009, 12:00:56 PM »
hanya bingung saja, koq jadi in-konsisten?
sebentar bilang ga bole tolong, sebentar bilang mo tolong
koq jadi setengah-tengah?
Bukan ga "bole" lho, tapi ga "bisa".



Quote
kalau sudah terkontaminasi hinayana, yg tuir2 pasti akan pasang selang oksigen trus lari keluar secepat mungkin.
trus yang masi kecil, anak2 dibiarkan begitu saja.... :P

kalau hinayana, mo menolong orang, syaratnya kan di harus mencapai nirvana dulu
eh, kalau sudah capai nirvana, emang masi boleh menolong orang lain, tidak bole kale...

Saya tidak tahu tentang doktrin Hinayana, tetapi apakah benar diajarkan oleh Hinayana ini benar2 tidak boleh menolong orang lain, tidak boleh membagikan ajaran, tidak boleh bermasyarakat? Ataukah hanya karena secara sederhana orang ini ingin mencapai pembebasan yang bukan Samyak Sambodhi, maka dinilai "Hinayana"?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #706 on: 21 April 2009, 12:04:19 PM »
^
^
^
savaka hinayana bisa menolong
koq perasaan, hinayana jadi setengah mahayana ya?
or it's just my feeling?

dengan cara apa ditolong dengan cara kontek2 dengan nya handy talkie ato bisikan dalam mimpi? koq jd mirip2 boddhisattva ya  :-?

jgn2 campur2 nech, ga bole dicampur2
loe kira nasi campur... hehehe...
^
^
^
savaka hinayana bisa menolong
koq perasaan, hinayana jadi setengah mahayana ya?
or it's just my feeling?

dengan cara apa ditolong dengan cara kontek2 dengan nya handy talkie ato bisikan dalam mimpi? koq jd mirip2 boddhisattva ya  :-?

jgn2 campur2 nech, ga bole dicampur2
loe kira nasi campur... hehehe...
baca di sini :
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,2355.msg139433.html#msg139433
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #707 on: 21 April 2009, 12:06:34 PM »
^
^
^
bentar ya

lg menuju angkot, untuk menuju TKP

eh salah, menuju lunch time
met lunch everybody

broder n sista :P

no hard feeling yo, namanya juga diskusi... wakakakaka
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #708 on: 21 April 2009, 12:09:36 PM »
sama, no hard feeling apabila mahayana dipertanyakan karena ini thread nya :D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #709 on: 21 April 2009, 12:36:20 PM »
- Jalan satu-satunya  ke Nirvana sejati (menurut thread sebelah ada nirvana tidak sejati / Arahat) adalah menjadi Samyak Sambuddha.
- Untuk menjadi Samyak Sambuddha harus menjadi Boddhisattva.
- Mereka yang belum Nirvana maka belum selamat.
- Seorang Buddha muncul di dunia ini untuk menyelamatkan mahluk hidup.

Pertanyaan:

- Adakah yang menjadi Buddha pada waktu Buddha Sakyamuni muncul?

- Bila tidak ada, lantas siapakah yang diselamatkan oleh Buddha Sakyamuni?

- Bukankah misi Buddha Sakyamuni untuk menyelamatkan mahluk hidup telah gagal?

- Dengan demikian, bukankah tak ada yang diselamatkan dalam sistem M?

Metta,
The truth, and nothing but the truth...

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #710 on: 21 April 2009, 01:21:10 PM »

- Bukankah misi Buddha Sakyamuni untuk menyelamatkan mahluk hidup telah gagal?

Metta,

saya jawab yg ini j ya, mo lanjut kerja cuy

- Bukankah misi Buddha Sakyamuni untuk menyelamatkan mahluk hidup telah gagal? << mo dibilang gagal sepenuh nya, tidak juga, mo dibilang berhasil sepenuhnya juga tidak, bukti nya ente ama aye, masi disini bos, masi didunia penuh penderitaan ini bos....

klu dia sudah berhasil sepenuhnya, buat apa ada buddha maitreya lagi?
buddha maitreya yang bakal berhasil sepenuhnya melaksanakan tugas,
dan dhyani buddha yang bertugas, klu ga salah amoghapasa buddha ya (yg dalam arti sankrit, berhasil melaksanakan tugas dengan sempurna)

n satu lagi, buddha maitreya, menaklukkan orang dengan cinta kasih (METTA) ato maitri karuna nya...

