//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Poll

Apa anda rutin membaca paritta setiap hari?

Ya, setiap hari pasti sempatkan waktu baca paritta
Ya, tapi kalau lagi sibuk banget kadang bolong sehari-dua hari
Tidak

Author Topic: Tanya tentang Paritta  (Read 13672 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Tanya tentang Paritta
« on: 21 May 2013, 11:58:48 PM »

Mungkin topik ini sudah sering dibahas di vihara-vihara atau saat diskusi Dhamma. Tapi pengen juga membahas (lebih tepatnya, saya ingin bertanya) di forum ini.

1. Apakah pada zaman Sang Buddha ada aktivitas chanting/baca paritta baik untuk para anggota Sangha ataupun umat perumah tangga?


2. Di bagian kata pengantar buku Paritta terbitan STI yang saya miliki, ada dituliskan seperti ini:
Quote
Kekuatan mengulangi paritta atau membaca paritta sangat tergantung adanya faktor berikut:

1. Saddha, keyakinan yang kuat terhadap Dhamma
2. Sila, memiliki moral yang baik
3. Metta, cinta kasih universal yang berkembang
4. Sacca, kebenaran dalam mengucapkan Dhamma
5. Vaca, pengucapan yang tepat dan hapal dengan baik

Di buku teks sekolah pelajaran Agama Buddha pun ada diajarkan seperti itu.

Apakah hal tersebut ada dalam Tipitaka?

3. Beberapa patha/gatha seperti pubbabhaganamakara (namo tassa bhagavato arahato sammasambuddhasa), namakara patha, dsb.; itu diajarkan Sang Buddha atau belakangan muncul?

4. Apa member DC di sini rutin membaca paritta setiap hari?

Terima kasih sebelumnya  ^:)^

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Tanya tentang Paritta
« Reply #1 on: 22 May 2013, 05:25:13 AM »
Mungkin topik ini sudah sering dibahas di vihara-vihara atau saat diskusi Dhamma. Tapi pengen juga membahas (lebih tepatnya, saya ingin bertanya) di forum ini.

1. Apakah pada zaman Sang Buddha ada aktivitas chanting/baca paritta baik untuk para anggota Sangha ataupun umat perumah tangga?

demikian yang pernah saya baca dari sutta pali terjemahan, tidak ada

Quote
2. Di bagian kata pengantar buku Paritta terbitan STI yang saya miliki, ada dituliskan seperti ini:
Di buku teks sekolah pelajaran Agama Buddha pun ada diajarkan seperti itu.

Apakah hal tersebut ada dalam Tipitaka?

demikian yang pernah saya baca dari sutta pali terjemahan, tidak ada

Quote
3. Beberapa patha/gatha seperti pubbabhaganamakara (namo tassa bhagavato arahato sammasambuddhasa), namakara patha, dsb.; itu diajarkan Sang Buddha atau belakangan muncul?

pubbabhaganamakara adalah penghormatan yang diberikan kepada Sang Bhagava
dan kata2 ini sudah ada pada jaman Buddha.

Quote
4. Apa member DC di sini rutin membaca paritta setiap hari?

Terima kasih sebelumnya  ^:)^

jika penasaran dan ingin tahu para member DC setiap hari ada baca paritta atau tidak baca paritta, tentunya anda harus buat polling :)
« Last Edit: 22 May 2013, 05:37:41 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tanya tentang Paritta
« Reply #2 on: 22 May 2013, 08:07:52 AM »
Mungkin topik ini sudah sering dibahas di vihara-vihara atau saat diskusi Dhamma. Tapi pengen juga membahas (lebih tepatnya, saya ingin bertanya) di forum ini.

1. Apakah pada zaman Sang Buddha ada aktivitas chanting/baca paritta baik untuk para anggota Sangha ataupun umat perumah tangga?

tidak ada catatan mengenai hal ini, tapi saya menyimpulkan tidak ada

Quote
2. Di bagian kata pengantar buku Paritta terbitan STI yang saya miliki, ada dituliskan seperti ini:
Di buku teks sekolah pelajaran Agama Buddha pun ada diajarkan seperti itu.

Apakah hal tersebut ada dalam Tipitaka?


jika ritual spt itu tidak dijelaskan dalam Pitaka, bagaimana mungkin ada dijelaskan bagaimana cara melakukannya?

Quote
3. Beberapa patha/gatha seperti pubbabhaganamakara (namo tassa bhagavato arahato sammasambuddhasa), namakara patha, dsb.; itu diajarkan Sang Buddha atau belakangan muncul?

beberapa paritta/gatha memang sudah ada sejak masa Sang Buddha, sebagian berasal dari Sang Buddha, dan sebagian berasal dari para Arahat, sebagian lagi gubahan para bhikkhu masa kini.

Quote
4. Apa member DC di sini rutin membaca paritta setiap hari?

