//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana  (Read 37043 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...


Quote
by Aloka Mahita:
Bro sekalian, setelah membaca diskusi ttg Nibbana diatas, timbul pertanyaan saya : Apakah yang membuat Nibbana jadi begitu menarik? atau mengapa kita menginginkan pencapaian Nibbana?

Apakah kita membandingkannya dengan kebahagiaan duniawi, sehingga kita menginginkan pencapaian nibbana seperti halnya menginginkan kebahagiaan dalam kehidupan duniawi?

Atau pandangan yang sebaliknya, seseorang yg ingin mengakhiri penderitaan dengan cara pemusnahan diri.. (merasa Nibbana adalah jawaban atas pencarian untuk mengakhiri penderitaan nya)

Kedua pandangan itu jelas adalah pandangan yang salah. Jadi, bagaimanakah seharusnya pandangan ttg Nibbana atau 'kebahagiaan tertinggi' yang benar?


Bahan renungan, ketika anda melihat roda samsara, maka akan muncul kebosanan, suatu permainan tanpa akhir, tawa dan tangis, menang dan kalah. Berapa lama anda ingin dipermainkan dalam kebodohan dan kegelapan batin.Ketika Anda melihat sebuah permainan yg membosankan, maka akan muncul perasaan samvega utk mencapai Nibbana. Banyak pandangan , hadapi saja kehidupan ini, memang benar, tapi berapa lama anda ingin bermain dalam tipuan yg indah. Apakah anda selalu menjadi pemenang atau kadangkala menjadi pemenang , kadang menjadi pecundang. Jika ingin menjadi pemenang selamanya, raihlah Nibbana dengan pandangan benar. Nibbana bukanlah jawaban atas pencarian untuk mengakhiri penderitaan tetapi hasil akhir yg di capai melalui 8 jalan mulia yg merupakan jawaban utk mengakhiri penderitaan.

Pemusnahan diri adalah tidak mungkin, karena tidak ada diri/anatta yg dimusnahkan. Pandangan benar mengenai nibbana, adalah musnahnya kekotoran batin yg menjadi sebab roda samsara berputar(renungkan paticasamupada) ketika sebab berakhir, maka kebahagiaan tertinggi tercapai(no words can explain) hanya mencapainya dapat mengetahuinya.

 _/\_
« Last Edit: 30 January 2008, 08:16:23 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Aloka Mahita

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 42
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male

Nibbana bukanlah jawaban atas pencarian untuk mengakhiri penderitaan tetapi hasil akhir yg di capai melalui 8 jalan mulia yg merupakan jawaban utk mengakhiri penderitaan.


Thanks bro Bond...
Jawaban anda tepat, dan menentramkan hati saya...

_/\_

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #62 on: 03 February 2008, 11:10:46 AM »
AN 3.47
Sankhata Sutta
Fabricated
Translated from the Pali by
Thanissaro Bhikkhu PTS: A i 152

Copyright © 2001 Thanissaro Bhikkhu.
Access to Insight edition © 2001

"Monks, these three are fabricated characteristics of what is fabricated. Which three? Arising is discernible, passing away is discernible, alteration (literally, other-ness) while staying is discernible.

"These are three fabricated characteristics of what is fabricated.

"Now these three are unfabricated characteristics of what is unfabricated. Which three? No arising is discernible, no passing away is discernible, no alteration while staying is discernible.

"These are three unfabricated characteristics of what is unfabricated."



 _/\_
« Last Edit: 03 February 2008, 11:12:18 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Hendy

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0

membingungkan??  ^:)^

salam kenal  _/\_

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...

membingungkan??  ^:)^

salam kenal  _/\_
berlatih yang tekun nak...

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
nibanna....hati-hati terjerumus....
kenapa begitu banyak para sufi,brahmana,buddha...yang telah mengajarkan kebenaran...tdk terdengar tentang nibana???

kenapa begitu banyak aliran di dunia ini...dan emang gurunya hebat-hebat...
karna; 'sebab dan akibat'....karna "aku"....

