//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ironi umat Buddha  (Read 15557 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Ironi umat Buddha
« on: 03 June 2009, 04:52:18 PM »
Agama Buddha dikembangkan oleh Buddha Gotama atau yang kadang juga disebut Buddha Sakyamuni (Seciamunifo). Pada perjalanan sejarah, terjadi penyimpangan sehingga ajaran Sang Buddha bagai rimba belantara yang membingungkan bagi mereka yang ingin tahu lebih dalam.

Contohnya: satu ajaran mengajarkan untuk mencapai kemurnian batin harus dilakukan dengan menghindarkan mengejar kesenangan duniawi (melepaskan kesenangan indriya)
Ajaran Buddhis yang lain mengatakan kita bisa menggunakan kesenangan indriya untuk memurnikan batin.
dan berbagai kontradiksi yang lain.

Yang lebih menyedihkan daripada itu adalah penyimpangan penghormatan kepada Sang Buddha Sakyamuni sebagai pendiri ajaran, banyak umat Buddha yang pada akhirnya bukannya memuja Sang Buddha Sakyamuni, mereka akhirnya memuja tokoh lain yang dianggap Buddha yang tak jelas asal-usulnya. Tokoh yang tak ada basis sejarahnya.

Tokoh yang basis sejarahnya hanya didasarkan pada sebuah buku yang diragukan kesahihannya.
Nirvana yang merupakan tujuan akhir umat Buddha akhirnya diselewengkan sehingga akhirnya mirip dengan konsep surga menurut agama-agama lain.

Sebagai perlindungan mereka tidak menyebut namo Sakyamuni Buddha, tetapi menyebut nama Buddha lain yang diragukan keberadaannya ini.

Ajaran Buddha Sakyamuni yang mengajarkan agar umatnya berpikir kritis, diselewengkan dengan menganjurkan agar umatnya tidak lagi berpikir kritis, tetapi hanya percaya membuta pada apa yang ditulis di buku, mirip dengan cara berpikir umat agama lain.

Mereka menyebut namo OMITOFO tak terlintas dalam benak mereka untuk mengatakan namo SECIAMUNIFO?

Ironis, sungguh ironis.
« Last Edit: 03 June 2009, 04:55:03 PM by truth lover »
The truth, and nothing but the truth...

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: Ironi umat Buddha
« Reply #1 on: 03 June 2009, 05:00:09 PM »
Yang lebih menyedihkan daripada itu adalah penyimpangan penghormatan kepada Sang Buddha Sakyamuni sebagai pendiri ajaran, banyak umat Buddha yang pada akhirnya bukannya memuja Sang Buddha Sakyamuni, mereka akhirnya memuja tokoh lain yang dianggap Buddha yang tak jelas asal-usulnya. Tokoh yang tak ada basis sejarahnya.

nih nyindir salah satu aliran dalam agama Buddha ya? :-?

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: Ironi umat Buddha
« Reply #2 on: 03 June 2009, 05:01:27 PM »
btw apa topik ini cocok dalam Board Mahayana?

Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
Re: Ironi umat Buddha
« Reply #3 on: 03 June 2009, 05:08:52 PM »
Sepertinya better ask aja di thread pertanyaan kritis mengenai mahayana yah...
Life is beautiful, let's rock and roll..

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: Ironi umat Buddha
« Reply #4 on: 03 June 2009, 05:12:12 PM »
IMO, move ke Diskusi Umum deh..

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Ironi umat Buddha
« Reply #5 on: 03 June 2009, 05:29:02 PM »
Agama Buddha dikembangkan oleh Buddha Gotama atau yang kadang juga disebut Buddha Sakyamuni (Seciamunifo). Pada perjalanan sejarah, terjadi penyimpangan sehingga ajaran Sang Buddha bagai rimba belantara yang membingungkan bagi mereka yang ingin tahu lebih dalam.

Contohnya: satu ajaran mengajarkan untuk mencapai kemurnian batin harus dilakukan dengan menghindarkan mengejar kesenangan duniawi (melepaskan kesenangan indriya)
Ajaran Buddhis yang lain mengatakan kita bisa menggunakan kesenangan indriya untuk memurnikan batin.
dan berbagai kontradiksi yang lain.

