//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - bond

Pages: 1 2 3 4 [5] 6 7 8
61
Q3 M1:
My being a Buddhist has caused my friends to talk about me. They say that at one time I used to be a person full of fun and high spirits, and that now I am the exact opposite. I have lost a lot of friends, and even my wife misunderstands me and disagrees with me. How can I solve this problem?

A:
Being a Buddhist does not mean that you must be quiet or look solemn. If friends try to get you to go in a way which is unwholesome and you are observing the moral precepts(sïla), you should not follow them. You might lose your friends but you will not lose
yourself. If you are satisfied that you have gone the way of wholesomeness, you should consider the Buddha as an example. He was a prince who had a large retinue and many friends. He renounced the world, gave up those friends, and went to dwell alone for many
years. After he had attained Enlightenment, he was surrounded by friends and had many disciples who were Arahants (Pure Ones), monks as well as nuns, lay men and lay women, until the number of Buddhists was more than the population of the world.We all believe in the teachings of the Buddha, which unites the hearts and minds of all Buddhists. We therefore should not be afraid of having no friends.
We should think, first of all, that our friends do not yet understand us, and so they drift away and no longer associate with us. Our way of practice in the way of wholesomeness still remains, however. We should see that there are still good people in the world!
Good people eventually meet and become friends with other good people, and these good people will be our friends. If there are no good people in the world, and if there is nobody interested in associating with us, then we should associate with the Dhamma —
with Buddho, Dhammo and Sangho in our hearts, which is better than friends who are not interested in goodness at all. Buddho, Dhammo and Sangho are friends which are truly excellent.

Ordinarily, those good friends of yours will come back to you. You should therefore rest assured that if your heart is satisfied that you are going in a wholesome direction, then that is enough. You should not be concerned with or worry about others more than
yourself. You should be responsible for yourself in the present and in the future, for there is nobody but yourself who can raise you up to higher level.

62
Meditasi / Realitas arupa Jhana oleh Sunlun Sayadaw.
« on: 20 June 2009, 02:56:24 PM »
Nama lain dari Sunlun Sayadaw adalah Shan U Kavi, beliau telah diakui sebagai seorang Arahat . Demikian sekilas pertanyaan dari seorang Bhikkhu tentang pencapaian Sunlun Sayadaw.


Tanya Jawab  Nyaung-lunt Sayadaw  kepada Shan U Kavi/Sunlun Sayadaw tentang realitas arupa Jhana :

(Q). Tell me, Shin Kavi, about the five Mundane Jhāna.
(A). I am not conversant with the Venerable Sayadaw’s technical language. Would you kindly
       allow me to put in my own language?
 
(Q). You may say as you would deem fit.
(A). What you seem to ask is about objects of meditation. First, you apply your mind to the
       object. Then you think about it seriously. Goose-flesh appears on your body. You feel
       happy. You find yourself calmed.
 
(Q). Would you say it again please?
(A). Say, here is the object of meditation. You apply your mind on it. Then you ponder on it.
       You tremble with goose-flesh forming on your body. You feel happy. You are becalmed.
       That’s all Venerable Sir. You may call these things according to your own (technical)
       language.
 
(Sayadaw).  Well, well. Applying the mind on the meditation object is Vitakka. Pondering is
                  Vicāra. Trembling with goose-flesh appearing on the body is PÊti. Happiness is
                  Sukha. Becalmed means Ekaggatā. That is all correct. Go on now with the Jhāna.
                  And Shin Kavi told him about the Jhāna one by one up to the fifth Jhāna.
 
(Q). Well, now. Does Ākāsānancāyatana Jhāna (ruang tanpa batas-Jhana 5) have as its object a Conventional Truth or an
       Ultimate Reality?
(A). It has Conventional Truth as its object, Venerable Sir.
 
(Q). Does Vinnānancāyatana Jhāna(kesadaran tanpa batas - jhana 6) have as its object a Conventional Truth or Ultimate Reality?
(A). It has Ultimate Reality as its object, Venerable Sir.
 
(Q). Does Ākincannāyatana Jhāna( kekosongan--Jhana 7) have as its object a Conventional Truth or an Ultimate
       Reality?
(A). It has Conventional Truth as its object, Venerable Sir.
 
(Q). Does Nevasannānāsannā yatana Jhāna( persepsi dan bukan persepsi- jhana -8) have as its object a Conventional Truth or an
       Ultimate Reality?
(A). It has Ultimate Reality as its object, Venerable Sir.
 
(Q). When you advance from ĀkāsānaÒcāyatana Jhāna to ViÒÒāÓaÒcāyatana Jhāna do you have
       the lower Jhāna as object or do you have the higher Jhāna as object?
(A). I have the lower Jhāna as object and advance upwards.

 
(Q). Why? When you advance upwards, is there the need for having a lower Jhāna as object?
(A). Yes, you have to have the lower Jhāna as object. Venerable Sir, let me illustrate my point.
       There is a pit of excrements there, let’s say. You look at it and dreading it, lest you fall
        into it and clamber up to the next stage. The Nyaung-lunt Sayadaw was satisfied.
 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pertanyaan , renungan , dan bahan diskusi :

1. Apa yg membedakan setiap arupa jhana ada yg kebenaran konvensional/samuti sacca dan ada yg  kebenaran mutlak/realitas tertinggi/ultimate reality/paramatha sacca?

2. Mengapa ada yg disebut Kebenaran konvesional dan kebenaran mutlak kaitannya dengan pertanyaan no.1?
3. Setelah mengetahui 2 kebenaran itu tentang jhana , kemana korelasinya/penerapan berikutnya?

Metta _/\_

63
Berlusconi Goda Pengawal Cantik Khadafy



JUMAT, 12 JUNI 2009 | 09:03 WIB

ROMA, KOMPAS.com — Namanya saja Silvio Berlusconi. PM Italia yang dikenal mata keranjang ini tidak pernah melewatkan perempuan cantik untuk digodanya. Mata bos klub sepak bola AC Milan ini jelalatan ketika menyambut kedatangan pemimpin Libya Moammar Khadafy di Roma, Rabu (10/6).