Offline ganero

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #66 on: 23 March 2008, 12:07:50 PM »
 _/\_ nimbrung ah, bukannya nibbana itu sendiri tidak pernah dibahas langsung oleh sang buddha.   :-? hmm menurutku sih nibbana pernah disinggung oleh sang buddha waktu bicara ke murid2NYA ( tapi di sini skarang lebih dikenal dengan konsep ketuhanan) :
Quote
'Ketahuilah para Bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.'
nah itulah, lebih merujuk ke penghentian proses, bukan apa itu nibbana...
gimana bisa bicarain sesuatu yang tidak jelas,seperti orang yang mau menggambarkan rasa asin tapi dia sendiri tidak pernah makan garam,bahkan setelah makan pun sulit untuk dijelaskan pake kata2 iya ngak? ,- "asin itu kayak apa yah ?" jelasin dong ... hahahaha  ;D  , seperti membicarakan awal kehidupan..., sang buddha sendiri waktu meditasi pada tahap tertentu berhenti menelusuri masa lalunya, yang katanya tidak mempunyai penyelesaian. jadi dari itu semua sang buddha mngambil kesimpulan dari ini semua, mengungkap sgalanya ...and
that is what we now know as Dhamma
« Last Edit: 23 March 2008, 12:11:11 PM by ganero »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mega Projek: Strange Questions, Weird Answers -> Stetelah Parinibbana
« Reply #67 on: 19 April 2008, 01:56:12 PM »
Tambahan sedikit:

Ada suatu waktu orang bertanya pada Buddha Gotama pertanyaan yang sama. Buddha bilang pertanyaan itu tidak relevan. Ibaratnya orang bertanya: ketika api padam, apakah apinya pergi ke utara/timur/barat/selatan? Begitulah tidak tepat jika ditanyakan ke manakah mahluk setelah parinibbana.
Nibbana bukanlah tempat seperti surga ataupun alam Brahma, juga bukan tujuan yang hanya dicapai setelah meninggal, namun bisa dicapai pada kehidupan ini.

Mahluk ada karena 5 khanda, setelah parinibbana, maka 5 khanda tidak terbentuk karena tidak ada yang kondisi yang mendukung terbentuknya 5 khanda tersebut. Lalu karena Buddhisme menganut paham 'anatta', maka memang yang tidak ada, tidak bisa pindah atau hilang, seperti kata Sumedho.







Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
Sorry OOT

gw ada pertanyaan neh buat mega projek..ini pertanyaan dari dulu gk kejawab..I mean ada yg jawab, but gk memuaskan..><"

setelah parinibbana..apakah kita hilang begitu saja? kemana?

anyway, nice job Kemenyan...


apakah saat ini anda mampu mengatakan bahwa anda itu ada???

saya teringat kembali tulisan saya ttg hal "rasa sakit kepala" yang "hilang" setelah diobati dgn "minum obat sakit kepala"!!!

jika itu hilang , perginya kemana???
jika itu "ada", datangnya dari mana???

saya pikir itu hal keseimbangan belaka, bukan ada atau tidak ada , hilang atau tidak hilang!!!

ika.
ika.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
oh ya....

lalu yg bertumimbal lahir itu apa?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Quote
saya teringat kembali tulisan saya ttg hal "rasa sakit kepala" yang "hilang" setelah diobati dgn "minum obat sakit kepala"!!!

bagus nih om. bisa minta linknya?

Offline lykim176

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 236
  • Reputasi: 7
  • Gender: Male
Sorry OOT

gw ada pertanyaan neh buat mega projek..ini pertanyaan dari dulu gk kejawab..I mean ada yg jawab, but gk memuaskan..><"

setelah parinibbana..apakah kita hilang begitu saja? kemana?

anyway, nice job Kemenyan...