CMIIW,

navis
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #711 on: 21 April 2009, 01:24:22 PM »
[at] hinayana

katanya bisa menolong orang setelah nibbana?
bukan nya setelah nibbana tidak bole bergesekan lagi dengan dunia luar?

gimana setelah nibbana menolong mahluk hidup yang lain ya?
apa di alam nibbana tar dia pancarkan signalnya (bip bip bip, satelit kale ya?)
ato bisa jadi signalnya terlalu jauh, sehingga tidak bisa diterima oleh makhluk dibumi
ato jangan signal yang dipancarkan di angkasa luar itu yang selama ini kita kira-in mahluk ET ato mahluk planet lain,
jangan2 itu signal dari alam nibbana lagi?
hehehe....

jangan dijelasin pake bahasa planet ya, aye tidak mengerti bahasa planet, aye hanya mengerti bahasa manusia
karena aye masi diselubungi ama LBM...

jelasin pake kata2 yang mudah dicerna ya, biar B.A.B. nya lancar.... :P

I am a free thinker with a compassion heart...  ^-^
« Last Edit: 21 April 2009, 01:26:59 PM by naviscope »
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #712 on: 21 April 2009, 01:34:30 PM »
^
^
^
savaka hinayana bisa menolong
koq perasaan, hinayana jadi setengah mahayana ya?
or it's just my feeling?

dengan cara apa ditolong dengan cara kontek2 dengan nya handy talkie ato bisikan dalam mimpi? koq jd mirip2 boddhisattva ya  :-?

jgn2 campur2 nech, ga bole dicampur2
loe kira nasi campur... hehehe...

savaka hinayana (kalau boleh dikatakan hinayana) menolong dalam artian memang hanya menunjukkan jalan (memberikan ajaran ataupun penjelasan ataupun instruksi) tetapi tetap yang menjalankan adalah individu itu sendiri. Jika individu itu sendiri tidak mau mempraktekkan sendiri ajaran/instruksi/penjelasan, maka mustahil akan mengalami pembebasan. Tetapi para savaka sendiri juga hanya bisa menjalankan "tugas"-nya itu sepanjang masih ada "sisa" alias masih hidup. Mengapa ? Karena begitu sudah parinibbana (merealisasikan nibbana tanpa sisa), maka tiada lagi kelahiran buat para savaka tersebut.

Dari awal saja, seorang sammasambuddha dalam tradisi T (hinayana dimasukkan juga boleh), juga hanya sebagai penunjuk jalan, guru manusia dan para dewa. Tidak ada yang bisa men-suci-kan diri kecuali diri sendiri. dan ini benar benar KONSISTEN. Buddha Gotama (sammasambuddha) setelah mencapai annutara sammasambuddha, membabarkan ajaran pembebasan yang sudah ditempuhi, supaya para makhluk dapat mengambil jalan yang sama untuk merealisasikan pembebasan masing-masing. JALAN SUDAH DITUNJUKKAN, MASING-MASING MAKHLUK-LAH YANG KEMUDIAN MENJALANI-NYA MASING-MASING.

---
Nih kasih cerita koan Zen...

Seorang umat bertanya kepada guru zen.

Umat : Bisakah anda membantu saya memahami arti Zen ?

Guru : Aku sangat ingin membantu, tapi sekarang aku harus buang air kecil dulu.

Guru beranjak dari tempat duduknya dan mendekati umat tersebut kemudian berkata dengan suara lirih.

Guru : Coba pikirkan, bahkan untuk hal sepele seperti ini aku harus melakukannya sendiri. Boleh tanya, bisakah kamu melakukannya untukku

Catatan
Untuk memahami masalah hidup dan mati, seseorang harus mengandalkan dirinya sendiri. Orang lain tidak bisa melakukannya untukmu. Hanya Mengandalkan penjelasan dari orang lain adalah seperti burung kakak tua belajar bicara. Ia mengatakan apa yang diajarkan tapi tidak tahu arti dari kata kata tersebut.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #713 on: 21 April 2009, 01:38:04 PM »
OK. :) Lalu bagaimana dengan konsep menolong makhluk lain di Aliran Mahayana? Sejauh apakah pertolongan yang dapat diberikan...?

