Cerita Vakkali di Kitab Komentar dan Sutta tampaknya justru bertolak belakang...
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.087x.wlsh.html
[The Buddha visits the Ven. Vakkali, who is sick]
Now the Venerable Vakkali saw the Blessed One coming from a distance, and tried to get up. Then the Blessed One said to the Venerable Vakkali: "Enough, Vakkali, do not try to get up.1 There are these seats made ready. I will sit down there." And he sat down on a seat that was ready. Then he said:
"Are you feeling better, Vakkali? Are you bearing up? Are your pains getting better and not worse? Are there signs that they are getting better and not worse?"2
"No, Lord, I do not feel better, I am not bearing up. I have severe pains, and they are getting worse, not better. There is no sign of improvement, only of worsening."
"Have you any doubts, Vakkali? Have you any cause for regret?"
"Indeed, Lord, I have many doubts. I have much cause for regret."
"Have you nothing to reproach yourself about as regards morals?"
"No, Lord, I have nothing to reproach myself about as regards morals."
"Well then, Vakkali, if you have nothing to reproach yourself about as regards morals, you must have some worry or scruple that is troubling you."
"For a long time, Lord, I have wanted to come and set eyes on the Blessed One, but I had not the strength in this body to come and see the Blessed One."
"Enough, Vakkali! What is there to see in this vile body? He who sees Dhamma, Vakkali, sees me; he who sees me sees Dhamma. Truly seeing Dhamma, one sees me; seeing me one sees Dhamma."
mungkin sdr. Peacemind bisa cek Sutta versi Palinya apa ada kesalahan translate?
Yap, saya sudah check dan anda nggak salah. Saya juga coba melihat di "Pali Proper Names", Ternyata ada 2 macam cerita yang berbeda. Pertama adalh yang saya ambil dari Dhammapada Aṭṭhakathā, kedua adalh yang anda kutip dari Saṃyuttanikāya. Yang saya ambil dari Dhammapada aṭṭhākathā juga ditemukan dalam Theragatha dan kitab komentarnya. Dalam kitab Komentar Theragatha ditambahkan bahwa setelah Sang Buddha memberikan nasehat kepada Bhikkhu Vakkhali ketika ia mau bunuh diri, ia kemudian mempraktikkan meditasi dengan serius. Ia tidak mencapai kesucian karena keyakinannya yang berlebihan. Ia bahkan menjadi sakit. Kemudian Sang Buddha menemuinya dan memberikan nasehat dan akhirnya ia mencapai kesucian arahat. Kitab komentar Dhammapada dan Theragatha menjelaskan bahwa Sang BUddha menyatakan Bhikkhu vakkhali sebagai bhikkhu yang paling unggul dalm keyakinan. Setelah mencapai arahant, Vakkhali mengucapkan bebrapa syair yang saat ini ditemukan dalam Theragatha.
Sementara itu, menurut Saṃyuttanikāya āṭṭhakathā dari sutta yang anda kutip, dikatakn bahwa setelah menjalankan vassa, bhikkhu Vakkhali berniat untuk menemui Sang BUddha namun di tengah jalan beliau terserang penyakit yang membuatnya tidak bisa berjalan. Ia kemudian tinggal di rumah yang digunakan untuk membuat pot dan di sinilah percakapan terjadi antara Vakkhali dan Sang BUddha ketika beliau mengunjunginya. Setelah Sang Buddha pergi, Vakkhali kemudian bunuh diri dan seperti yang diceritakan di sutta ia mencapai kesucian arahat. Kitab komentar mengatakan bahwa sebelum Vakkhali meninggal sesungguhnya ia belum mencapai arahant. Namun ketika pisau sudah melukai lehernya ia menyadari bahwa ia masih puthujjana dan saat yang singkat itulah ia kemudian merealisasi nibbāna.
Jadi di atas ada dua versi cerita yang berbeda. Yang satu tidak dikatakan meninggal bunuh diri, sedangkan yang lain dikatakan meninggal bunuh diri.
Anyway, trims untuk mengirimkan cerita Vakkhali dari versi Samyuttanikāya. Mengenai dua perbedaan cerita ini, barangkali anda atau teman2 di DC ada yang bisa memberikan solusi.
Be happy..