Dengan senyum mengembang, Berlusconi menyapa Khadafy dan rombongannya ketika sampai di Bandara Campino Roma. Namun, ternyata salah satu perempuan pengawal Khadafy lah yang sesungguhnya benar-benar menarik perhatian Berlusconi. Ia sempat berhenti sejenak untuk memuji pakaian penuh lencana perempuan itu. Yang dipuji tersenyum pun tidak.

Di luar insiden itu, kunjungan tiga hari Khadafy ini punya makna besar bagi hubungan kedua negara, bekas penjajah dan jajahan. Pelukan Berlusconi dan Khadafy merupakan pengakuan paling terbuka bahwa kedua negara telah melupakan masa-masa menyakitkan puluhan tahun lalu.

Khadafy datang bersama 300 anggota rombongan, termasuk Mohammed Omar al-Mukhtar, anak tertua pahlawan Libya, Omar al-Mukhtar, yang dieksekusi militer Italia karena memimpin pemberontakan melawan pemerintah kolonial. Ia bahkan menempelkan foto hitam putih Omar di dadanya.

Kunjungan Khadafy dipadati pidato, termasuk di depan senat dan sebagian di antara 20.000 warga Italia yang diusirnya dari Libya pada 1970. Pengusiran itu merupakan balas dendam atas penjajahan Italia mulai 1911-1941. Kamis malam ia bertemu secara khusus dengan Berlusconi.

“Ini kunjungan yang sangat simbolis, karena inilah Khadafy yang dulu gencar mengatakan Libya sangat menderita selama 30 tahun penjajahan Italia. Ini juga menunjukkan bagaimana akhirnya Libya melupakan itu semua,” kata Dirk Vandewalle, pengajar pada Dartmouth College AS yang juga pakar Libya.

Libya memproklamasikan kemerdekaannya pada 1951 dan pada 1970 Khadafy merebut kekuasaan. Hubungan kedua negara yang buruk mulai membaik beberapa tahun terakhir ketika Libya setuju menghentikan pembangunan senjata nuklir dan Italia membayar 5 miliar dollar AS sebagai kompensasi masa penjajahan. dai/sas

http://internasional.kompas.com/read/xml/2009/06/12/09033547/berlusconi.goda.pengawal.cantik.khadafy


64
 Untuk mengimbangi pertanyaan2 di thread Mahayana untuk memenuhi azas keadilan ;D

Mudah2an membantu silakan dimulai kalo ada yg mau tanya, diskusi ini tidak ditujukan untuk menjatuhkan antar aliran.

silakan dimulai.

65
Lingkungan / Pria Gorontalo Makin Gemari Vasektomi
« on: 06 June 2009, 04:43:30 PM »
SABTU, 6 JUNI 2009 | 13:53 WIB
GORONTALO, KOMPAS.com — Vasektomi, yang merupakan salah satu program Keluarga Berencana (KB), kini kian diminati oleh kalangan pria di Gorontalo.
     
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Gorontalo, jumlah pria yang mengikuti program KB Vasektomi pada 2009 mengalami peningkatan.
     
"Kini jumlahnya mencapai 1.314 pria, ini baru peserta yang berasal dari dua wilayah, yakni Kabupaten Bone Bolango dan Kotamadya Gorontalo," ujar Kepala BKKBN Gorontalo Nofrijal di Gorontalo, Sabtu (6/6).
     
Ia mengatakan, vasektomi merupakan program KB yang dilakukan dengan jalan memotong dan mengikat saluran benih pada alat reproduksi pria sehingga sel benih yang diproduksi tidak bisa keluar, tetapi terbendung.
     
Ia menambahkan, sebagian besar pria yang mengikuti program KB vasektomi di wilayah itu berasal dari kalangan masyarakat ekonomi lemah. Pihaknya sendiri hingga kini masih terus menyosialisasikan, bahkan menggratiskan program KB khusus pria tersebut.
     
"Kami telah melakukan putaran pertama program vasektomi gratis pada setiap kabupaten dan kota di Gorontalo sejak 4 Juni yang lalu, dan akan berakhir di Kabupaten Boalemo dan Pohuwato pada 9 Juni mendatang," kata dia

Sebelumnya, pada 2008, pihaknya juga mencatat terjadi peningkatan jumlah pria yang mengikuti program KB vasektomi, yakni sebanyak 114 orang, dari yang ditargetkan, 102 orang.

http://regional.kompas.com/read/xml/2009/06/06/13530119/pria.gorontalo.makin.gemari.vasektomi


Komentar gue : berbahagialah para istri tidak perlu pake KB lagi  ^-^

66
Lingkungan / Pemuda Ini Bisa Terbang dan Berteman Kuntilanak
« on: 04 June 2009, 05:45:08 PM »
KAMIS, 4 JUNI 2009 | 14:56 WIB
Laporan Wartawan Pos Kupang, Okto Manehat

KOMPAS.com — Sebuah mobil Kijang warna biru membawa Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Alor Drs RJS Huan, wartawan Kompas Kornelis Kewa Ama, dan Pos Kupang menuju wilayah Otvai dan Omtel di kawasan puncak Kota Kalabahi. Di dua kawasan itu terdapat hutan milik Dinas Kehutanan Kabupaten Alor yang ditumbuhi berbagai tanaman, termasuk ribuan pohon cendana.

Waktu tempuh menuju Otvai dan Omtel antara 30 dan 50 menit, padahal jaraknya hanya 10 km. Maklum, jalannya cenderung menanjak sampai pada ketinggian 600 kaki di atas permukaan laut.

Kendati demikian, perjalanan terasa nikmat. Selain karena udaranya sejuk, mata rombongan juga dimanjakan oleh hijaunya hutan tanaman kemiri, cengkeh, kopi, jati, mahoni, johar, dan cendana di kiri-kanan jalan.