Mengenai analogi itu, sudah berkali-kali saya katakan bahwa contoh itu hanya berjalan di koridor "cara pencapaian". Jadi Anda tidak perlu mencari-cari ketidakselarasan analogi itu dengan hakikat Nirvana. Kalau Anda menganggap analogi saya itu sungguh amat sangat tidak tepat sekali, silakan Anda kemukakan analogi yang paling tepat untuk mendekripsikan perealisasian Nirvana.

Jawaban saya soal ini sederhana, kuulangi lagi: Jalan dengan mengandalkan diri sah-sah saja dalam praktik, namun pada satu titik ego-diri harus ditanggalkan untuk merealisasi nirvana. Begitu juga dengan cara memohon bantuan “yang lain” tidak berbeda dengan mengandalkan diri sendiri, karena pada satu titik harus menyadari bahwa “tidak ada yang dibantu ataupun yang membantu.” 

Pada titik di mana "tidak ada yang ditolong dan tidak ada yang menolong" tidak ada yang namanya pribadi lagi. Analogi hanya "diri" yang bisa merealisasi nirvana adalah kesesatan yang muncul dari pikiran tercemar. Karen apada mulanya diri itu tiada, maka tidak ada yang merealisasi nirvana.

Saya rasa, dalam hal ini sebenarnya jelas maksud saya.

Kalau saya menolak analogi makan dan kenyang. Pada dasarnya hanya sebagian yang kutolak. Seperti yang kukatakan sebelumnya, tidak ada bedanya antara makan sendir atau disuap, bagaimana pun orang tersebut akan kenyang. Namun kalau anda menyamakan arti rasa kenyang dengan pengalaman nirvana, dalam pemaknaan bahwa diri yang bisa merasakannya atau merealisasikannya, maka analogimu memasuki bagian yang sesat. Karena dalam nirvana tidak ada diri yang mengalami, sedangkan dalam kenyang terdapat diri yang merasakan. Jika memang hanya dalam "koridor cara pencapaian", maka analogi ini hanya sesuai dengan bagaimana "cara ia makan": makan sendiri atau disuap, bukan "bagaimana dia merasakan kenyang." 

Saya menganalisa sesuatu dengan tingkat intelejensial, pengalaman dan cara pandang saya. Setelah itu, saya akan mencoba membuktikannya. Jadi saya tidak akan menelan doktrin bulat-bulat, untuk kelak kemudian baru saya buktikan. Saya percaya pada apa yang sudah terbukti kebenarannya, dan berusaha untuk mencari fakta dari sesuatu yang belum terbukti kebenarannya.

Menurut Anda sendiri, akal sehat dan logika tidak perlu menjadi panduan awal bukan?
Kalau begitu apakah Anda mau minum Baygon, untuk membuktikan bahwa Baygon itu bisa membunuh kita atau tidak?

Saya sudah bilang ada kalanya logika dan akal sehat bisa dijadikan panduan awal, ada kalanya tidak. Dalam hal realisasi nirvana, logika dan akal sehat tidak banyak membantu, malahan lebih sering menghalangi. Justru tekad dan semangat positif Bodhisattva yang dapat membantu seseorang merealisasi nirvana. Simpel dan sederhana maksud saya.

Kalau panduan awal untuk menerima Buddha-Dharma apa...? Imin...? ;D

Kesadaran akan hidup itu tidak memuaskan, ketidakkekalan penderitaan dan kebahagiaan.

Hmmm... Begitu yah, bro. Buddha-Dharma juga tidak benar dong...?

Maksud saya tidak ada yang paling benar; atawa tidak ada satu ukuran untuk segala hal

Anda mengatakan bahwa akal sehat dan logika tidak bisa dipercaya sebagai panduang awal. Pun Anda mengatakan bahwa dalam mengkaji sesuatu, kita harus memakai berbagai variasi ukuran sebagai bahan perhitungan. Jadi ketika bertemu suatu hal yang kompleks, untuk menganalisanya kita harus mencampur-adukkan ukuran-ukuran itu yah...?

Kadang-kadang ya, kadang-kadang tidak


Jadi menurut Anda, Nirvana adalah hasil...?

