//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN  (Read 93436 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
« Reply #225 on: 18 April 2009, 09:56:03 AM »
Siapakah yang dibilang menjadi murid oleh guru Buddha sesungguhnya?
Nibanna oh Nibanna, engkau diakui kebenaran dan dipercayai oleh karena kefanatikan keakuan saja.
Sebenarnya umat sungguh berehipassiko mengikuti pengajaran utamaMu atau tetap diam ditempat didalam ilusi-ilusi kebanggaan kemapanan kebijaksanaan pengetahuan keberadaan aku atta (yang annica anatta) diri mereka sendiri wahai guru Buddha?
Siapakah manusia duniawi yang (sudah) dapat mencapai Nibanna oh guru Buddha?
Apakah pada suatu saat keaslian (orisinalitas) pengajaranMu akan memudar?
bahkan (apalagi) klo memudar, (klo gitu) bagaimana seseorang dapat mencapai Nibanna di masa-masa yang lebih mendatang oh guru Buddha?
« Last Edit: 18 April 2009, 10:05:21 AM by coedabgf »
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
« Reply #226 on: 18 April 2009, 09:58:14 AM »
saya tidak perlu aturan hukum tuhan, karena masih kalah dengan hukum alam, apalagi hukum karma
kalau tuhan DC tidak hilang, dan dapat dibuktikan keberadaannya =))

Offline Hendi Wijaya

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 452
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
  • Namo Buddhaya...
Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
« Reply #227 on: 18 April 2009, 10:16:30 AM »
apakah thread seperti ini tidak seharusnya di lock?
karena dulu juga ada pembahasan yang serupa dengan ini juga kemudian di lock oleh mod yg berwenang...
seperti kasus kuang http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,9060.0.html

Thx.
"Persiapan terbaik untuk hari esok adalah dengan menyelesaikan pekerjaan hari ini dengan baik"

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
« Reply #228 on: 18 April 2009, 10:25:02 AM »
Siapakah yang dibilang menjadi murid oleh guru Buddha sesungguhnya?
Nibanna oh Nibanna, engkau diakui kebenaran dan dipercayai oleh karena kefanatikan keakuan saja.
Sebenarnya umat sungguh berehipassiko mengikuti pengajaran utamaMu atau tetap diam ditempat didalam ilusi-ilusi kebanggaan kemapanan kebijaksanaan pengetahuan keberadaan aku atta (yang annica anatta) diri mereka sendiri wahai guru Buddha?
Siapakah manusia duniawi yang (sudah) dapat mencapai Nibanna oh guru Buddha?
Apakah pada suatu saat keaslian (orisinalitas) pengajaranMu akan memudar?
bahkan (apalagi) klo memudar, (klo gitu) bagaimana seseorang dapat mencapai Nibanna di masa-masa yang lebih mendatang oh guru Buddha?

Silahkan baca yang ini :

Selanjutnya, kita mungkin harus menjawab pertanyaan berikut ini,
"Apa yang diajarkan oleh Buddha secara khusus?"

Sekarang Anda sudah mampu melihat bahwa pertanyaan ini bisa dijawab dari berbagai sudut pandang. Pertama-tama, kita bisa menerangkan bahwa Beliau mengajarkan kita untuk menempuh "Jalan Tengah"; tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembut, menghindari segala sesuatu yang bersifat ekstrem. Di satu sisi kita menolak praktik penyiksaan diri yang diajarkan oleh sekte-sekte tertentu, yang hanya menciptakan masalah dan kesulitan. Di sisi yang lain, kita harus menjaga diri dari jerat kenikmatan hawa nafsu. Hindari sikap, "Makan, minum, dan bersenang senang karena besok kita akan mati." Sebuah pernyataan sinis dari mereka yang memanjakan diri dengan kenikmatan hawa nafsu.