Terima kasih sebelumnya  ^:)^


tidak tahu dengan para member lain, tapi saya pribadi  rutin setiap hari .... tidak

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Tanya tentang Paritta
« Reply #3 on: 22 May 2013, 07:23:42 PM »
Dari Milinda Panha, teks Pali belakangan yang kemudian dimasukkan dalam Khuddaka Nikaya di Myanmar:

14. Perlindungan dari Kematian
“Dikatakan oleh Sang Buddha, ‘Tidak di langit, tidak di tengah samudera, tidak di celah gunung yang paling terpencil, tidak di seluruh dunia yang luas ini dapat ditemukan tempat di mana orang dapat lolos dari jerat kematian.”10 Tetapi sebaliknya, syair perlindungan (Paritta) diberikan oleh Sang Buddha untuk melindungi mereka yang berada di dalam bahaya. Jika tidak ada jalan untuk menghindari kematian maka upacara Paritta itu tidak ada gunanya.”
“Syair-syair Paritta, O baginda, dimaksudkan bagi mereka yang masih mempunyai sisa porsi kehidupan. Tidak ada upacara maupun sarana buatan yang dapat memperpanjang kehidupan seseorang yang jangka waktu kehidupannya telah habis.”
“Tetapi, Nagasena, jika orang yang faktor-faktor kehidupannya masih ada akan tetap hidup, dan orang yang tidak rnemiliki faktor-faktor itu tadi akan mati, maka baik obat maupun Paritta sama-sama tidak ada gunanya.”
“Apakah baginda telah pernah melihat atau mendengar kasus suatu penyakit yang dapat disembuhkan oleh obat?”
“Ya, ratusan kali.”
“Kalau demikian, pernyataan baginda tentang tidak-mujarabnya Paritta dan obat pastilah salah.”
“Yang Mulia Nagasena, apakah Paritta merupakan perlindungan bagi setiap orang?”
“Hanya bagi beberapa, bukan bagi setiap orang. Ada tiga alasan di mana Paritta tidak bekerja:
1. Halangan karena karma masa lalu;
2. Halangan karena kekotoran batin masa kini, dan
3. Halangan karena kurangnya keyakinan.
Paritta yang merupakan perlindungan bagi para makhluk akan kehilangan kekuatannya karena cacat mereka sendiri.”
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya tentang Paritta
« Reply #4 on: 22 May 2013, 08:31:56 PM »
Mungkin topik ini sudah sering dibahas di vihara-vihara atau saat diskusi Dhamma. Tapi pengen juga membahas (lebih tepatnya, saya ingin bertanya) di forum ini.

1. Apakah pada zaman Sang Buddha ada aktivitas chanting/baca paritta baik untuk para anggota Sangha ataupun umat perumah tangga?


2. Di bagian kata pengantar buku Paritta terbitan STI yang saya miliki, ada dituliskan seperti ini:
Di buku teks sekolah pelajaran Agama Buddha pun ada diajarkan seperti itu.

Apakah hal tersebut ada dalam Tipitaka?

3. Beberapa patha/gatha seperti pubbabhaganamakara (namo tassa bhagavato arahato sammasambuddhasa), namakara patha, dsb.; itu diajarkan Sang Buddha atau belakangan muncul?

4. Apa member DC di sini rutin membaca paritta setiap hari?

Terima kasih sebelumnya  ^:)^


1. Sang Buddha rutin menerima dana makanan dari umat, disanalah aktivitas pembacaan paritta, yang diberikan dalam bentuk Dhamma desana, dimana paritta yang kita baca ini adalah dhamma yang dibabarkan sang Buddha baik dalam pembabaran dhamma kepada umat perumah tangga atau anggota sangha. Sehingga itulah aktivitas  paritta.


Sebagai contoh: Ada Paritta Makakassapa Bhojanga itu diberikan sendiri langsung kepada Maha Kassapa dari Sang Buddha sewaktu Maha Kassapa sakit, juga ada dikisahkan di jaman Sang Buddha ada anak yg seharusnya mati setelah berusia seminggu,kemudian sang Buddha minta kepada orang tua untuk melakukan pembacaan paritta nonstop selama 7hr 7mlm, maka anak itu akan selamat, itulah awal mulanya Sutta Atanatiya, tradisi ini masih dilakukan oleh negara Sri Lanka pembacaan paritta nonstop semalam suntuk (bagi yang kaya bisa 3-7 hr nonstop), dll msh banyak kok contohnya. Jadi pembacaan paritta sudah ada sejak jaman Sang Buddha.