Tidak. Tidak ada yang bisa menghasilkan nirvana, yang bisa hanya menyadarinya.

:) Kedengarannya klise, bro...
Tapi yang saya tanyakan adalah pandangan dari Aliran Mahayana.

Anda kan sudah dengar dari sekian banya diskusi yang ada di forum ini. Saya rasa padangan ini dari segi aliran Mahayana sudah banyak jawaban. Saya sendiri berpendirian dari awal diskusi tidak akan membahas tentang hal ini.

Bedanya...

- Konsep di Aliran Theravada, seseorang bisa merealisasi Nibbana (Pembebasan Mutlak) di kehidupan kali ini juga - meskipun 'hanya' sebagai Savaka Buddha.
- Konsep di Aliran Mahayana, seseorang baru bisa merealisasi Nirvana (Pembebasan Mutlak) di kehidupan ini - yakni ketika menjadi Samyaksambuddha.

Yang penting kedua-duanya mengatakan manusia akhirnya bisa merealisasikan Nirvana bukan

Berhubung Buddha Sasana masih eksis sampai detik ini, saya punya kabar buruk bagi Anda...
"Anda belum bisa merealisasi Nirvana, karena Anda tidak mungkin menjadi Samyaksambuddha di kehidupan ini."

It's okay. Saya tidak buru-buru koq.

Saya berprasangka demikian pun karena saya menanggapi prasangka dari Umat Mahayanis kepada Umat Theravadin...

Umat Mahayanis berprasangka bahwa :
- Umat Mahayanis mengutamakan semua makhluk
- Umat Theravadin lebih mengutamakan diri sendiri

Saya rasa Anda tahu bagaimana wujud aplikasi Umat Mahayanis yang dikatakan mengutamakan semua makhluk itu. Yaitu dengan bertekad untuk menolong semua makhluk terlepas dari penderitaan, baru kemudian turut memasuki Mahaparinirvana. Berangkat dari prasangka inilah maka saya berprasangka bahwa konsep Aliran Mahayana adalah membentuk pola pikir untuk perencanaan di masa depan. Masa kini hanya dijadikan batu loncatan semata, bukan prioritas awal.

Saya tidak berprasangka demikian terhadap seluruh umat Theravadin. Di dalam Theravada pun diajarkan tentang meditasi dengan objek Metta yang memancarkan metta pada seluruh makhluk hidup. Di dalamnya ada kata-kata "semoga semua makhluk terlepas dari mara bahaya, bebas dari penderitaan fisik dan mental, dan  berbahagia-sejahtera." Kalau kata-kata ini dinalar kan memang tidak mungkin harapan ini akan langsung terlaksana. Tapi toh, di dalam Therava meditasi demikian dilakukan juga. Masalahnya adalah ada sebagian kecil Theravadin yang terlalu logis dan menakar semuanya dengan akal melulu.... Ini dilakukan atas nama beberapa individu belaka, bukan seluruh Theravadin

Tapi sungguh aneh kan prasangka di balas dengan prasangka?

Di postingan sebelumnya Anda mengatakan bahwa "diri sendiri", "orang lain" dan "alam sekitar" pada hakikatnya adalah satu. Pada postingan di atas, Anda menyatakan bahwa hakikat semua makhluk hidup adalah Buddha di dalam dirinya. Lalu di mana "alam sekitar" gerangan...?

Alam sekitar (objek) ada karena subjek ada. Subjek ada karena alam sekitar (objek) ada. Jadi alam sekitar adalah "alam" sebagaimana subjek meng-"alam"-i

Meski Anda membawa arah pembicaraan sampai mengenai sifat kebuddhaan di setiap makhluk, tetap saja Anda belum bisa mengingkari pernyataan saya dahulu; "bahwa merugikan diri sendiri, meski untuk menolong orang lain, adalah kurang bijaksana".
Kalau pikiran untung dan rugi ditiadakan, maka kebingungan demikian seharusnya tidak ada.

Apakah Anda tega melukai seorang Buddha untuk menolong Buddha yang lain...? ;D

Ini beda bro, dengan orang yang mengorbankan dirinya untuk orang lain. Mengorbankan "diri" adalah wujud dari pelepasan dari konsep diri dalam bentuk tindakan nyata. Kalau mengorbankan yang lain untuk menolong yang lain, bagaimanapun itu yang dikorbankan adalah orang lain.