Sebaliknya, berjalan dijalan Tengah berarti tidak menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri serta tidak terseret arus keinginan kenikmatan duniawi. Hasil dari Jalan Tengah adalah kondisi yang mendukung untuk belajar dan berlatih, agar berhasil menghentikan dukkha. "Jalan Tengah" juga sesuai untuk berbagai keadaan di dalam kehidupan sehari hari. Jalan Tengah tidak akan membuat Anda tersesat. Memahami sebab, mengerti akibat, mengenal diri sendiri, mengerti arti "cukup", tahu kapan waktu yang tepat, mengerti orang lain, dan mengerti kelompok masyarakat; Tujuh Kebajikan Mulia ini adalah cara untuk berjalan di Jalan Tengah. Uraian ini adalah satu cara untuk menjawab pertanyaan di atas.

Kita juga bisa menjawab dengan sama baiknya bahwa Buddha mengajarkan kita untuk menjadi penolong bagi diri sendiri. Anda sekalian pasti mengerti apa yang dimaksud dengan menjadi penolong bagi diri sendiri; Anda tidak ingin mendengarnya lagi. Singkatnya, kita tidak boleh bergantung kepada nasib dan takdir. Kita tidak tergantung pada dewa dewa, bahkan kepada "Tuhan". Kita harus menolong diri sendiri. Buddha bersabda, "Jadikan dirimu pelindung bagi dirimu sendiri." Bahkan dalam agama yang mempercayai Tuhan, ada pernyataan bahwa Tuhan hanya menolong mereka yang menolong diri mereka sendiri. Di agama agama lain, perihal menolong diri sendiri mungkin tidak secara tegas diungkapkan. tetapi ini adalah hal yang penting di agama Buddha. Ketika seseorang merasakan kepedihan, kebohongan, serta kepedihan yang sangat dalam, ia harus segera mencari jalan untuk melenyapkan sernua itu dengan prinsip menolong diri sendiri. Buddha bersabda, "Para Buddha hanyalah penunjuk jalan. Setiap orang harus berusaha sendiri." Dengan kata lain, agama Buddha mendorong umatnya untuk belajar bagaimana menolong diri sendiri. Ingat ini baik baik.

   Cara lain adalah dengan menjelaskan bahwa Buddha mengajarkan kalau segala  sesuatu terjadi karena sebab dan kondisi. Semua hal terjadi sesuai dengan hukum sebab dan kondisi, selaras dengan hukum alam.
Ini adalah jawaban yang diterima Sariputra ketika beliau bertanya kepada seorang bhikkhu sebelum akhirnya beliau memutuskan untuk memasuki Sangha. "Buddha mengajarkan; Segala sesuatu terjadi karena sebab. Kita harus memahami sebab tersebut dan lenyapnya sebab itu." Prinsip Dharma ini sangat ilmiah dan kita dapat mengatakan bahwa prinsip prinsip agama Buddha sejalan dengan prinsip prinsip ilmu pengetahuan. Buddha tidak menggunakan individu atau sesuatu yang subyektif sebagai kriteria; ini menunjukkan bahwa Agama Buddha adalah agama yang logis.

Untuk menjawab pertanyaan di atas dari sudut pandang yang lain, sebagai aturan kehidupan, Buddha mengajarkan, "Hindari kejahatan, lakukan kebajikan, sucikan pikiran." Ketiganya disebut Ovada patimokkha, yang artinya: ringkasan dari seluruh ajaran (Buddha). Menghindari kejahatan, melakukan kebajikan, dan mensucikan pikiran. Menghindari kejahatan dan melakukan kebajikan tidak perlu dijelaskan lebih lanjut. tetapi mensucikan pikiran tidaklah terlalu mudah untuk dipahami. Jika seseorang terus melekat, bahkan kepada kebaikan, pikiran menjadi tidak suci; takut tidak lagi mendapatkan kebaikan, takut terpisah dengan kebaikan, gelisah, kuatir, dan melekat pada ini dan itu sebagai "milikku". Semua ini menghasilkan penderitaan. Walaupun kita mungkin sudah berhasil menghindari kejahatan dan melakukan kebajikan, kita masih harus mengetahui bagaimana membebaskan pikiran. Jangan mencengkeram atau melekat pada apa pun juga dengan menganggapnya sebagai "aku , atau sebagai milikku. Jika tidak, cengkeraman atau kernelekatan tersebut akan menjadi beban berat dan menghasilkan penderitaan. Dengan kata lain, cengkeraman dan kemelekatan sama seperti membawa sebuah benda ke mana mana sepanjang waktu, sesuatu yang teramat yang berat, sebuah penderitaan yang amat berat. Bahkan beban sekarung batu permata yang dibawa di pundak atau kepala sama beratnya dengan sekarung batu karang. Oleh sebab itu, jangan bawa batu karang atau permata bersama Anda. Letakkan! Jangan menaruh beban berat di kepala (pikiran) Anda. Inilah yang dimaksud dengan "mensucikan pikiran". Jadi, mensucikan pikiran adalah latihan yang ketiga. Yang pertama adalah menghindari kejahatan, yang kedua adalah melakukan kebaikan, dan yang ketiga adalah mensucikan pikiran. Inilah ajaran Buddha.