Yang lebih menyedihkan daripada itu adalah penyimpangan penghormatan kepada Sang Buddha Sakyamuni sebagai pendiri ajaran, banyak umat Buddha yang pada akhirnya bukannya memuja Sang Buddha Sakyamuni, mereka akhirnya memuja tokoh lain yang dianggap Buddha yang tak jelas asal-usulnya. Tokoh yang tak ada basis sejarahnya.

Tokoh yang basis sejarahnya hanya didasarkan pada sebuah buku yang diragukan kesahihannya.
Nirvana yang merupakan tujuan akhir umat Buddha akhirnya diselewengkan sehingga akhirnya mirip dengan konsep surga menurut agama-agama lain.

Sebagai perlindungan mereka tidak menyebut namo Sakyamuni Buddha, tetapi menyebut nama Buddha lain yang diragukan keberadaannya ini.

Ajaran Buddha Sakyamuni yang mengajarkan agar umatnya berpikir kritis, diselewengkan dengan menganjurkan agar umatnya tidak lagi berpikir kritis, tetapi hanya percaya membuta pada apa yang ditulis di buku, mirip dengan cara berpikir umat agama lain.

Mereka menyebut namo OMITOFO tak terlintas dalam benak mereka untuk mengatakan namo SECIAMUNIFO?

Ironis, sungguh ironis.
Lebih ironis lagi adalah sikap fanatisme yg menuduh aliran lain adalah salah, tanpa memiliki pemahaman yg jernih. Sama seperti agama lain yg menyebutkan hanya Lord saya yg benar, lord lain adalah bohong belaka. Sama seperti agama lain yg menyebutkan tiada lord lain selain lord saya.
Oya, memangnya Buddha Gotama minta dipuja? Sama saja anda ternyata lebih memuja Buddha dari pada berlatih dhamma.
Umat mahayana berlatih utk terlahir di Sukhavati dan belajar di bawah bimbingan Buddha Amitabha bukan menolak Buddha Gotama. Berlindung pada Buddha Amitabha, Itu adalah nasihat sendiri dari Buddha Sakyamuni , atas dasar inilah dilakukan dan saya rasa selaras dengan sifat dhamma universal bahwa semua Buddha memiliki aspek kualitas yg sama dan menghormati Buddha Amitabha sama dengan menghormati Buddha Sakyamuni, menghormati Buddha Sakyamuni sama dengan menghormati semua Buddha disepuluh penjuru semesta.

Makanya batin anda yg luas jgn dipersempit. Satu Buddha selaras dengan semua Buddha, semua Buddha selaras dengan satu Buddha. Kalo mau bilang seperti agama tetangga, sama juga toh pemikiran anda seperti agama tetangga :Tiada Buddha lain selain Buddha Gotama.  
  

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Ironi umat Buddha
« Reply #6 on: 03 June 2009, 05:33:56 PM »
Yang lebih menyedihkan daripada itu adalah penyimpangan penghormatan kepada Sang Buddha Sakyamuni sebagai pendiri ajaran, banyak umat Buddha yang pada akhirnya bukannya memuja Sang Buddha Sakyamuni, mereka akhirnya memuja tokoh lain yang dianggap Buddha yang tak jelas asal-usulnya. Tokoh yang tak ada basis sejarahnya.
maksud anda yg ini, bang?


Brahma has four faces and eight hands; a feature that could have given rise to the name four faced Buddha. He is the god of creation, mercy and benevolence. He sits atop a lotus leaf; the lotus flower is commonly used for prayers at Thai shrines and altars.

The shrine of the four faced Buddha was named the Erawan Shrine after Erawan, Indra's three-headed elephant. The original version actually has 33 heads! However Erawan is symbolically represented with three.

The four faces symbolize the four books of the Vedas, the Hindu scriptures and the source of all knowledge in the creation of the universe.
The eight hands, symbolize the omnipresence and power of Lord Brahma.
The upper right hand carries a rosary, symbolizing the cycle of life from creation to death. The upper left hand carries the Vedas, symbolizing knowledge and intellect.
The lower left hand carries a pot of water representing cosmic energy of creation. The lower right hand bestows grace and protection.