Saya paham mengenai konsep Mahayana yang memegang doktrin anatta. Maksud saya, yang disebut sebagai "aku" (diri sendiri) adalah Bodhisattva yang bersangkutan. Dan yang disebut sebagai "dia" / "mereka" (orang lain) adalah makhluk lain yang ditolong oleh Bodhisattva. Bukankah seorang Bodhisattva rela mengorbankan nyawanya sendiri (baca : tumbal) untuk menolong semua makhluk...?

Pengorbanan diri adalah bentuk praktik dana paramita, yang berarti seseorang melepaskan keterikatannya dengan ego dan segala hal yang mencerminkan kepentingan ego. Berdana di sini bukan hanya melepaskan harta benda dan kehidupan duniawi untuk menjalani kehidupan suci, tapi juga menyiapkan diri untuk melepaskan semuanya yang berkaiatan dengan ego, termasuk "diri" itu sendiri dan pancaskandha. Seorang calon Boddhisattva dikondisikan untuk rela melepaskan tubuh, pikiran, perasaan dan segala hal yang berkaitan dengan ego  sebagai bagian proses pemurnian. Dalam hal ini cita-cita untuk mencapai nirvana dapat juga terancam menjadi tujuan ambisius untuk kepentingan pribadi belaka yang akhirnya justru menghambat realisasi nirvana, jika tidak dimurnikan dengan semangat dan tekad untuk pelepasan (dana paramita) terlebih dahulu.  Ikrar seorang Bodhisattva adalah bagian dari komitmen untuk melepaskan tujuan pencapaian nirbana semata-mata untuk tujuan egosentrik, yang berarti dengan ikrar ini seorang calon Bodhisattva justru semakin terbantu dalam merealisasi nirvana. Semakin seorang murn dari ego-diri, ia semakin dekat dengan nirvana. Demikianlah penafsiran saya atas hal ini.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #714 on: 21 April 2009, 01:43:26 PM »
[at] hinayana

katanya bisa menolong orang setelah nibbana?
bukan nya setelah nibbana tidak bole bergesekan lagi dengan dunia luar?

gimana setelah nibbana menolong mahluk hidup yang lain ya?
apa di alam nibbana tar dia pancarkan signalnya (bip bip bip, satelit kale ya?)
ato bisa jadi signalnya terlalu jauh, sehingga tidak bisa diterima oleh makhluk dibumi
ato jangan signal yang dipancarkan di angkasa luar itu yang selama ini kita kira-in mahluk ET ato mahluk planet lain,
jangan2 itu signal dari alam nibbana lagi?
hehehe....

jangan dijelasin pake bahasa planet ya, aye tidak mengerti bahasa planet, aye hanya mengerti bahasa manusia
karena aye masi diselubungi ama LBM...

jelasin pake kata2 yang mudah dicerna ya, biar B.A.B. nya lancar.... :P

I am a free thinker with a compassion heart...  ^-^

lha kan ada nibbana dengan sisa (saupadisesa nibbana) alias para arahat tersebut (baik sammamsambuddha, paccekabuddha maupun savakabuddha) yang masih hidup masih terus memberikan "pengajaran" kepada makhluk makhluk yang menginginkan pengajaran. Lha bukti-nya ajaran BUDDHA itu ada karena BUDDHA GOTAMA memberikan pengajaran (membabarkan dhamma dalam sutta, vinaya dan abhidhamma).

Sebagaian sutta di dalam sutta pitaka juga merupakan pengajaran dhamma dari para murid murid utama buddha seperti Sariputra, Mogallana, Kassapa dsbnya.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #715 on: 21 April 2009, 01:44:52 PM »
^
^
^
savaka hinayana bisa menolong
koq perasaan, hinayana jadi setengah mahayana ya?
or it's just my feeling?

dengan cara apa ditolong dengan cara kontek2 dengan nya handy talkie ato bisikan dalam mimpi? koq jd mirip2 boddhisattva ya  :-?

jgn2 campur2 nech, ga bole dicampur2
loe kira nasi campur... hehehe...

