//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - D1C1

Pages: 1 2 3 4 5 6 [7] 8 9 10
91
Diskusi Umum / Re: Boleh gak Oral Sex?
« on: 14 December 2017, 11:23:40 PM »
Andaikan saja masih ada yg bertanya2 apakah oral seks boleh dilakukan.

Oral seks boleh dilakukan dan tidak melanggar sila dr pancasila Buddhis.

Perbuatan asusila seperti tertera di Majjhima Nikaya 41 dr kitab Pali mengatakan: mereka yg melakukan hubungan seks dengan pasangan orang lain, dgn mereka yg mengambil sumpah hidup selibat (bhikkhu /bhikkhuni), tahanan, anak yg masih dibawah pengawasan ayah, ibu, kakak adalah melakukan perbuatan asusila.

Seperti juga yg Bhante Uttamo katakan jika oral, anal seks atau seks konvensional dilakukan pada mereka yg merupakan pasangan orang lain, ini baru adalah pelanggaran sila ke tiga dr pancasila Buddhis.

Jadi di ajaran Buddhis awal (Theravada),  oral seks tidak dilarang. Tidak ada di kitab Pali yg menyatakan oral seks itu tidak diperbolehkan.

Semoga membantu.

92
Theravada / Re: Vegetarian atau tidak
« on: 11 December 2017, 10:20:37 PM »
Dan lagi jika satu orang menjadi Vegetarian apa itu efek, bener2 bisa mengurangi pembunuhan? Pertumbuhan jumlah manusia kan juga meningkat dari hari ke hari.

93
Theravada / Re: Vegetarian atau tidak
« on: 10 December 2017, 09:03:42 AM »
Kabar angin Suntik hormon pertumbuhan dan suntik antibiotik, kabarnya ada sejenis antibiotik yang di pasarkan untuk hewan ternak yang digunakan untuk membunuh bakteri tertentu di pencernaan hewan ternak hingga membuat usus menyerap nutrisi dan gizi lebih baik dari kondisi ada bakteri tersebut, hal ini biasa di lakukan di negara maju yang  mengakibatkan terbitnya peraturan peraturan yang memperketat penggunaan antibiotik buat hewan ternak di usa dan euro.

Menurut kabar angin atau desas desus pro dan contra antibiotik, antibiotik menyebabkan terbunuhnya banyak bakteri baik dan buruk hingga zat makanan yang masuk ke dalam system pencernaan manusia tidak dapat di proses (serap) sebagian oleh bakteri menyebabkan system pencernaan menyerap lebih banyak nutrisi dan gizi lebih banyak tanpa adanya bakteri yang mengolah tersebut hingga meningkat overweight dan obesitas pada populasi manusia saat ini.

Terima kasih kullatiro buat tanggapannya. Tapi walaupun dengan suntik hormon pertumbuhan pun, dibutuhkan sekitar 2 tahun untuk anak sapi tumbuh menjadi sapi layak disembelih, 1 sapi betina hanya mampu melahirkan paling banyak 10 anak sapi seumur hidupnya. Permintaan daging tumbuh jauh lebih cepat, saya heran bagaimana para peternak bisa memenuhi permintaan pasar yg begitu cepat dan tinggi?

94
Theravada / Re: Vegetarian atau tidak
« on: 09 December 2017, 11:18:31 PM »
Temen2 disini ada yang tau gak bagaimana caranya perusahaan daging meningkatkan produksi daging dengan cepat untuk memenuhi permintaan pasar? Untuk membesarkan hewan ternak kan butuh waktu, sebagai contoh membesarkan sapi sampai ke ukuran siap disembelih dibutuhkan waktu 2 tahun, nah bagaimana perusahaan daging ini bisa memenuhi permintaan pasar yang meningkat dengan cepat, misalnya?

Ada yang tahu??

