Bro willi,sungguh menarik sekali berdiskusi dengan orang terbuka seperti anda...
Pertama saya sarankan kepada bro willi untuk jangan "berusaha" untuk "memahaminya" cukup direnungkan saja...Jika "diusahakan" maka menurut saya makin "kurang jelas"...
Kontradiksinya:
1. Bro Riky mengatakan bahwa AKU tidak bisa mengendalikan AKU, tapi dilain pihak Bro Riky mengatakan: 'Aku yg kasar' bisa dikendalikan oleh 'AKU yg halus'.
Dalam pernyataan mana didalam posting saya yang mengatakan bahwa,
"AKU tidak bisa mengendalikan AKU?"Mungkin yang bro willi maksudkan adalah saya mengatakan bahwa,
"AKU tidak bisa mengendalikan AKU yang HALUS,karena AKU yang HALUS adalah AKU itu sendiri"'Aku yg kasar' bisa dikendalikan oleh 'AKU yg halus'Karena aku yang KASAR maupun HALUS ADALAH AKU juga.Seperti yang sudah saya jelaskan di posting saya sebelumnya "aku" yang halus(AKU) bisa mengendalikan "aku" yang kasar,karena aku yang KASAR bisa terlihat dengan "jelas" oleh AKU...Cthnya: AKU "marah",AKU "kecewa",AKU "Bersedih",AKU "bergembira" dstnya.....
2. Pertama2 Bro Riky mengatakan "Jika saja setiap orang bisa mengendalikan AKUnya", tapi dipost2 selanjutnya ditulis: "AKU tidak bisa dikendalikan"
Saya menuliskan Kata2 tersebut bukankah sudah saya terangkan maksud dari kata2 saya tersebut?AKU yang saya maksudkan didalam kata2 saya adalah AKU yang KASAR yang dapat dikendalikan....tetapi AKU yang Halus tidak mungkin bisa dikendalikan karena AKU yang HALUS adalah AKU itu sendiri,sehingga bagaimana caranya atta padam?Tujuan AKU yang saya tuliskan sendiri pun bukan mengacu pada NIBBANA tetapi mengacu pada "CARA MENGHADAPI PERBEDAAN2 YANG ADA".
3. Bro Riky mengatakan orang2 seringkali memberi label untuk membeda2kannya. Nah Bro Riky sendiri ternyata memberi label juga: AKU yg kasar dan AKU yg halus <--- bukankah ini label juga? Orang2 perlu label untuk berkomunikasi seperti anda juga kan?
Yap."label" memang penting untuk berkomunikasi,tetapi ketika mencapai NIBBANA tidak ada "label" lagi...Orang suka memberikan "label" untuk membeda2kan sehingga banyak orang yang tidak bisa melihat "kebenaran" lagi...Karena mereka merasa segala sesuatu ada INTINYA atau BERDIRI SENDIRI...Ini yang saya maksudkan suka memberikan "label"
Salam,
Riky