tanya lagi :
RAPB :
petapa sumedha, sewaktu menerima ramalan sudah mencapai jhanna yang tinggi. klo gak salah ingat bahkan sampe mencapai arupa jhanna.
namun tidak diceritakan sudah mencapai tingkat kesucian tertentu.
atau sudah? (jujur saya belum selesai membaca keseluruhan RAPB)
nah jika seseorang, katakanlah seorang pemasuk arus, namun membuat tekad seperti petapa sumedha untuk menjadi buddha. tentu dia harus berjuang menyempurnakan parami-nya melalui kelahiran yang tidak terhitung banyaknya. namun dikatakan bahwa seorang pemasuk arus hanya akan kembali maksimal 7 kali lagi sebelum akhirnya mencapai tingkat kesucian tertinggi dan merealisasikan nibbana.
ini bagaimana?
atau apakah pada kasusnya tidak pernah ada makhluk sotapanna, sakadagami atau anagami yang bertekad menjadi buddha. kalau iya, kenapa? apakah jika mencapai salah satu tingkat kesucian maka kesempatan menjadi seoarang sammasambuddha menjadi tertutup?
Ini sebetulnya pertanyaan yang lumayan sering muncul.
Pencapaian kesucian, bahkan 'serendah' sotapanna, bukanlah sebuah kebetulan. Kebetulan lahir di jaman yang sama, denger2 dikit kebetulan kondisi sesuai, lalu mencapai kesucian.
Semua pencapaian kesucian itu adalah hasil dari tekad, perjuangan, dan latihan dalam jangka waktu yang susah untuk dipikirkan. Jadi orang yang telah mencapai di jalan savaka (Sotapanna s/d Arahant), adalah mereka yang telah lama teguh dalam tekad dan latihannya di jalan tersebut, sehingga sewaktu pencapaian terjadi, tidak mungkin tekad mereka malah jadi kendur atau goyah, lalu pindah ke 'jalan' lain. Demikian juga bodhisatta yang sudah teguh pada jalannya, tidak mungkin tiba-tiba goyah, menyerah, dan pindah ke jalan lain.
Pencapaian jhana sendiri adalah hal-hal yang masih duniawi, walaupun dipuji karena keterasingannya dari nafsu. Terlebih lagi, jhana sendiri bisa 'hilang'. Jadi jhana dan kesucian memang hal yang berbeda.
Petapa Sumedha memang bijaksana dan jika saat itu dia 'diajari' oleh Buddha Dipankhara, ia mampu mencapai Arahatta. Kalau sudah Arahatta, otomatis tidak terlahir lagi jadi apapun. Pencapaian kesucian memang 'membatasi' kelahiran kembali, sehingga memang secara teknis, membuat pelatihan dasa parami (10 kesempurnaan) menjadi tidak mungkin.
jadi intinya bukan pada apakah setelah mencapai tingkat kesucian tertentu menjadi tidak berkesempatan menjadi seorang sammasambuddha, namun sesungguhnya yang menjadi point pokoknya adalah jalan apa yang dipilih pada awal perjalanan spiritualnya.
begitu kah?
Tepat sekali. Saya rasa Petapa Sumedha pun seandainya masuk sangha, walaupun potensinya ada, namun tekadnya itu tetap akan 'menghalangi' pencapaiannya sebagai Savaka, sebab kecenderungan pada jalan Bodhisatta sudah sangat2 kuat.