//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan  (Read 587026 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1216 on: 20 February 2012, 06:29:42 PM »
http://www.patria.or.id/

patria = pemuda theravada Indonesia... (termasuk pemudi nya juga tohh, atau ?)
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1217 on: 21 February 2012, 08:50:00 AM »
patria = pemuda theravada Indonesia... (termasuk pemudi nya juga tohh, atau ?)
Ya, seharusnya sih organisasi campur, mungkin untuk efisien saja jadi ga dibuat "Papitria". Sama saja seperti tanggal 28 Oktober kita peringati 'Sumpah Pemuda' walaupun pemudi juga tentunya ikutan.


Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1218 on: 21 February 2012, 10:15:55 AM »
tanya lagi :

RAPB :
petapa sumedha, sewaktu menerima ramalan sudah mencapai jhanna yang tinggi. klo gak salah ingat bahkan sampe mencapai arupa jhanna.
namun tidak diceritakan sudah mencapai tingkat kesucian tertentu.
atau sudah? (jujur saya belum selesai membaca keseluruhan RAPB)

nah jika seseorang, katakanlah seorang pemasuk arus, namun membuat tekad seperti petapa sumedha untuk menjadi buddha. tentu dia harus berjuang menyempurnakan parami-nya melalui kelahiran yang tidak terhitung banyaknya. namun dikatakan bahwa seorang pemasuk arus hanya akan kembali maksimal 7 kali lagi sebelum akhirnya mencapai tingkat kesucian tertinggi dan merealisasikan nibbana.
ini bagaimana?

atau apakah pada kasusnya tidak pernah ada makhluk sotapanna, sakadagami atau anagami yang bertekad menjadi buddha. kalau iya, kenapa? apakah jika mencapai salah satu tingkat kesucian maka kesempatan menjadi seoarang sammasambuddha menjadi tertutup?

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1219 on: 21 February 2012, 10:34:04 AM »
tanya lagi :

RAPB :
petapa sumedha, sewaktu menerima ramalan sudah mencapai jhanna yang tinggi. klo gak salah ingat bahkan sampe mencapai arupa jhanna.
namun tidak diceritakan sudah mencapai tingkat kesucian tertentu.
atau sudah? (jujur saya belum selesai membaca keseluruhan RAPB)

nah jika seseorang, katakanlah seorang pemasuk arus, namun membuat tekad seperti petapa sumedha untuk menjadi buddha. tentu dia harus berjuang menyempurnakan parami-nya melalui kelahiran yang tidak terhitung banyaknya. namun dikatakan bahwa seorang pemasuk arus hanya akan kembali maksimal 7 kali lagi sebelum akhirnya mencapai tingkat kesucian tertinggi dan merealisasikan nibbana.
ini bagaimana?

atau apakah pada kasusnya tidak pernah ada makhluk sotapanna, sakadagami atau anagami yang bertekad menjadi buddha. kalau iya, kenapa? apakah jika mencapai salah satu tingkat kesucian maka kesempatan menjadi seoarang sammasambuddha menjadi tertutup?

Sudah mencapai jhana2 tidak berarti sudah pasti suci.... jhana itu dicapai lewat meditasi samatha sedangkan kesucian dicapai lewat Vipassana.... Jadi kalo menurut saya Petapa Sumedha belum mempunyai kesucian pada saat bertekad menjadi Sammasambuddha...

Menurut saya seorang yang pemasuk arus, hanya akan terlahir paling banyak 7 kali kelahir itu adalah sudah hukum alam yang berlaku.... setelah mencapai kesucian sotapanna mgkn sudah tidak penting lagi untuk bertekad jadi sammasambuddha karena ketiga "akar" sudah melemah....

Kalo pintu untuk mencapai sammasambuddha sudah tertutup ato tidak tergantung pada pandangan aliran masing2.... kalo thera kayaknya sih sudah tertutup... kalo maha setelah arahat masih punya peluang... jd tergantung pada pandangan....