Saat tiba di kawasan hutan Otvai, wartawan lebih memilih melihat langsung lokasi cendana yang dikembangkan di atas lahan seluas 54 hektar sejak tahun 1986 itu. Cendana di hutan itu tingginya bervariasi 3-7 meter dengan diameter 30-80 cm. Mobil lalu bergerak menuju kawasan hutan Omtel. Di hutan Omtel terdapat pohon-pohon cendana yang dikembangkan sejak tahun 2007.

Sesudah mendapatkan data yang cukup, wartawan dan Kadis Huan hendak kembali ke Kalabahi. Waktu menunjukkan pukul 11.00 Wita. Dalam perjalanan pulang, masih di kawasan puncak hutan Omtel, Kadis Huan mengajak wartawan rehat sebentar di sebuah pondok milik Dishut di kawasan hutan. Pondok itu berdinding bambu, berlantai semen kasar, dan beratap seng.

Di dekat pintu masuk dapur pondok itu, seorang anak muda berkepala botak, bercelana pendek, berbaju kaus bundar leher, lengan potong tengah sedang duduk di balai-balai bambu sambil menyandarkan bahunya di dinding.

Ketika melihat Kadis Huan, anak muda itu langsung menyapa dan menyampaikan keluh-kesahnya mengenai kebutuhan dapurnya. Kadis Huan sempat mengobrol dengannya, menanyakan kondisi hutan dan anakan berbagai tanaman yang disemaikan di lokasi tersebut.

"Anak muda ini namanya Beny Oko (27). Dialah yang menjaga hutan di kawasan ini. Dia telah menyatu dengan alam hutan ini sejak tahun 2000. Dia mendiami pondok ini sendiri," kata Huan memperkenalkan Beny sambil bercanda bahwa anak muda itu bisa terbang.

Canda Huan ini langsung ditanggapi serius oleh wartawan, mengaitkannya dengan kekuatan magis. Wartawan menanyakan kepada sejumlah orang yang kebetulan berada di pondok itu mengenai ilmu yang dimiliki Beny. Namun mereka enggan memberi jawaban. Mereka minta wartawan menanyakan langsung kepada Beny.

Obrolan langsung terjadi dengan Beny. Menurut Beny, rumah orangtuanya terdapat di wilayah Kenarilang, Kota Kalabahi. Dia putra bungsu dari empat bersaudara. Tidak tamat SD, hanya sampai di kelas V. Namun Beny mengaku bisa membaca dan menulis.

Dia tidak melanjutkan sekolah karena kondisi tubuhnya yang cacat. Kakinya pincang. Kalau berjalan, dia harus dibantu dengan tongkat. Cacat itu dialaminya sejak masih kecil.

Beny melanjutkan, dirinya mulai menempati pondok di kawasan hutan Omtel sejak tahun 2000. Ketika itu, dia bersama sejumlah warga datang ke kawasan hutan itu untuk mengerjakan proyek penghijauan Dinas Kehutanan Kabupaten Alor.

Setelah proyek selesai, dia tetap berada di pondok itu seorang diri. Beny mengungkapkan, pada saat awal tinggal di pondok itu, perasaan takut menyelimutinya. Setiap malam dia mendengar bunyi-bunyi aneh di hutan. Ada anak kecil menangis, orangtua memarahi anak-anaknya. Juga terdengar suara banyak orang yang tengah pesta pora.

Beny melanjutkan, dia mulai berani tinggal di hutan tersebut sejak mendapat ilmu dalam sebuah mimpi tidur malam. "Pada suatu malam ketika saya tertidur, saya bermimpi. Ada beberapa orangtua datang menghampiri saya. Mereka memeluk saya sambil mengatakan, 'Kami ini nenek moyang kamu.' Mereka pun mulai memutar film adegan berkelahi. Lalu mereka menanyakan, 'kamu mau yang ini?' Namun saya menolak. Berikutnya, mereka memutar film orang bisa terbang. Setelah selesai film itu, mereka kembali tanya, 'kamu mau ilmu ini?' Saya langsung menyatakan mau, dan ketika bangun pagi, dalam diri saya seperti ada kekuatan," ujar Beny.

Bekal ilmu yang didapatnya itu, kata Beny, sangat membantunya bepergian ke tempat jauh, seperti ke Kota Kalabahi atau desa-desa lain di daerah itu. Dia bisa jalan cepat dalam kondisi kaki pincang. Dia bisa terbang menuju ke suatu tempat. "Kekuatan yang saya dapat bukan hanya untuk jalan saja, tetapi membantu saya bekerja di hutan ini. Sebelumnya—karena cacat—saya tidak bisa mengangkat kayu, tetapi setelah mendapat ilmu itu, meskipun dengan kondisi cacat, saya bisa mengangkat kayu," tutur Beny.

Selain mendapat ilmu terbang, Beny juga mengaku, selama menempati hutan itu dia berteman dengan makhluk halus, arwah orang yang telah meninggal, dan kuntilanak. "Makhluk halus biasanya datang pada saat saya sendiri. Kalau ada orang yang mau meninggal dunia, biasanya hutan ini ramai seperti orang pesta. Namun, saya tidak melihat wujud mereka. Kadang-kadang orang-orang mati ini menemani saya pada pagi hari yang masih gelap ketika saya membuat perapian untuk berdiang. Ada yang datang membunyikan pohon bambu di hutan ini," tutur Beny lagi.

Kuntilanak, kata Beny, menjadi temannya hampir setiap saat. Datangnya kuntilanak biasa ditandai dengan suara tikus di luar pintu. Ketika dibuka, mahkluk ini sudah ada. Busana kuntilanak semuanya warna putih, rambutnya air panjang sampai di bokong.

"Cantiknya luar biasa, paling cantik di dunia. Kulitnya putih seperti China. Lebih cantik daripada nona-nona di Kalabahi, di Kupang, atau Jakarta. Ini China, Taiwan," ujar Beny sambil mengatakan nama kuntilanak itu Lin.

eny mengatakan, hubungannya dengan kuntilanak yang datang hanya sebatas teman cerita, tidak lebih dari itu. "Lin biasa membawa makanan untuk saya. Makanan mereka seperti yang biasa orang makan: ada daging ayam, ikan, sayur. Pokoknya enak. Tapi saya tidak mau. Kita cerita saja. Kita sudah anggap saudara," ungkap Beny.