savaka hinayana (kalau boleh dikatakan hinayana) menolong dalam artian memang hanya menunjukkan jalan (memberikan ajaran ataupun penjelasan ataupun instruksi) tetapi tetap yang menjalankan adalah individu itu sendiri. Jika individu itu sendiri tidak mau mempraktekkan sendiri ajaran/instruksi/penjelasan, maka mustahil akan mengalami pembebasan. Tetapi para savaka sendiri juga hanya bisa menjalankan "tugas"-nya itu sepanjang masih ada "sisa" alias masih hidup. Mengapa ? Karena begitu sudah parinibbana (merealisasikan nibbana tanpa sisa), maka tiada lagi kelahiran buat para savaka tersebut.

Dari awal saja, seorang sammasambuddha dalam tradisi T (hinayana dimasukkan juga boleh), juga hanya sebagai penunjuk jalan, guru manusia dan para dewa. Tidak ada yang bisa men-suci-kan diri kecuali diri sendiri. dan ini benar benar KONSISTEN. Buddha Gotama (sammasambuddha) setelah mencapai annutara sammasambuddha, membabarkan ajaran pembebasan yang sudah ditempuhi, supaya para makhluk dapat mengambil jalan yang sama untuk merealisasikan pembebasan masing-masing. JALAN SUDAH DITUNJUKKAN, MASING-MASING MAKHLUK-LAH YANG KEMUDIAN MENJALANI-NYA MASING-MASING.

---
Nih kasih cerita koan Zen...

Seorang umat bertanya kepada guru zen.

Umat : Bisakah anda membantu saya memahami arti Zen ?

Guru : Aku sangat ingin membantu, tapi sekarang aku harus buang air kecil dulu.

Guru beranjak dari tempat duduknya dan mendekati umat tersebut kemudian berkata dengan suara lirih.

Guru : Coba pikirkan, bahkan untuk hal sepele seperti ini aku harus melakukannya sendiri. Boleh tanya, bisakah kamu melakukannya untukku

Catatan
Untuk memahami masalah hidup dan mati, seseorang harus mengandalkan dirinya sendiri. Orang lain tidak bisa melakukannya untukmu. Hanya Mengandalkan penjelasan dari orang lain adalah seperti burung kakak tua belajar bicara. Ia mengatakan apa yang diajarkan tapi tidak tahu arti dari kata kata tersebut.


zen itu bukan nya masih dalam ruang lingkup mahayana?
ato jgn2 hinayana sudah mengakui zen???



savaka hinayana (kalau boleh dikatakan hinayana) menolong dalam artian memang hanya menunjukkan jalan (memberikan ajaran ataupun penjelasan ataupun instruksi) tetapi tetap yang menjalankan adalah individu itu sendiri. Jika individu itu sendiri tidak mau mempraktekkan sendiri ajaran/instruksi/penjelasan, maka mustahil akan mengalami pembebasan. Tetapi para savaka sendiri juga hanya bisa menjalankan "tugas"-nya itu sepanjang masih ada "sisa" alias masih hidup. Mengapa ? Karena begitu sudah parinibbana (merealisasikan nibbana tanpa sisa), maka tiada lagi kelahiran buat para savaka tersebut.

^
^
^
koq belum saya liat tuh, emang dari aliran hinayana belum ada yang capai nibbana ya?
ato memang sudah ada capai nibbana, tapi diem2 saja???  ^-^
hehehe...

koq jd mirip2 samma sambuddha ya?
klu kayak gitu, banyak donk buddha2 bermunculan? buddha maitreya bukan buddha selanjutnya donk
buddha entah hitungan keberapa gitu?

maafkan aku yang banyak bertanya ini... hehehe...
semakin aku banyak bertanya
semakin aku banyak tidak tahu

jadi lebih baik, jangan banyak tanya kale ye,,, hehehe...
jd pusink kan loe, sama aye juga pusink...

bek to work dulu
« Last Edit: 21 April 2009, 01:46:39 PM by naviscope »
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #716 on: 21 April 2009, 01:49:29 PM »
OK. :) Lalu bagaimana dengan konsep menolong makhluk lain di Aliran Mahayana? Sejauh apakah pertolongan yang dapat diberikan...?