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1220 on: 21 February 2012, 10:34:15 AM »
tanya lagi :

RAPB :
petapa sumedha, sewaktu menerima ramalan sudah mencapai jhanna yang tinggi. klo gak salah ingat bahkan sampe mencapai arupa jhanna.
namun tidak diceritakan sudah mencapai tingkat kesucian tertentu.
atau sudah? (jujur saya belum selesai membaca keseluruhan RAPB)

nah jika seseorang, katakanlah seorang pemasuk arus, namun membuat tekad seperti petapa sumedha untuk menjadi buddha. tentu dia harus berjuang menyempurnakan parami-nya melalui kelahiran yang tidak terhitung banyaknya. namun dikatakan bahwa seorang pemasuk arus hanya akan kembali maksimal 7 kali lagi sebelum akhirnya mencapai tingkat kesucian tertinggi dan merealisasikan nibbana.
ini bagaimana?

atau apakah pada kasusnya tidak pernah ada makhluk sotapanna, sakadagami atau anagami yang bertekad menjadi buddha. kalau iya, kenapa? apakah jika mencapai salah satu tingkat kesucian maka kesempatan menjadi seoarang sammasambuddha menjadi tertutup?

Sudah mencapai jhana2 tidak berarti sudah pasti suci.... jhana itu dicapai lewat meditasi samatha sedangkan kesucian dicapai lewat Vipassana.... Jadi kalo menurut saya Petapa Sumedha belum mempunyai kesucian pada saat bertekad menjadi Sammasambuddha...

Menurut saya seorang yang pemasuk arus, hanya akan terlahir paling banyak 7 kali kelahir itu adalah sudah hukum alam yang berlaku.... setelah mencapai kesucian sotapanna mgkn sudah tidak penting lagi untuk bertekad jadi sammasambuddha karena ketiga "akar" sudah melemah....

Kalo pintu untuk mencapai sammasambuddha sudah tertutup ato tidak tergantung pada pandangan aliran masing2.... kalo thera kayaknya sih sudah tertutup... kalo maha setelah arahat masih punya peluang... jd tergantung pada pandangan....

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1221 on: 21 February 2012, 10:52:56 AM »
makanya saya katakan bahwa tidak diceritakan petapa sumedha mencapai tingkat kesucian tertentu.

dan yang saya tanyakan adalah seseorang yang mencapai tingkat kesucian tertentu yang saya beri contoh seorang sotapanna, apakah baginya sudah tertutup kesempatan menjadi seorang sammasambuddha?
supaya memudahkankan kita bahas dalam pandangan theravada saja.

oh ya diceritakan dalam RAPB bahwa petapa sumedha memenuhi kualifikasi mencapai tingkat arahat pada kehidupan itu juga, namun karena tekad bulat menjadi sammasambuddha maka petapa sumedha memilih tidak merealisasikan kearahatanya.
apakah ini berarti mencapai tingkat kesucian = tidak bisa menjadi sammasambuddha.

sekali lagi supaya memudahkan diskusi kita bahas dari 1 pandangan saja, kita pakai pandangan theravada saja.

thk's

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1222 on: 21 February 2012, 11:15:03 AM »
makanya saya katakan bahwa tidak diceritakan petapa sumedha mencapai tingkat kesucian tertentu.

dan yang saya tanyakan adalah seseorang yang mencapai tingkat kesucian tertentu yang saya beri contoh seorang sotapanna, apakah baginya sudah tertutup kesempatan menjadi seorang sammasambuddha?
supaya memudahkankan kita bahas dalam pandangan theravada saja.

oh ya diceritakan dalam RAPB bahwa petapa sumedha memenuhi kualifikasi mencapai tingkat arahat pada kehidupan itu juga, namun karena tekad bulat menjadi sammasambuddha maka petapa sumedha memilih tidak merealisasikan kearahatanya.
apakah ini berarti mencapai tingkat kesucian = tidak bisa menjadi sammasambuddha.

sekali lagi supaya memudahkan diskusi kita bahas dari 1 pandangan saja, kita pakai pandangan theravada saja.

thk's

Ok kita coba diskusikan hal ini, tetapi apa yg saya sampaikan adalah pendapat pribadi saya yang kebenarannya masih diragukan krn saya belum pernah merealisasikan dan semua ini hanya sebatas dari apa yang pernah saya baca,,,,