Satu lagi ajaran Buddha yang sangat penting, sebuah pesan yang harus diingat. Buddha bersabda, "Segala sesuatu yang terbentuk (seluruh benda dan segenap makhluk di dunia ini) tidak pernah berhenti berubah, selalu hancur (segala sesuatu tidak kekal). Oleh sebab itu, kita harus senantiasa sadar! Perhatikan baik baik kata kata ini: Segala sesuatu di dunia ini selalu berubah dan hancur, dengan kata lain, tidak ada yang kekal. Ini serius. Jika Anda tidak memahami ketidakkekalan, ini bisa melukai, menampar, mengikat, dan menahan Anda. Anda bisa dibuat duduk terdiam, menangis dan mungkin juga bunuh diri.
Sekarang mari kita kumpulkan dan ulangi jawaban jawaban untuk satu pertanyaan ini. Jika Anda ditanya, "Apa yang Buddha ajarkan?" jelaskan salah satu jawaban di bawah ini:
Buddha mengajarkan kita untuk mempraktikkan Jalan Tengah;

Buddha mengajarkan kita untuk menolong diri sendiri;

Buddha mengajarkan kita untuk memahami hukum sebab akibat dan mengaturnya dengan tepat untuk mendapatkan hasil hasil yang diinginkan;

Buddha mengajarkan   prinsip,    "Hindari kejahatan, lakukan kebajikan, sucikan pikiran".

Buddha juga mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang terbentuk dari beragam unsur bersifat tidak kekal dan terus berubah, dan kita harus menyadari hal ini dengan sejelas mungkin.



Ajaran Buddha sangat jelas, selama manusia bisa melihat Dukkha sbagai dukkha dan berusaha lepas dari dukkha maka Dhamma Buddha tidak akan hilang, dan Nibbana akan tetap dicapai :)


Boleh baca yang ini juga :
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,6795.msg114189.html#msg114189
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
« Reply #229 on: 18 April 2009, 11:27:51 AM »
Sebatas itulah bedanya awam dengan yang tercerahkan seperti dalam jerat/jaring pada brahmajala sutta, sebesar apapun usaha (perbuatan) awam.
Siapakah manusia duniawi yang (sudah) dapat mencapai Nibanna oh guru Buddha?
Memiliki pengetahuan jalan (umum) pembebasan yang engkau ajarkan oh guru Buddha,
tetapi terlekat kepada apa yang engkau ajarkan harus dilepaskan/ditanggalkan 'tuk masuk dalam realisasi Nibanna


semoga dapat melihat mutiara dalam kalimat
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
« Reply #230 on: 18 April 2009, 11:43:04 AM »
kenapa mesti pake puisi2an sich?? apa memang menjelaskan sesuatu itu mesti berpuisi baru mantap?? bukannya malah jadinya gak jelas...

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
« Reply #231 on: 18 April 2009, 11:57:17 AM »
Petunjuk seorang sahabat.
maaf bro hendra..., bukan karena puisinya sehingga menjadi gak jelas.
seperti YM Ananda yang penuh berpengetahuan konsep-konsep pengajaran guru Buddha dapat menembus pengetahuan pencerahannya atas nasehat YA kassapa saat kelelahan menanggalkan semua konsep-konsep dalam diri,
yang membedakan (sebagai penghalang) untuk dapat menembus mutiara kebenaran dalam tulisan/sutra-sutra, saya mendorong anda dan teman-teman untuk merenungi, melihat sejelas-jelasnya, apa yang ada saat anda menanggalkan segala/semua konsep (di) diri
disaat teman-teman sudah dapat menyadari (keadaan) itu, coba teman-teman renungi lagi tulisan-tulisan saya untuk dapat melihat mutiara dalam tulisan dan membandingkan/mencarinya dalam sutra-sutra otentik, (sehingga) dapat meneguhkan/memperjelas pencapaian.