hmm thread lama, sebenarnya penjelasan sdr Lex Chan sudah tepat.
intinya pertanyaannya tidak mewakilkan, seperti pertanyaan status kelulusan kursus bhs Inggris pada orang yg tidak ikut kursus.
parinibbana = nibbana sempurna = anupadissesa nibbana = nibbana tanpa sisa(pancakkhandha)
Nibbana mengatasi konsep, nibbana hanya bisa direalisasi.
konsep "Nibbana" digunakan untuk menamakan "yg berbeda dari yg kita alami sekarang"
seperti ikan "yg mengalami yg ia alami (laut)" bertanya pada kura2 kemana saja ia pergi, sang kura2 memberikan konsep "daratan" pada hal yang berbeda dialami oleh sang ikan.
Dunia tidak runtuh dari langit

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
'Subhuti, janganlah mengatakan Tathagatha punya pikiran "Aku telah membabarkan Dharma." Janganlah berpikir begitu. Apa sebabnya?Jika seseorang mengatakan bahwa Tathagatha telah membabarkan Dharma dia menghina Hyang Buddha disebabkan oleh ketidakmampuannya untuk mengerti apa yang kukatakan.
Subhuti, di dalam Dharma yang dibabarkan sebenarnya tidak ada Dharma yang bisa dibabarkan, oleh sebab itu disebut Dharma yang dibabarkan.'

'Subhuti, jika seorang Bodhisattva masih mempunyai ciri keakuan, ciri manusia, ciri makhluk hidup dan ciri kehidupan, maka dia bukanlah seorang Bodhisattva.'

'Subhuti, keberadaan konsepsi keakuan dikatakan oleh Tathagatha sebagai bukan keberadaan konsepsi diri tetapi orang awam menganggapnya sebagai keberadaan konsepsi keakuan. Subhuti, orang awam dikatakan oleh Tathagatha sebagai bukan orang awam. Oleh sebab itu dinamakan orang awam.'



Mungkin perbandingan yang saya berikan kurang tepat karena dibatasi ruang dan waktu, tetapi untuk ilustrasi penggambaran perbedaan pencapaian kehidupan pengalaman pencerahan.
Perbedaannya seperti orang awam yang bercerita tentang bulan dengan seorang astronot yang sudah pergi ke bulan bercerita tentang bulan.
Orang biasa (awam) bercerita tentang bulan tetapi dia masih dan hanya tetap bertumpu pada (hanya terikat/melekat/tercekat pada) pengalamannya pada bumi, tetapi astronot tersebut sudah mengalami menjejakan kaki pada bulan (the truth/kenyataan/pengalaman, paradigma berbeda), dimana mungkin cerita awam dapat saja menggambarkan hal yang sama (mirip) seperti pengalaman nyata sang astronot.
Jadi dari cerita perbandingan diatas, siapakah yang sedang berspekulasi?
Siapakah dan apakah yang dimaksud (yang sedang) berspekulasi menurut guru Buddha dalam brahmajala?

Saat ada pertanyaan atau pernyataan tentang mati-hidup/lahir, penderitaan, alam-alam, dewa dsbnya (yang) duniawi atau penjelasan keBuddhaan, Nibanna,Tuhan, atta anatta, ada tiada, kosong sunya dsbnya, awam hanya membicara bersifat apakah.... dengan kebanggaannya masih bertumpu pada/masih ketercekatannya pada (sudut pandang pengalaman) keakuan dagingnya?
tetapi yang tercerahkan seperti seorang astronot dia tahu gambaran bumi tetapi saat dia cerita kenyataan gambaran bulan yang sebenarnya, ketika dia bercerita bulan dia sudah melewati batasan kungkungan bayang-bayang lingkup pengalaman/bukan dari/sudah terbebas dari cekatan paradigma bumi lagi, bukan (masih) bumi lagi.
Itulah sebabnya para suci yang sungguh (the real one) mengajarkan menanggalkan (tidak meributkan/memperkarakan/membesarkan/mempolemikan lagi benar atau salah) segala yang sifatnya duniawi tetapi memperkatakan DHAMMA (the absolute truth) dan (yang berhubungan dengan segala) pencapaiannya (the Absolut (truth)).


