kalau penerimaan hanya bisa terjadi jika ada bukti rekaman (audio atau video) maka jangan repot2 mencari bukti rekaman itu, akan lebih mudah menolaknya saja, daripada mencari bukti yg tidak ada. Bahkan jika ada bukti rekaman video pun masih belum cukup, karena tetap ada celah untuk tidak menerima, misalnya, ada kemungkinan para bhikkhu pengulang Nikaya itu sengaja menyelewengkan ajaran yg mrk hapalkan, dan segala alasan lainnya.
Tapi di sisi lain kita juga bisa memilih menerimanya sebatas bukti2 yg logis. misalnya, semua aliran menerima bahwa Ananda adalah pelayan Sang Buddha, bahwa Ananda mempelajari banyak sutta dari Sang Buddha, bahwa Ananda memiliki photographic memory, bahwa pada masa sekarang pun masih ada orang2 yg mampu menghapalkan seluruh Tipitaka,dan lain-lainnya
Andaikata betul ananda memiliki photographic memory, darimanakah kita mengetahui bahwa apa yang di-wariskan dari Dokumentasi Konsili ke-4 itu adalah sama persis dengan apa yang di-ulangi oleh Ananda dan Upali di Konsili ke-1 ?
Karena tidak ada bukti dokumentasi dari konsili ke-1, ke-2 dan ke-3.... Kisah/cerita konsili ke-1, ke-2 dan ke-3 kita ketahui SATU-SATU-NYA adalah dari dokumentasi yang terjadi di konsili ke-4... (atau ada yang punya sumber lain
)
Dan apa yang membuat kita percaya dengan alur "kisah" pembabaran sutta, vinaya maupun abhidhamma, adalah bahwa kita juga harus meyakini Bhikkhu Rakkhita (pemimpin Konsili ke-4) sebagai seorang Arahat yang bisa mengetahui dengan persis apa yang sudah diwariskan secara lisan dari konsili ke-1, konsili ke-2 dan konsili ke-3 adalah setidaknya merupakan ajaran Buddha (ataupun khotbah siswa utamanya yang sejalan dengan ajaran Buddha).
Jika kita tidak meyakini ke-arahat-an Bhikkhu Rakkhita, maka kita juga jangan meyakini kebenaran 4 Nikaya awal itu... karena toh sumber yang kita dapatkan sekarang ini dan bisa kita jejak ulang ke belakang adalah hanya sampai pada dokumentasi konsili ke-4.