semoga berguna
good hope and love

« Last Edit: 18 April 2009, 12:05:27 PM by coedabgf »
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
« Reply #232 on: 18 April 2009, 12:04:27 PM »
waduhh... terus terang nich broo... saya baca aja gak ngerti dengan tulisan2 anda, tetapi nasihat sang buddha sangat2 jelas dibabarkan, untuk apa saya merenungi yang gak jelas??

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
« Reply #233 on: 18 April 2009, 12:12:03 PM »
Sebatas itulah bedanya awam dengan yang tercerahkan seperti dalam jerat/jaring pada brahmajala sutta, sebesar apapun usaha (perbuatan) awam.
Siapakah manusia duniawi yang (sudah) dapat mencapai Nibanna oh guru Buddha?
Memiliki pengetahuan jalan (umum) pembebasan yang engkau ajarkan oh guru Buddha,
tetapi terlekat kepada apa yang engkau ajarkan harus dilepaskan/ditanggalkan 'tuk masuk dalam realisasi Nibanna


semoga dapat melihat mutiara dalam kalimat
good hope and love
sahabatmu, coedabgf


saat YM Ananda yang penuh berpengetahuan konsep-konsep pengajaran guru Buddha, belum menanggalkan semua konsep-konsep(nya) dalam diri, yang ada ananda siapa/apa?
begitulah seperti yang sudah saya tulis,
Sebatas itulah bedanya awam dengan yang tercerahkan seperti dalam jerat/jaring pada brahmajala sutta, sebesar apapun usaha (perbuatan) awam.


semoga menambah memperjelas petunjuk.

...............
Nb : biar buat semuanya bro.. apa yang saya tulis.
« Last Edit: 18 April 2009, 12:13:58 PM by coedabgf »
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
« Reply #234 on: 18 April 2009, 12:14:40 PM »
 [at] om coedabgfghijklmnopqrstuvwxyz

berputar dalam mencari makna dan ilusi puisi.... tidak lah seberguna......

seperti menyempurnakan kondisi karma anda untuk lebih dekat ke Nibbana....

puisi dibuat sangat indah.... semua manusia awam juga mengutamakan keindahan...

umat awam seperti om coed... alangkah baiknya....... meneladani parami para buddha........

daripada terjebak dan terpaku dalam manisnya kata2.........

agar lebih baik lagi di kehidupan mendatang....

* gmana om puisi i bagus gak ? :))
« Last Edit: 18 April 2009, 12:16:23 PM by hatRed »
i'm just a mammal with troubled soul



Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
« Reply #235 on: 18 April 2009, 12:21:05 PM »
loh klo bukan karena berbeda karena tidak dapat diselami, tetapi klo itu mengandung kebenaran, bukannya saya memberi kesempatan teman-teman yang dapat menangkap/melihat/mengerti, 'DHAMMA' dana?
Mutar-muter, ilusi. ngawur atau ada sesuatu (yang nyata) dibalik semua tulisan?
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
« Reply #236 on: 18 April 2009, 12:24:53 PM »
klo dibilang indah dan manis, mengapa bingung menangkap makna klo giat berlatih benar dan (sudah memperoleh atau mendapat pengajaran) berpengetahuan?
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
« Reply #237 on: 18 April 2009, 12:29:35 PM »
Tulisan muter2 malah menyesatkan =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
« Reply #238 on: 18 April 2009, 12:31:07 PM »
bila sulit dimengerti apa "itu"

maka berusaha mengkondisikan agar mengerti itulah tujuan... buddha....

agar mengerti bagaimana "itu"
i'm just a mammal with troubled soul



Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
« Reply #239 on: 18 April 2009, 12:32:29 PM »
bahkan saya sudah buat ilustrasi perbandingan.

mengapa?
iKuT NGeRumPI Akh..!

 

anything