95
Theravada / Re: Vegetarian atau tidak
« on: 09 December 2017, 11:58:42 AM »
Temen2 disini ada yang tau gak bagaimana caranya perusahaan daging meningkatkan produksi daging dengan cepat untuk memenuhi permintaan pasar? Untuk membesarkan hewan ternak kan butuh waktu, sebagai contoh membesarkan sapi sampai ke ukuran siap disembelih dibutuhkan waktu 2 tahun, nah bagaimana perusahaan daging ini bisa memenuhi permintaan pasar yang meningkat dengan cepat, misalnya?

96
Theravada / Re: Alat kecantikan
« on: 06 December 2017, 07:27:18 PM »
Gak usah kosmetik,  bahkan beras yg kita konsumsi tiap hari pun ada kandungan bahan kimianya...  Kalau dikit2 mikir karma buruk maka kita gak pernah akan beranjak dari mana2 hahaha...   :D

Jual kosmetik aja karma buruk...  Tukang obat apaalagi ^:)^

Terima kasih DeNova buat tanggapannya _/\_. Bagaimana dengan jual alat listrik seperti colokan kabel, bohlam, steker, dll. Saya mikirnya binatang2 kecil tentu akan tersetrum dan mati, bagaimana dengan hal ini, apakah ini termasuk karma buruk? Terima kasih sekali lagi

97
Theravada / Re: Alat kecantikan
« on: 06 December 2017, 06:06:21 PM »
IMO, kalo menjual bahan2 kosmetik yang beracun/merugikan kesehatan dan dengan menipu konsumen, maka itu perbuatan tidak baik (karma buruk), tetapi jika menjual bahan2 yang tidak berbahaya bagi kesehatan dan tidak dengan menipu/membohongi konsumen, maka bukan karma buruk

Terima kasih ya seniya, temen2 buat tanggapannya. Koq sepertinya postnya banyak yang dihapus ya, tidak bisa membalas teman2 yang lain yang telah membantu dech..
Tapi masalahnya sekarang sangat sulit sekali cari barang yang 100% aman. Kalo beras kan mungkin kimianya tidak sebahaya seperti kosmetik. Betul tidak?

98
Theravada / Re: Alat kecantikan
« on: 05 December 2017, 05:58:07 PM »
Kenapa karma buruk? Emang gak boleh mempercantik tubuh  ::)

Terima kasih atas tanggapannya
Rasanya buruk saja karena kan alat2 kecantikan tidak ada yang 100% baik bahan2nya. Misalkan bedak dll, itu kan tentu ada kimianya.

99
Theravada / Alat kecantikan
« on: 05 December 2017, 11:25:44 AM »
Halo temen2 se-Dhamma,

Saya mau tanya pertanyaan singkat aja nich, kalo kita menjual alat2 kecantikan seperti bedak, pembersih wajah, perawatan kulit, pembersih komedo, dll, apakah karma buruk ya? Terima kasih.

100
Theravada / Re: Apakah masturbasi sama dengan membunuh?
« on: 01 December 2017, 07:42:26 PM »
(a) Bakteri adalah makhluk hidup karena memiliki kesadaran, bisa dibilang mereka dikelompokkan sebagai "hewan". Namun, bakteri adalah bakteri. Mungkin lebih tepatnya, sepupu hewan :)) Bakteri tidak akan bisa dilihat dengan mata telanjang. Bakteri adalah makhluk hidup yang paling banyak jumlahnya.

(b) Haha, pindah ke judul "Tujuan Sang Buddha menetapkan masa vassa". Tidak apa-apa, saya jawab.
Agak sulit dijelaskan di negara yang hanya memiliki 2 musim. Di negara yang memiliki 4 musim, musim dingin bisa saja turun salju, untuk beberapa tempat bisa menggunung saljunya. (Salju kalau kena kepala, dingin banget/akit.)