Kalo yg pernah saya baca, dengan memilik Jhana sebenarnya sudah setengah jalan untuk merealisasikan kesucian arahat.. dengan memiliki jhana2 pikiran itu lentur, tenang, dan seimbang sehingga dapat diarahkan sesuai dengan keinginan.... jd ini kenapa dengan jhana dikatakan sudah setengah jalan tinggal sebentar lagi mencapai "pantai seberang".... Jd dengan parami yang sudah matang dan jhana2 tsb, petapa Sumedha memenuhi kualitas untuk merealisasikan kesucian arahat pada saat itu.... Tetapi karena petapa Sumedha tidak mengarahkan pikiran untuk "menlenyapkan" ketiga akar (LDM), maka tentu petapa pada saat itu belum mencapai kesucian... kalo tidak salah di RAPB juga disebutkan bahwa beliau menunda pencapaian kesucian arahat demi menolong semua makhluk dengan bertekad mencapai sammasambuddha krn welas asihnya....

Buddha sudah menjelaskan ada 3 jenis Buddha - sammasambuddha, pacceka Buddha, dan savaka Buddha... Kelihatannya kita memang harus memilih jalan mana yang mau dilalui... kelo mau ke jalan Sammasambuddha harus bertekad didepan Buddha hidup dan mendapatkan ramalan pasti dimasa depan... untuk melakukan ini tentu seseorang harus memenuhi kualitas yang dibutuhkan untuk menjadi seorang bodhisattva... Kalo seorang katakanlah sotapanna tentu tidak akan bertekad didepan seorang buddha hidup untuk mencapai sammasambuddha karena jalan yang dipilih adalah jalan savaka (menjadi murid buddha)...

Jd menurut saya kalo mau menjadi sammasambuddha, ya sebaiknya jgn ambil jalan savaka tetapi jalan bodhisattva...



« Last Edit: 21 February 2012, 11:25:18 AM by william_phang »

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1223 on: 21 February 2012, 11:22:01 AM »
jadi intinya bukan pada apakah setelah mencapai tingkat kesucian tertentu menjadi tidak berkesempatan menjadi seorang sammasambuddha, namun sesungguhnya yang menjadi point pokoknya adalah jalan apa yang dipilih pada awal perjalanan spiritualnya.
begitu kah?

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1224 on: 21 February 2012, 11:23:42 AM »
jadi intinya bukan pada apakah setelah mencapai tingkat kesucian tertentu menjadi tidak berkesempatan menjadi seorang sammasambuddha, namun sesungguhnya yang menjadi point pokoknya adalah jalan apa yang dipilih pada awal perjalanan spiritualnya.
begitu kah?

Iya kalo menurut pendapat pribadi saya... mkgn ada pandangan yang lain mau menambahkan pandangan/pendapatnya?....

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1225 on: 21 February 2012, 11:34:26 AM »
makasih sudah menjawab, rasanya pandangan bro william sama seperti pemahaman saya juga. awalnya saya ragu2, makanya saya konsultasi di thread ini.

yap, ada yang mau nambahin?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1226 on: 21 February 2012, 05:23:40 PM »
tanya lagi :

RAPB :
petapa sumedha, sewaktu menerima ramalan sudah mencapai jhanna yang tinggi. klo gak salah ingat bahkan sampe mencapai arupa jhanna.
namun tidak diceritakan sudah mencapai tingkat kesucian tertentu.
atau sudah? (jujur saya belum selesai membaca keseluruhan RAPB)

nah jika seseorang, katakanlah seorang pemasuk arus, namun membuat tekad seperti petapa sumedha untuk menjadi buddha. tentu dia harus berjuang menyempurnakan parami-nya melalui kelahiran yang tidak terhitung banyaknya. namun dikatakan bahwa seorang pemasuk arus hanya akan kembali maksimal 7 kali lagi sebelum akhirnya mencapai tingkat kesucian tertinggi dan merealisasikan nibbana.
ini bagaimana?