Di akhir ceritanya, Beny berharap ada perhatian dari pemerintah terhadap dirinya. Sebab, meskipun dengan kondisi cacat, dia bisa menjaga kelestarian hutan di kawasan itu.*

http://regional.kompas.com/read/xml/2009/06/04/14562193/pemuda.ini.bisa.terbang.dan.berteman.kuntilanak

67
Sains / Kamera Penangkap Gambar Hantu dari Inggris
« on: 13 May 2009, 05:05:27 PM »

RABU, 13 MEI 2009 | 11:48 WIB
KOMPAS.com — Pemburu hantu dari Inggris, Paul Rowland (49), mengklaim berhasil menciptakan perangkat elektronik untuk mengabadikan gambar arwah gentayangan. Perangkat elektronik ini dilengkapi dengan sinar ultraviolet dan inframerah untuk menangkap gambar yang tidak mampu diabadikan kamera biasa. 

Dengan perangkat elektroniknya itu, Paul Rowland berhasil mengabadikan arwah seorang anak kecil di salah satu ruang mansion Welsh tempat ia bekerja. Paul Rowland telah mendengar kabar tentang roh halus anak kecil itu sebelum berhasil mengabadikannya. 

"Roh halus anak kecil itu berupa sebuah lengan orang dewasa yang bergerak mendekatiku," tutur Paul Rowland menceritakan pengalamannya itu. Paul mengaku tergerak untuk mengembangkan perlengkapan elektronik itu setelah menyaksikan program berburu hantu yang ditayangkan oleh televisi seperti Most Haunted.

"Karena perangkat penangkap gambar itu belum ada, saya mencoba untuk menciptakannya sendiri," ujar Paul. Paul yakin perangkat elektronik yang dikembangkannya itu mampu membantu kamera menangkap gambar sejumlah roh halus pada masa mendatang.

"Saya menggunakan sinar ultraviolet dan biru untuk memungkinkan penangkapan gambar di ruang gelap. Perangkat itu juga dilengkapi dengan kamera digital still dan camcorder yang mampu menangkap gambar dalam sorotan cahaya ultraviolet," ujar Paul Rowland.


JIM
Sumber : The Sun

http://internasional.kompas.com/read/xml/2009/05/13/11480773/kamera.penangkap.gambar.hantu.dari.inggris

68
Diskusi Umum / Hakikat Kebijaksanaan
« on: 07 May 2009, 11:47:23 AM »
Kebijaksanaan adalah kondisi batin yg khas dan muncul dalam beragam istilah dalam kitab Abhidhamma. pendekatan yg digunakan Abhidhamma adalah penguraian lengkap atas tiap2 masalah. Istilah pokok untuk kebijaksanaan adalah Pannindriya (kekuatan kebijaksanaan). Dikatakan kebijaksanaan karena akan membimbing ke pengetahuan ttg Empat Kebenaran Agung dan tiga corak dunia (tilakhana). Dikatakan suatu kekuatan karena  ia mampu mengatasi Avijja(ketidaktahuan) dan Moha (kebodohan).

Kebijaksanaan mempunyai corak menerangi. Seperti penerangan yg hadir mengusir kegelapan saat kita menghidupkan lampu di dalam kamar yg gelap, demikianlah kebijaksanaan membuat kita melihat dengan jelas kabut Avijja yg menghalangi penglihtan batin kita. Dalam hal ini Sang Buddha mengatakan : " Panna samma abha n'atthi"------Tiada penerangan yg setara dengan kebijaksanaan." (AN,II,hal.143)

Corak lain dari kebijaksanaan ialah mengetahui perbedaan. Seperti dokter mengetahui makanan apa yg cocok untuk pasiennya, kebijaksanaan membuat kita dapat membedakan hal-hal yg bermanfaat dan yg merugikan.

Kebijaksanaan juga memiliki corak menembus sesuatu dengan sempurna dan meyakinkan, seperti anak panah yg dilepaskan oleh pemanah yg ahli. Hal penting yg perlu dicatat disini adalah bahwa kebijaksanaan sejati berarti mengetahui sesuatu secara benar. Pengetahuan seperti itu tidak tercela sehingga kebijaksanaan di golongkan ke dalam kesadaran yg baik (sobhana).

Pertanyaan tentang kebijaksanaan dihubungkan dengan tindakan baik atau buruk muncul dalam Sulasa-Jataka (n.419). Pada suatu saat ada seorang pelacur bernama Sulasa yg tinggal di Benares.Dia menyelamatkan seorang perampok bernama Sattuka dari hukuman dan menikahinya. Tapi Sattuka jahat malah hendak mencuri perhiasan Sulasa, dan membujuk istrinya itu untuk naik keatas gunung dari sisi yg curam, dengan memakai semua perhiasannya. dikatakannya hal itu dilakukan sebagai persembahan kepada dewa. Kebetulan Sang Bodhisatta pada saat itu terlahir sebagai dewa di puncak gunung tersebut.

Ketika Sattuka berkata kepada Sulasa bahwa ia akan membunuhnya, istrinya itu menawarkan perhiasannya asal dia dibiarkan hidup. Namun Sattuka tidak percaya dan bersikeras hendak membunuhnya. Akhirnya Sulasa memutuskan untuk menyelamatkan nyawanya dengan cara menipu dan membunuh Sattuka. Ia memohon kepada suaminya agar diperkenankan memberi penghormatan terakhir, dan disetujui. Maka Sulasa pun mengelilingi Sattuka untuk memberi penghormatan dari segala arah, dan ketika berada di belakangnya Sulasa mendorong Sattuka ke jurang menemui ajalnya.