Intinya: bhikkhu hutan (nanti bahas bhikkhu di Vihara) biasanya menetap di hutan (ruang terbuka), pada masa musim hujan, buah-buahan tidak akan tumbuh-baik, di hutan dan pastinya tempat pertapaan jadi becek, berlumpur, syukur-syukur ada gua (goa). akan tetapi, semua hewan juga pada musim hujan juga kewalahan (tidak ada payung), mereka juga pastinya akan kelaparan, akhirnya saling memangsa. Mereka juga pastinya kalau ada gua, akan berlindung ke sana walaupun bisa saja ada hewan buas yang menetap di sana. Nah, di sini kalau mereka lapar, bukankah bhikkhu akan dalam masalah? Karena kalau sudah lapar, ya, apalagi hewan, tukang mangsa.

Jadi, secara umum, bhikkhu hutan (petapa), mencari tempat-sementara di luar hutan, yaitu mencari tempat-sementara di tengah-tengah masyarakat, selama musim hujan atau yang dikenal sebagai masa vassa (retret musim hujan). Untuk sementara, bhikkhu tidak tinggal di hutan walaupun ada bhikkhu yang tetap menetap di hutan, itu tadi saya kataan, jika ada gua, bhikkhu akan melewatkan masa vassa tetap di hutan. tidak semua hutan memiliki gua. Apalagi jika gua itu malah ditempati orang lain, syukur-syukur ia mau berbagi tempat.

Ini berlaku untuk semua petapa. Walaupun jika dilihat ini seperti masa sulit, akan tetapi jika bhikkhu mulia tersebut menetap selama musim hujan di tengah-tengah masyarakat maka ini dapat diartikan "masa berkah", berkah untuk menanam jasa bagi umat/siapa pun.

Nah, untuk bhikkhu di Vihara, otomatis tetap menetap di Vihara atau bhikkhu hutan menetap di sini (Vihara).

Inilah poin utama masa vassa dalam Ajaran Buddha. Ketika masa vassa, bhikkhu-bhikkhu sudah pasti berkumpul, minimal di Vihara masing-masing (sayang sekali di Indonesia belum ada bhikkhu hutan). Selesai vassa, saat itulah diadakan "Pavarana" (kira-kira artinya kegiatan yang dilakaukan di akhir vassa). Di sinilah bhikkhu mulai diskusi dengan "bhikkhu hutan", apa yang dipelajari, ada bhikkhu baru gak? Siapa namanya, berapa jumlah vassa bhikkhu itu, seperti apakah pencapaianmu di Vihara, atau seperti apakah pencpaianmu di hutan, dll.

Kira-kira, mungkin, bisa dibilang "Pavarana" = reuni para bhikkhu. Di sini cukup jelas, tetapi reuni bhikkhu tidak seperti reuni umat awam yang bicara ke sana-sini, reuni para bhikkhu, adalah seperti yang saya jelaskan di atas: "Adakah bhikkhu baru yang kamu tahbiskan, apa pencpaianmu di hutan/Vihara, blabla."

(c) Apakah lantas berarti kita juga perlu mengurangi terbunuhnya bakteri2, misalkan, dengan cara mengurangi frekuensi mandi?

Oleh karena itulah, dikatakan kehidupan duniawi adalah berdebu, kehidupan suci adalah jaminan terbaik. Umat awam tidak akan sanggup dengan mengatakan, "Saya akan waspada untuk menghindari agar "bakteri tidak mati." Umat awam secara umum, tidak akan sanggup. Mengapa? Karena, jika umat awam berjalan saja tangan bergerak-gerak, kepala lihat sana sisi (cewek cantik lewat, uda kacau pikirannya), duduk kaki bersilang, duduk bersandar, duduk silang (pergelanagan) kaki, mandi airnya banyak, cuci piring airnya banyak, makanan belum masuk mulut, mulut sudah buka, baru masuk mulut sudah ditelan, tidur bergelatak, dll.
Inilah umat awam, hal yang biasa. Ini namanya tidak menjaga indria, itulah umat awam.

