Yups
Bagian awalnya memang cukup otentik, tetapi sisanya tampaknya tambahan belakangan karena tidak sinkron dengan narasi di bagian awalnya:
Bagian awal MA 33 mengisahkan Sang Buddha yang sudah tua mencari pelayan tetap. Satu per satu para bhikkhu senior mengajukan diri, tetapi ditolak Sang Buddha karena mereka sendiri sudah tua juga. Lalu Bhikkhu Moggallana dengan kekuatan batinnya mengetahui bahwa Sang Buddha menghendaki agar Bhikkhu Ananda menjadi pelayan tetap dan membujuk Ananda agar mau menjadi pelayan tetap. Setelah Ananda mengajukan 3 permintaan, Sang Buddha menjelaskan kepada Moggallana tentang kualitas-kualitas luar biasa dari Ananda.
Dari sini tiba-tiba narasinya berubah dari perkataan Sang Buddha menjadi perkataan Ananda sendiri (Yang Mulia Ananda telah mengatakan: "Teman-teman Yang Mulia, saya telah melayani Sang Buddha selama dua puluh lima tahun...." dst.) Lalu disambung dengan kejadian-kejadian lain sampai pencapaian Kearahantaan dan Parinibbana Bhikkhu Ananda di mana kualitas-kualitas luar biasa Ananda disebutkan satu per satu. Akhirnya ditutup lagi dengan perkataan Sang Buddha tadi.
Entah karena salah terjemahan dari Sanskrit ke Mandarin atau memang dari sumber awalnya sudah tidak sinkron
Iya, aneh juga. Sebetulnya kalau ini dibacakan waktu pengulangan konsili I, tidak aneh juga. Jadi Ananda cerita tentang asal mula pengangkatan jadi pelayan, kemudian lanjut ke Buddha parinibbana sampai pencapaian Arahatta Ananda. Tapi jadi sangat aneh karena di ujungnya ada "demikian yang dikatakan Buddha...".
Kelihatannya awalnya memang hanya kisah pengangkatan dan pujian Buddha, kemudian kisah belakangan itu diselipkan kemudian.
Seperti mengajarkan mahayana ke Maitreya dan bodhisattva lain.........
Hehe Betul. Prinsip "ajaran ini sudah diajarkan sebelumnya ke kelompok tertentu tapi tidak diketahui secara umum" ini memang sepertinya sukses. Beberapa orang menyadari dan ambil ajaran positifnya saja, namun tidak sedikit yang termakan dongeng sementara isi ajarannya juga ga tau.
tapi serius, ajaran untuk bhikkhuni ada gak ya
Jarang kan di sutta dibilang, "sang bhagava bersama dengan 500 bhikkhuni, mengajar...."
Jangan2 gak dimasukkin ke dalam kanon karena bhikkhuni gak diajak konsili
Nah, ini juga menarik. Sedikit OOT yah. Saya baca vinaya, asalnya 'kan Gotami menerima 8 peraturan, kemudian Gotami menahbiskan bhikkhuni. Kemudian dalam satu kesempatan Buddha memperbolehkan bhikkhu menahbiskan bhikkhuni. Lalu yang ditahbiskan Gotami mengatakan Gotami tidak ditahbiskan dan mereka juga bukan bhikkhuni sebab bhikkhuni harus ditahbiskan oleh bhikkhu. Tapi diklarifikasi bahwa ketika Gotami menerima 8 peraturan, itu adalah penahbisan (dari Buddha). Kemudian lagi karena bhikkhuni baru berdiri dan banyak yang tidak mengerti tentang dhamma-vinaya, maka yang sudah ditahbis satu sisi (=oleh sangha bhikkhuni) boleh ditahbis lagi di sangha bhikkhu.
Kalau dari ceritanya, sebetulnya awalnya memang tidak selalu bhikkhuni harus ditahbis bhikkhu + bhikkhuni. Setiap peraturannya ada alasan dan latar belakangnya. Jadi jika kondisi berbeda, seharusnya vinayanya juga relatif selama tidak menghilangkan makna intinya, namun tradisi Mahavihara tetap teguh tidak boleh ada bhikkhuni. Ini tentu saja memang otoritas mereka dan bagi yang penganut sekte tersebut harus menghargai keputusan sanghanya, namun kalau saya pribadi merasa aneh saja.
Nah, kemudian kalau dari catatan2 Buddhisme Awal, kita tahu Tamraparniya ini bukan hanya "Vibhajjavada", namun juga campuran dari sebagian Mahisasaka. Sekte ini dikenal diskriminatif terhadap wanita dan menyalahkan wanita atas mundurnya dharma. Apakah mungkin ada pengaruhnya?