Bodhisatta melihat apa yg terjadi, dan berkata, "Dalam hal ini bukan si pria, melainkan wanita itulah seorang bijakasana." Maka bermunculan pertanyaan : apakah pantas Sang Bodhisatta memuji Sulasa, dan menyebutnya bijaksana, padahal ia telah melakukan perbuatan buruk dengan membunuhh Sattuka.

Di susul pernyataan, bahwa Sulasa tidak memilki kebijaksanaan sejati. Dari tiga macam pengetahuan : yg diperoleh  dari ingatan, dari kesadaran, dan dari kebijaksanaan, mereka menyatakan bahwa Sulasa mengetahui melalui kesadarannya dan hal ini dapat disebut bijaksana. Tapi, yang lain menanggapi , yg dimiliki Sulasa adalah pandangan salah (micchaditthi) sebagai lawan dari pandangan benar (sammaditthi), sehingga yg dimaksud oleh Bodhisatta bahwa Sulasa seorang bijaksana pastilah tidak berarti Sulasa memiliki kekuatan kebijaksanaan seperti disebut dalam Abhidhamma.

Kedua tanggapan ini menempatkan kebijaksanaan (panna) sebagai persoalan kesadaran dan pandangan. Sehingga keduanya tidak konsisten dengan Abhidhamma, dan karenanya salah.

Penegetahuan Sulasa ketika menyadari dia mesti menyelamatkan diri dari suaminya yg perampok, diperolehnya melalui kebijaksanaan. Tetapi bukan berarti kebijaksanaan sejati itu yg menghantarnya pada perbuatan jahat. Sebagai contoh, untuk mengetahui berapa kadar alkohol dalam minuman keras dapat dilakukan dengan cara meminumnya. Bukan suatu perbuatan buruk jika itu dilakukan tanpa membuat seorang mabuk. Juga bukan suatu kesalahan jika seserang mempelajari berbagai pandangan unruk menganalisis kelebihan dan kekurangannya. Kesalahan itu ada hanya jika suatu pandangan yg salah dianggap sebagai pandangan benar.

Jadi dalam kasus ini pengetahuan Sulasa memang diperoleh melalui kebijaksanaan. Tetapi bila kemudian dia berencana membunuh suaminya, itu adalah perbuatan buruk. Syair pujian Bodhisatta dibuat berkenaan dengan pengetahuan Sulasa, dan bukan untuk perbuatan buruknya.

Kita harus berhat-hati sehingga tidak mencampur adukkan pengetahuan tentang kejahatan dan melakukan perbuatan jahat. Melalui pengetahuan yg sempurna, Sang Buddha dapat mengetahui siapa yg saah dan siapa yg tidak salah. Tapi karena Beliau telah menghilangkan sama sekali gagasan untuk melakukan perbuatan jahat, maka keiniginan untuk melakukan perbuatan jahat pun turut lenyap. Demikianlah, kita harus memperkuat keyakinan terhadap Buddha, merenungkan sifat2Nya, seperi kemampuan untuk mengetahui perbuatan baik dn buruk yg tidak dibarengi hadirnya keinginan untuk melakukan perbuatan jahat.

Kalau ditanyakan apakah menyusun suatu tipu muslihat dapat dikatakan bijaksana, kita harus mengkaji MAHA-Ummagga Jataka(n.546) di mana bodisatta Mahosadha yg bijaksana menggunakan "tipu muslihat" untuk menungguli musuh rajanya. Kisah ini khusus diceritakan oleh Sang Buddha sebagai contoh untuk memperkuat panna parami.

Sumber : Empat kesempurnaan oleh Sayagyi U Ba Khin hal.22

69
Meditasi / 7 cara mengembangkan kebijaksanaan (panna)
« on: 06 May 2009, 12:51:17 PM »
7 cara mengembangkan kebijakasanaan

Dalam komentar Abhidhamma (Sammohavino-dani) menunjukkan 7 cara untuk mengembangkan kebijaksanaan pada bab Satipatthana.

1. Paripucchakata        : "Banyak bertanya mengenai gabungan, unsur2, lingkungan, indria, kekuatan batin, faktor2 penerangan sempurna,
                                  tahap2 Jalan (beruas 8), Jhana, Samatha dan vipasanna.

2. Vatthu-visada-kiriya  :  " Pemurnian dasar2(luar-dalam), yaitu dengan kesadaran penuh mengubah segala sesuatu di dalam dan di luar
                                    menjadi murni. Artinya rambut ,kuku,dan janggut tidak terlampau panjang, tubuh tidak dipenuhi keringat dan
                                    kotoran. Pakaian tidak rusak dan kotor. Tempat tinggal terjaga kebersihannya. Jika tubuh kita kotor luar dalam
                                    kebijaksanaan yg timbul akan seperti nyala api di dalam pelita yg kotor. Agar memiliki kebijaksanaan terang dan
                                    jernih, kita harus menjaga tubuh dan lingkungan tetap bersih.

3. Indriya-samatta-patipadana : " menjadikan indria sempurna, artinya mengubah indriya (saddha/keyakinan, viriya/energi,sati/kesadaran
                                              penuh,samadhi/konsentrasi, panna/kebijaksanaan) menjadi sangat seimbang.



Kelima sumber daya itu (panca bala) itu harus tetap seimbang dalam perkembangannya, sesuai dengan fungsi masing2: Saddha/keyakinan memungkinkan kita tetap teguh dalam bekerja, viriya memungkinkan kemampuan kita berkembang, memberikan dukungan dan semangat; kesadaran penuh/sati meneguhkan subjek meditasi; konsentrasi/samadhi menghindarkan kita dari kekacauan; sedangkan ,kebijaksanaan/panna membuka mata batin kita, untuk melihat dan mengerti. Kalau salah satu tidak seimbang ,yg lainnya akan kacau.