Lain halnya dengan bhikkhu, bhikkhu berjalan pelan, tangan tidak melayang-layang, makan 32 gigitan sebelah kiri, 32 gigitan sebelah kanan, (kadang 32 lagi, baru telan). Cuci mangkuk, airnya kira-kira setengah gelas saja, cuci sekaligus tangan, selesai. Duduk tidak meyilang kaki, duduk tidak bersandar, tidur seperti singa, dll. Ini namanya menjaga indria. Karena menjaga indria, otomatis penuh waspada, karena penuh waspada, makhluk -makhluk yang kecil seperti bakteri, akan "lebih" aman.

Pada musim hujan, otomatis sering hujan. Para bhikkhu lebih diam di rumah (tempat) karena hujan tak menentu. Umat awam bisa saja naik motor, becak, lari-lari, naik mobil, bawa payung, akan tetapi bhikkhu tidak diizinkan naik kendaraan (pun gak ada duit), kecuali memang harus, misalnya diundang ke luar negri, otomatis harus naik pesawat. Bhikkhu tidak punya motor pribadi, tidak ada bhikkhu yang lari-lari, kecuali dikejar najing. Bhikkhu boleh menggunakan payung, jika dikasih umat, tetapi hanya sementara.

Jika hari tidak hujan, kemudian bhikkhu sedang berada di tengah jalan, tiba-tiba hujan, kan kasihan jika hujan gak berhenti-henti, syukur-syukur ada orang yang baik untuk kasih tempat teduh.

* Jika bakteri terbunuh, itu pasti tidak sengaja. Pikiran harus tetap dipertahankan untuk menghindari pembunuhan. Pikiranlah yang menjadi tonggak atas segala sesuatu, perbuatan buruk, pikiran belum tentu buruk, ucapan buruk, belum tentu pikiran buruk, tetapi jika pikiran buruk, pasti ucapan buruk, pasti perbuatan buruk.

Terima kasih Gwi Cool atas tanggapannya. Jika bakteri tergolong makhluk hidup tentu dengan mengurangi frekuensi mandi adalah perbuatan baik. Saya jadi dilema karna saya pernah tanya bhante katanya mandi aja spt biasa 2 kali sehari,  berarti Bhante tidak mempermasalahkan terbunuhnya bakterI, apa betul begitu?

101
Theravada / Re: Vegetarian atau tidak
« on: 01 December 2017, 05:11:55 PM »
oke...

Apakah mahayanis bervegetarian karena sekedar mengikuti proposal Devadata, ataukah punya alasan yang berbeda?

Maap, saya kurang paham ajaran mahayana. Jadi ini beneran murni nanya.

Setahu saya Bhikkhu Mahayana bervegetarian karena mengikuti saran seorang kaisar yang memerintah pada waktu itu, kaisar liang wu ti. Saya rasa tidak ada kaitannya dengan Devadatta.

102
Theravada / Re: Vegetarian atau tidak
« on: 01 December 2017, 05:10:33 PM »
Karena bagi sang buddha makan hanya untuk melepas rasa lapar dan mendapatkan nutrisi tubuh. Bila saja sang buddha lebih condong ke vegetarian maka bisa saja para umat yang mengikuti ajaran sang buddha akan timbul rasa sombong dan benci mungkin kepada yang tidak vegetarian dan akhirnya misi dan visi ajaran sang buddha tidak bisa terealisasi dengan baik.
Kita harus ingat menyuruh org berhenti makan daging dan pindah ke vegetarian tanpa kemauan nya sendiri. Maka ini sama seperti kita suruh org yang berbeda agama untuk pindah secara paksa ke agama kita.