The golden swan, the mythical steed of Brahma, is also revered in Thai culture. The royal barge, Suphannahongsa was named after the golden swan, which has been the name of the King's personal barge since King Rama I.
Over the years, Brahma's knowledge and power has granted the wishes of many. Word of the power of this famous deity has spread far and wide and the legend of the Erawan Shrine has been the source of hope and sustenance.

Thais and ethnic Chinese from SE Asia, Taiwan and Hong Kong, who are mainly Buddhists and Taoists, flock to the shrine to pray and seek the blessings of the fouor-faced Brahma.

The four faced Buddha at the Erawan Shrine is a Hindu legacy in Bangkok that has become a fusion of faiths.

Hundreds of devotees pray every day and night at the Erawan Shrine or what’s commonly called the four faced Buddha. Were your prayers answered? What was the ritual you went through?

dikutip dari http://www.tour-bangkok-legacies.com/four-faced-buddha.html

===

menurut opini saya, kita gampang saja mengecam dan menggeneralisir sebuah ajaran dengan mengambil contoh satu praktek yg keliru dan dangkal...
emang pada dasarnya manusia cenderung mencari kenyamanan kok...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Ironi umat Buddha
« Reply #7 on: 03 June 2009, 06:07:42 PM »
Quote
Mereka menyebut namo OMITOFO tak terlintas dalam benak mereka untuk mengatakan namo SECIAMUNIFO?

Ironis, sungguh ironis.

Kalau orang barat cuma sebut CHILI,...

sedangkan kita ada cabe besar, cabe kecil, cabe rawit,
cabe kritiing, cabe Medan, cabe hijau, dst...

Apapun yg orang sebut,
saya yakin tidak akan merubah rasanya cabe....
 :x P E D A S  =))

Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Ironi umat Buddha
« Reply #8 on: 03 June 2009, 06:26:06 PM »
dan bukannya lebih indah... 'meng-ironikan' diri sendiri...

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Ironi umat Buddha
« Reply #9 on: 03 June 2009, 07:18:23 PM »
Yang lebih menyedihkan daripada itu adalah penyimpangan penghormatan kepada Sang Buddha Sakyamuni sebagai pendiri ajaran, banyak umat Buddha yang pada akhirnya bukannya memuja Sang Buddha Sakyamuni, mereka akhirnya memuja tokoh lain yang dianggap Buddha yang tak jelas asal-usulnya. Tokoh yang tak ada basis sejarahnya.
maksud anda yg ini, bang?


Brahma has four faces and eight hands; a feature that could have given rise to the name four faced Buddha. He is the god of creation, mercy and benevolence. He sits atop a lotus leaf; the lotus flower is commonly used for prayers at Thai shrines and altars.

The shrine of the four faced Buddha was named the Erawan Shrine after Erawan, Indra's three-headed elephant. The original version actually has 33 heads! However Erawan is symbolically represented with three.

The four faces symbolize the four books of the Vedas, the Hindu scriptures and the source of all knowledge in the creation of the universe.
The eight hands, symbolize the omnipresence and power of Lord Brahma.
The upper right hand carries a rosary, symbolizing the cycle of life from creation to death. The upper left hand carries the Vedas, symbolizing knowledge and intellect.
The lower left hand carries a pot of water representing cosmic energy of creation. The lower right hand bestows grace and protection.

The golden swan, the mythical steed of Brahma, is also revered in Thai culture. The royal barge, Suphannahongsa was named after the golden swan, which has been the name of the King's personal barge since King Rama I.
Over the years, Brahma's knowledge and power has granted the wishes of many. Word of the power of this famous deity has spread far and wide and the legend of the Erawan Shrine has been the source of hope and sustenance.

Thais and ethnic Chinese from SE Asia, Taiwan and Hong Kong, who are mainly Buddhists and Taoists, flock to the shrine to pray and seek the blessings of the fouor-faced Brahma.

The four faced Buddha at the Erawan Shrine is a Hindu legacy in Bangkok that has become a fusion of faiths.

