Yup.. sperti yg om ono bilang, menyadari bukan mencatat, tp mencatat bukan berarti salah. Utk pertama2, mencatat itu membantu membangun dan meningkatkan konsentrasi dalam menyadari.
Kalau sudah tiba waktunya melepas, ya lepaskan saja ^^
wah.. 10 perenungan ya..
1. Buddhanussati = perenungan terhadap 9 sifat luhur Sang Buddha
2. Dhammanussati = perenungan terhadap 6 sifat Dhamma
3. Sanghanussati = perenungan terhadap 9 sifat Sangha (Ariya)
4. Silanussati = perenungan terhadap sila
5. Caganussati = perenungan terhadap kebajikan
6. Devatanussati = perenungan terhadap makhluk-makhluk agung seperti dewa dll
7. Marananussati = perenungan terhadap kematian
8. Kayagatasati = perenungan terhadap 32 unsur badan jasmani
9. Anapanasati = perenungan terhadap pernapasan
10. Upasamanussati = perenungan terhadap Nibbana
Oya, tentang Gandhabba, kalo di indonesia namanya udah bergeser lho.. dari Gandhabba (Pali) -> Gandharva (Sanskrit) -> Genderuwo (Indo)
cium wangi bunga gpp kali.. apa salahnya?
Yup pertama cara utk berdamai dgn diri sendiri ya dgn menerima dan mencintai diri sendiri secara apa adanya dulu. ^^
Sebagaimana dikatakan Sang Guru dalam
Udana:
Sabda disa anuparigamma cetasa
navajjhaga piyataramattana kvaci
evampiyo puthu atta paresam
tasma na himse param attakamo.“Setelah menyelidik seluruh dunia dengan mata batinKu, Aku tidak melihat adanya sesuatu yang lebih berharga bagi seseorang daripada dirinya sendiri. Hidup adalah hal yang paling berharga bagi seorang manusia, oleh karena itu, menggantikan orang lain dengan diri sendiri tidaklah menyebabkan kerugian bagi orang lain.”
Bait singkat diatas bukan berarti Buddhism sebuah ajaran yg egois, melainkan maksud Sang Guru Buddha adlh dalam mengembangkan metta, sasaran metta yg pertama-tama paling bagus dikembangkan adalah diri sendiri. Dengan begitu kita akan memahami pentingnya diri kita, dg demikian pentingnya pula orang lain. Btw, ini sudah masuk ke dalam metta-bhavana lho..
Smoga bermanfaat =)
mettacittena