Jika keyakinan terlampau kuat, kita harus meninjau kembali hakikat objek yg diperhatikan , atau mengubah cara kita memperhatikan. Jika viriya terlampau kuat, kita harus mengembangkan ketenangan. Begitupun 3 sumber daya lainnya yg diatur sedemikian hingga kita tidak terlampau bersemangat pun tidak menjadi malas. Semangat yg berlebihan muncul dari keyakinan, energi/viriya, dan kebijaksanaan, sedangkan kemalasan cenderung merembes dari konsentrasi. Kesadaran penuh/sati akan melindungi kita dari kedua hambatan itu.

Dengan keyakinan dan kebijaksanaan yg seimbang, seseorang akan mencari dasar yg kuat sebelum mempercayai sesuatu. Melulu keyakinan yg kuat tanpa dibarengi kebijaksanaan, orang akan cenderung mempercayai sesuatu secara membuta. Ia akan mempercayai org yg tidak patut dipercaya. Ia akan keliru menganggap ajaran salah sebagai ajaran benar, dan keyakinannya menjadi sia-sia dan membuatnya kecewa. Sebaliknya kebijaksanaan yg kuat tanpa diiringi keyakinan akan mengarah pada kepicikan yg sukar disembuhkan, seperti menyembuhkan orang yg sakit karena obat. Ia cenderung menuju ke jalan yg salah.

Sebagai contoh , dalam hal berdana ada kehendak untuk memberi (cetana-dana) dan sesuatu yg diberikan (vatthu-dana). Pemberian itulah yg akan mendatangkan manfaat dimasa mendatang bagi si donatur. Seorang yg terlalu pintar mungkin berpendapat bahwa keinginan memberi saja sudah cukup. Pandangan ini jelas salah dan bisa menghantar ia ke alam yg lebih rendah. Hal seperti ini tidak akan terjadi bila keyakinan dan kebijaksanaan betul2 seimbang.

Konsentrasi dan energi yg seimbang akan menjaga kita dari kemalasan atau semangat yg berlebihan, dan akan menghantar ke pencerapan (apanna). Bila konsentrasi kuat dan energi lemah, kemalasan akan timbul. Ketenangan yg nampak sering dianggap sebagai konsentrasi yg baik padahal suatu ekspresi kemalasan. Bila energi kuat dan konsentrasi lemah, akan muncul semangat yg berlebihan. Ia akan terganggu, tergoda, atau terpecah perhatiannya; ia akan merasa tertekan, berpikir bahwa apa yg dilakukannya tidak sesuai untuknya dan lebih baik mencoba yg lain.

Keseimbangan antara konsentrasi di satu pihak dan keyakinan serta kebijaksanaan di lain pihak, juga akan menghantar pada pencerapan (appana samadhi). Konsentrasi yg dibarengi kebijaksanaan akan menghasilkan pengertian yg kuat, sedemikian hingga si meditator mampu menembus hakikat keberadaan pada saat ia memasuki pandangan terang (vipasanna).

Kesadaran penuh/sati harus tetap kuat dalam segala hal. Ia sangat diperlukan seperti garam yg menyedapkan setiap masakan atau perdana menteri yg mengabdi kepada raja.

Yang Ariya U Bode menyimpulkannya sebagai berikut :
Keyakinan berlebih menimbulkan fanatisme; Kebijaksanaan berlebih membikin keras kepala; Energi berlebih membuat batin kacau; Konsentrasi berlebih mendorong pengasingan diri; tetapi kesadaran penuh tidak berakibat jelek.


4. Duppanna-puggala-parivajjanam   : "Menghindari orang2 yg tidak memiliki kebijaksanaan dalam arti tidak bergaul dengan orang2 bodoh yg
                                                    tidak memiliki kebijaksanaan yg menembus hakikat segala sesuatu ".

5. Panna-vanta-puggala-sevana      : " Bergaul dengan orang yg memiliki kebijaksaan, yaitu bergaul dengan orang yg memiliki kebijaksanaan
                                                   mengenai timbul dan tenggelamnya pikiran.

Cara yg keempat dan kelima ini menggunakan contoh dari tingkat yg tertinggi (Ukattha). Jadi kita tidak usah mengambilnya mentah2, dan menghindari pergaulan dengan mereka yg belum mencapai tingktan tersebut. Org2 yg mengetahui cara benar berdana, yg tahu melaksanakan ajaran dan hal2 yg berhubungan dengan Dhamma- layak kita dekati. Begitu pula kita bergaul dengan mereka yg dapat menjawab pertanyaan2 kita, tanpa membedakan tingkat sosial mereka, seperti halnya seorang bhikkhu tidak membeda-bedakan saat ia berkeliling mengumpulkan dana.

Untuk mengembangkan kebijaksanaan, seseorang pertama-tama harus bertanya kepada orang bijak. Dengan cara itu ia memperoleh kebijkasanaan dari mendengar. Bila kemudia ia dibingungkan oleh beberapa masalah, ia harus merenung dan memikirkannya. Dengan cara itulah ia memperoleh kebijaksaan dari berpikir.

Dalam sebuah percakapan degn suku Kalama, Sang Buddha menyarankan pendekatan ini. Ketika itu suku Kalama mengadu kepada Beliau,

"Yang Mulia, para pertapa dan brahmana datang ke Kesaputta.... ketika mendengarkan uraian mereka , kami menjadi ragu2 dan tidak bisa menentukan mana yg benar dan mana yg salah ." 

Maka Sang Buddha menjawab, secara ringkas, sebagai berikut,  " Kalian harus menerima suatu pandangan, jika setelah merenungkannya, kalian tidak menemukan kesalahan di dalamnya ."

Ini menunjukkan kepada kita bahwa pada tahap awal kebijaksanaan diperoleh  dari mendengarkan uraian org lain. Kemudian kita harus merenungkannya, untuk menemukan ajaran yg benar.

Di dalam Maha-Dhammapala Jataka (n.447), dikisahkan Dhammapala menghadap ayahnandanya untuk mempelajari mengapa anggota keluarga mereka berumur panjang. Jawaban sang ayah adalah demikian : " Kita mendengar apa yg dilakukan oleh si dungu dan para bijaksana; Lalu kita melakukan apa yg tidak dilakukan si dungu; dan mengikuti teladan para bijaksana; Karena itulah tidak ada anggota keluarga kita ygg meninggal di usia muda."