Mengenai analogi itu, sudah berkali-kali saya katakan bahwa contoh itu hanya berjalan di koridor "cara pencapaian". Jadi Anda tidak perlu mencari-cari ketidakselarasan analogi itu dengan hakikat Nirvana. Kalau Anda menganggap analogi saya itu sungguh amat sangat tidak tepat sekali, silakan Anda kemukakan analogi yang paling tepat untuk mendekripsikan perealisasian Nirvana.

Jawaban saya soal ini sederhana, kuulangi lagi: Jalan dengan mengandalkan diri sah-sah saja dalam praktik, namun pada satu titik ego-diri harus ditanggalkan untuk merealisasi nirvana. Begitu juga dengan cara memohon bantuan “yang lain” tidak berbeda dengan mengandalkan diri sendiri, karena pada satu titik harus menyadari bahwa “tidak ada yang dibantu ataupun yang membantu.” 

Pada titik di mana "tidak ada yang ditolong dan tidak ada yang menolong" tidak ada yang namanya pribadi lagi. Analogi hanya "diri" yang bisa merealisasi nirvana adalah kesesatan yang muncul dari pikiran tercemar. Karen apada mulanya diri itu tiada, maka tidak ada yang merealisasi nirvana.

Saya rasa, dalam hal ini sebenarnya jelas maksud saya.

Kalau saya menolak analogi makan dan kenyang. Pada dasarnya hanya sebagian yang kutolak. Seperti yang kukatakan sebelumnya, tidak ada bedanya antara makan sendir atau disuap, bagaimana pun orang tersebut akan kenyang. Namun kalau anda menyamakan arti rasa kenyang dengan pengalaman nirvana, dalam pemaknaan bahwa diri yang bisa merasakannya atau merealisasikannya, maka analogimu memasuki bagian yang sesat. Karena dalam nirvana tidak ada diri yang mengalami, sedangkan dalam kenyang terdapat diri yang merasakan. Jika memang hanya dalam "koridor cara pencapaian", maka analogi ini hanya sesuai dengan bagaimana "cara ia makan": makan sendiri atau disuap, bukan "bagaimana dia merasakan kenyang." 


Nah... sdr.sobat_dharma sudah mengetahui konsep ajaran MAHAYANA yang sebenarnya dengan posting ini. Postingan di atas ini kan sejalan dengan apa yang disebutkan di dalam Sutra Intan maupun Sutra Hati... Permasalahannya kan seperti yang saya bilang dari thread thread yang membahas tentang Mahayana adalah adanya konflik dan inkonsistensi antar Sutra Mahayana sendiri. Sutra Intan dan Sutra Hati mewakili ajaran MAHAYANA yang dikatakan oleh bhikkhu Buddhadasa adalah dengan mengandalkan konsep Kekosongan untuk merealisasikan ke-BUDDHA-an

(Bhikkhu Buddhadasa menganalogikan bahwa ajaran hinayana itu sebagai ajaran yang masuk dari pintu depan, sedangkan ajaran Mahayana adalah ajaran yang masuk dari pintu belakang. Ajaran hinayana/theravada adalah ajaran yang berisikan instruksi yang lebih sistematis dan bertahap, sedangkan ajaran MAhayana lebih kepada pembangkitan bodhicitta melalui kebijaksanaan sebagai awal... ).
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #717 on: 21 April 2009, 01:51:27 PM »
^
^
^
savaka hinayana bisa menolong
koq perasaan, hinayana jadi setengah mahayana ya?
or it's just my feeling?

dengan cara apa ditolong dengan cara kontek2 dengan nya handy talkie ato bisikan dalam mimpi? koq jd mirip2 boddhisattva ya  :-?

jgn2 campur2 nech, ga bole dicampur2
loe kira nasi campur... hehehe...

savaka hinayana (kalau boleh dikatakan hinayana) menolong dalam artian memang hanya menunjukkan jalan (memberikan ajaran ataupun penjelasan ataupun instruksi) tetapi tetap yang menjalankan adalah individu itu sendiri. Jika individu itu sendiri tidak mau mempraktekkan sendiri ajaran/instruksi/penjelasan, maka mustahil akan mengalami pembebasan. Tetapi para savaka sendiri juga hanya bisa menjalankan "tugas"-nya itu sepanjang masih ada "sisa" alias masih hidup. Mengapa ? Karena begitu sudah parinibbana (merealisasikan nibbana tanpa sisa), maka tiada lagi kelahiran buat para savaka tersebut.