Semoga dapat membantu sedikit memberi gambaran pada pertanyaan dari dan diskusi-diskusi yang lain dalam mencari kebenaran DHAMMA dan menuju the Absolute.
good hope and love
sahabatmu


.................
but and i have a Savior
« Last Edit: 17 April 2009, 08:27:27 AM by coedabgf »
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Dear ALL,


Berikut tulisan mengenai "Dhamma" dari http://www.buddhistonline.com/dsgb/bd02.shtml



DHAMMA

Dhamma berarti kebenaran, kesunyataan, atau bisa juga dikatakan sebagai ajaran sang Buddha.

Istilah Dhamma ini mempunyai arti yang sangat luas, yaitu mencakup tidak hanya segala sesuatu yang bersyarat saja, tetapi juga mencakup yang tidak bersyarat / yang mutlak.

Untuk lebih jelasnya, dapat diuraikan dalam penjelasan berikut ini.

Dhamma terbagi menjadi dua bagian, yaitu Paramattha Dhamma dan Pannatti Dhamma.

Paramattha Dhamma = kenyataan tertinggi, ada 4, yaitu

  • citta (kesadaran)
  • cetasika (faktor batin)
  • rupa (materi) dan
  • Nibbana



Pannatti Dhamma = sebutan, konsep, untuk dijadikan panggilan atau sebutan sesuai dengan keinginan manusia.

Paramattha Dhamma terbagi lagi menjadi dua macam, yaitu :

1. Sankhata Dhamma, berarti keadaan yang bersyarat, yaitu:

  • Tertampak dilahirkan / timbulnya (uppado pannayati)
  • Tertampak padamnya (vayo pannayati)
  • Selama masih ada, tertampak perubahan-perubahannya (thitassa annathattan pannayati)


2. Asankhata Dhamma, berarti sesuatu yang tidak bersyarat, yaitu:

  • Tidak dilahirkan (na uppado pannayati)
  • Tidak termusnah (na vayo pannayati)
  • Ada dan tidak berubah (na thitassa annathattan pannayati)

 

Nibbana disebut Asankhata Dhamma.

Di dalam Anguttara Nikaya Tikanipata 20/266, disebutkan tentang sifat Dhamma, atau Dhammaguna.

Ada enam Dhammaguna, yaitu:


1. Svakkhato Bhagavata Dhammo Dhamma : Ajaran Sang Bhagava telah sempurna dibabarkan.
2. Sanditthiko : Berada sangat dekat (kesunyataan yang dapat dilihat dan dilaksanakan dengan kekuatan sendiri).
3. Akaliko : Tak ada jeda waktu atau tak lapuk oleh waktu
4. Ehipassiko : Mengundang untuk dibuktikan
5. Opanayiko : Menuntun ke dalam batin (dapat dipraktikkan)
6. Paccattam veditabbo vinnuhi : Dapat diselami oleh para bijaksana dalam batin masing-masing



Semoga dengan ini bisa memperjelas, Dhamma mana yang ingin dibicarakan.... Dhamma sebagai kebenaran konseptual (pannati), ataukah Dhamma sebagai kebenaran yang hakiki (paramattha)

Dhamma pada ajaran/paham lain bisa menjadi Dhamma, namun hanya menjadi Dhamma dalam tataran konsep saja
Sementara Dhamma pada Buddhism, adalah kebenaran yang hakiki/sesungguhnya, sesuai dengan DhammaGuna diatas

FYI bahwa bumi itu sendiri sebenarnya tidak bulat seperti bola, namun agak sedikit lonjong di bagian kedua kutubnya...... jadi ilmu pengetahuan sendiri terus menerus berubah bahkan belum lama ini, ada seorang mahasiswa matematika yang mengoreksi sedikit perhitungan Einstein

Namun Dhamma yang diajarkan Buddha, sesuai DhammaGuna diatas, sudah sempurna dibabarkan alias sudah tidak ada penambahan apapun lagi

Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.......... 

metta  _/\_

Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
oh ya....

lalu yg bertumimbal lahir itu apa?

baik, jika saya mengatakan bahwa "Manusia adalah Mind yang Bergerak" , maka bukankah anda sekarang sdh mampu utk menjawabnya sendiri pertanyaan itu???

ika.

 

anything