Hal ini juga menunjukkan bahwa pertama-tama kita memperoleh kebijaksanaan dari mendengar, kemudian dari berpikir.

"Bergaul dengan para bijaksana" tidak melulu kita hidup dengan mereka, melainkan juga kita belajar dari mereka. Bergaul dengan si dungu bukan berarti kita lalu melekat pada mereka, melainkan untuk memperbaiki mereka - seperti yg dilakukan Sang Buddha saat mendatangi Uruvela-Kassapa. Bergaul dengan si dungu berarti menerima praktik dan kepercayaan mereka yg salah. Hanya jika memperoleh pengetahuan dari para bijaksana seseorang dapat dikatakan bergaul dengan mereka.

6. Gambhira-nanna-cariya-paccavekkhana. : " Merenungkan kualitas kebijaksanaan yg mendalam, yaitu yg berhubungan dengan subjek2 yg
                                                              mendalam seperti gabungan, unsur, dsb."

Seperti besar-kecilnya api tergantung dari ukuran benda yg terbakar, kebijaksanaan diukur dari apa yg diketahuinya. Dikatakan kecil,nyata, atu mendalam tergantung apakah yg diketahui itu kecil, nyata, atau mendalam.

Kebijakasanaan yang berasal dari pengetahuan tentang pokok2 Dhamma seperti gabungan, unsur, dsb. Itulah yg dimaksud kebijaksanaan yg mendalam. Kebijaksanaan demikan dapat berkembang terus hingga seluas dan sedalam Buddha-Dhamma. refleksi analitis terhadap Dhamma yg mendalam merupakan dasar pengembangan kebijaksanaan.

7.  Tadadhi-muttata : " mendekatkan diri ke kebebasan, artinya mendekatkan batin ke manfaat yg timbul dari faktor2 pencerahan dengan
                                cara menyelidiki Ajaran. Dalam hal ini harus dipahami bahwa perkembangan batin itu mencapai puncaknya saat timbul
                                nya  jalan Arahat.




Sumber : "Empat kesempurnaan" oleh Sayagyi U ba Khin hal 28. Penerbit Karaniya

 _/\_



70
Meditasi / Meditasi ala mahayana
« on: 27 April 2009, 01:22:59 PM »
Selama ini kita mengenal meditasi budhist samatha dan vipasana yg diterangkan oleh para bhikkhu2 theravada. Dan jarang sekali terdengar samatha vipasanna diajarkan oleh mahayanis(termasuk tantra) . Apakah teknik mereka sesuai dengan tipitaka atau ada pengembangan lainnya yg bersifat rahasia?

Yg lebih kita kenal adalah nienfo....seberapa jauhkah manfaat nienfo? belum jelas manfaatnya jika diartikan sebagai samatha. Yang lebih ditonjolkan biasanya dengan nienfo bisa masuk surga atau mukjijat lainnya,atau dengan melafal buddha Amitabha bisa melewati marabahaya dsb. Tetapi apakah itu inti dari nienfo?

Atau meditasi yg ada dalam tantrayana yg juga mengandalkan mudra dan mantra.....sejauh manakah manfaatnya? apakah sebatas pengembangan iddhi atau dapat membawa seseorang mencapai nibbana? dan biasanya ada teknik2 meditasi khusus yg tidak diceritakan dengan gamblang dan terkesan rahasia. Pertanyaanya apakah sesuatu yg membawa pencerahan harus dirahasiakan?

Mengapa dalam Mahayana khususnya diluar tantrayana jarang ada latihan meditasi secara intensif tetapi lebih kepada baca mantra.

Mari kita bahas bersama mengenai pertanyaan2 diatas. Smoga mereka yg dari mahayana yg  suka bermeditasi juga dapat bertukar pikiran. _/\_

71
Lowongan / Dicari buyer batubara
« on: 18 April 2009, 11:25:58 AM »
Ada yg memiliki potential buyer untuk batubara, bisa PM saya . Thanks

72
Meditasi / MOVED: Mempelajari Dhamma secara benar
« on: 20 March 2009, 07:08:40 PM »

73
Seremonial / Kopdar Bali 10-11 Jan 2009
« on: 12 January 2009, 11:08:36 AM »
Kopdar Bali sebenarnya terjadi karena datangnya artis  Dhammagosa & mod DC(pojok seni) Gina  beserta timnya yg mengadakan konser di Bali. Konser mereka diadakan dalam rangka memperingati jasa Alm. YM Bhikkhu Girirakhita Mahathera.

Kopdar bali diadakan tgl 10 Jan 2009 di vihara Sakyamuni jam 18.30. Diadakan di vihara karena memang ada acara makan malam grup Dhammagosa dan beberapa panitia dari Bali dan Dayaka saba bali. Jadi kebetulan langsung aja kopdar disana. Yang datang dikopdar yaitu Saya, Yong Ceng , San, dan Gina. Jadi saat kopdar kita ngobrol2 aja sambil ngalor ngidul.

Lalu saya mendapat "wangsit" dari betara Indra  ;D lewat Gina utk memberikan buku Anatalakhana sutta kepada ci Susan dan Andrew yg merawat Bhante Thitaketuko. Akhirnya kita berpikir sekalian menjenguk Bhante Thitaketuko keesokan harinya.

