Segala sesuatu memiliki sebab, dari sebab muncul lah akibat - akibat, dan sebab - sebab yang belum terputus akan terus menghasilkan akibat - akibat yang berkepanjangan, penderitaan yang sangat panjang dan tak terlepaskan, seperti kata Buddha soal "SAMSARA"...
Seseorang yang membunuh di kehidupan lalu tak tertutup kemungkinan akan dibunuh dikehidupan ini, seseorang yang melakukan pelecehan seksual tak tertutup kemungkinan dilecehkan dikehidupan selanjutnya, sungguh rumit dan sukar Hukum Kamma ini bekerja mempengaruhi seluruh alam semesta ini..
Ada orang yang kaya, tetapi berpikiran, berucap dan berbuat tidak pantas, ada orang yang berkuasa tetapi semena-mena, seperti yang tertulis didalam Dhammapadda Atthakantha
Mendengar hal itu Sang Buddha membabarkan syair 69 berikut ini:
Selama buah dari suatu perbuatan jahat belum masak, maka orang bodoh akan menganggapnya manis seperti madu; tetapi apabila buah perbuatan itu telah masak, maka ia akan merasakan pahitnya penderitaan.
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 71 berikut :
Suatu perbuatan jahat yang telah dilakukan tidak segera menghasilkan buah, seperti air susu yang tidak langsung menjadi dadih; demikianlah perbuatan jahat itu membara mengikuti orang bodoh, seperti api yang ditutupi abu.
Sang Buddha membabarkan syair 119 dan 120 berikut :
Pembuat kejahatan hanya melihat hal yang baik selama buah perbuatan jahatnya belum masak, tetapi bilamana hasil perbuatannya itu telah masak, ia akan melihat akibat-akibatnya yang buruk.
Pembuat kebajikan hanya melihat hal yang buruk selama buah perbuatan bajiknya belum masak, tetapi bilamana hasil perbuatannya itu telah masak, ia akan melihat akibat-akibatnya yang baik.
Oh...sungguh panjang lingkaran penderitaan ini terlihat seperti tak berujung dan tak berakhir.....Bagaimana memutuskan lingkaran setan ini ?