Tetapi kebanyakan orang makan daging bukan untuk mendapatkan nutrisi tubuh, tapi lebih kepada kesukaannya akan rasa daging. Hal ini berbeda dengan sikap Sang Buddha, Sang Buddha makan apa saja yang diberi termasuk "scrapped meat", bukan memilih saya mau daging ini saya mau daging itu. Ajaran agama Buddha bukan tidak memaksa, tetapi Agama Buddha mengajarkan kita bertanggung jawab atas perbuatan kita sendiri.

Tanya diri kita sendiri, apa alasan saya makan daging? Jawab dengan jujur. Selanjutnya jalankan pilihan yang kita pilih dan bertanggung jawab atas pilihan kita.

103
Theravada / Re: Vegetarian atau tidak
« on: 01 December 2017, 05:04:07 PM »
Makan daging tidak melanggar sila ke 1. Seperti yang dikatakan sebelumnya makan daging dengan membunuh binatang adalah dua hal yang berbeda. Namun dengan bervegetarian kita bisa mengurangi permintaan daging yang mana secara otomatis mengurangi pembunuhan.

Tentu banyak hewan kecil yang terbunuh dengan seseorang bervegetarian, tetapi jika kita makan daging hal ini juga tidak selesai masalahnya, malah pembunuhan semakin banyak. Hewan yang lebih sentient pun juga terbunuh.

104
Theravada / Vegetarian atau tidak
« on: 29 November 2017, 05:37:38 PM »
Halo temen2,

Mungkin banyak sekali yang bisa didiskusikan mengenai mengadopsi makanan vegetarian. Ada alasan juga mengapa seseorang tidak bervegetarian. Membunuh binatang dengan makan daging adalah dua hal yang berbeda. Namun, kita juga perlu ingat hukum ekonomi yang sederhana tentang penawaran dan permintaan.

Para bhikkhu hidupnya, termasuk makanan, bergantung pada umat. Para bhikkhu tidak memilih, para bhikkhu hanya menerima saja apa yang diberikan. Sebaliknya para umat memiliki kebebasan untuk memilih, lalu mengapa kita tidak memilih pilihan yang lebih baik? Buddha memang tidak pernah menerapkan vegetarian untuk dijalani, namun kita tahu jaman telah berubah, hewan2 yang hidup pada jaman Sang Buddha dengan hewan2 potong yang hidup di peternakan modern sangat jauh sekali kondisi hidupnya. Kebiri, pemotongan paruh ayam, hidup dalam kandang seumur hidup, binatang seumur hidup tidak pernah melihat sinar matahari, penyakit, antibiotik, hormon pertumbuhan, dll. semua adalah hal yang biasa dalam peternakan modern.

Sewaktu kita membeli daging, kita secara tidak langsung meningkatkan permintaan akan daging yang mana secara otomatis meningkatkan jumlah pembunuhan. Dikatakan dalam seumur hidup, seseorang itu memakan sekitar 2000 ekor ayam, katakanlah 1000 ekor ayam, itu tetap nyawa  yang cukup banyak kan?

Jadi menurut teman2 apa alasan kita untuk tidak bervegetarian? Melihat begitu banyak manfaatnya menjadi seorang vegetarian, tidak hanya kita menjadi lebih sehat dengan mengadopsi kehidupan vegetarian yang sehat, tapi kita juga berbuat baik dengan meringankan penderitaan makhluk lain.

105
Theravada / Re: Apakah masturbasi sama dengan membunuh?
« on: 17 November 2017, 09:36:35 PM »
Bagaimana dengan bakteri?

Kita tau pada waktu masa vassa, Sang Buddha tidak memperbolehkan para Bhikkhu untuk keluar/berkelana karena pada musim hujan banyak sekali binatang2 kecil yang keluar, hal ini akan meningkatkan resiko terbunuhnya secara tidak sengaja tanaman2 dan serangga2 kecil.

Apakah lantas berarti kita juga perlu mengurangi terbunuhnya bakteri2, misalkan, dengan cara mengurangi frekuensi mandi?

Pages: 1 2 3 4 5 6 [7] 8 9 10