Menarik, ini hanya sekedar pendapat pribadi dari saya terlepas dari kontrovensi yang ada, jujur saja saya sangat heran ketika bahkan seorang "oknum Bhikkhu Theravada" juga mengajarkan hal yang serupa, sungguh membuat saya kecewa, tetapi kekecewaan itu tidak pernah saya utarakan kepada Oknum Bhikkhu yang bersangkutan, karena bagi saya tentu saja itu tidak bermanfaat baik bagi diri saya sendiri maupun bagi sang oknum bhikkhu..
Ini mengherankan, karena dimana jumlah bhikkhu theravada di kota asal tempat saya tinggal yang sedikit, malah belum menemukan yang bisa berjalan sesuai dengan jalan yang ditapaki oleh para Ariya..
sedikit menyentil soal "lagu buddhisme" sesungguhnya bahkan parrita-paritta suci juga dijadikan lagu, tentu saja ketika saya bertanya kepada Bhikkhu ybs secara langsung, Bhikkhu tersebut menjawab,"sama seperti anda mendengarkan lagu inggris, atau bahasa yang tidak kamu mengerti, kamu memahaminya tetapi kamu tidak mengerti" [secara simple yang dimaksud bahwa parritta yang "dilagukan" bisa menenangkan diri kita, ya jujur saja dari pribadi saya sendiri memang mendengar "lagu" buddhisme yang di ambil dari parritta memang menenangkan dan menyenangkan, tetapi apakah ini sudah benar ?apakah ini jalan yang benar ?]
Banyak yang mengatakan bahwa Buddhisme di Indonesia dewasa ini berkembang dengan sangat pesat, tetapi bagi saya malah tampak sepertinya ajaran Buddha sedang menuju keterperosotan yang makin besar dan jauh.
Di vihara-vihara theravada yang tersebar di daerah asal saya, kita dapat melihat bahwa di ruangan-ruangan Bhaktisala penuh dengan telinga yang memperhatikan Dhamma, tetapi sayang mereka memperhatikannya dengan cara yang tidak tepat, bahkan bukan hanya umat awam saja, anggota Bhikkhu yang senior pun seperti itu, jadi bagi saya umat Buddhisme dewasa ini malah hanya dituntun ke dalam khayalan yang lebih besar !
Kita sering kali melantukan berbagai sutta seperti Bojjhanga sutta, Dhammacakkappavattana Sutta, Anattalakkhanasutta, Mangala Sutta, Karinaya Metta Sutta, dan sebagainya untuk menghindari hal-hal yang buruk, untuk mendambakan kesejahteraan dan ketenangan, tetapi akhirnya sutta-sutta ini hanya berakhir menjadi suatu bentuk upacara, yang tentu saja menjadikan diri kita semakin melekat bukan terbebaskan !semakin bodoh bukan semakin bijak !
Semua ini terjadi karena banyak yang melantunkan sutta/paritta berdasarkan untuk menangkal penyakit, kemalangan, dan sebagainya !Sesungguhnya Buddha tidak pernah mengajarkan ketergantungan dan kemelekatan ![Buddha malah memerangi kemelekatan !Apapun yang dilekati adalah DUKKHA !Apapun yang masih tersisa adalah ketidaksucian !bahkan untuk seorang anagami sekalipun !], Buddha mengajarkan secara jelas ajaranNya kepada kita, tetapi pada akhirnya kita menjadi lebih sok tahu dan malah mengalunkan sutta/paritta tersebut untuk menambah khayalan kita ....
Semua umat Buddhisme seperti sedang diperdaya, dibodohi ! Kita diajarkan oleh Buddha melantunkan sutta/paritta untuk memotong kemelekatan kita bukan untuk memperbanyak/memperluas kemelekatan kita, tetapi malah kita lebih sering kali melantunkan sutta/paritta hanya untuk memenuhi pengharapan kita !Ini semua merupakan delusi !kebohongan !Semua orang hanya dibohongi!Setiap dari mereka yang mengalukan paritta/sutta hanya untuk memenuhi pengharapan mereka hanya seperti orang yang berkhayal !
Kita semua berpikir bagaimana caranya menghindari penderitaan, tetapi kita tidak pernah berlatih, kita tidak pernah berusaha untuk memahami arti dari sutta/paritta, lalu dimanakah penderitaan akan berakhir dengan begitu ?
Orang yang memahami hal ini akan mengetahui bahwa praktek ajaran Buddha yang sebenarnya hampir berlawanan dengan yang dikerjakan oleh orang "pada umumnya", kedua kelompok ini hampir tidak bisa saling memahami..[secara sederhananya menurut saya bahwa memarketing Buddhisme seperti ajaran agama lain adalah tidak tepat, mencemarkan Buddhisme secara tidak langsung !], bagaimana orang-orang yang berkelakuan seperti itu bisa mengatasi penderitaan ?
Walau mereka memiliki sutta/paritta untuk dapat menyadari kebenaran, tetapi mereka malah menggunakannya untuk memperbesar khayalan mereka ! Mereka sesungguhnya telah membelakangi jalan yang benar !
Jika kita meneliti persoalan ini, kita akan mengetahui bahwa kebanyakan dari mereka malah semakin tersesat, tetapi kita tidak bisa memberitahukannya kepada mereka disebabkan segala sesuatu telah dirubah dan diaminkan menjadi sebuah bentuk ritual/upacara, kebanyakan dari mereka senang untuk membacakan paritta, tetapi sayang mereka membacakannya dengan avijja bukan dengan kebijaksanaan...
Mereka mengatakan bahwa mereka mengajarkan orang menjadi lebih memahami Dhamma, lebih mengerti Dhamma, lebih pinter tentang Dhamma, tetapi sesungguhnya mereka hanya jika kita melihat dari segi kebenaran maka sesungguhnya apa yang mereka ajarankan kepada orang hanya untuk membuat orang-orang tersebut menjadi lebih tersesat dan terikat pada khayalan !