atau apakah pada kasusnya tidak pernah ada makhluk sotapanna, sakadagami atau anagami yang bertekad menjadi buddha. kalau iya, kenapa? apakah jika mencapai salah satu tingkat kesucian maka kesempatan menjadi seoarang sammasambuddha menjadi tertutup?
Ini sebetulnya pertanyaan yang lumayan sering muncul.
Pencapaian kesucian, bahkan 'serendah' sotapanna, bukanlah sebuah kebetulan. Kebetulan lahir di jaman yang sama, denger2 dikit kebetulan kondisi sesuai, lalu mencapai kesucian. Semua pencapaian kesucian itu adalah hasil dari tekad, perjuangan, dan latihan dalam jangka waktu yang susah untuk dipikirkan. Jadi orang yang telah mencapai di jalan savaka (Sotapanna s/d Arahant), adalah mereka yang telah lama teguh dalam tekad dan latihannya di jalan tersebut, sehingga sewaktu pencapaian terjadi, tidak mungkin tekad mereka malah jadi kendur atau goyah, lalu pindah ke 'jalan' lain. Demikian juga bodhisatta yang sudah teguh pada jalannya, tidak mungkin tiba-tiba goyah, menyerah, dan pindah ke jalan lain.

Pencapaian jhana sendiri adalah hal-hal yang masih duniawi, walaupun dipuji karena keterasingannya dari nafsu. Terlebih lagi, jhana sendiri bisa 'hilang'. Jadi jhana dan kesucian memang hal yang berbeda.

Petapa Sumedha memang bijaksana dan jika saat itu dia 'diajari' oleh Buddha Dipankhara, ia mampu mencapai Arahatta. Kalau sudah Arahatta, otomatis tidak terlahir lagi jadi apapun. Pencapaian kesucian memang 'membatasi' kelahiran kembali, sehingga memang secara teknis, membuat pelatihan dasa parami (10 kesempurnaan) menjadi tidak mungkin.



jadi intinya bukan pada apakah setelah mencapai tingkat kesucian tertentu menjadi tidak berkesempatan menjadi seorang sammasambuddha, namun sesungguhnya yang menjadi point pokoknya adalah jalan apa yang dipilih pada awal perjalanan spiritualnya.
begitu kah?
Tepat sekali. Saya rasa Petapa Sumedha pun seandainya masuk sangha, walaupun potensinya ada, namun tekadnya itu tetap akan 'menghalangi' pencapaiannya sebagai Savaka, sebab kecenderungan pada jalan Bodhisatta sudah sangat2 kuat.

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Baikah menjual dgn harga tinggi sekali ?
« Reply #1227 on: 21 February 2012, 05:29:47 PM »
nah katakan seseorang menjual alat penghancur lemat (spt yg di TV),
nah alat ini hanya terdiri dari motor penggerak yg dijalankan baterai...
boleh dikatakan simple, tapi penjual ini menjual dari harga pokok 8X lipat.

Apakah dibenarkan cara menjual tsb ditinjau dari ajaran Buddha ?
Apakah penjual dgn bebas menjual harga dagangannya setinggi mungkin ?
Kalau penjual hanya importir, apa juga boleh menjual dgn harga selangit ?
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1228 on: 21 February 2012, 05:43:57 PM »
orang akan membandingkan dulu barang nya.

misalnya Hippo power bank di itc roxy mas jakarta di pintu timur tuh hippo power bank harga Rp 399.000,- sedang kan diatas dekat pujasera di jual dengan harga Rp265.000,- mau pilih mana barang sama lohh!

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Baikah menjual dgn harga tinggi sekali ?
« Reply #1229 on: 21 February 2012, 05:49:33 PM »
nah katakan seseorang menjual alat penghancur lemat (spt yg di TV),
nah alat ini hanya terdiri dari motor penggerak yg dijalankan baterai...
boleh dikatakan simple, tapi penjual ini menjual dari harga pokok 8X lipat.

Apakah dibenarkan cara menjual tsb ditinjau dari ajaran Buddha ?
Apakah penjual dgn bebas menjual harga dagangannya setinggi mungkin ?
Kalau penjual hanya importir, apa juga boleh menjual dgn harga selangit ?
Saya pikir kalau barang2 yang bukan kebutuhan pokok bebas saja dijual dengan harga 100x lipat sekalipun. Hanya tergantung pembelinya saja kalau memang mau beli. Misalnya lukisan juga kalau dilihat dari 'modal', hanya kanvas, kuas, cat air, dan perlengkapan lain, tapi bisa dijual bermilyar-milyar dan orang mau beli. Tidak masalah.
Untuk kebutuhan pokok, saya pikir memang harus diatur oleh negara.

 

anything