2. Syarat kekuatan paritta itu tidak tercantum dalam Tipitaka.


3. Tidak diajarkan sang Buddha tapi dilakukan oleh seorang umat perumah tangga yang ketika jatuh seketika mengucapkan gatha tsb, padahal kakak dia 3 orang adalah pengikut Nigantha, sehingga dia dianggap pengkhianat keluarga, setelah kakak2 nya diajak mengikuti dhamma desana Sang Buddha segera mencapai tingkat kesucian dan minta ditahbiskan menjadi Bhikkhu (sory lupa nama umat perumah tangga ini).


4. Saya tidak rutin (stlh sahabat sy mengirim pesan terakhirnya bahwa bukan membaca Paritta yang menyelamatkan kita tapi perbuatan kita selama hidup)
« Last Edit: 22 May 2013, 08:37:15 PM by Shasika »
I'm an ordinary human only

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: Tanya tentang Paritta
« Reply #5 on: 22 May 2013, 10:23:27 PM »
Terima kasih buat jawaban-jawabannya. Sesuai saran dari bro adi lim, saya sudah buat poll-nya, silakan di-poll :D

Nah jika di zaman Sang Buddha memang tidak ada ritual/upacara khusus chanting, mengapa bisa muncul kebiasaan seperti ini?

Quote
3. Tidak diajarkan sang Buddha tapi dilakukan oleh seorang umat perumah tangga yang ketika jatuh seketika mengucapkan gatha tsb, padahal kakak dia 3 orang adalah pengikut Nigantha, sehingga dia dianggap pengkhianat keluarga, setelah kakak2 nya diajak mengikuti dhamma desana Sang Buddha segera mencapai tingkat kesucian dan minta ditahbiskan menjadi Bhikkhu (sory lupa nama umat perumah tangga ini).

Ada kisah versi full-nya gak sis Shasika? :)

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Tanya tentang Paritta
« Reply #6 on: 23 May 2013, 06:13:22 AM »
4. Saya tidak rutin (stlh sahabat sy mengirim pesan terakhirnya bahwa bukan membaca Paritta yang menyelamatkan kita tapi perbuatan kita selama hidup)

Yang terakhir ini gw setuju  :jempol:
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Tanya tentang Paritta
« Reply #7 on: 23 May 2013, 09:00:43 AM »
« Last Edit: 23 May 2013, 03:46:28 PM by Sumedho »

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya tentang Paritta
« Reply #8 on: 24 May 2013, 07:30:00 PM »
Yang terakhir ini gw setuju  :jempol:

Makasih bro  ;D
I'm an ordinary human only

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya tentang Paritta
« Reply #9 on: 24 May 2013, 07:38:59 PM »
Ada kisah versi full-nya gak sis Shasika? :)
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23969.0.html

Makasih sis Bluppy udah dibantu jawab, tapi kalo saya tidak salah tangkap yang ditanyakan dari bro Wei adalah kisah si umat perumah tangga yang memuliakan nama Sang Buddha dengan mengucap gatha : "Namo tassa bhagavato arahato samma sambuddhassa"

 [at] bro Wei,
Untuk kisah itu dulu ada di thread lama, yang ada gambarnya bro Virya (Adhitthana) yang cerita bergambar sang Buddha bersama 3 brahmana muda sedang diskusi di dalam air dengan 3 kendi. bentar ya saya cari dulu kisah itu.
I'm an ordinary human only

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Tanya tentang Paritta
« Reply #10 on: 24 May 2013, 08:51:57 PM »
wah, yang poll tidak pernah membaca paritta 100 %...
Jujur tapi menyakitkan.. :))
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya tentang Paritta
« Reply #11 on: 24 May 2013, 09:13:41 PM »
wah, yang poll tidak pernah membaca paritta 100 %...
Jujur tapi menyakitkan.. :))
Karena memang kenyataan tidak selalu indah  ;D
I'm an ordinary human only

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya tentang Paritta
« Reply #12 on: 24 May 2013, 09:18:46 PM »
Ada kisah versi full-nya gak sis Shasika? :)
[at] bro Wei,
Untuk kisah itu dulu ada di thread lama, yang ada gambarnya bro Virya (Adhitthana) yang cerita bergambar sang Buddha bersama 3 brahmana muda sedang diskusi di dalam air dengan 3 kendi. bentar ya saya cari dulu kisah itu.
[at] bro Wei,
sory sekali ternyata ini udah sy cari link nya belum ketemu, saya ingat sekali itu ada dalam kisah sang Buddha dalam gambar dari bro Virya (Adhitthana), thread lama, tapi kok kisah dalam gambar itu sekarang ga ketemu ya? siapa yang bisa bantu mohon dibantu link kisah dalam gambar postingannya bro Addhitthana. thanks.  :)
I'm an ordinary human only

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Tanya tentang Paritta
« Reply #14 on: 24 May 2013, 09:29:22 PM »
wah, yang poll tidak pernah membaca paritta 100 %...
Jujur tapi menyakitkan.. :))

Benar2 "Theravadin" sejati ;D
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

 

anything