Hundreds of devotees pray every day and night at the Erawan Shrine or what’s commonly called the four faced Buddha. Were your prayers answered? What was the ritual you went through?

dikutip dari http://www.tour-bangkok-legacies.com/four-faced-buddha.html

===

menurut opini saya, kita gampang saja mengecam dan menggeneralisir sebuah ajaran dengan mengambil contoh satu praktek yg keliru dan dangkal...
emang pada dasarnya manusia cenderung mencari kenyamanan kok...


Iya benar salah satunya mas, akhirnya mungkin nanti ajaran Buddha terlupakan dan masyarakat Thai memuja Brahma yang berasal dari kepercayaan Hindu.

metta,
The truth, and nothing but the truth...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Ironi umat Buddha
« Reply #10 on: 03 June 2009, 07:22:01 PM »
Penghormatan terbesar terhadap Buddha adalah dengan mengamalkan ajarannya bukan dengan menyimpangkan ajarannya ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Ironi umat Buddha
« Reply #11 on: 03 June 2009, 07:29:30 PM »
Bro. truth lover,

Tidak usah menyindir dengan bahasa yang "sopan". Apabila anda posting dengan niat seperti ini terus, maka terpaksa akan saya karantina postingan anda baik yang di topik ini atau topik lainnya.

Apa anda pikir Mahayana tidak menghormati Sakyamuni sebagai Guru Utama? Lalu "Namo Penshi Shijia Moni Fo" itu apa?

Amitabha Buddha dalam paham Mahayana adalah Sambhogakaya dari Buddha ke-4 di masa Bhadrakalpa ini yaitu Sakyamuni Buddha. Lima Panca Dhyani Buddha bermanasi menjadi Lima Samyasakmbuddha pada masa Bhadrakalpa ini.

Jadi Amitabha = ya Shakyamuni Buddha.

 _/\_
The Siddha Wanderer


Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
Re: Ironi umat Buddha
« Reply #12 on: 03 June 2009, 07:39:06 PM »
Sepertinya tak perlu kita mengkritik orang lain dalam konteks ini... Biarkanlah orang lain memuja Amitabha Buddha. Bukankah melafal Amitabha Buddha adalah praktek meditasi bagi penganut paham Mahayana? Masa kita menganggap remeh orang lain yang melakukan kebajikan (meditasi)?
Life is beautiful, let's rock and roll..

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Ironi umat Buddha
« Reply #13 on: 03 June 2009, 07:40:29 PM »
Bro. truth lover,

Tidak usah menyindir dengan bahasa yang "sopan". Apabila anda posting dengan niat seperti ini terus, maka terpaksa akan saya karantina postingan anda baik yang di topik ini atau topik lainnya.

Apa anda pikir Mahayana tidak menghormati Sakyamuni sebagai Guru Utama? Lalu "Namo Penshi Shijia Moni Fo" itu apa?

Amitabha Buddha dalam paham Mahayana adalah Sambhogakaya dari Buddha ke-4 di masa Bhadrakalpa ini yaitu Sakyamuni Buddha. Lima Panca Dhyani Buddha bermanasi menjadi Lima Samyasakmbuddha pada masa Bhadrakalpa ini.

Jadi Amitabha = ya Shakyamuni Buddha.

 _/\_
The Siddha Wanderer





bro GandalfTheElder

setau saya
"Namo Penshi Shijia Moni Fo" dibacakan 3 X oleh biksu Mahayana
sebelum sebuah ceramah dimulai.

Bukankah begitu?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline liu_yan_ling

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 37
  • Reputasi: 1
Re: Ironi umat Buddha
« Reply #14 on: 03 June 2009, 07:46:30 PM »
Quote
Mereka menyebut namo OMITOFO tak terlintas dalam benak mereka untuk mengatakan namo SECIAMUNIFO?

Ironis, sungguh ironis.

Kalau orang barat cuma sebut CHILI,...

sedangkan kita ada cabe besar, cabe kecil, cabe rawit,
cabe kritiing, cabe Medan, cabe hijau, dst...

Apapun yg orang sebut,
saya yakin tidak akan merubah rasanya cabe....
 :x P E D A S  =))



setuju hehehehe
Di empat penjuru samudera kita semua saudara

 

anything