Serat Centini menguak rahasia isi Stupa Induk Candi Borobudur
Serat Centini adalah kitab jawa yang ditulis dengan huruf jawa dan digubah dalam bentuk tembang atau puisi berisi tentang segala macam pengetahuan yang dimiliki oleh orang jawa pada masa itu: Masalah rumah tangga, masalah hidup, masalah perkawinan dan kebahagiaan, masaalah watak manusia, masalah binatang peliharaan, masalah senjata perang atau keris, masalah falsafah keagamaan sehingga serat centini dianggap sebagai ensiklopedi dan sumber informasi yang amat penting untuk menggali pemikiran Jawa.memiliki 12 jilid untuk menampung naskah yang terdiri dari 722 pupuh.
Menurut keterangan dari Bubuka, serat centini itu mulai digarap pada sabtu pahing tanggal 6 suro tahun paksa suci sapda ji yang bertepatan dengan tahun jawa 1742 atau tahun masehi 1814. dikatakan bahwa penyusun memakan waktu sebanyak 16 tahun dan selesai dugubah pada tahun 1830, jauh haru sebelum residen kedu Hartmann mengawali kegiatannya di borobudur. bahan yang dikumpulkan dalam naskah centini itu sudah ada sebelum borobudur dipugar. oleh karena itu keterangan tentang arca dalam stupa utama candiborobudur dapt kita jadikan bukti.
Keterangan yang menarik tercantum dalam pupuh 105 pada halaman 59-60 Jilid II pada bait ke 9-10 serat centini latin yangt berbunyi :
bait 8
” Umiyat kurungan sela, tinarancang alus remit, nglebete kurungansela, isi rece geng satunggil, nanging panggarapneki, kinten-kinten dereng rampung, saranduning sarira, katha kang dereng cinawi, kang samya myat langkung eram ing werdaya
Bait 9
“Mas Cobolang angandiko, Para durunane iki, reca agung tur neng puncak, teka tan lengkep ing warni, yen pancen durung dadi, iku banget mokalipun, baya pancen jinarag, embuh karepe kang kardi,mara padha udakarenen ing driya.”
keterangan:
Nampak sang batu yang dikerjakan halus dan rumit. Sangkar ini berisi satu buah arca besar tetapi pengerjaannya kira-kira belum selesai. Pada seluruh tubuhnya banyak yang belum diukir. Mereka yang melihatnya kagum didalam hati. Mas Cebolang berucap : Bagaimana mungkin ini, arca besar lagipula dipuncak kok tidak lengkap macamnya. kalau memang belum jadi itu sangat mustahil. mungkinkah memang disengaja? Entah apa maunnya yang membuat mari kita renungkan dalam hati.
hal ini membuktikan bahwa memang benar teori yang dikemukakan oleh Stutterheim bahwa isi stupa utama pada candi borobudur berupa arca budha yang kondisinya belum sempurna ikal rambutnya belum terpahat, tangan kakinya masih terlihat kasar ada bekas pahatan,dan ada patahan pada bagian hidung dan bahu.
http://surojayan.wordpress.com/2011/09/12/apa-isi-stupa-induk-candi-borobudur/Menurut teori jaman dulu arca tidak sempurna ini menggambarkan Batara Buddha atau Adi Buddha.