Tgl 11 Jan pagi2 saya dan Gina ke tempat bhante Thitaketuko yg kebetulan saat itu juga hujan lebat. Sampai disana, kita benamaskara kepada Bhante Thitaketuko sambil ci Susan memperkenalkan kita kepada bhante. Saat ini kondisi beliau (bhante Thitaketuko) hanya bisa berbaring saja, dan kalaupun berbicara tidak lancar, tetapi kesadaran beliau masih sangat baik. Setelah itu kita ngobrol2 dengan ci Susan ttg Dhamma dan kondisi bhante Thita. Dan Gina  terharu melihat kondisi bhante Thitaketuko sampai2...suaranya merdu  ;D. (Tapi itu hal yg wajar, saya juga pernah merasakan hal itu saat pertama kali menjenguk Bhante Thita, hampir keluar air mata cuma ditahan aja  :P). Setelah itu tiba2 kita mendapat kabar dari ci Susan bahwa akan ada sekitar 8  Bhikkhu yg akan menjenguk Bhante Thita, salah satunya bhante Dhammasubbho beserta beberapa umat dari Semarang dan Jakarta. Jadi kita merasa beruntung datang lebih pagi, kalau tidak kita akan ngantri utk melihat bhante Thita.

Lalu pada pukul 18.00 tibalah saatnya saya dan San nonton konser Dhammagosa dan mendengarkan ceramah dari Gede prana dan Lagu Anatta yg dinyanyikan oleh Tri Utami. Dan acaranya sangat bagus, dan yg keren Gina bisa memainkan beberapa alat musik   pipa,erl hu, dan biola  :jempol:. (kalau saya mah cuma bisa main suling yg diajarkan waktu SMP :)) ) .  Dan San pulang terlebih dahulu menjelang acara usai karena harus mengantar adiknya yg ingin pulang . Akhirnya setelah acara usai saya sempat bertemu dengan Gina sebentar saja karena dia sedang jumpa dengan para fansnya selain itu  juga karena saya buru2 mo dinner juga sih (lupa makan :))   :-[ )

Thx juga buat om Batara Indra utk kitab RAPBnya  ;D

Sekian laporan kopdar dari Bali.  _/\_




74
Seremonial / Happy birthday Yumi
« on: 21 November 2008, 08:56:23 AM »
Happy birthday YUMI. Smoga selalu penuh dengan segala berkah.   <:-P <:-P <:-P :o) :o) >:)<

Papa bond  ;D

75
Meditasi / Metode Mahasi Sayadaw
« on: 22 October 2008, 10:15:30 AM »
Metode Mahasi Sayadaw adalah metode Vipassana murni yg dimulai dari kayanupasana.

Bagaimana tekniknya?

Secara singkat, Seorang meditator ketika ia mulai bermeditasi pada saat awal ia memperhatikan dengan mengamati kembang kempisnya perut 3 jari diatas pusar. Jika gerakan perut ini tidak jelas pada awalnya , letakan kedua telapak tangan diatas perut dan rasakan gerak naik turunnya. Setelah itu membuat catatan dalam batin "timbul" saat gerakan perut mengembang dan "tenggelam" saat perut mengempis. Catatan batin dari setiap gerakan perut harus dicatat saat gerakan terjadi. Dari latihan ini, meditator akan belajar pola sebenarnya dari gerakan perut. Ia tidak perlu memperhatikan bentuk perut. Apa yg sebenarnya ia persepsikan adalah sensasi tekanan yg disebabkan oleh gerakan perut. Jadi jangan pedulikan bentuk perut. Dengan latihan awal ini perlahan-lahan akan tercipta konsentrasi yg baik.

Pada saat mengamati kembang kempis perut sering kali berbagai fenomena menginterupsi. misalnya timbul rasa sakit, pada saat ini cukup sadari dan mencatat " sakit...sakit" hanya itu tanpa harus tau sakit di bagian mana, atau sakitnya seperti apa. Jika kemudian ia merasakan lelah maka ia hanya menyadari dan mencatat "lelah...lelah" ketika ia akan mengubah posisi duduk maka ia hanya menyadari dan mencatat " ingin..ingin" lalu saat menggerakan bagian tubuh yg akan diubah "gerak...gerak...". Dan ketika muncul ingatan tentang sesuatu maka ia menyadari dan mencatat " ingat..ingat" . Dengan berlatih seperti ini maka sati/perhatian akan semakin tajam dan ia secara bertahap dapat mengamati urutan dari setiap fenomena yg muncul dalam nama dan rupa secara jelas. Bahkan pada tahap lebih lanjut dapat mengamati pada awal, pertengahan dan akhir dari suatu fenomena itu.Perlu diingat jika saat tertentu meditator tidak melihat ada sesuatu yg diamati maka amati kembang kempis perut kembali.

Adapun latihan meditasi jalan, bagaimana caranya?

Ketika meditator berjalan, maka arahkan pandangan kurang lebih 1,5 meter ke arah bawah. Dan ketika berjalan maka pertama ia hanya menyadari dan mencatat langkah kaki " kanan.....kiri....kanan...kiri" setelah semakin tajam perhatian maka ia akan semakin  dapat menyadari bahwa gerakan langkah itu tidak saja hanya kanan dan kiri tetapi ia akan dapat menyadari dan mencatat fase berikutnya "angkat....maju....sentuh......tekan...angkat....maju....sentuh...tekan " demikian ia menyadari dan mencatat setiap langkah kaki. Jika diperhatikan terus akan lebih banyak fase yg dapat terlihat dari gerakan langkah kaki tersebut, dalam hal ini berjalanlah dengan lambat agar memudahkan meditator dalam mengamati langkah kaki.


Hal2 tersebut tidak hanya dilakukan saat bermeditasi duduk ataupun berjalan tetapi saat ia melakukan aktivitas lain meditator tetap harus melakukanya dengan penuh perhatian dengan menyadari dan mencatat misalnya saat makan, mandi, tidur dst. Hal ini dilakukan harus tanpa jeda. Dengan berlatih terus seperti ini maka perhatian tajam dan menyadari akan terjadi secara alami. Dan latihan mulai berkembang dengan baik maka akan dicapailah 7 visudhi(pemurnian) dan nyana-nyana yg berujung dengan tercapainya sotapana, sakadagami, anagami dan arahat.

Demikian secara singkat latihan metode Mahasi Sayadaw.
Jika ada sahabat2 yg lain ingin menambahkan akan lebih baik.

Smoga bermanfaat _/\_


Pages: 1 2 3 4 [5] 6 7 8