Dari awal saja, seorang sammasambuddha dalam tradisi T (hinayana dimasukkan juga boleh), juga hanya sebagai penunjuk jalan, guru manusia dan para dewa. Tidak ada yang bisa men-suci-kan diri kecuali diri sendiri. dan ini benar benar KONSISTEN. Buddha Gotama (sammasambuddha) setelah mencapai annutara sammasambuddha, membabarkan ajaran pembebasan yang sudah ditempuhi, supaya para makhluk dapat mengambil jalan yang sama untuk merealisasikan pembebasan masing-masing. JALAN SUDAH DITUNJUKKAN, MASING-MASING MAKHLUK-LAH YANG KEMUDIAN MENJALANI-NYA MASING-MASING.

---
Nih kasih cerita koan Zen...

Seorang umat bertanya kepada guru zen.

Umat : Bisakah anda membantu saya memahami arti Zen ?

Guru : Aku sangat ingin membantu, tapi sekarang aku harus buang air kecil dulu.

Guru beranjak dari tempat duduknya dan mendekati umat tersebut kemudian berkata dengan suara lirih.

Guru : Coba pikirkan, bahkan untuk hal sepele seperti ini aku harus melakukannya sendiri. Boleh tanya, bisakah kamu melakukannya untukku

Catatan
Untuk memahami masalah hidup dan mati, seseorang harus mengandalkan dirinya sendiri. Orang lain tidak bisa melakukannya untukmu. Hanya Mengandalkan penjelasan dari orang lain adalah seperti burung kakak tua belajar bicara. Ia mengatakan apa yang diajarkan tapi tidak tahu arti dari kata kata tersebut.


zen itu bukan nya masih dalam ruang lingkup mahayana?
ato jgn2 hinayana sudah mengakui zen???



savaka hinayana (kalau boleh dikatakan hinayana) menolong dalam artian memang hanya menunjukkan jalan (memberikan ajaran ataupun penjelasan ataupun instruksi) tetapi tetap yang menjalankan adalah individu itu sendiri. Jika individu itu sendiri tidak mau mempraktekkan sendiri ajaran/instruksi/penjelasan, maka mustahil akan mengalami pembebasan. Tetapi para savaka sendiri juga hanya bisa menjalankan "tugas"-nya itu sepanjang masih ada "sisa" alias masih hidup. Mengapa ? Karena begitu sudah parinibbana (merealisasikan nibbana tanpa sisa), maka tiada lagi kelahiran buat para savaka tersebut.

^
^
^
koq belum saya liat tuh, emang dari aliran hinayana belum ada yang capai nibbana ya?
ato memang sudah ada capai nibbana, tapi diem2 saja???  ^-^
hehehe...

koq jd mirip2 samma sambuddha ya?
klu kayak gitu, banyak donk buddha2 bermunculan? buddha maitreya bukan buddha selanjutnya donk
buddha entah hitungan keberapa gitu?

maafkan aku yang banyak bertanya ini... hehehe...
semakin aku banyak bertanya
semakin aku banyak tidak tahu

jadi lebih baik, jangan banyak tanya kale ye,,, hehehe...
jd pusink kan loe, sama aye juga pusink...

bek to work dulu


Lha dari awal memang saya tidak membenturkan antara Theravada dan Mahayana... coba bongkar quote saya sebelumnya saya katakan bahwa di dalam sutra sutra Mahayana sendiri terjadi banyak inkonsistensi dan konflik antara sutra yang satu dengan sutra yang lain. SAya juga mempelajari Mahayana, terutama Buddhisme Zen yang saya rasa lebih mewakili konsep MAHAYANA lebih baik dibandingkan dengan aliran mahayana yang lain (this is my opinion)
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #718 on: 21 April 2009, 02:06:24 PM »
^ ^ ^ setuju, Zen aye sedikit lebih ngerti daripada baca nienfo :D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #719 on: 21 April 2009, 02:15:03 PM »
oh ternyata bro dilbert & ryu juga mengakui aliran M, eh salah satu turunan dari M....

jadi inti nya itu ya...

oh ic, ic,.... ;D
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

 

anything